Pelayanan Bank Mega Sangat Tidak Professional, CS-nya Tidak di-Training dengan Baik

Sebelumnya saya berterima kasih kepada mediakonsumen.com yang menjadi wadah mediator keluhan-keluhan konsumen. Awal Bulan Maret 2017 (bisa dicek karena saya mengisi data di sana), saya ada ke kantor pusat Bank Mega yang terletak tidak jauh dari RS Mata Aini. Sebelum saya ke sana, saya sempat menanyakan alamat kantor pusat Bank Mega ke Bank Mega terdekat, karena saya ada masalah dengan kartu kredit Mega saya.

Saya pun langsung berangkat ke tujuan menggunakan Go-Jek ke alamat RS Mata Aini. Karena info dari CS Bank Mega terdekat kurang akurat (dia bilang patokan RS Mata Aini saja), saya sempat nyasar, dan harus berjalan lumayan jauh. Tapi saya masih respect karenaCS-nya cukup sopan walaupun saya tersesat.

Oke singkat cerita saya sampai sana jam 12 siang, tepat jam makan siang orang kantor biasanya. Jujur saya kebingungan mencari CS kartu kredit. Akhirnya saya bertanya kepada resepsionis (saya ga yakin itu resepsionis karena seperti OB). Dia menjawab, saya harus masuk ke pintu yang aku lihat agak horor, gak seperti kantor. Saya sempat bertanya, “Yakin pak?”. Akhirnya saya beranikan diri untuk turun ke bawah, yang ternyata itu TEMPAT PARKIR MOBIL yang dijadikan KANTOR. Agak terkejut memang, seumur-umur ke CS belum pernah ke kantor yang begitu. Tapi saya mencoba sabar menunggu, dengan harapan ada solusi yang bisa saya dapatkan.

Untungnya saya bertemu dengan seorang bapak-bapak yang sedang menunggu juga, jadi agak lega. Saya menunggu sampai jam makan siang selesai pukul 1 siang. Saat itu CS Collector (nasabah lain menyebutnya begitu), belum datang ke kantor yang di parkiran mobil itu. Jadi orang yang pertama kali saya temui adalah SATPAM, dan saya disuruh mengisi data-data yang ada. Satpam itu bertanya, masalah saya apa? Saya bilang, “Ekonomi saya lagi gak stabil, dikarenakan kondisi orang tua saya yang sakit, jadi keuangan saya terganggu. Saya ingin minta solusi yang terbaik sebagai nasabah”. Si Satpam kemudian ngecek-ngecek apa lah, saya gak ngerti, di komputernya itu. Jawaban dia agak buat saya terheran-heran “Kartu ibu lancar kok statusnya, jadi gak ada solusi,”.

Oke, masak iya saya harus bermasalah, kan gak lucu sama sekali yah. Saya sempat memohon ke satpam untuk bertemu dengan CS-nya agar dia bisa mendengarkan keluhan saya, karena saya tahu keuangan saya bagaimana. Tapi dari satpam tetap tidak mengizinkan saya bertemu dengan CS tersebut. Dia menganjurkan saya ke lantai 2 yang katanya CS KHUSUS KARTU KREDIT. Dalam benak saya bertanya, apakah satpam mengerti masalahnya? Apakah satpam orang Bank Mega yang mengerti kartu kredit? Si satpam kenapa tidak mengizinkan saya bertemu yah?

Tanpa pikir panjang, saya menuju ke Lantai 2 CS Kartu Kredit Kantor Pusat Bank Mega. Bertemulah saya dengan SATPAM lagi, saya jelaskan lagi dari awal masalah saya, jawaban satpam katanya gak ada solusi. Saya minta ketemu dengan CS-nya karena keuangan saya yang tahu (sekali lagi saya berbicara itu dengan SATPAM). Akhirnya sang CS mau bertemu, udah kayak mau ketemu presiden, padahal CS loh. Baru kali ini diperlakukan CS sekasar ini.

