Indahnya Wisata Gili Air Lombok Bersama Keluarga

Cause If it’s fast or slow, all I really know is I am gonna enjoy the ride
And if it’s hard or soft before we get off, I am gonna enjoy the ride….Enjoy the ride…..

Lagu Enjoy the Ride dari Krewella dan angin berhembus kencang dari kaca mobil yang terbuka mengantarkan kami pada kepingan surga yang jatuh di bumi sejak masuk ke wilayah Pantai Senggigi di Lombok Barat. Sepanjang jalan melintasi Pantai Senggigi dengan pemandangan laut biru yang luas membuat mata terbuka dan tidak mampu berkedip.

Sampai di belokan Malaka sudah terlihat tiga Gili yaitu Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno. Untuk dapat sampai di ketiga Gili tersebut dapat ditempuh dengan dua cara. Naik public boat yang akan membawa kita ke gili (pulau) dengan disertai ayunan ombak kurang lebih 60 menit dan harga yang dibayar hanya Rp20 ribu atau menggunakan speedboat yang hanya butuh waktu sekitar 10 menit tapi dengan harga tiga kali lipat.

30 menit kemudian sampailah kami di Teluk Kodek, sebuah dermaga kecil persis seperti namanya. Yaa, kodek artinya kecil dalam Bahasa Sasak. Bertemulah dengan pemilik speed boat yang ternyata adalah orang tua dari siswa sekolah sepak bola yang kami kelola maka dapatlah harga “spesial kepala sekolah”, hanya Rp300 ribu untuk speedboat besar walaupun kami hanya bersembilan orang, saya, suami, anak dan 6 orang anak SMA kelas satu yang datang dari berbagai kota, teman anak kami.

Sebelum naik speedboat, kami sempatkan untuk berfoto dengan latar tiga gili yang lebih jelas dibandingkan di Malaka tadi. Gili Trawangan, pulau pertama yang berukuran paling besar dengan bentuk seperti buaya. Sudah sangat ramai dan sangat terkenal. Pulau kedua, Gili Air dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih tenang. Dan pulau ketiga adalah Gili Meno dengan ukuran paling kecil dan lebih sepi lagi. Katanya cocok buat honeymoon. Tujuan kami saat itu adalah Gili Air.

Sampai saat ini, naik speedboat adalah pengalaman yang menyenangkan buat saya. Pernah menaikinya di Derawan dan sebagai transportasi dari Kabupaten Mengkatip ke Banjarmasin selama 6 jam. Maka perjalanan kali ini terasa singkat, 10 menit tidak terasa kami sudah tiba di dermaga Gili Air.

Berjalan keluar dari dermaga, lingkungan sangat mirip dengan Gili Trawangan yang khas tidak ada kendaraan bermotor. Hanya sepeda dan cidomo/dokar, kereta kuda. Berjalan baru beberapa menit, kami diberhentikan oleh sekelompok anak muda yang bertanya, “Ibu baru sampai ya..kami data dulu”. Hal yang sebenarnya bagus yang tidak ada di Gii Trawangan, hanya caranya saja yang kurang luwes. Akan lebih menarik bagi wisatawan bila kami benar benar disambut, bukan dihentikan seperti itu. Setelah menunjukan identitas, kami masing masing mendapat gelang di tangan dan stiker kecil yang ditempel di KTP kami.

Karena saat kami berangkat hari sudah sore, maka kami segera bergegas menuju ujung pulau untuk menangkap momen sunset di Gili Air.

Setelah puas berfoto dan sudah mulai terasa lelah maka kami menuju hotel yang direkomendasikan teman sebagai hotel dengan kolam renang terpanjang dan terdalam di Indonesia. Tidak sabar kami ingin segera membuktikannya.

Masuk ke lobi hotel, ditawarkan kamar dengan harga promo Rp850 ribu yang ternyata setelah dicek di online travel harganya dua kali lipat. Masuk kamar sesuai dengan yang ditawarkan online travel, queen bed dengan sofa sebesar kasur dan kamar mandi luas seukuran kamar tidur. Aaahh, liburan kali ini penuh dengan kejutan indah. Anak anak pun tidak menyia-nyiakan waktu dengan menceburkan diri ke kolam renang. Ada kolam khusus dengan kedalaman 3,8 m. Mereka berenang sampai larut malam.

Keesokan paginya, kami pun kembali turun ke pantai. Laut tampak surut dengan karang karang kecil berwarna coklat kuning yang berserakan. Kontras dengan langit yang berwarna abu-abu , malu-malu menunggu Sang Surya. Ada ayunan kayu dengan tali yang sangat besar dan cukup untuk duduk dua orang. Ayunan yang sama juga ada di Gili Trawangan.

Pukul 10 pagi kami sudah siap untuk snorkeling dan menunggu bottom glass boat serta guide yang akan menemani kami snorkeling di tiga Gili dengan biaya Rp100 ribu. Kami juga dipinjamkan alat snorkeling dan kaki katak bila kami mau. Bottom glass boat artinya kita bisa melihat ikan dan terumbu karang di dasar boat (perahu), menyenangkan.

Tujuan pertama adalah laut Gili Air dan saat itu adalah tanggal 31 Desember 2017 dengan hujan dan ombak yang besar. Perjalanan menuju spot membuat semuanya berteriak. Alhamdulillah sampai di spot, hujan berhenti. Kamipun turun. Dan ini adalah pengalaman snorkeling pertama dengan ombak yang besar. Sensasinya berbeda dibandingkan snorkeling di laut yang tenang.

Tampak di dasar laut sekelompok patung manusia raksasa yang saling bergandengan tangan. Dan para ikan berwarna-warni pun menjadikannya sebagai rumah mereka. Snorkeling di spot Gili Trawangan dan Gili Meno terasa biasa setelah pengalaman pertama yang penuh adrenalin.

 

Tepat pukul 13.00 kami check out  dari hotel dan kembali ke Mataram. Liburan singkat, bikin fresh maksimal, layak direkomendasikan ke teman dan harus diulang kembali.

See you again Gili Air!!!!

*Artikel dan foto-foto oleh Fathul Djannah

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Satu komentar untuk “Indahnya Wisata Gili Air Lombok Bersama Keluarga

  • 16 Februari 2018 - (09:26 WIB)
    Permalink

    Tulisan yang mengingatkan perjalanan saya ke Gili Trawangan disajikan dengan menawan. Mari kita tulis keindahan negeri tercinta agar lebih dikenal dunia. Karena orang luar tak akan mengenal kampung kita kalau tetap tersembunyi.
    Terima kasih info tentang Gili Air dan Gili Meno yang lengkap sehingga memudahkan rencana perjalanan kami bila satu saat nanti berkesempatan.
    Selamat siang dokter.

 Apa Komentar Anda mengenai Wisata Gili Air Lombok?

Ada 1 komentar sampai saat ini..

Indahnya Wisata Gili Air Lombok Bersama Keluarga

oleh dr. Fathul Djannah, SpPA | Universitas Mataram dibaca dalam: 3 menit
1