Berulangnya Tragedi Mina, Musibah atau Kelalaian?

Media Konsumen, Bandung – Setidaknya 717 jamaah haji meninggal dunia dan lebih dari 850 lainnya terluka dalam insiden akibat berdesakan di jalur menuju tempat melontar jumrah dalam tragedi Mina pada Kamis 24/9 kemarin. Tiga orang jamaah haji asal Indonesia turut menjadi korban dalam tragedi Mina tsb. Peristiwa ini merupakan tragedi dengan korban jiwa terbanyak dalam 25 tahun terakhir ini.

Pada tahun 1990 1.426 jamaah haji wafat dalam tragedi akibat saling dorong dan injak di Terowongan di Mina (Terowongan Al-Ma’aisim) yang mengarah dari tenda menuju ke jamarat. Korban terbesar berasal dari Indonesia, Malaysia dan Pakistan. Tragedi dipicu oleh matinya kipas raksasa pendorong udara di dalam terowongan yang memicu kepanikan jemaah yang sedang melintas di terowongan Mina dan berusaha saling mendahului untuk keluar dari terowongan tsb.

Tragedi Mina kali ini bermula saat rombongan jemaah haji yang berniat melontar jumrah di hari pertama berdesak-desakan di jalur 204 yang tidak berada di area pelontaran jumrah. Jalur 204 adalah jalan yang menghubungkan tenda-tenda di Mina dengan tempat melontar jumrah. Menurut Al-Arabiya News kejadian dipicu akibat diizinkannya sekelompok jemaah haji yang baru datang dengan bis untuk turun menuju jalur yang mengarah ke jalur menuju tempat melontar jumrah. Jalur yang mengarah dari tenda itu seharusnya tidak dipakai oleh jemaah yang baru turun dari bis. Menurut koresponden Al-Arabiya News, Saad Al – Matrafi, rombongan tersebut bertemu dengan aliran jemaah yang mengalir dari arah tenda, akibatnya, pertemuan tersebut menyebabkan aliran jemaah haji yang mengarah ke jamarat terhenti dan menyebabkan saling dorong yang berakibat ribuan jemaah terjatuh dan terinjak-injak dalam suasana panik. Foto-foto di lokasi memperlihatkan dalam beberapa menit ribuan orang bergelimpangan masih dalam pakaian ihram.

Lokasi Tragedi Mina 2015 (Sumber: The New York Times)

Menurut salah satu korban selamat asal Mesir Abdullah Lotfy, 44 tahun: “Saya melihat seseorang tersandung pada kursi roda dan lalu beberapa orang terjatuh akibat tersandung padanya. Orang-orang lalu saling menginjak satu sama lain hanya untuk menghirup udara”

” Saya melihat para jemaah terjatuh dan terinjak, dan mendengar wanita dan orang tua berteriak meminta pertolongan,” kata seorang korban selamat lainnya yang mengaku bernama Dr Abdulrahman. ” Saya berusaha keras untuk keluar dan semua pakaian saya terlepas, tapi saya tidak peduli dan saya berhasil keluar ” .

“Kemudian saya mencoba untuk kembali ke tenda tapi saya dihalangi oleh petugas keamanan yang terus mencegah orang masuk dan ini yang menyebabkan tragedi menjadi lebih buruk.” Abdulrahman akhirnya berhasil masuk ke area tenda saat petugas keamanan lengah, dan menolak upaya untuk mendorong dia kembali keluar. Menurutnya pihak berwenang lambat untuk tiba untuk menenangkan kekacauan.

Situasi sesaat setelah peristiwa tragedi Mina 2015 (Sumber: Time)

Tragedi Mina kali ini menghidupkan kembali pertanyaan tentang kemampuan Arab Saudi untuk mengelola ritual tahunan terbesar di dunia dengan aman. Bereaksi atas tragedi Mina kali ini, beberapa politisi dari berbagai negara menyatakan keprihatinnya dan berharap agar tidak menganggap tragedi tersebut sebagai faktor nasib semata tetapi juga menyangkut masalah manajemen pelaksanaan ibadah haji.  Seperti dikutip kantor berita AFP, Pemerintah Iran dimana warganya turut menjadi korban meninggal dalam tragedi Mina tsb menuduh Pemerntah Arab Saudi telah gagal dalam menjamin keselamatan para jemaah haji.

Pada konferensi pers sebelum Magrib di hari yang sama, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi Mayjen. Mansour al -Turki mengatakan kepada wartawan bahwa jalur di mana tragedi Mina berlangsung terdapat jumlah jemaah haji dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Al -Turki juga mengatakan kepada wartawan bahwa penyelidikan awal kejadian menunjukkan bahwa di dua jalur , salah satunya adalah jalur 204, puluhan ribu jemaah haji berada pada saat yang bersamaan . Mayoritas korban menurutnya berada di jalur menuju Jamarat tsb pada waktu yang tidak diperuntukkan bagi mereka .

