Kesiapan Sistem Transaksi Non-Tunai untuk Jalan Tol

Surat Terbuka untuk Jasa Marga, BNI,
cc: Gubernur Bank Indonesia, Menteri BUMN, Menteri PUPR, Komisioner OJK, BRI, BTN, Operator Jalan Tol

Kepada Yth. Ibu Desi Arryani

Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan,
Bapak Achmad Baiquni
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Tembusan: Gubernur Bank Indonesia, Menteri BUMN, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dewan Komisioner OJK, Direktur Utama BRI, Direktur Utama BTN, Operator Jalan Tol lainnya.

Saya prihatin terhadap kurangnya kemudahan penggunaan kartu BNI Tapcash dan pelaksanaan kepatuhan terhadap aturan OJK yang juga kurang memadai. Pengalaman dan pengamatan saya berikut ini mungkin dapat mewakili apa yang dialami dan dirasakan banyak pengguna jalan tol dan masyarakat pada umumnya.

Memasuki pintu tol Kunciran 2 pada 6 Mei 2017, saya membeli kartu BNI Tapcash Rp 50,000 guna turut mendukung gerakan non-tunai Bank Indonesia dan penerapan Multi Lane Free Flow (MLFF) yang akan datang. Setelah beberapa kali melakukan perjalanan dan saldo dalam kartu menipis, barulah saya menyadari bahwa bukan tindakan yang bijak membeli kartu tersebut. Untuk mengisi ulang BNI Tapcash, saya hanya bisa melakukannya dengan membuka akun BNI dan menambah nilai uang elektronik via ATM BNI, atau mengisinya dengan kartu bank lain di ATM BNI yang akan dikenakan biaya Rp 6.500. Tidak seperti e-Toll card dan Mandiri e-money – dimana pengisian dapat dilakukan di gerbang tol, dan juga jaringan retailer seperti Indomaret dan Alfamart dengan biaya hanya Rp 1.000. Berdasarkan riset saya, kesulitan isi ulang yang serupa juga dialami pengguna kartu BTN Blink dan kartu BRI Brizzi. Beruntung sejauh ini saya telah dibantu dua kali oleh Pimpinan Cabang Gading Serpong yang berbaik hati mengisi ulang kartu saya dengan kartu ATM beliau.

Terkait pelaksanaan Peraturan OJK (POJK) tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan dan UU Perlindungan Konsumen (UUPK), ada beberapa hal yang saya rasa penting untuk diperbaiki oleh Jasa Marga, BNI dan bank-bank peserta lainnya dalam membantu kesiapan keseluruhan sistem penggunaan transaksi non-tunai untuk melayani masyarakat lebih baik.

Pertama, perlu adanya penyampaian informasi yang akurat dan jelas mengenai produk kartu elektronik yang dijual di pintu tol, terlebih terkait pengisian ulang yang tidak mudah dilakukan. Penjual kartu BNI Tapcash yang bertemu muka dengan saya sama sekali tidak menyebutkan potensi kerumitan pengisian ulang yang saya hadapi sekarang. Mohon dicermati Pasal 4 POJK terkait, serta Pasal 4(c) UUPK.

Kedua, perlu adanya pilihan kartu pembayaran elektronik dari semua bank peserta saat menawarkan ke pengguna jalan tol – sehingga konsumen mempunyai hak untuk memilih dan memiliki pilihan dalam mengambil keputusan. Mohon diperiksa Pasal 17 OJK terkait, serta Pasal 4(b) UUPK.

Ketiga, selalu perlu tercetak tanda terima/struk untuk setiap transaksi pembayaran yang dilakukan pengguna kartu pembayaran elektronik. Mohon diteliti Pasal 26 POJK terkait.

Keempat, agar masyarakat pengguna jalan tol tidak mengalami kesulitan dalam pengisian ulang, mohon hanya menjual kartu bank peserta yang telah benar-benar siap mendukung Gerakan Nasional Non-Tunai end-to-end dan siap memberi kemudahan kepada masyarakat pengguna jalan tol, terutama kemudahan pengisian ulang di gerbang tol dan banyak jaringan retailer. Dari riset yang saya lakukan, terlihat kemajuan persiapan dan kesiapan setiap bank berbeda-beda semenjak launching e-Payment Toll 21 Maret 2016 yang lalu. Saya sangat menyarankan, daripada saling menunggu dan teristimewa menyambut arus mudik yang akan datang, mohon mengesampingkan bank peserta yang tidak siap dan memberikan prioritas kepada bank yang telah benar-benar siap.

Sehubungan dengan dua kartu BNI Tapcash yang saya miliki saat ini, mohon memberikan penggantian dengan dua kartu Mandiri e-Money dan mengembalikan nilai uang yang ada di dalam kedua kartu BNI Tapcash kepada saya.

Harapan saya adalah semoga pengalaman serta kritik dan saran diatas membantu percepatan dan kesiapan implementasi penggunaan transaksi non-tunai di seluruh jalan tol di Indonesia – dengan selalu menempatkan kepentingan masyarakat umum.

Terima kasih atas perhatian Bu Desi dan Pak Achmad.

Salam,

Hilman Wirahadisaputra
Canary Summarecon Pagedangan
Kabupaten Tangerang

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

10 komentar untuk “Kesiapan Sistem Transaksi Non-Tunai untuk Jalan Tol

  • 21 Juni 2017 - (11:11 WIB)
    Permalink

    Dulu transaksi di GTO lebih cepat karena hampir tidak ada antrian.. Sekarang kadang2 antrian di GTO lebih panjang daripada antrian di gerbang transaksi tunai.. Jadi gak terasa keuntungan pake kartu prabayarnya.. ?

