AirAsia Seenaknya Sendiri dan Berbohong, Very Bad Experience

Saya adalah pengguna setia AirAsia selama lebih dari 5 tahun dan member saya sudah berada pada level Platinum Member. Dan kejadian terakhir reschedule ini sudah sangat mengecewakan saya dan saya harap untuk semua traveler yang ingin terbang menggunakan AirAsia perlu memikirkan kembali terbang dengan AirAsia (kecuali jika tidak ada pilihan lainnya).

Kronologi cerita seperti berikut:

Saya dan teman saya sudah memesan tiket dari Surabaya (SUB) ke Kuala Lumpur (KUL) dan Kuala Lumpur ke Laos (LPQ) dari tahun lalu. Berikut saya lampirkan bukti tiket pembelian saya:

 

Nah di sini saya sudah mengatur schedule transit supaya tidak ketinggalan pesawat, lebih baik menunggu daripada cepat-cepat, takut delay dll. Di sini untuk tiket LPQ-KUL jamnya adalah pagi tanggal 11 Maret 2018 sedangkan tiket kepulangan saya dari KUL ke SUB adalah pukul 19.10 malam jadi masih banyak waktu untuk istirahat, makan, dll.

Alangkah terkejutnya ketika bulan lalu saya di-email oleh AirAsia yang isinya seperti ini:

 

Ini options yang diberikan:

Begitu terkejutnya saya!!! Karena jam yang diberikan berbenturan dengan kepulangan saya dari KUL ke SUB. Dalam hal ini saya sungguh kecewa, AirAsia tidak memperhitungkan orang yang transit menggunakan maskapainya.

Akhirnya saya mengirim e-form ke support AirAsia setelah sebelumnya menelepon AirAsia Indonesia tapi tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Saya kirim e-form (terlampir untuk redaksi) yang intinya adalah saya tetap minta menggunakan jadwal semula karena berbenturan dengan kepulangan saya dari KUL ke SUB. Dari 3 options yang diberikan refund (tidak tertarik), flight reschedule (hmm) apalagi credit cash (deposit AirAsia).

Sebenarnya flight reschedule saya berminat asal AirAsia mau menanggung biaya yang saya keluarkan:

Opsi 1: Saya memotong waktu saya di Laos dalam arti pulang lebih cepat tanggal 10 Maret 2018, kerugiannya adalah tiket hotel yang saya bayar sama sewa mobil hangus.

Opsi 2: Saya memperpanjang durasi saya dari KUL ke SUB besoknya karena penerbangan KUL-SUB itu adalah paling malam pada tanggal tersebut. Jadi opsinya adalah memindahkan secara gratis flight saya dari KUL ke SUB menjadi tanggal 12 Maret 2018 pagi hari dan menanggung penginapan saya semalam di Kuala Lumpur.

Tapi alangkah kecewanya waktu saya mendapat jawaban via e-mail bahwa hp saya ditelepon berkali-kali tidak aktif dan case closed.

Dan begitu marahnya saya, karena di log hp saya hanya 1 kali AirAsia menelepon dan berbohong untuk menutupi. Selain itu saya semakin emosi karena case belum selesai tapi sudah di-closed. Saya sampaikan ke AirAsia untuk publish sikap mereka ini ke publik tapi mereka menanggapi remeh ancaman saya.

Saya sudah menggunakan livechat berkali-kali utk konsultasi masalah flight saya dan semuanya langsung menutup jendela chat ketika mengetahui case saya. Dan yang lebih menjengkelkan ketika saya kirim e-form lagi, jawabannya selalu sama bahwa saya ditelepon berkali-kali tidak bisa.

Saya harap AirAsia mau memindahkan penerbangan secara gratis ke tanggal 12 Maret 2018 dan menanggung hotel tanggal 11 maret 2018 di KUL.

Bagi teman-teman atau traveler yang ingin menggunakan AirAsia harap memikirkan kembali karena AirAsia sekarang bukanlah AirAsia yang dulu dipuja karena tiketnya murah dan pelayanan sip. Sekarang AirAsia banyak delay (mirip Lion), tidak profesional (livechat ditutup terus, kita dianggap sampah sama mereka karena pihak sana hanya butuh uang dari kita jadi kenapa kita harus loyal?) dan berbohong menutupi ksalahannya (mengatakan menelepon berkali-kali) dan masih banyak lainnya.

