Bulan Puasa, Tetaplah Menjadi Konsumen yang Bijak

Pembaca yang terhormat,

Meski sejatinya pola konsumsi makan berubah, yang biasanya tiga kali sehari (sarapan, makan siang, dan makan malam), bulan Ramadhan justru selalu identik dengan naiknya harga-harga barang konsumsi kebutuhan pokok akibat naiknya jumlah permintaan akan barang-barang konsumsi tersebut. Padahal bagi yang berpuasa pola makan di bulan Ramadhan justru berkurang menjadi dua kali sehari (sahur dan berbuka). Tetapi begitulah, karena sudah menjadi tradisi, pasar-pasar dan juga supermarket selalu mengalami kenaikan permintaan dari konsumen.

Permintaan barang-barang konsumsi ini akan berlangsung selama sebulan penuh sampai saat hari raya Idul Fitri menjelang. Dengan beberapa variasi tambahan seperti makanan untuk pembuka saat waktu berbuka tiba. Selain kurma, yang juga populer adalah makanan khas seperti aneka jenis kolak, sirup, kelapa muda, sampai es campur.

Mulai pertengahan Ramadhan sampai menjelang hari raya Idul Fitri, variasi makanan ini akan ditambah beraneka jenis kue kering dan biskuit sebagai penganan khas lebaran untuk menyambut tamu-tamu yang berkunjung. Kemudian, gulai, opor, dan juga ketupat mulai disiapkan juga. Lalu tak ketinggalan barang konsumen pakaian mulai dari baju, celana, sepatu, sampai sarung mulai ramai diburu orang.

Ya, sebagai sebuah tradisi, di Indonesia, Ramadhan adalah berkah bagi banyak orang. Para pedangang barang-barang konsumsi mulai dari pasar tradisional sampai pasar supermoderen, para pedagang pakaian dan asesorisnya, dan juga para pedagang dadakan yang menyediakan makanan untuk tajil atau berbuka, akan sangat merasakan berkah Ramadhan ini. Ramadhan adalah saatnya tingkat konsumsi di Indonesia meningkat tajam.

Bagaimana dengan konsumen? Tentu saja konsumenlah yang mendorong naiknya permintaan pasar ini. Maka kenaikan harga beberapa barang menjadi tidak terelakkan, biasanya yang paling terdampak adalah harga-harga bahan kebutuhan pokok terutama daging, cabe, dll. Karena itu penting bagi konsumen, untuk tetap bersikap bijak dalam berbelanja. Artinya jika beberapa harga meningkat terlalu tajam, bersiaplah untuk tidak memaksakan diri berbelanja barang tersebut, dan sebaliknya justru mulai mencari subtitusinya. Sebab bukankah yang penting adalah esensi dari makna puasa itu sendiri, menahan diri. Jadi bukan melulu pada makanan yang berlimpah. Jika semua konsumen bersikap bijak, maka harga-harga akan mengikuti hukum pasar dengan sendirinya, saat permintaan menurun maka harga-harga juga akan ikut turun. Mungkin tidak mudah, tapi jika semua orang melakukan tindakan kecil, dampaknya akan menjadi besar bukan?

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang yang menjalankannya, dan tetaplah menjadi konsumen yang bijak.

Salam hangat,
Redaksi

 Apa Komentar Anda?

Belum ada komentar.. Jadilah yang pertama!

Bulan Puasa, Tetaplah Menjadi Konsumen yang Bijak

oleh Redaksi dibaca dalam: 1 menit
0