“Backpacker”-an ke Eropa di Bulan Ramadhan – Bagian 11

Bagian 11. Idul Fitri 1438 H di KBRI Paris

Sambungan dari bagian 10.

Dua kali merayakan hari lebaran di luar negeri dengan si bungsu yaitu 1432H di Mekah dan 1438H di Paris. Yang pertama saat melaksanakan Umroh Ramadhan sebulan penuh sampai hari lebaran dan yang kedua saat melancong ke Eropa yang waktunya dimulai dari sepertiga akhir Ramadhan sampai hari raya Idul Fitri. Meski tidak direncanakan secara khusus menjalani lebaran banyak memberi hikmah yang bisa dipetik. Kebetulan di kali yang kedua bulan puasanya bertepatan dengan musim panas di Eropa sehingga bisa mengalami bagaimana rasanya berpuasa di tengah cuaca yang banyak mengundang rasa haus apalagi ditambah waktu berpuasa yang panjang antara 17 sampai 18 jam. Meski ada keleluasaan (rukhsoh) untuk membatalkan puasa bagi yang sedang dalam perjalanan (safar) tapi dengan diiringi niat yang kuat puasa bisa juga dijalani.

Malam takbiran di Paris tak terasa beda dibanding malam-malam yang lain, sebab selain umat Muslim yang merupakan minoritas di sana, pun mesjidnya tidak dilengkapi pengeras suara yang kencang seperti di tanah air. Rencana akan melaksanakan solat sunat Ied di Masjid Besar/Jami Paris diurungkan sebab mendapat undangan dari Albar, kenalan di KBRI Paris untuk melaksanakan solat Ied di sana. Selesai sarapan dengan kopi dan roti di hotel, pagi-pagi sekali sudah menuju ke KBRI Paris di 47-49 rue Contambert Paris 75016. Dengan menggunakan MRT, dari stasiun Blanche naik Metro 13 terus ganti kareta Metro 9 di setasiun Miromesnil yang menuju ke Pont de Sevres lalu turun di stasiun La Muette untuk kemudian diteruskan dengan berjalan kaki ke KBRI Paris. Perjalanan tidak terburu-buru karena di KBRI solat Idul Fitri dimulai pukul sembilan pagi.

Suasana pagi di jalan Contambert terasa sepi, tak banyak terlihat orang berlalu lalang. Dari jauh gedung KBRI Paris sudah terlihat jelas sebab ditandai dengan bendera Sang Dwi Warna yang berkibar gagah ditiup angin Kota Paris. Di gerbang ada beberapa saudara-saudara dari Indonesia yang menyambut ramah dan menunjukkan arah ke ruangan basement tempat solat ied dilaksanakan. Jemaah solat ied ada sekitar seratusan, kebanyakan anak-anak muda yang tampaknya para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Perancis. Ada juga yang sudah berumur bahkan yang datang dengan rombongan keluarga lengkap pun ada.

Suasana solat idul fitri 1438H di KBRI Paris

Selesai khutbah yang disampaikan oleh Dr. Arrazy Hasyim, MA acara diteruskan dengan silaturahim saling bersalaman. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan ucapan selamat dari Dubes RI untuk Perancis lalu bersama menikmati hidangan lebaran khas Indonesia antara lain lontong kari dan aneka gorengan. Sedangkan acara resepsi “open house” lebaran akan dilaksanakan di kediaman Dubes RI sekalian makan siang.

Hidangan pagi selepas solat Idul Fitri disediakan di lantai dasar. Di meja bagian minuman terletak aneka rupa jus buah-buahan juga kopi, teh dan air mineral. Lontong kari ayam disajikan bersama dengan aneka gorengan seperti bakwan, pisang goreng bahkan ada juga kerupuk, tak ketinggalan roti dengan bumbu selai dan keju. Suasana lebaran tanah air begitu terasa sebab kebetulan jamuan pagi disediakan di pelataran yang berupa taman meski tak besar tapi cukup asri. Di salah satu ruangan di atas pintunya dihiasi ukiran dengan tulisan “Balai Desa” yang menambah kerinduan ke tanah air. Di salah satu pojok taman ada juga gazebo kecil yang dibuat ala gubuk di sawah-sawah di pedesaan Indonesia.

Bercengkrama akrab melepas kerinduan bersama saudara-saudara dari tanah air dengan menggunakan bahasa Indonesia yang kadang diselingi dengan bahasa daerah masing-masing jika kebetulan lawan bicara berasal dari daerah yang sama. Gambaran ukhuwah insaniah (hubungan sesama manusia), ukhuwah islamiah (hubungan sesama Muslim), dan ukhuwah watoniah (hubungan sesama anak bangsa) menemukan bentuk yang paling nyata saat berkumpul di negeri orang seperti ini.

Acara ramah tamah idul fitri 1438H di KBRI Paris

Sebenarnya Albar bersikeras mengundang untuk ikut jamuan makan siang bersama Dubes dan seluruh staf Kedubes RI di Paris, tapi sayang tidak bisa dipenuhi karena sudah ada jadwal ke tujuan lain yang sudah dirancang sejak di tanah air, yaitu Disneyland Paris. Bukan maksud hati menolak undangan tapi waktu berkunjung ke Paris kali ini begitu padat, sebab besok hari tanggal 2 Syawal alias 26 Juni 2017 malam tiket pesawat ke Doha, Qatar sudah diterbitkan.

Selesai memohon maaf atas undangan yang tidak bisa dihadiri, pertemuan pun diakhiri dengan berpamitan. Albar mengantar sampai ke luar kompleks KBRI Paris sambil tak lupa sama-sama berharap agar bisa berjumpa lagi di waktu dan kesempatan lain.

Lebaran di Paris

A post shared by Entjep Sunardhi (@entjepsunardhi) on

Balubur Limbangan 20 September 2017

Bersambung ke bagian 12.

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

 Apa Komentar Anda?

Belum ada komentar.. Jadilah yang pertama!

“Backpacker”-an ke Eropa di Bulan Ramadhan – Bagian 11

oleh Entjep Sunardhi dibaca dalam: 3 menit
0