Pengalaman

“Backpacker”-an ke Eropa di Bulan Ramadhan – Bagian 4

Bagian 4. Menjelajahi Kota-kota Kecil di Pinggiran Italia

Sambungan dari bagian 3

Kesempatan mengunjungi kota kecil di Italia memberi kesan dan pengalaman yang sangat langka. Biasanya wisatawan yang berkunjung ke mancanegara tujuan utamanya adalah kota-kota yang sudah tersohor seperti Roma, Vatican, Milan atau Venice. Tak banyak paket wisata yang membawa rombongannya untuk mengunjungi kota kecil seperti Pietrasanta, Tuscany, Seravezza, atau Firenze. Malah Kota Pisa pun kalau tidak ada menara miring yang terkenal mungkin tidak akan banyak dikunjungi juga.

Dalam episode tulisan kali ini, sengaja yang diceritakan adalah keadaan kota-kota di pinggiran Italia. Pietrasanta kota kecil di pesisir barat, sebelah utara Pisa, kota mungil namun begitu resik membuat betah bagi siapapun yang bermaksud mencari ketenangan dari kepenatan kerja sehari-hari. Pada saat liburan musim panas memang ramai dikunjungi wisatawan, tetapi umumnya adalah “wisdom” alias wisatawan domestik warga Italia atau Eropa di sekitarnya. Rasanya selama di sana hampir tidak pernah menemui wajah-wajah Asia atau Timur Tengah. Salah satu bukti, saat penulis sedang berjalan-jalan di sebuah taman selepas magrib, sepasang polisi bahkan secara khusus memanggil dengan tatapan penuh selidik, lalu memeriksa identitas (paspor dan visa) dan bertanya, dari mana, sedang apa berada di sana, maksud dan tujuan untuk apa, dst. Sepertinya sesuatu yang tidak lazim bagi kedua polisi tersebut melihat orang dengan hidung yang tidak terlalu mancung dan kulit sawo matang berada di lingkungan sana.

Taman di Pietrasanta

Altissimo, alias puncak gunung tempat penambangan marmer begitu indah dilihat dari jauh, dan juga indah saat didatangi. Jalan mulus terpelihara, lalulintas yang lancar meski banyak truk-truk besar mengangkut balok marmer yang besar. Di tanjakan maupun turunan tidak ada satupun kendaraan yang kepayahan seperti yang biasa penulis lihat di tanjakan Gentong Tasikmalaya, Nagreg atau Puncak Cianjur. Rahasianya terletak pada kedisiplinan untuk mengangkut sesuai dengan kapasitas daya angkutnya.

Pintu terowongan Del Cipollaio, Altissimo

Di kota-kota kecil lainnya di Italia seperti Seravezza, Lucca, Pisa, Firenze alias Florence bangunan-bangunan antik khas zaman Renaissance dipelihara dengan sungguh-sungguh dan menjadi tujuan wisata. Isinya berupa karya-karya seni lukis, seni patung yang ditata dengan sepenuh hati membuat kagum bagi siapapun yang berkunjung.

Museo Galileo Galilei, Firenze

Ponte Vecchio atau Old Bridge adalah sebuah jembatan kuno paling unik di Florence atau Firenze. Dibangun untuk lalulintas dari Ulfizi ke Palazzo Pitti menyebrangi sungai Arno . Disebut unik dan menawan sebab di sisi kiri dan kanan di atas jembatan tersebut berjajar toko suvenir. Sepintas kita tidak akan menyangka bahwa jalan tersebut adalah jembatan. Untuk membuktikan bahwa itu memang jembatan disediakan teras di sebelah kiri kanan jembatan agar pengunjung bisa menatap sungai yang dilintasi oleh jembatan tersebut.

Ponte Vecchio di Florence/firenze (kiri: Teras, kanan: Toko-toko Suvenir di atas jembatan)

Bersambung ke bagian 5

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan
Penulis
Entjep Sunardhi