Sementara itu Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah yang sedang berada di Mina juga berkomentar dalam twitter nya sbb:

Secara kronologis tragedi mina terjadi akibat penumpukan yang seolah tidak diatur dan tidak bisa dihindari. Hanya prosesi wukuf di Arofah yang disepakati sebagai titik dimana seluruh jamaah haji dari seluruh negara mazhab berada di padang Arofah pada tanggal 9 dzulhijjah (Rabu, 23 September 2015). Maka selanjutnya, apa yang terjadi setelah Arofah tidak diatur regulasinya, tidak dikomunikasi secara ketat dan diserahkan pada masing2 negara dan bahkan masing2 jamaah. Maka berbondong2lah mereka yang ingin segera menuntaskan rukun dan wajib haji ke mina untuk melontarkan jumroh pada saat yang sama. Inilah yg terjadi pada jalur musibah itu. Dapat dipastikan bahwa yang jadi korban adalah mereka yang memutuskan untuk berangkat melontarkan sehabis subuh karena kejadiannya sekitar jam 9. Padahal di masjid haram jam yang sama ada sholat ied al adha.

Memang pemerintah Saudi sudah membangun banyak jalur pasca kejadian mina yang menelan korban hampir 1500 orang tahun 1990. Tetapi, rasanya pergerakan jamaah masih sangat tidak terkendali dan juga tidak terfasilitasi. Setelah tragedi jatuhnya crane dan tragedi mina yang berulang maka selayaknya indonesia mengambil inisiatif untuk mendesak pemerintah Saudi agar membicarakan penyelenggaraan haji secara bersama-sama. Memang korban di pihak Indonesia dikabarkan hampir tidak ada karena tragedi ini bukan di jalur jamaah Indonesia. Tetapi, sebagai negara dengan jumlah jamaah terbesar kita patut menjadi pelopor perbincangan ini. Saya patut mengapresiasi bahwa amirul haj dan menteri agama kita yang cukup berani menyentil pemerintah Saudi dalam sambutan menjelang wukuf kemarin maka tentu ini harus diteruskan. Menteri agama kemarin menyatakan bahwa Saudi harusnya bisa membangun fasilitas yang lebih baik bagi jamaah karena Saudi punya segala kemampuan untuk itu. Hal ini agar tragedi yang berulang ini tidak oleh dianggap sebagai bagian dari haji. Padahal ini adalah musibah yang harus dihindari.

Raja Arab Saudi, Raja Salman, telah memerintahkan untuk meninjau lokasi kejadian sesaat setelah tragedi Mina terjadi. Berbicara dalam pidato langsung yang disiarkan oleh televisi milik Saudi Al-Arabiya, ia juga mengatakan telah meminta penyelidikan cepat atas kejadian yang ia sebut sebagai insiden menyakitkan itu.

Skala tragedi Mina kali ini begitu besar sehingga tim penyelamat harus bekerja keras sampai malam hari untuk mengevakuasi korban yang terluka dan yang meninggal dunia. Sementara itu pasukan keamanan terus menjaga agar aliran jemaah haji lainnya yang berniat melaksanakan ibadah melontar jumrah tidak terganggu.

Tragedi yang memakan korban jiwa dalam pelaksanaan ibadah haji 1436H / 2015M ini bukanlah yang pertama kali, catatan Media Konsumen menunjukkan peristiwa yang membawa korban jiwa jemaah haji selama pelaksanaan ibadah haji telah terjadi selama beberapa kali:

  • 31 Juli 1987: Sekitar 400 jamaah wafat dan ribuan lainnya terluka saat pasukan keamanan menyerbu unjuk rasa oleh jemaah haji asal Iran di Mekah.
  • 2 Juli 1990: 1.426 jamaah haji wafat dalam tragedi akibat saling dorong dan injak di Terowongan di Mina (Terowongan Al-Ma’aisim) yang mengarah dari tenda menuju ke jamarat. Korban terbesar berasal dari Indonesia, Malaysia dan Pakistan. Tragedi dipicu oleh matinya kipas raksasa pendorong udara di dalam terowongan yang memicu kepanikan jemaah yang sedang melintas di terowongan Mina.
  • 23 Mei 1994: 270 jemaah haji wafat akibat saling dorong dan injak di tempat melontar jumrah di Mina.
  • 15 April 1997: 343 jemaah haji wafat dan 1.500 lainnya terluka dalam kebakaran tenda di Mina
  • 9 April 1998: 118 jamaah haji wafat dan 180 terluka akibat saling dorong dan injak di jembatan Jamarat
  • 5 Maret 2001: 35 jamaah haji wafat dalam insiden akibat saling dorong dan injak di jamarat.
  • 11 Februari 2003: 14 jemaah haji wafat akibat saling dorong dan injak di jamarat
  • 1 Februari 2004: 251 jamaah wafat dan 244 lainnya terluka akibat saling dorong dan injak di jamarat Mina
  • 12 Januari 2006: 346 jamaah haji wafat dan melukai 289 lebih. Insiden ini terjadi sekitar pukul 13:00 waktu setempat, dipicu ketika satu bus penuh jemaah haji tiba bersamaan dan memasuki pintu utara lantai 2 tempat melempar jumrah
  • 11 September 2015: Sebuah crane proyek perluasan Masjidil Haram jatuh dan menewaskan 111 jemaah haji (11 jemaah haji Indonesia) dan melukai ratusan lainnya
  • 24 September 2015: 717 jemaah haji wafat (3 asal Indonesia) dan lebih dari 850 lainnya terluka dalam insiden saling dorong dan injak di jalur 204 menuju tempat jamarat.

