Harga BBM Turun, Bagaimana Dengan Tarif Transportasi?

Media Konsumen – Jakarta, Pemerintah telah memutuskan untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) Premium dan Solar sebesar Rp 500 per liter. Penyesuaian harga ini diputuskan dalam rapat terbatas mengenai harga BBM yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kantor Presiden, hari ini (30/3).

Usai rapat tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan per 1 April 2016, harga Premium yang saat ini Rp 6.950 per liter akan turun menjadi Rp 6.450 per liter. Sementara untuk Solar, harganya turun dari Rp 5.650 per liter menjadi 5.150 per liter.

Telah diputuskan harga baru yang akan berlaku mulai 1 April 2016, keduanya (Premium dan Solar) turun masing-masing Rp 500 per liter,” kata Sudirman di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/3). Untuk harga minyak tanah, harganya tidak berubah, yakni tetap Rp 2.500 per liter.

Sudirman masih belum bisa menjelaskan apakah harga BBM yang diputuskan tersebut sudah sesuai dengan harga keekonomian atau tidak. Dia hanya mengatakan pemerintah memberi ruang kepada PT Pertamina (Persero) yang mendistribusikan BBM untuk menghitung harganya. Perhitungan ini pun akan diaudit kembali oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Menurut dia, keputusan menurunkan harga BBM dengan besaran tersebut sudah melalui beberapa pertimbangan. Selain harga minyak dunia yang turun dalam periode tiga bulan terakhir, penurunan harga ini dilakukan dengan melihat momen kali ini yang akan menghadapi lebaran.

Antisipasi Lebaran, Harga BBM Subsidi Ditahan hingga September 2016

Pemerintah berharap tidak ada gejolak harga yang bisa muncul dalam jangka enam bulan ke depan. Pemerintah juga akan terus mengawasi pergerakan harga BBM yang akan dievaluasi dalam tiga bulan ke depan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said berharap, harga baru Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) yang sudah ditetapkan dapat bertahan hingga September 2016.

Penetapan harga baru tersebut akan berlaku pada 1 April 2016. “Mudah-mudahan sampai enam bulan ke depan harga ini bisa kita pertahankan,” kata Sudirman di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Sudirman menuturkan, harga baru BBM jenis Premium yang menjadi Rp6.450 per liter dan Solar menjadi Rp5.150 per liter diharapkan mampu bertahan selama enam bulan ke depan.

Pasalnya, setelah melakukan kajian-kajian setiap tiga bulan. Apalagi, pada Juli akan dihadapi dengan puasa, Lebaran dan libur panjang.

“Kita dengan konsisten menjaga bahwa setiap tiga bulan harga akan kita review kembali. tetapi harga yang kita putuskan ini tadi sudah mempertimbangkan Juni-Juli akan memasuki puasa dan lebaran,” tambahnya.

Untuk meresmikan pelaksanaan harga BBM baru per April 2016, Sudirman akan membuat surat keputusan yang nantinya akan ditindak lanjuti oleh PT Pertamina (Persero).

“Kami segera menyiapkan Keputusan Menteri ESDM karena melalui perpres kita memang mendapat kewenangan untuk memutuskan harga setiap tiga bulan sekali,” tutupnya.

Penurunan Harga BBM Non Subsidi

Sehari sebelumnya, Pertamina telah terlebih dahulu mengumumkan penurunan harga BBM Non Subsidi jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex dan Pertalite masing-masing sebesar Rp 200 per liter. Penurunan harga BBM non subsidi ini merefleksi penurunan harga minyak mentah dunia.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, pada pertengahan Maret lalu Pertamina telah menurunkan harga BBM non subsidi sebesar Rp 200 per liter. Terhitung 30 Maret 2016 pukul 00.00 WIB, Pertamina kembali menurunkan harga Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex dan Pertalite sebesar masing-masing Rp 200 per liter.‎

“Jadi, pada bulan ini Pertamina telah menurunkan harga BBM umum jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite sebesar Rp 400 per liter. Dengan penurunan harga tersebut diharapkan masyarakat dapat menikmati berkendara dengan BBM yang memiliki kualitas sesuai mesin kendaraan,”‎ kata Wianda, di Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Menurut Wianda, penetapan BBM Umum jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex dan Pertalite merupakan kebijakan korporasi yang ditinjau secara berkala. untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi, Pertamina akan secara ketat memantau ketersediaan stok BBM Umum tersebut di tingkat SPBU.

