Kecewa pada Operator Informasi Rumah Sakit Al Islam Bandung

Kami sekeluarga sudah terbiasa berobat ke rumah sakit Al Islam Bandung, dari sejak saya kecil hingga kini sudah menikah. Dulu tidak ada masalah signifikan yang kami rasakan selama berobat disana. Walaupun masih sedikit pasien, namun kami merasa puas dengan pelayanannya.

Lain dulu, lain sekarang. Al Islam kini sudah semakin ramai pasien. Menjadi satu-satunya rumah sakit besar di daerah Bandung Timur. Al-Islam menjadi rumah sakit yang menjadi tujuan warga Bandung Timur dan sekitarnya untuk merawat kesehatannya. Ada kepercayaan di sana, ada harapan kesehatan menjadi lebih baik.

Seiring dengan perkembangannya itu, beberapa bagian pelayanan Al-Islam sudah ditambahkan. Seperti misalnya bagian informasi. Dulu, jika kami ingin mendaftar dan tidak tahu caranya, maka kami akan mendatangi satpam dan bertanya mengenai proses pendaftaran berhubung memang tidak ada bagian informasinya. Di satu sisi, sudah merupakan kemajuan dengan menyediakan pusat informasi di rumah sakit al-Islam. Di lain sisi, sangat disayangkan operator bagian informasi tersebut memiliki sikap judes, tidak santun, tidak sopan dan ketus. Suasana dan pengalaman yang tidak menyenangkan itu dialami Adik saya, Ibu saya, dan saya pribadi.

Pada bulan Desember 2015, setelah sekian lama tidak berobat ke Al-Islam, Adik dan Ibu saya mengalami kebingungan masalah pendaftaran atau lupa. Oleh sekuriti, Ibu dan Adik saya ditunjuk kebagian informasi. Saat itu adik saya berencana periksa ke dokter kandungan. Lalu bertanyalah keduanya ke bagian informasi. Namun betapa kaget Ibu dan adik, ketika operator yang bersangkutan menjawab dengan ketus sekaligus membentak ibu saya. Dengan kalimat “Ibu kalau mau daftar ke dokter kandungan ya di sana!” (sambil menunjuk pendaftaran dokter kandungan). Saat itu, Ibu saya sangat kecewa sekali. Namun karena baru pertama kali mendapat perlakuan seperti itu, maka kami abaikan. Kami anggap itu sebuah kekhilafan.

Tanggal 4 Maret 2016, Adik saya akan melahirkan. Kondisinya sudah pembukaan 3. Adik saya ingin bertanya mengenai layanan BPJS untuk melahirkan. Tapi lagi-lagi operator yang bersangkutan menjawab dengan ketus. Adik saya yang saat itu sudah dalam kondisi darurat, merasa kebingungan harus bertanya kemana lagi karena sudah malas duluan melihat sikap dari operator yang bersangkutan. Akhirnya kami pindah rumah sakit ke Rumah Sakit Muhammadiyah.

Terakhir suasana tidak nyaman yang saya alami sendiri, 29 Juni 2016 saya bermaksud memeriksakan diri ke dokter kandungan. Sudah dua kali saya datang ke rumah sakit ini untuk periksa, namun selalu mendapat antrian penuh. Yang pada akhirnya saya harus pulang lagi. Sebelumnya, saya menelepon rumah sakit untuk mendaftar via telepon tetapi tidak ada jawaban. Begitupula ketika saya telepon ke nomor telepon informasi juga tidak diangkat. Lalu, dengan sedikit kecewa saya datang ke bagian informasi menanyakan alasan telepon tidak ada jawaban. Namun sangat mengecewakan sekali, operator informasi yang mengaku namanya Ema Rohimah itu, malah membentak saya dengan mengatakan “Ibu kalau mau telepon harus jam 8!”, saya tidak terima dibentak, saya kembali membentak balik sambil menanyakan kenapa bagian informasi pun tak ada yang mengangkat. Namun jawabannya malah membuat saya makin emosi, dengan nada keras dia mengatakan, “Ibu biasa aja dong mukanya”. Kalimatnya tersebut membuat saya kaget luar biasa. “Kok ada ya bagian informasi yang seperti ini?” Karena kecewa saya tanyakan namanya, dan saya berlalu pergi. Saat saya pergi, operator informasi tersebut menatap saya dengan wajah penuh kebencian.

Sangat disayangkan sekali, tagline Rumah Sakit Al Islam di website nya sebagai rumah sakit yang “Unggul, Terpercaya dan Islami” ternyata sikap operator informasinya sangat tidak Islami. Terkesan seperti merekrut pegawai asal-asalan tanpa training. Saya jadi berpikir, ini operator informasi atau sekuriti? Kok kasar ya? Bagian sekuritinya saja pada sopan kok. Lha ini bagian informasi yang seharusnya sopan kok malah tidak ada ahlakul karimahnya.

Kalaupun itu memang saya salah, karena menelepon diluar jadwal daftar pasien setidaknya untuk line telepon informasi harus selalu stand by 24 jam. Memang kalau ada pasien darurat harus menunggu sampai jam 8? Atau setidaknya bersikaplah santun. Karena prilaku operator tersebut sungguh memalukan dan tidak Islami.

Karena ini kejadian ketiga kalinya, maka saya memberanikan diri menulis di media ini. Terima kasih.

Noorahmah Yulia
Rancaekek

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

Satu komentar untuk “Kecewa pada Operator Informasi Rumah Sakit Al Islam Bandung

  • 30 Juni 2016 - (15:16 WIB)
    Permalink

    Sayang sekali jika pelayanan prima dari semua bagian, perawat, dokter, dll harus tercoreng karena ulah satu bagian, dan justru yang harusnya menjadi wajah terdepan.

 Apa Komentar Anda mengenai RS Al Islam Bandung?

Ada 1 komentar sampai saat ini..

Kecewa pada Operator Informasi Rumah Sakit Al Islam Bandung

oleh Noor Rahmah Jafra dibaca dalam: 3 menit
1