92% Konsumen melakukan Riset Online Meskipun Berbelanja Secara Offline

Di era digital sekarang ini dimana semakin mudah dan terjangkaunya internet oleh banyak orang telah membuat perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja. Konsumen saat ini sangat sadar akan teknologi dan memanfaatkan informasi di dunia maya sebelum melakukan keputusan pembelian.

Sebuah hasil survei di India bisa memberi gambaran bagaimana era digital telah mempengaruhi perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja. Seperti diketahui India adalah negara dengan jumlah pengguna internet kedua terbesar di dunia dengan 462 juta pengguna internet. Hal ini berdampak besar terhadap perubahan perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian, tidak saja bagi konsumen yang berbelanja secara daring (online shopping) tetapi juga terhadap konsumen yang berbelanja secara konvensional (offline). Konsumen yang berbelanja di toko-toko konvensional biasanya melihat-lihat produk dan saat menemukan produk yang diminati mereka melakukan riset kecil dengan mencari informasi melalui internet.

Dalam sebuah survey yang dilakukan terhadap konsumen di India pada bulan Agustus 2016, seperti dikutip dari laman couponrani.com, 92% konsumen di India memanfaatkan internet saat berbelanja di dalam toko konvensional (offline). Survey tersebut menunjukkan 92% konsumen mencari informasi dengan memanfaatkan gawai melalui internet sebelum melakukan keputusan pembelian saat mereka berada di dalam toko konvensional (offline). 54% konsumen membandingkan harga, 18% membandingkan produk yang diminati dengan produk lain yang sejenis, 20% membaca review atau feedback produk, dan hanya 8% yang tidak melakukan apapun meski terhubung ke internet.

perilakukonsumendigital

 

Faktor harga adalah faktor yang utama, lebih dari setengah responden memanfaatkan internet untuk membandingkan harga (54%), tetapi tidak kalah penting adalah 20% responden membaca ulasan (review) dan pengalaman konsumen lainnya (feedback) yang sudah menggunakan produk yang bersangkutan.

Sementara itu, jika tersedia pilihan barang yang sama di toko konvensional dan di toko daring (online shop), 62% konsumen memilih membeli secara daring.


perilaku-konsumen-era-digital-sep2-2016

Hasil survey tersebut memang dilakukan di India, tetapi secara umum perilaku konsumen di era digital di Indonesia tampaknya memiliki kecenderungan yang serupa. Karena itu para pelaku usaha harus cermat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen ini dan memanfaatkan berbagai saluran daring di internet untuk bisa berinteraksi dengan konsumen secara lebih intensif lagi. (*ed)

4 komentar untuk “92% Konsumen melakukan Riset Online Meskipun Berbelanja Secara Offline

  • 22 September 2017 - (22:30 WIB)
    Permalink

    Pangsa pasar berubah dari offline ke online dan terus meningkat disebabkan perkembangan internet di Indonesia.
    Faktor harga yang lebih murah salah satunya.
    Saya juga pernah melakukan pembelian online dan mengalami kekecewaan karena masalah layanan pengiriman.
    Dan sekarang kembali ke offline tetapi selalu melakukan riset harga terlebih dahulu melalui online.
    Salam Konsumen

  • 23 September 2017 - (11:32 WIB)
    Permalink

    Tidak dapat dipungkiri bahwa era digital telah mempengaruhi perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja, namun belum dapat menghilangkan sepenuhnya kekhawatiran konsumen melakukan belanja online. Sekalipun tingkat kepercayaan konsumen dalam memutuskan suatu pembelian dalam bentuk online semakin meningkat, tetapi masih rendahnya indeks tingkat kepuasan konsumen menjadi salah satu indikator bahwa konsumen merasa lebih aman belanja secara offline.

    Perubahan paradigma produsen dan penjual dalam menanggapi suara konsumen (after sales) tentu dapat mendorong peningkatan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk baik itu jasa maupun retail, khususnya yang ditransaksikan secara online. Kecepatan, kemudahan dan kepraktisan dalam aktifitas online seharusnya menjadi tolak ukur yang kuat bagi konsumen untuk mengalihkan prosesi belanjanya dari offline ke online. Hal inipun seharusnya diimbangi dengan “after sales service” yang diberikan oleh pihak produsen dan penjual, dimana kecepatan, kemudahan dan kepraktisan menjadi pilihan utama konsumen dalam mengambil keputusannya, yaitu pasca belanja.

    Memang keberadaan CUSTOMER CALL SERVICE dari bebrapa pihak produsen dan penjual sudah tersedia, namun yang menjadi pertanyaan besar bagi konsumen adalah seberapa besar fungsinya layanan tersebut diciptakan ? andaikan sudah diberfungsikan dengan baik, pertanyaan selanjutnya yang dapat muncul adalah seberapa maksimalnya layanan tersebut difungsikan oleh pihak produsen dan penjual ? Karena semakin besar jumlah layanan yang diberikan baik itu jasa maupun retail tentu akan semakin besar pula tanggung jawab pasca penjualannya.

    Tentu dibutuhkan sumber daya yang sangat besar untuk memenuhi tanggung jawab pasca penjualan, mengingat besarnya jumlah pelanggan yang diciptakan. Oleh sebab itu tidak ada cara lain bagi pihak produsen maupun penjual dalam memenuhi tanggung jawab pasca penjualannya selain dengan cara melibatkan pihak ke-3 dalam membantunya.

 Apa Komentar Anda?

Ada 4 komentar sampai saat ini..

92% Konsumen melakukan Riset Online Meskipun Berbelanja Secara Offline…

oleh Redaksi dibaca dalam: 1 menit
4