Pertamina juga akan terus mengupayakan untuk memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat dan memastikan tidak akan ada kekosongan produk di SPBU.

“Dengan harga yang turun, konsumsi biasanya meningkat dan untuk memastikan masyarakat dapat terlayani Pertamina telah memberikan instruksi ke seluruh SPBU untuk menyiapkan stok dengan cukup,” ungkap dia.

Adapun, penurunan harga di Jakarta meliputi Pertamax yang semula Rp 7.750 per liter turun menjadi Rp 7.550 per liter, dan Pertamax Plus turun dari Rp 8.650 per liter menjadi Rp 8.450 per liter.

Penurunan harga di Jakarta, juga terjadi pada produk diesel berkualitas tinggi, Pertamina Dex dari semula Rp 8.600 per liter menjadi Rp 8.400 per liter.

Untuk BBM Umum jenis Pertalite turun dari harga Rp 7.300 per liter, menjadi Rp 7.100 per liter. Solar atau Biosolar non subsidi mengalami penurunan dari Rp 7.150 liter menjadi Rp 6.950 per liter.

“Besaran penurunan Rp 200 per liter berlaku sama untuk seluruh daerah,” tutup Wianda.

Presiden: Harga BBM Turun, Tarif Transportasi Harus Ikut Turun

Presiden Joko Widodo menegaskan, jika akhirnya harga bahan bakar minyak (BBM) diputuskan turun, maka tarif transportasi harus turun. Jangan sampai, harga BBM turun, tapi tarif transportasi tidak berubah.

“Jangan kalau (harga BBM) naik, (tarif transportasi) ikut naik tapi kalau (harga BBM) turun, ((tarif transportasi) diem saja. Itu saja,” kata Jokowi mengawali Rapat Terbatas “Penetapan Harga Bahan Bakar Minyak Bulan April 2016 dan Pengalihan Subsidi Minyak Solar pada APBN 2016” di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016.

Jokowi memerintahkan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang memastikan soal tarif transportasi itu. “Pada hari ini kita bicara masalah penetapan harga BBM. Mungkin pendek saja, saya ingin kalau nanti dari kalkulasi memang harga itu bisa turun, saya juga minta agar Menteri Perhubungan, bisa mengatur agar tarif transportasi juga bisa turun,” kata Jokowi mengingatkan.

Setelah rapat soal penetapan harga BBM, Jokowi akan melanjutkan rapat mengenai Pengalihan Kewenangan Pengelolaan Taman Nasional Laut pada pukul 16.00 WIB serta rapat dengan topik Tindak Lanjut Pembangunan Infrastruktur Pendukung Olahraga di Hambalang pada pukul 17.00 WIB.

Hadir dalam rapat saat ini, Jonan, Menteri Koordinator Bing Kemaritiman, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan lainnya.

Menhub Siap Turunkan Biaya Transportasi Sebesar 3%

Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan siap menurunkan tarif transportasi sebesar tiga persen. Hal tersebut sebagai tindak lanjut penurunan harga BBM jenis premium dan solar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Jadi setelah harga yang diumumkan oleh Menteri ESDM, kira-kira transportasi umum itu kita akan kirim surat kepada semua kepala daerah sesuai kewenangan itu kurang lebih penurunanya sekitar tiga persen,” kata Jonan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Jonan menuturkan, penurunan tarif transportasi sekitar tiga persen ini akan diberlaku bagi kendaraan baik yang menggunakan premium maupun menggunakan bahan bakar solar. “Ini plus minus, tergantung pakai premium atau solar. kurang lebih tiga persen penurunan tarif transportasi umum,” tambahnya.

Jonan menyebutkan, penurunan tarif sekitar tiga persen ini belaku bagi transportasi penyeberangan kapal laut, kereta api, dan transportasi darat antar kota antar provinsi (AKAP), antar kota dalam provinsi dan angkutan perkotaan.