Karena saya berhasil ketemu CS-nya saya ceritakan lagi masalah saya. Dia tidak memberi solusi, hanya bilang status saya lancar. Saya pun coba menjelaskan, maksud saya baik datang ke sini dan ingin minta bantuan ke Bank Mega. Saya yakin ibu tersebut ada solusinya. Namun yang saya dapatkan perlakuan tidak sopan, belum selesai saya berbicara dia langsung berdiri, dan menanyakan “Ada lagi yg saya bisa bantu?”. Saya jujur agak kaget. Saya merasa diusir secara halus. Saking kagetnya, saya sempat melihat dia namun dia tidak mempedulikannya. Dan juga sebelum saya pergi, dia meminta foto KTP dan kartu kredit saya. Saya bertanya untuk apa, tapi jawaban dari si ibu CS, “Untuk bukti kalo ibu pernah datang ke sini,”.

So, gak ada solusi, diperlakukan kasar, dia minta foto kopi KTP dan kartu kredit, saya pun pulang dengan rasa sedih dan tangan kosong. Saya merasa waktu dan uang terbuang percuma, padahal saya harus jaga anak saya dan mencari nafkah juga. Yang buat hati saya sakit, ketika Bank Mega oper-oper saya, tidak berkenan bertemu dengan saya, diperlakukan dengan buruk oleh CS yang di lantai dua yang saya lupa menanyakan namanya siapa. Yang saya ingat dia duduk di sebelah kiri. Banyak juga teman yang menyesali kenapa saya tidak bertanya namanya, agar bisa di-komplain. Karena saya sudah kaget dengan perlakuan kasar CS, saya sudah gak berpikir ke sana. Saya hanya percaya jika orang bekerja dengan tidak baik, hasilnya pun tidak baik.

Singkat cerita tiba di tanggal 22 Maret, oh ya sebelum tanggal tersebut, pada tanggal 21 Maret saya menelepon customer service Bank Mega (agak ramah sih jujur). Namun dia gak bisa membantu saya banyak, tapi saya sempat menyampaikan perlakuan CS kartu kredit Mega di lantai 2 yang tidak sopan. Nah di tanggal 22 Maret saya ditelepon sama collector-nya. Orangnya agak baik dan sopan. Dia mendengarkan dan mau memberi solusi. Besoknya 23 Maret sepertinya ada telepon collector, tapi aku gak angkat karena sibuk urus anak dan dagangan sampingan. Dia telepon pukul 10 pagi, saya gak bisa telepon dia. Sepertinya yang digunakan untuk menelpon kita nomornya 0811-8103-xxx. Saya selalu menandai kalo nomor telepon 0811 itu collector Bank Mega, tapi dengan nomor belakang yang berbeda-beda.

Besok siangnya saya ditelepon nomor 0811 lagi. Saya berharap ada angin segar, namun itu cuma harapan belaka aja. Yang telepon kali ini cowok, dengan suara yang sama (saya yakin orang yang sama juga). Tiap dia telepon, saya selalu berdebat dengan orang ini. Sempat dia tidak mau mendengarkan, dimatikan teleponnya. Dalam debat saya selalu menyampaikan “Pak, kita butuh solusi, keadaan keluarga saya ada yang sakit, kartu kredit yang saya pakai juga untuk membelikan keperluan orang tua saya yang sakit. Saya sudah berusaha datang ke Bank Mega Pusat, tapi pelayanan yang sangat jelek yang saya dapatkan,”. Namun jawaban amazing yang saya dapatkan “Solusinya yah bayar bu”. Saya agak panas mendengar kata-kata itu. Kalo saya bisa bayar, bapak gak perlu repot nelpon-nelpon saya! Saya nasabah, kenapa diperlakukan seperti ini, telepon saya pun akhirnya dimatikan.

Saya sudah 7 tahun memakai kartu kredit Bank Mega. Harusnya mereka tahu, apakah saya tidak mau bayar atau ada kendala. Hal itu juga yang saya sampaikan kepada debt collector tersebut berulang-ulang kali. Dua hari belakangan ini, saya sangat sibuk mengurus anak saya dan usaha saya. Karena saya fokus dengan anak dan bagaimana mencari uang untuk membayar kartu kredit sampai lunas dengan sampingan saya. Jujur, debt collector-nya baper. Hari ini tanggal 31 Maret 2017, saya dikirim SMS yang intinya: LUNASI HUTANG IBU, JANGAN MENGHINDAR.

Menghindar? wong hp saya bisa dihubungi kok. Dari hari pertama sudah ada itikad baik kok. Dari awal minta solusi dan pengertian, yah wajar lah saya gak angkat telepon di jam 10 pagi. Terkadang bisa telepon di jam 5 sore dimana jam itu saya sibuk mandiin anak saya. Dari pertama aku ditelepon, saya udah bilang, saya ibu rumah tangga, kalo saya gak angkat, bantu ditelepon lagi di jam anak tidur.

