Ilustrasi Headline Keluhan Surat Pembaca Driver Grab Car Tidak Memiliki Etika 24 Oktober 201724 Oktober 2017 Santicha Liberty 2 Komentar Grab Car, Taksi Online, Transportasi Umum Ikuti kami di Google Berita Kepada Grab Car, Saya penumpang atas nama Ando yang menggunakan Grab Car pada Hari Senin pukul 13.25 dengan driver Gid*** dan plat nomor B 10** UIJ (nama dan nomor lengkap ada pada redaksi). Saya ingin melaporkan bahwa driver sangat tidak sopan dengan omongan kasarnya yang melecehkan dan merendahkan secara verbal. Mohon maaf sebelumnya, bukan berarti maksud saya mengungkit soal SARA. Tapi saya di sini sebagai korbannya dan saya sudah komplain ke Grab tapi belum ada tanggapannya. Senin 23 Oktober 2017 pukul 13.25 saya menumpang mobil Grab untuk menjemput anak saya pulang sekolah di daerah Tangsel. Selama perjalanan dia sibuk bertanya asal saya dari mana? Driver (D): “Mbak orang Sunda atau Jawa?” Saya: “Kenapa pak?” D: “Oh gak.. biasanya kan kerja dari sana. Gaji kamu, ada 4 juta?” Si bapak bertanya lagi. Saya: “Maksudnya pak? Saya sudah gak kerja lagi, soalnya suami saya kerja di luar terus.” Dan si driver kaget, “Jadi ini anak-anak kok mirip Cina? Anak kamu semua??” Saya: “Ya iyalah pak, anak saya semua.” D: “Kok mirip Cina? Apa papanya Chinese?” Saya: “Emang kenapa pak? Saya yang keturunan Chinese. Maksud bapak apa?? Saya pembantu??” Dengan santai si driver jawab: “Oh kirain kamu pengasuhnya.” Sontak saya langsung lihat ke kaca depan (driver-nya mungkin keturunan Tionghoa, dilihat dari face-nya). Di situ saya sudah menahan emosi, padahal sebelumnya saya sangat respek menghadapinya karena driver sudah tua. Dan saya baru sadar ke mana arah pembicaraan itu karena wajah saya lebih ke pribumi dan mengurus anak sendiri. Secara tidak langsung dia menanyakan saya seorang pembantu dengan cara menanyakan gaji saya berapa karena mengasuh anak-anak Cina. Padahal mereka anak kandung saya. Dan saya sangat tersinggung, meskipun saya juga keturunan Tionghoa dan pribumi. Tapi tidak semestinya driver Grab bicara seperti itu. Ditambah lagi dia marah dengan anak saya yang berumur 5 tahun karena mobilnya takut KOTOR hanya dengan anak saya menaikkan kakinya ke kursi belakang, padahal anak saya sudah lepas sepatu. Dan sepanjang jalan dia ngomel karena angkut anak nakal dan mengajarkan cara mendidik anak. Dan dia menyuruh saya untuk menghukum memukul anak saya sendiri karena NAKAL (cuma karena anak saya menaikkan kaki di kursi?). Saran gila macam apa itu? Dan driver mengancam anak saya diturunkan di tengah jalan? Akhirnya emosi saya meledak. Apa seperti itu cara bersikap kepada penumpang? Lebih baik jangan jadi sopir online kalau tidak bisa bersikap. Etikanya di sini saya penumpang dan dia sopir. Saya tidak mau tahu urusan hidupnya. Dan tidak ada haknya untuk mengatur kehidupan saya dan sibuk bertanya mengorek-ngorek kehidupan pribadi saya. Mohon tolong diperbaiki etika kerja driver Grab dan segera ditindaklanjuti agar tidak ada lagi korban seperti saya. Karena selama ini saya menggunakan Grab Car baik-baik saja. Baru kali ini saya benar-benar kecewa. Tolong tindakannya dan terima kasih atas perhatiannya. Santicha Tangerang Selatan Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Niz Goodsonovski15 Desember 2017 - (06:33 WIB)Permalink Saya turut prihatin atas apa yg dialami ibu Santicha. Keramah tamahan memang bagian dari etika sbg driver taxol, salah satunya bertegur sapa dan penumpang taxol jg baiknya respect pada sang driver karena pada dasarnya taxol adalah RIDE SHARING yg tak perlu memposisikan driver sbg sopir konvensional apalagi sopir pribadi yg tiap bulannya menerima gaji, tapi disisi lain sang driver jg harus pintar membaca mood penumpang dan tidak bertanya ke arah yg sensitiv atau pribadi terlebih pada kasus ibu ini adalah SARA. Saya sebagai driver taxol juga merasa geram jika ada oknum driver yg bertingkah laku seperti itu. Semoga ke depannya antara driver dan penumpang ada saling menghargai agar kenyaman bisa tercipta selama perjalanan. Login untuk Membalas
Felix Nando13 Juni 2018 - (14:49 WIB)Permalink Kalo saya mah ga peduli asal orang dari mana toh kita sama sama manusia Login untuk Membalas