Wawasan

Hari Kanker Sedunia: What Can We Do? What Can I Do?

Kenali, Sadari, Hindari, Cegah dan Lawan Kanker!

Oleh dr. Fathul Djannah, Sp.PA.

“Suamiku sedang opname di rumah sakit, habis operasi, kata dokter curiga tumor.” Begitu kata pertama yang kudengar setelah ucapan salam dari seberang sana.

Telepon dari sahabat lama yang ingin konsultasi tentang suaminya. Mencelos hati mendengarnya. Suaminya berumur 38 tahun dengan 2 anak yang masih kecil. Tanpa disadari, terbayanglah bagaimana 10 tahun yang lalu saat kami menunggui ibu mertua yang harus kemo setiap 3 minggu sekali di Surabaya karena didiagnosis kanker payudara stadium-3 dan akhirnya berpulang setelah berjuang melawan kanker selama empat tahun.

“Apakah penyakit kanker ibu memang menurun ke suamiku? Bagaimana dengan anak-anakku?”

Hari ini 4 Februari dikenal sebagai Hari Kanker Sedunia, untuk peringatan agar kita waspada akan bahayanya dan sadar untuk mencegahnya. Kanker sampai saat ini masih menduduki peringkat tinggi dalam merenggut nyawa di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 dari 1.000 penduduk atau sekitar 347.000. Meskipun kesadaran masyarakat untuk deteksi dini dan berobat ke fasilitas kesehatan di Indonesia dianggap meningkat namun angka kematian akibat kanker tetap saja semakin meningkat.

Tema yang diusung oleh WHO sejak 2016 yaitu ”We Can, I Can ” satu pesan masyarakat bahwa setiap orang baik secara individu maupun bersama-sama dapat memberikan peran untuk mengurangi beban dan permasalahan kanker. Agar masyarakat semakin peduli pada dirinya, tidak enggan melakukan deteksi dini penyakit kanker dan tidak takut untuk berobat ke fasilitas kesehatan terdekat.

Pencegahan tetap sangat penting dilakukan. Pemahaman tentang gejala dini kanker penting untuk diketahui setiap orang untuk mencegah terjadinya kanker. Menjawab pertanyaan seorang sahabat, harus bisa dilakukan siapa saja. Bahkan sepertinya bisa menjadi obat terbaik untuk mengurangi angka kanker. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:

1. Waspada pada benjolan pada tubuh
Normalnya tidak ada benjolan di seluruh tubuh. Benjolan bisa sebesar kacang hijau sampai dengan ukuran yang tidak berbatas. Benjolan bisa suatu infeksi, tumor, atau kanker. Jangan pernah abaikan dan pastikan benjolan tersebut sampai terbukti bukan suatu tumor atau kanker.

2. Waspada pada tahi lalat
Tahi lalat bisa berupa menjadi kanker kulit. Kanker yang bisa menghabiskan semua kulit di wajah seperti daun yang dimakan ulat. Tahi lalat yang harus diwaspadai adalah ketika tahi lalat itu mulai gatal, mudah berdarah atau rambut yang di atasnya menjadi rontok.

3. Wapada pada Urinaria Habit
Normal Urinaria Habit (kebiasan BAK) adalah dengan urin yang berwarna kuning jernih, tidak ada darah atau lendir, tidak ada rasa nyeri saat BAK. Bila didapatkan darah bisa terjadi kanker pada kandung kemih.

4. Bowel Habit (Kebiasaan BAB)
Diusahakan BAB setiap hari dan dipastikan tidak ada darah, lendir dan kaliber yang tidak mengecil.

5. Waspadai luka yang tidak kunjung sembuh

6. Lakukan pola hidup sehat
Dengan banyak olahraga dan konsumsi makanan bernutrisi dengan serat yang tinggi, kurangi alkohol dan merokok.
Ada hubungan antara obesitas dengan berbagai jenis kanker, seperti usus besar, payudara, endometrium.

Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kanker mulut dan saluran nafas serta Cirrhosis Hepatis yang dapat berakibat Kanker Hati. Merokok yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kanker mulut, kanker paru dan saluran nafas lainnya.

7. Tingkatkan daya tahan tubuh dan cegah infeksi
Keputihan atau infeksi pada mulut rahim yang berkepanjangan bisa menyebabkan terjadinya kanker mulut rahim.

8. Waspada bila ada keluarga yang menderita tumor atau kanker
Penyebab kanker adalah multi faktor. Salah satu penyebabnya adalah faktor genetik atau keturunan. Jika Anda mempunyai keturunan kanker dalam keluarga, risiko untuk terkena kanker lebih besar. Tapi, apakah sudah pasti akan menderita penyakit kanker? Mungkin belum tentu. Terdapat beberapa jenis kanker yang berhubungan dengan perubahan pada gen (seperti BRCA1 atau BRCA2, yang merupakan faktor keturunan kanker payudara dan kanker ovarium). Untuk mengetahui apakah ada gen pembawa kanker tersebut maka perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Semakin banyak anggota keluarga yang menderita kanker dan semakin muda mereka didiagnosis terkena kanker, maka kemungkinan semakin besar faktor keturunan kanker yang ada. Artinya, penyakit kanker yang terdapat di keluarga kemungkinan besar adalah kanker yang disebabkan oleh faktor keturunan gen yang sudah mengalami perubahan. Kanker yang terjadi pada usia tua lebih mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan, bukan faktor keturunan.

Jika benar di keluarga terdapat gen pewaris kanker, sebaiknya jangan terlalu khawatir karena kanker pun masih bisa dicegah dengan mengurangi risiko terkena kanker. Mengubah gaya hidup menjadi gaya hidup sehat. Faktor risiko keturunan sama dengan faktor risiko non-keturunan, yang keduanya dapat sama-sama menyebabkan kanker jika tidak dicegah.

Melalui momentum peringatan Hari Kanker Sedunia, bersama kita bisa perangi kanker, “Together We Can Fight Against Cancer!

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Komentar

  • Tulisan populer yang sangat bermanfaat untuk masarakat awam. Mudah untuk dicerna. Terima kasih dokter.

  • Trimaksih dok, tips Kenali, Sadari, Hindari, Cegah dan Lawan Kanker! ini, sangat membantu dan mencerdaskan saya (membuat saya paham) dan semua pembaca umumnya...

Penulis
dr. Fathul Djannah, SpPA | Universitas Mataram