AirAsia sekarang sombong guys, bagasi juga udah mahal dibanding kompetitor seperti SQ dan Cathay dengan harga mirip ketika promo besar. Harga AirAsia tidak lebih murah dari 2 maskapai (full service) tsb.

Saran saya gunakan maskapain lain yang bonafid, pelayanan tanggung jawab yang jujur tidak berbohong. Parah AirAsia, penurunan maksimal ini pelayanannya

SAYA TUNGGU JAWABAN AIRASIA, SAYA TEPATI JANJI SAYA UNTUK PUBLISH CASE SAYA KE MEDIA.

Sugeng Hartanto
Surabaya – Jawa Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

9 komentar untuk “AirAsia Seenaknya Sendiri dan Berbohong, Very Bad Experience

  • 10 Januari 2018 - (10:39 WIB)
    Permalink

    dulu saya bekerja di tour and travel setau saya kalau resechdule airasia agak rumit, better ke konter airasia langsung

    • 10 Januari 2018 - (11:07 WIB)
      Permalink

      iya sis, parah ini airasia kita dicuekin padahal itu ksalahan dari dia. Uda di livechat diclose truz. Ini segera tayang di jawapos dan kompas biar manajemen sana nanggapin lgs

      Thanks

  • 10 Januari 2018 - (11:30 WIB)
    Permalink

    Mungkin ke depan untuk penerbangan multi-city sebaiknya dibuat dalam satu kode booking, sehingga (dari pengalaman) saat ada perubahan jadwal di satu sektor penerbangan oleh maskapai, sektor berikutnya disesuaikan otomatis oleh sistem (biasanya termasuk penyediaan hotel jika sektor penerbangan berikutnya dilakukan pada D+1).

    Hal ini juga memudahkan untuk check-in thru bagasi yang langsung dikirim ke final destination baik untuk sektor outbond maupun inbound.

    Pada penerbangan multi-city dengan kode booking terpisah sistem maskapai tidak melihat konektifitas penerbangan sebagai satu kesatuan sehingga memang seringkali “ribet” saat kita menuntut kompensasi atas perubahan schedule (baik scheduled-delay maupun immediate delay) di salah satu sektor. Dalam kasus “immediate-delay” hati2 juga seringkali connecting schedule yang sdh dirancang baik jadi berantakan mendadak kalau jadwal terbang dibuat dalam kode booking terpisah.

    Anyway… good luck bro.. semoga ada solusi terbaik dari AirAsia.

    • 10 Januari 2018 - (18:09 WIB)
      Permalink

      gini bro, penerbangan langsung tidak ada dr sub ke LPQ kalo ada jelas saya pilih penerbangan lgs. Tapi kasus airasia semacam ini juga menimpa tmn saya

      dia beli tiket direct flight dari SUB-KL-HK (1 kode booking) tetapi waktu brangkat dari surabaya ada delay, dia akhirnya miss penerbangan dr KUL ke HK karena jeda menunggu sbentar aja yang diberikan oleh airasia.

      Gak tau skrg kasusnya gmn, parah emg pelayanan airasia

      • 11 Januari 2018 - (16:05 WIB)
        Permalink

        Wah parah dong QZ… sy pernah pake LCC JT, LOP-DPS-BDO (1 kode booking)… sektor LOP-DPS immediate delay, tanpa harus ngotot, otomatis dikasih hotel di Bali karena connection DPS-BDO baru tersedia D+1 ..

        Pernah juga pake full service CX, sektor PVG-HKG-CGK delay di sektor PVG-HKG… ini juga otomatis dikasih hotel di HK karena connecting D+1.. yg ini malah beruntung dikasih hotel *5 Regal Hotel di Bandara (include bfast n lunch mewah di hotel) + 2x meal voucher di bandara senilai HK$100 untuk makan sore + dinner karena flight pk.1 dini hari D+1

  • 11 Januari 2018 - (18:49 WIB)
    Permalink

    Brand promo sudah berlalu, ibarat bulan madu jika sudah berlalu maka hanya tinggal bulan-bulanan saja. Saat image sudah tercipta, selanjutnya ya terserah pemegang kebijakan. Mempertahankan jauh lebih sulit daripada saat meraihnya. Terimakasih untuk berbagi infonya.