  • 22 Juni 2017 - (16:41 WIB)
    Permalink

    kalau bayar toll tunai mau dihapus, harusnya berpikiran luas tidak mencari keuntungan contohnya kartu GTO dikasi cuma2 alias tanpa pulsa. saya rasa masyarakat nga keberatan untuk memakai GTO. makasih.

    • 30 Juni 2017 - (09:59 WIB)
      Permalink

      Ide bagus, Mas Tio. Kartu GTO/kartu transaksi non-tunai gratis ke semua pengguna jalan tol tentunya akan sangat membantu percepatan gerakan non-tunai Bank Indonesia. Heran juga mengapa ini tidak diterapkan? Semoga usulan ini didengar baik oleh Pemerintah.

  • 22 Juni 2017 - (16:54 WIB)
    Permalink

    yang bikin di tol macet ngambil karcis, yg namanya mesin pasti harus dibantu tenaga manusia pada saat ada tanda2 mulai banyak mobil ngantri, itu solusi maknyos pasti lancar. saya suka perhatian pada saat melintas di tol pasti nganti dikarcis

  • 30 Juni 2017 - (10:10 WIB)
    Permalink

    Kepada yth. Ibu Desi Arryani (Jasa Marga),

    Mohon dipastikan semua mesin transaksi non-tunai dapat bekerja dengan baik. 26 Juni 2017: Transaksi non-tunai tidak berjalan di Gerbang Cibubur (arah Jakarta) & Pondok Ranji (arah Serpong) – kedua mesin di gardu dengan staf Jasa Marga. Bukti pembayaran penuh Rp 3500 & Rp 9000 ada pada saya, diskon 20% selama Lebaran tidak dapat dipakai saat itu karena kerusakan mesin-mesin tersebut.

    Terima kasih.

    Salam,
    –Hilman Wirahadisaputra

  • 25 Juli 2017 - (20:39 WIB)
    Permalink

    Sebagai referensi bersama.

    Tanggal 18 Juli 2017, Sdri. Vitta – Customer Care BNI Contact Center (1500046) melakukan follow up respons. Pengaduan No 1: Konsumen tidak memerlukan informasi maupun penjelasan saat penjualan kartu elektronik di pintu tol, karena sudah banyak informasi disebarluaskan melalui billboard maupun media lainnya. Pengaduan No 2: Memang hanya satu kartu yang ditawarkan di pintu tol (bergantian dengan bank peserta lainnya). Pengaduan No 3: tidak dibahas. Pengaduan No 4: pengisian ulang TapCash disarankan via ATM BNI, sama saja dengan pengalaman yang diadukan tertulis diatas.
    Tanggapan resmi tertulis dari Direksi BNI dan Jasa Marga, sebagai penerima/tujuan surat pengaduan diatas, dinantikan sampai dengan 28 Juli 2017, sesuai pembicaraan via telepon tersebut.

  • 25 Juli 2017 - (20:53 WIB)
    Permalink

    Sebagai referensi bersama.

    Tanggal 23 Juli 2017 sekitar jam 16, gerbang tol Pondok Ranji (arah Serpong), gardu no 1 non-GTO ada petugas, kartu BNI TapCash tidak dapat dibaca perangkat reader. Berunding dengan Pak Taufiq Hidayat, Kepala Shift yang bertugas, untuk diperbaiki dengan segera. Tidak bayar tol Rp 9.000 karena ketidaksiapan alat pendukung transaksi non-tunai di tempat tersebut.

    • 26 Juli 2017 - (13:14 WIB)
      Permalink

      Tahun 2000 di Guimares, Portugal saya menumpang kendaraan rekan bisnis yang dilengkapi alat pembayaran tol elektronik yang dipasang di dashboard mobil. Kendaraan cukup lewat, tanpa berhenti dan display di pintu tol menunjukkan tarif tol. Menurut rekan saya pembayaran dilakukan setiap akhir bulan seperti pembayaran tagihan kartu kredit.

      Tahun 2017 saya baru melihat 1 pintu tol masuk ke Bandara Sukarno Hatta dengan tulisan “on board unit” tapi relatif sepi kendaraan pelintas. Artinya dalam urusan pembayaran tol, Indonesia ketinggalan paling tidak 17 tahun oleh Portugal, prihatin 🙂

      • 22 Agustus 2017 - (18:04 WIB)
        Permalink

        Pasti satu hari, kita di Indonesia akan memakai alat seperti itu, Mas Dadang. Tahap pertama adalah mendorong seluruh anggota masyarakat memakai kartu pembayaran elektronik. Ide automated cashless lainnya menyusul 🙂

  • 22 Agustus 2017 - (18:33 WIB)
    Permalink

    Sebagai referensi bersama.
    Tanggal 04 Agustus 2017 sekitar jam 17:45, gerbang tol Pondok Ranji (arah Jakarta), gardu no 20 non-GTO ada petugas Sdr. Marcel – kartu BNI TapCash tidak dapat dibaca perangkat reader. 10 menit menunggu kedatangan Pak Dede Rahmat, Kepala Shift yang bertugas, untuk berunding namun tidak datang. Tidak bayar tol Rp 18.500 karena ketidaksiapan alat pendukung transaksi non-tunai di tempat tersebut.

 Apa Komentar Anda mengenai BNI Tapcash?

Ada 10 komentar sampai saat ini..

Kesiapan Sistem Transaksi Non-Tunai untuk Jalan Tol

oleh Hilman Wirahadisaputra dibaca dalam: 2 menit
10