Update (28 September 2015):

Jumlah jamaah haji Indonesia korban tragedi Mina yang berhasil teridentifikasi sampai saat ini sebanyak 41 orang korban meninggal (dari total korban meninggal 769 orang) dan 10 orang yang masih dirawat di rumah sakit. Sedangkan calon haji yang belum kembali dan diketahui keberadaannya saat ini adalah 82 orang, dari jumlah sebelumnya sebanyak 90 orang, dengan rincian sebagai berikut:

1. Kloter BTH 14 sebanyak 8 orang
2. Kloter SUB 48 sebanyak 14 orang
3. Kloter JKS 61 sebanyak 46 orang
4. Kloter UPG 10 sebanyak 5 orang
5. Kloter SOC 62 sebanyak 7 orang
6. Kloter SUB 36 sebanyak 2 orang

Update (30 September 2015):

Hinggga Hari Rabu 30 September 2015, jumlah jamaah haji Indonesia korban meninggal tragedi Mina yang ditemukan petugas bertambah sebelas orang menjadi 57 orang. “Jamaah haji yang wafat pada rilis sebelumnya sebanyak 46 orang, saat ini bertambah menjadi 57 orang,” kata Kepala Daerah Kerja Mekkah Arsyad Hidayat dalam keterangan tertulis, Rabu, 30 September 2015. Petugas mengidentifikasi 11 jasad korban yang ditemukan dini hari ini pukul 02.00 Waktu Arab Saudi. Sementara itu, jemaah yang cidera dan masih dirawat di rumah sakit sebanyak 5 orang. Sedangkan jumlah jemaah yang dikabarkan belum kembali ke pemondok terus berkurang dari 89 orang menjadi 78 orang, dengan rincian sebagai berikut:

1. Sebanyak 9 orang dari kloter BTH 14
2. Sebanyak 12 orang dari kloter SUB 48
3. Sebanyak 39 orang dari kloter JKS 61
4. Sebanyak 4 orang dari kloter UPG 10
5. Sebanyak 6 orang dari kloter SOC 62
6. Sebanyak 4 orang dari kloter SUB 28
7. Sebanyak 1 orang dari kloter BPN 5
8. Sebanyak 1 orang dari kloter JKG 33
9. Sebanyak 2 orang dari kloter JKS 21
10. Sebanyak 1 orang dari kloter LOP 9
11. Sebanyak 1 orang dari kloter SUB 34.

Update (2 Oktober 2015):

Kementerian Agama merilis data terbaru jumlah Warga Negara Indonesia korban tragedi Mina. Melalui siaran pers, Kepala Pusat Humas Kementerian Agama Rudi Urip menyebut data terbaru sampai Jumat (2/10), total WNI tewas dalam tragedi Mina mencapai 91 orang.

Arsyad Hidayat, Kepala Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi mengungkapkan dalam jumpa pers di Jeddah, Jumat (02/10), bahwa tidak semuanya merupakan jemaah haji.

“Dari 91 korban warga negara Indonesia yang wafat, 86 merupakan jemaah haji, dan 5 orang adalah warga Indonesia yang bermukim di Arab Saudi,” kata Arsyad.

Update (7 Oktober 2015):
Tim identifikasi pada Rabu (7/10/2015) kembali berhasil mengindentifikasi 17 jenazah jamaah haji Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina. Dengan demikian, jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban Mina menjadi 120 orang.

“Total korban ini terdiri dari 115 jamaah haji Indonesia dan lima orang mukimin yang tinggal di Arab Saudi,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arsyad Hidayat, Rabu (7/10/2015).

Arsyad menambahkan, 17 korban yang baru diidentifikasi itu berasal dari lima kelompok terbang (kloter). Sebanyak 10 korban dari Kloter 61 Jakarta-Bekasi (JKS), satu orang dari Kloter 62 Solo (SOC), tiga orang dari Kloter 48 Surabaya (SUB), dua orang dari Kloter 36 Surabaya (SUB), dan seorang dari Kloter 10 Ujungpandang (UPG).

Temuan baru ini berdasarkan hasil penelusuran file korban Mina yang tersimpan di Muashim yang dicocokkan dengan identitas yang melekat di tubuh korban yang disimpan kepolisian Arab Saudi.

(DS/dari berbagai sumber)

Insiden ibadah haji dari tahun ke tahun
Insiden ibadah haji dari tahun ke tahun

 Apa Komentar Anda?

Belum ada komentar.. Jadilah yang pertama!

Berulangnya Tragedi Mina, Musibah atau Kelalaian?

oleh Redaksi dibaca dalam: 7 menit
0