  • 12 Januari 2018 - (12:08 WIB)
    Permalink

    Setuju dengan Pak Yusuf, susah untuk tetap konsisten menjaga pelayanan tetapi bukan hal yang tidak mungkin.
    Salam Konsumen

  • 25 Juli 2018 - (11:53 WIB)
    Permalink

    ini connecting flight kah? Kalau gak ya susah, tergantung kebijakkan maskapai, boro2 mrk mau resched jdwl berbenturan itu ke jdwl bsk nya, mana mau pula mrk tanggung biaya hotel?
    Kalo emang ga ada connecting sub-lpq ya udah resiko, klo ga mau rugi ya beli insurance.
    inti nya klo beli kelas lcc ya cepat/lambat akan bermasalah.

  • 18 Agustus 2019 - (13:50 WIB)
    Permalink

    Tgl.3 Agustus saya berangkat ke India menggunakan Air Asia . Dapat masalah dengan staf Air Asia Ngurah Rai yang bernama Wahyu. Sepertinya dia memanfaatkan situasi saya in the last minute dia cek Passpor dan Visa saya dia bilang No.Passpor di eVisa berbeda O dengan 0, sedangkan saat chek in dan di Imigrasi dicek juga dan lolos, kemudian dia bilang saya harus bikin visa lagi dan dia akan bantu untuk reschedule mungkin bisa malam ini atau besok pagi, akhirnya saya aplying visa online lagi dibantu Wahyu itu yang biasanya free visa kini bayar 1.500.000 yang anehnya dia bilang gak bisa menggunakan CC kakak saya untuk bayar karena saya hanya bawa DC dan dia menawarkan CC nya, saya merasa terbantu dan dia meminta saya untuk memberi coment di instagram bahwa dia telah membantu saya, akhirnya saya pulang karena menunggu eVisa.
    Besoknya eVisa jadi, saya telepon Wahyu dan dia suruh saya langsung ke Airport untuk bilang reschedule di counter chek in, akhirnya saya datang ke counter chek in dan menyampaikan yang dibilang Wahyu ke saya, dan saya disodori pembayaran tiket lagi saya kaget bukan main karena Wahyu bilang bantu saya untuk reschedule tanpa bilang beli tiket lagi ternyata harus beli tiket lagi apanya yang dibantu. saat itu saya gak bawa duit cash dan CC dan lagi-lagi gak bisa pakai CC kakak saya dan harus pinjem Wahyu ada apa ini, ok karena waktu sudah mepet akhirnya saya setuju pinjem CC nya Wahyu yang tadinya saya disodorin harga tiket 2.200.000 sekarang jadi 2.400.000.
    Singkat cerita saya sudah take off dan transit di Malaysia. Saya landed jam 7:30 pm dan buru buru mencari tahu dimana gate 7 sesuai di tiket, saya lihat di flight information gak ketemu flight saya akhirnya ada staf Air Asia dan saya bertanya dia minta tiket saya lalu disuruhnya saya langsung ke gate 7, dengan tergesa-gesa saya menuju ke gate 7 karena takut terlambat karena flight saya jam 9:45 pm, sampai di Gate 7 pintu gate masih tertutup syukurlah tidak terlambat pikir saya. Saya duduk menunggu tapi pintu gate tidak terbuka juga dan kuping saya pasang lebar-lebar biar bisa mendengar kalau ada informasi, di pintu gate 7 saya liat gak ada flight information akhirnya masih menunggu sampai akhirnya jam menunjukkan 9:45 tidak terbuka juga akhirnya saya baru liat ada staf Air Asia masuk gate 7 dan saya bertanya ternyata pesawat sudah fly, bagaikan petir menyambar saya shock karena saya sendirian dalam perjalanan kali ini. Kesana kemari mita bantuan ke Imigrasi, Ke counter Air Asia gak ada yang mau bantu malah saya disalahkan bertanya pada orang yang tidak tepat, padahal dimata saya masih kebayang wajah staf Air asia yang saya tanyakan. Karena gak ada pilihan akhirnya saya harus beli tiket baru dan counter baru buka besok pagi, bisa dibayangkan bagaimana beban saya yang seorang wanita paruh baya sendirian malam hari tidur di bandara dan untuk kedua kalinya beli tiket lagi.
    Memang beginikah kalau reschedule ?
    Itulah pengalaman saya dengan Air Asia semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca yang akan menggunakan Air Asia.

 Apa Komentar Anda mengenai AirAsia?

Ada 9 komentar sampai saat ini..

AirAsia Seenaknya Sendiri dan Berbohong, Very Bad Experience

oleh Sugeng Hartanto dibaca dalam: 2 menit
9