Pada tanggal 31 Maret (hari ini jam 1 siang), sang debt collector menelepon, seperti biasa saya debat dan menumpahkan semua rasa kecewa saya. Dia menawarkan untuk bayar hari ini supaya dia hapuskan dendanya, kalo awal bulan dia gak mau. Sempat ada kata-kata, daripada nanti aku dan dia ada masalah mendingan ikutin aja. Wow itu yah cara berkomunikasi dengan nasabah? Saya bilang awal bulan pak, saya kan minta pengertiannya, saya juga harus kumpulkan uang loh pak, saya ada niat bayar kok.

Sekarang teman-teman yang membaca ini, coba deh cerna baik-baik:
1. Untungnya apa menelepon tiap hari? Memangnya saya gak ada kerjaan seperti bapak debt collector.
2. Telepon di saat gak tepat. Kenapa sangat malas untuk telepon lagi? Ok nasabah bukan saya aja, yah kalo ga mau nelepon trs karena malas, jangan malas untuk membantu nasabah donk.
3. Saya awal membuat kartu kredit, selalu ditawari asuransi, katanya demi keamanan kalo gak bisa bayar dan ada apa-apa dari asuransi bisa membantu melunasi atau membantu pembayaran kartu kredit. Well saya udah begini, mana asuransinya? Ditelepon juga gak bisa. gak ada satu pun yang angkat.

Ini yang saya alami, sangat menyedihkan bukan? Ketika marketing-nya mengejar-ngejar kita untuk membuat kartu kredit, dan kita disuruh rekomendasikan dia sebagai marketing kartu kredit Bank Mega. Jujur saya menyesal menyuruh teman-teman saya membuat kartu kredit Bank Mega, karena saya gak mau mereka mengalami seperti saya.

Saat saya sharing dengan sahabat-sahabat saya yang mengalami keadaan ekonomi yang sulit, mereka tercengang dengan apa yang saya alami. Saya punya sahabat, nilai utangnya jauh lebih besar dari saya, dia menggunakan kartu kredit Bank BCA. Saat dia tahu keuangannya gak stabil, dia langsung ke CS kartu kredit Bank BCA. Walaupun lancar, Pihak BCA memberi solusi dan membantu sahabat saya ini. Akhirnya, sampai sekarang dia lega bisa pelan-pelan melunasi utangnya. Apakah orang akan kapok memakai kartu kredit Bank BCA ? Tentunya tidak kan? Malah akan jadi cerita bagus untuk nasabah-nasabah lainnya. Keamanan dan kenyamanan nasabah pun jadi terjamin, karena ekonomi gak ada yang tahu.

Kebetulan teman saya yang bekerja di CS Bank BCA juga sharing dengan kami. Dia menyatakan, itu perlakuan buruk dan tidak menghargai nasabah. Jika nasabah datang jauh-jauh meminta solusi seharusnya ada tanggapan yang baik. Karena ketika nasabah lancar, bank pun lancar dan nama baik bank juga terjaga. Saat saya mendengar itu semua, saya jadi tambah marah, karena saya diperlakukan sperti ini di BANK PUSATNYA, padahal bank lain bisa mengatasi dengan baik.

Saya berharap pimpinan Bank Mega membaca ini semua dan bisa men-training customer service CC dan debt collector dengan baik. Itu pun kalau Bank Mega masih peduli dengan nasabahnya yah.

Walaupun saya tersendat bayarnya, saya berhak mendapatkan perlakuan yang baik dan solusi, karena saya bayar iuran tahunan kartu dan bunganya.

