Wawasan

Mencegah Penyebaran AIDS Dimulai dengan Pendidikan di Keluarga

Dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia 1 Desember ini, kita perlu untuk kembali mewaspadai penyakit ini karena dampak yang ditimbulkannya sangat luas dan tanpa disadari mempengaruhi banyak aspek kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung pada kondisi moral, sosial, ekonomi, kesehatan, budaya dan agama yang merupakan sendi-sendi vital kehidupan suatu negara.

Statistik menunjukkan lebih dari 25 juta orang meninggal akibat HIV/AIDS sejak tahun 1981 dan di seluruh dunia tercatat 33 juta orang yang mengidap virus HIV. Walau masih belum ditemukan obat untuk HIV, dalam beberapa tahun belakangan penyakit itu tidak lagi menjadi hukuman mati langsung bagi penderitanya. Pengobatan saat ini sudah berhasil memperpanjang masa hidup pengidap HIV sampai puluhan tahun. Bahkan beberapa pengobatan herbal – meski belum melalui uji klinis yang memadai, ditenggarai sudah bisa memberikan harapan hidup lebih lama bagi penderita penyakit yang mematikan ini.

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu virus yang melemahkan kekebalan tubuh manusia. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Diperlukan waktu kurang lebih 10 tahun bagi virus ini baru mulai menampakkan gejalanya. Selama 10 tahun tersebut hampir tidak ada gejala yang menonjol yang menyebabkan penderitanya waspada atau melakukan sesuatu untuk bertahan hidup. Biasanya seseorang baru tahu terinfeksi virus HIV ketika sudah menjadi AIDS. Padahal, kalau sudah memasuki tahap AIDS, kemungkinan untuk memperpanjang hidup sangat kecil.

Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS biasa disebut OHDA (orang hidup dengan AIDS), umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yg menderita HIV / AIDS

Gejala spesifik tidak selalu muncul ketika terinfeksi AIDS. Beberapa orang menderita sakit mirip flu dalam waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu setelah terpapar virus. Mereka mengeluh demam, sakit kepala, kelelahan, dan kelenjar getah bening membesar di leher. Selama periode ini 10 tahunan, virus terus berkembang biak secara aktif menginfeksi dan membunuh sel-sel sistem kekebalan tubuh. Pada penderita AIDS, virus HIV terdapat pada seluruh cairan tubuhnya, tetapi yang bisa menularkan hanya yang terdapat pada sperma (air mani), darah, dan cairan vagina.

Cara penularannya antara lain sebagai berikut:

  • Berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan seksual dengan orang yang positif terinfeksi virus HIV
  • Pemakaian jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV
  • Menerima transfusi darah yang tercemar HIV.
  • Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya kepada bayi dalam kandungannya.
  • Penularan HIV juga bisa terjadi pada Air Susu Ibu

Beberapa cara untuk menghindari tertular HIV /AIDS:

  • Hindari mabuk-mabukan dan jeratan narkotika
  • Melakukan hubungan seksual yang aman dan tidak berganti-ganti pasangan
  • Memakai kondom saat berhubungan seksual
  • Selalu mengganti jarum suntik jika mengkonsumsi obat-obatan
  • Jika membutuhkan transfusi darah, mintalah kepastian darah tersebut bebas dari HIV
  • Lakukan tes imunitas di laboratorium untuk mengetahui tingkat sistem imun tubuh.
  • Lakukan pengecekan pada sperma bagi pasangan yang ingin mempunyai anak

Tentunya yg tidak kalah penting adalah penguatan nilai-nilai moral dan agama di kalangan keluarga agar lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa agar sejak dini terhindar dari penurunan etika dan moral bangsa. Terutama saat nilai-nilai luhur bangsa terus digerogoti oleh budaya asing – termasuk diantaranya perilaku seks bebas, yang tanpa disadari terus menerus dikampanyekan melalui media elektronik terutama televisi.

Oleh karena itu peran aktif seluruh komponen masyarakat, para pemuka agama, pemuda-pemudi, orang tua, dan organisasi sosial lainya untuk bergandengan tangan melawan penyebaran virus ini yang dimulai dengan terus menerus menanamkan nilai moral tinggi di keluarga.

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan
Penulis
Kurniaty Gani