Surat Pembaca

LINE, Mana Kompensasi untuk User?

Siapa yang tidak tahu salah satu aplikasi chatting besar bernama LINE? Buat saya pribadi, sejak applikasi chat marak digunakan bersamaan dengan populernya smartphone, LINE lah yang paling menarik perhatian karena salah satu fitur unggulannya yaitu stiker. Sejak saat itu aplikasi chat lain juga punya fitur stiker, tapi tetap LINE lebih unggul buat saya karena varian stikernya yang luas dan juga banyak stiker-stiker resmi seperti Disney dan brand besar lainnya. Maka wajar jika aplikasi ini berkembang pesat dan disukai penggunanya karena fitur stiker tersebut. Juga ada fitur tema yang tidak kalah menarik.

Tentu saja kedua fitur itu ada yang gratis dan berbayar, dan lebih banyak yang berbayar. Oke tidak masalah, sekali-kali saya suka beli juga. Yang jadi masalah adalah sejak munculnya kebijakan terbaru LINE, yaitu menarik semua stiker/tema berbayar yang dibeli dari menurut mereka adalah cara llegal.

Jadi begini, stiker/tema yang berbayar seharusnya tidak mempunyai batas waktu akhir atau expired date seperti stiker/tema gratis. Lalu cara membeli stiker/tema tersebut ada beberapa cara yaitu: lewat kartu kredit, lewat pulsa, dan lewat pihak ke-3 yaitu seller penjual koin/tema/stiker.

Cara pertama yaitu lewat kartu kredit jelas lebih sulit karena pengguna tidak semuanya punya. Cara kedua lewat pulsa memang lebih mudah. Tapi cara ketiga yang sepertinya paling ramai, karena kalau tidak maka tidak akan menjadi ramai aksi penarikan stiker/tema yang menurut LINE dibeli secara ilegal.

Jadi seller koin atau mari kita sebut pihak ke-3 biasanya memiliki akun official atau OA  (official account) yang melayani pembelian koin/tema/stiker untuk pengguna lainnya. Pihak ke-3 ini memang diminati karena terkadang bisa membantu membelikan tema/stiker yang dibatasi region atau region lock, dan dari segi harga memang lebih murah. Selain itu cara pembayaran juga relatif lebih mudah, yaitu lewat transfer bank atau transfer pulsa kepada seller-nya.

Sebenarnya fitur membayar lewat pulsa juga ada di aplikasinya. Untuk saya sendiri mungkin saya lupa akan cara itu, karena di awal saya menggunakan LINE saya hanya tahu cara membayar lewat kartu kredit. Sehingga saat pihak ke-3 sudah ramai, otomatis saya hanya ingat untuk membeli lewat jasa mereka. Tapi memang, harga yang ditawarkan lebih murah, siapa yang tidak akan tergiur? Untuk perbandingan 50 koin LINE setara dengan kurang lebih Rp15.000 lewat pulsa dan di seller pihak ke-3 bisa seharga Rp8.000 saja.

Ternyata lewat pernyataan yang relatif baru (pada tahun 2017), pihak LINE memutuskan bahwa user yang membeli lewat pihak ke-3 akan ditarik stiker/tema berbayar mereka karena menurutnya pihak ke-3 tersebut membelinya dengan koin ilegal. Dan memang mereka gencar menariknya, termasuk stiker/tema yang dibeli sebelum pernyataan itu dibuat.

Yang jadi masalah adalah kita sebagai pembeli berada di posisi yang paling tidak menguntungkan. Oke, pihak LINE membuat kebijakan itu karena para artis dirugikan atas pembelian lewat stiker llegal tersebut. Seller? Tidak rugi tentunya karena uang sudah masuk, dan konsekuensi terburuk paling hanya penutupan akun saja. Lalu user? Sudah stiker/tema YANG DIBAYAR ditarik, uangnya sudah dibayarkan juga.

Terus bagaimana ini? User sebagai konsumen paling dirugikan lewat kebijakan ini karena tidak mendapat kompensasi apapun. Oke bisa saja menyalahkan pembeli yang membeli lewat pihak ke-3 karena tidak berhati-hati atau ditertawakan karena tergiur harga murah. Tapi sebenarnya user kan bukan orang di belakang layar, bagaimana mereka bisa tahu kalau itu adalah koin ilegal? Apakah harga murah jaminan bahwa koin-koin itu ilegal? Apakah user salah karena ingin memanfaatkan jasa pihak ke-3? Intinya user kan tidak selalu berhati picik.

User disini paling dirugikan karena LINE lebih berpihak kepada artis dengan menarik stiker/line yang dibeli ilegal, padahal kesalahan sendiri lebih banyak ada pada sistem LINE. Kemunculan koin ilegal itu sendiri bukannya berarti sistem LINE ada yang bocor? Sementara itu artis tidak rugi karena karya mereka yang dibeli secara ilegal sudah ditarik dari si pengguna. Dan seller, yaa tentu mereka tidak bisa lagi berjualan lewat cara ini dan tidak mendapat konsenkuensi apapun.

Jadi begitulah, saya sebagai user kecewa. Bukan hanya saya, ribuan user lain juga sama kecewanya karena kami sama-sama menggunakan UANG untuk membeli, lalu dengan mudah LINE menariknya tanpa memberi kompensasi apapun. Jika yang ditarik itu koin/tema yang dibeli setelah pernyataan keluar maka akan lebih masuk akal, tapi yang ditarik ini kan kita beli sebelum ada pernyataan itu atau bahwa ada kejelasan bahwa pihak ke-3 menjual koin ilegal.

Link berikut adalah halaman petisi dari para user LINE yang sama merasa dirugikan. Saya cuma satu di antara ribuan yang merasa kecewa. Mungkin jumlah ini relatif masih sedikit, jadi entah apa LINE pada akhirnya akan memberi kompensasi atau tidak. Padahal tanpa user, LINE tidak akan menjadi sebesar ini, dan artis pun tidak akan berjualan di pasar yang sepi. Jika setuju dengan isi petisi di bawah, silakan ikut menandatangani.

https://www.change.org/p/indonesia-kebijakan-penarikan-stiker-line

Catatan: Petisi ini bukan dibuat oleh saya.

Nadia

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • perubahan atas syarat dan ketentuan memang hak mutlak pemilik penyedia jasa (provider). Tapi jika sudah melibatkan transaksi finansial yang sudah terjadi seharusnya perubahan kebijakan tidak berlaku surut.

  • kebijakannya juga kurang jelas mulai kapan berlaku, karena sepertinya gak ada pengumuman resmi. buktinya saya cari di google ga nemu pemberitaan jelas sejak kapan berlaku kebijakan ini.

    cuma ada baris tambahan di setiap broadcast sejak penarikan yang isinya kurang lebih line tidak bertanggung jawab lagi kl beli di pihak ke-3.

    Line jg mana nih ga nanggepin, padahal petisinya aja udh diisi 3.000 orang yg kecewa juga :)))

Penulis
Nadia #