Rumitnya User Interface Applikasi Uber Taxi

Yth. Media Konsumen,

Pada hari Minggu (29/5) kemarin saya dan teman menggunakan applikasi Uber taxi karena tertarik dengan promo free ride senilai Rp75.000 yang terdapat di akun teman saya tersebut. Saat memesan taxi, teman saya yakin bahwa kupon free ride telah di klik sehingga kita tidak usah membayar nantinya, kemudian taxi pun datang dan kita semua pergi ke tujuan.

Tetapi saat sampai di tujuan kupon free ride tersebut ternyata belum digunakan menurut sistem Uber sehingga kami harus membayar Rp55.000. Kami sebagai penumpang tentu saja kaget apalagi teman-teman saya tidak membawa uang cash lebih sebanyak itu (karena uangnya untuk makan di tujuan kami tersebut). Untungnya saya membawa uang cash lebih sehingga bisa membayar taxi itu dulu.

Memang secara jumlah Rp55.000 terhitung murah untuk sebuah taxi private ber-AC dibandingkan taxi swasta lainnya, tapi coba bayangkan apabila penumpang pada saat itu tidak membawa uang cash sama sekali atau harga yang harus dibayar melebihi uang yang dibawa. Apa yang akan dilakukan penumpang/ supir selain kebingungan ? Supir kami juga bercerita bahwa ini bukan kali pertama penumpang menyangka sistem telah memvalidasi penggunaan kupon free ride padahal pada kenyataannya belum dan harus membayar, yang berakhir si supir harus adu ngotot meyakinkan bahwa mereka tetap harus membayar. Sebagai tambahan, teman saya pernah menggunakan free ride sebelumnya namun tidak dapat mengingat caranya karena rumitnya sistem penggunaan tersebut. Si supir juga saat diminta menunjukan cara penggunaannya ikut kebingungan karena ada arahan untuk memasukan higher fare yang tidak tahu fungsinya untuk apa.

Hal ini tentu membuat suasana menjadi tidak nyaman karena penumpang kaget karena menyangka sudah menggunakan free ride, dan saya merasa pihak uber setengah hati memberikan free ride karena tidak disertai arahan yang jelas untuk menggunakannya. Saran saya untuk Uber adalah segera perbaiki sistem agar lebih mudah untuk digunakan pelanggan, karena diakhir cerita yang rugi adalah penumpang dan supir juga. Pelanggan sudah sengaja mendownload applikasi karena tertarik dengan promo tapi jika akhirnya dipersulit saya kira mereka akan kembali menggunakan moda transportasi yang lain.

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Satu komentar untuk “Rumitnya User Interface Applikasi Uber Taxi

  • 10 Mei 2017 - (14:19 WIB)
    Permalink

    Terkadang dengan adanya sistem online kita bisa lebih mudah dalam suatu hal, baik belanja online pemesanan secara online maupun traveler online, saya sendiri juga salah satu yang mengunakan aplikasi online, karena untuk membeli kubutuhan rumah saya, seperti isolasi tape, lakban, dan plastik pembungkus. Karena dengan adanya sistem online pekerjaan saya lebih mudah.

 Apa Komentar Anda?

Ada 1 komentar sampai saat ini..

Rumitnya User Interface Applikasi Uber Taxi

oleh Nadia # dibaca dalam: 1 menit
1