“Itu yang bisa kami beritahukan. Nanti detailnya dituangkan dalam surat edaran atau keputusan menteri,” tutupnya.

Trend Harga Minyak Dunia

Penurunan harga BBM subsidi ini tentu saja merupakan angin segar yang ditunggu oleh masyarakat yang tengah dihimpit oleh kesulitan ekonomi akibat naiknya harga bahan-bahan pokok. Meskipun dengan adanya penurunan harga BBM saat ini, harga BBM di Indonesia masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan harga BBM di Malaysia atau Amerika Serikat, seperti diungkapkan oleh pengamat ekonomi Dr. Faisal Basri dalam artikel berikut ini:

Harga minyak dunia saat ini masih terkoreksi di bawah USD 40 per barel. Namun, harga BBM saat ini jauh lebih mahal dibandingkan harga BBM pada saat harga minyak dunia berada pada posisi di atas USD 100 per barel.

Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Akhmad Akbar Susamto, beban rakyat justru semakin berat di tengah penurunan harga minyak dunia. Apabila sebelumnya pemerintah memberikan subsidi terhadap BBM, kini giliran masyarakat yang memberikan subsidi terhadap negara untuk BBM.

“Sekarang bukan pemerintah yang menyubsidi rakyat, tapi rakyat yang menyubsidi negara,” kata Akbar dalam acara core media discussion di Warung Bejo, Jakarta, Selasa (29/3/2016).

Kebijakan pemerintah saat ini juga dinilai memberikan beban tersendiri bagi masyarakat. Pemerintah pun dianggap masih belum konsisten untuk menetapkan harga BBM sesuai harga minyak mentah dunia.

PT Pertamina (Persero) menyebut penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium dan Solar sepanjang 2016 ini bisa menutupi kerugian perusahaan dari penjualan jenis yang sama pada 2015 lalu.

“Penjualan kita pada 2016 ini, dibandingkan dengan loss (kehilangan) tahun lalu sudah bisa tertutup lah,” kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang di Jakarta, Selasa (29/3/2016).

Pertamina sendiri juga pernah mengaku mengalami kerugian sebesar Rp6,3 triliun dari penjualan Premiun selama 1 Januari 2015-31 Desember 2015. Keuntungan yang diperoleh Pertamina tersebut, kata Ahmad, telah disampaikan kepada pemerintah melalui Ditjen Migas Kementerian ESDM, dan akan diperiksa secara rinci oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Keuntungan tersebut saya sudah sampaikan ke Ditjen Migas, nanti akan diaudit BPK dan akan diumumkan pemerintah,” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang didapatkan, harga BBM yang dijual di SPBU untuk jenis Premium saat ini, diklaim sudah berada di atas harga keekonomian. Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, harga BBM jenis Premium sudah di bawah Rp5.000 per liter sejak akhir Desember 2015, sedangkan Solar sudah di bawah Rp4.000 tiap liternya. Harga keekonomian BBM jenis Premium mencapai titik terendahnya pada tanggal 3 Februari 2016, yaitu sebesar Rp4.800 per liter.

Bagaimana menurut Anda? Sudah tepatkah kebijakan pemerintah saat ini? Berikan pendapat Anda melalui komentar di bawah!

2 komentar untuk “Harga BBM Turun, Bagaimana Dengan Tarif Transportasi?

  • 31 Maret 2016 - (04:58 WIB)
    Permalink

    Harga2 sudah terlanjur naik.. Sepertinya penurunan harga BBM sekarang gak akan terlalu berpengaruh..

  • 1 April 2016 - (01:58 WIB)
    Permalink

    kalo bbm sebelum nya sudah pernah naik dan harga transportasi udah naik juga.
    yah otomatis kalo harga BBM tiba tiba turun.
    Harga Transportasi rata2 jarang ada yg nurunin harga.
    Malahan tetap dengan harga sebelumnya.
    gk bisa dipungkiri.
    INDONESIA mah gitu Warga Negaranya.

 Apa Komentar Anda?

Ada 2 komentar sampai saat ini..

Harga BBM Turun, Bagaimana Dengan Tarif Transportasi?

oleh Redaksi dibaca dalam: 6 menit
2