Vivi Natalia
Jakarta

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Bank Mega atas Surat Ibu Vivi Natalia

Redaksi yang terhormat, Sehubungan dengan surat Ibu Vivi Natalia di mediakonsumen.com (31/3), “Pelayanan Bank Mega Sangat Tidak Professional, CS-nya Tidak...
Baca Selengkapnya

4 komentar untuk “Pelayanan Bank Mega Sangat Tidak Professional, CS-nya Tidak di-Training dengan Baik

  • 3 April 2017 - (20:02 WIB)
    Permalink

    Kepada Yth mediakonsumeh.com
    Sehubungan dengan surat dari Ibu Vivi Natalia (31/3/17) “Pelayanan Bang Meja sangat tidak Professional dst ”
    sebelum kami lagi lagi memohon maaf dan menyesali mengapa jawaban dari customer kami di cabang Bpk/Ibu datang seperti itu
    Memang harusnya sangat berterimakasih kepada media ini yang telah mampu jadi wadah untuk mengeluarkan unek2 Ibu bahkan media ini juga menjadi wabah dari korban debt kol kami ,karena apa?hal tersebut sudah telah dan memang menjadi kebijakan kami dalam Bpk?ibu ingin melunasi hutang kk,kami mempunyai kebijak sini an seperti itu yaitu pokok hutang plus beban bunga plus beban lain lain yang tidak bisa kami sebutkan disini yang penting banyak sekali deh
    atau kalau tidak bisa menerima ke bijak sini an kami,yaa silahkan menghadapi teror hebat dari divisi debt kolektor kami
    tetapi bukankah itu menunjukkan komitmen dan kegigihan dari para debt colector yang dipunyai kami cc pihak ketiga
    sesuai yang sudah kami lakukan bukankah tingkat keberhasilan melakukan tindakan tsb tinggi,terbukti banyaak sekali klien kami yang ketakutan dan akhirnya membayar sebisa bisanya walaupun menempuh berbagai cara,dan kami sangat bangga beberapa klien kami telah dipecat dari pekerjaannya ditengah sulitnya mencari lapangan kerja saat ini
    untuk itulah kami mohon kerjasama dari Bpk/Ibu supaya bayar kepada kami,karena kami terkenal sekali kegarangannya ,terbukti ratusan keluhan klien kami memenuhi media ini,sementara ojk dan institusi lain tidak berkutik menghadapi kami,bahkan puluhan keluhan berjibun setiap bulannya kami anggap angin lalu karena tujuan kami jelas,hutang bayar secepatnya,tanpa ada kebijakan lain lagi plus bunga bunganya
    Soal keluhan/Ibu di media ini yang menganggap tidak professional,kami memberikan definisi dulu dari kata professional yang artinya bayaran,jadi Ibu salah kalau menilai debt kol kami tidak professional,justru amat sangat professional karena mereka akan mendapat bayaran dari tagihan yang masuk.
    mengenai keluhan2 lain klien lain seperti dimaki,diancam ancam ,dengan tegas kami tidak mau mengakuinya Bu,bahkan kalau Ibu lapor pada pihak yang berwajibpun kami dengan ketawa ketiwi mengelaknya Bu,karena yang telephone kan memakai telephone yang tidak bisa Ibu hubungi balik,telephone nomornya banyak dan orang orangnya gonta ganti,bisa pakai nama Robert,John,martin,carlos dst dsb dan Ibu tidak bakal bisa membuktikan bahwa itu adalah pihak kami,jadi anggap saja itu hiburan dari kami dengan tujuan yaaa itu tadi bayarlah saja Bu
    demikian tanggapan dari kami apa adanya
    kepada mediakonsumeh.com terimakasih atas dimuatnya tanggapan ini
    maaf kalau kami telah menjadi wabah dari wadah konsumen
    Hormat kami
    PT.Bang Meja
    mari bu

  • 14 Desember 2017 - (22:29 WIB)
    Permalink

    Perihal bu Vivi ini persis yg saya alami. Sdh jd nasabah kk bank Mega sekian lama dgn riwayat pembyran seblmnya lancar. Ketika akhirnya kondisi keuangan bermslh msh berpikir positif segera dtg ke bank yg bersangkutan utk mendpt solusi keringanan agar bisa tetap membyr. Jauh2 meluangkan waktu disela jam kerja dtg ke Mega Kuningan ternyata percuma, spt bu Vivi stlh dr basement itu saya disuruh ke lt. 3 bertemu pak Yaser yg setlh saya utarakan kesulitan saya panjang lebar hanya dpt penegasan kalo tdk ada program keringanan dan saya hrs byr sesuai tagihan, hanya ada satu kebijakan saja hapus bunga dan denda utk satu bln itu kalo saya byr sesuai minimum payment. Kalau saya punya uang cukup saya gak perlu repot2 dtg sampai membuang airmata kekesalan dan kecewa saya atas tanggapan bank Mega. Bpk itu menegaskan kalo saya hrsnya sdh tau konsekuensinya, saya pakai hrs saya byr tak peduli apapun kesulitan yg sedang saya alami. Memangnya saya idiot gak ngerti, justru sadar hrs tetap byr maka saya dtg kesitu. Intinya sampai hr ini bank Mega trs menekan saya utk byr dan byr kalau gakmau diserahkan ke dcnya yg tanpa kompromi, itu sesuai perkataan salah satu staff collection perempuan yg menelpon saya. Saya sempat bertanya, knp ketika itu di kntr basement itu saya saksikan ada yg bisa dpt penyelesaian mslh tagihanya disitu. Si mbak menelpon samya bilang oh itu nasabah yg sdh nunggak tahunan br bisa dikasi penyelesaian. Jd percuma sajalah kita semua seblm merasakan teror dc nya sampai puas gak akan diberikan solusi. Saya jg sdh mengingatkan teman atau siapapun yg saya kenal yg saya tau memiliki kk bank Mega lbh baik menutupnya saja dan memilih bank lain yg lbh profesional penanganan terhdp nasabah drpd nanti suatu ketika siapa tau mendpt kesialan hrs berhdpan dgn arogansi bank Mega. Saya sdh berjanji pd diri sendiri begitu selesai mslh tagihan kk saya akan segera saya tutup tanpa mau mengenal lg ada yg namanya bank Mega. Hmm.. Dc nya itu suatu ketika saya yakin akan mendpt pil pahit jika trs bertindak menagih sewenang2. Jgnlah terlalu mendesak org yg sdh susah bila sngt keterlaluan gelap mata bisa nyawa yg jd taruhan. Teman saya bilang gak perlu repot ngadepin dc yg brutal, cukup sedia pecahan beling halus dicampur air cabe buat mencuci matanya. Mungkin kalo saya sampai ngalamin bisa dijadikan pertimbangan.

  • 6 Februari 2018 - (11:53 WIB)
    Permalink

    saya sedikit mau menambakan tanggapan dari yang di atas ttg keluhan ibu vivi.tanggapan dari parahgrup terlihat sekali ada ancaman dengan artikel nya,dan kata katanya sangat arogan dan menghalalkan segala cara dalam hal penagihan.mungkin buat anda negri ini ngak ada hukum yang mengatur itu smua.apakah buat anda dengan memberikan ancaman melalului pihak depkolektor tidak bisa dilaporkan ke pihak berwajib.apakah kalian hanya akan tertawa ketiwi jika ini di laporkan,atau mungkin kalian punya bakingan sehingga kalian merasa kuat.apakah dengan cara penagihan via collection dengan no telpon tidak bisa di hub trus merasa aman,,tunggu dulu,,semua bisa di lacak bro,,,terserah kalian mau pakai nama palsu,mau gonta ganti nama,mau poakai no ngak bs di hub balik,,ngak masalah,,smua bisa kok di proses secara hukum jika itu sdh masuk ke arah ancaman, kekerasan, merasa tidak aman dan merasa di intimidasi,tak selamanya usaha itu berjalan bagus.begitu jg dengan nasabah yang menunggak tak selamanya dia menunggak krn tak satupun org yg mau berhutang

    • 6 Februari 2018 - (12:18 WIB)
      Permalink

      oh iya penambahan ni dari tanggapan dr antiparahgrup isi kata-katanya begini
      cpoy dari atas
      : karena kami terkenal sekali kegarangannya ,terbukti ratusan keluhan klien kami memenuhi media ini,sementara ojk dan institusi lain tidak berkutik menghadapi kami,bahkan puluhan keluhan berjibun setiap bulannya kami anggap angin lalu karena tujuan kami jelas,hutang bayar secepatnya,tanpa ada kebijakan lain lagi plus bunga bunganya.

      Dia bicara sangat arogan dan ada kata ancaman dengan kegaranganya dan dia menyebutkan kl OJK tdk bisa berkutik dengan perbuatan mereka,,,ok..kita lihat apakah OJK lemah….
      tipikal yang kayak gini hanya memikirkan perut,,,tidak memakai otak

 Apa Komentar Anda mengenai Bank Mega?

Ada 4 komentar sampai saat ini..

Pelayanan Bank Mega Sangat Tidak Professional, CS-nya Tidak di-Trainin…

oleh vivi dibaca dalam: 6 menit
4