Sate Sapi Pak Kempleng Headline Review Wawasan Wisata Kuliner Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini Ungaran 3 Maret 20183 Maret 2018 Dadang Syahid 3 Komentar Kafe dan Restoran, Kuliner, Kuliner Semarang, Rumah Makan, Sate Sapi Pak Kempleng, Wisata Ikuti kami di Google Berita Bagi para pecinta kuliner ada banyak ragam makanan pilihan di Kota Semarang yang bisa memuaskan selera. Di kawasan Simpang Lima misalnya, mulai dari nasi gudeg, seafood, bistik (beef steak) ala Jawa, babat gongso, nasi goreng babat, nasi ayam dan banyak lagi tempat makan yang buka hampir 24 jam. Juga ada sate kambing di daerah kota tua yang terkenal di dekat Gereja Blenduk. Namun jika ada waktu untuk pergi ke Ungaran, Kabupaten Semarang, sekitar 25km arah selatan Kota Semarang, ada sebuah tempat kuliner khas yang tidak ada di tempat lain, yaitu Sate Sapi Pak Kempleng. Di tempat ini, secara berdekatan ada empat rumah makan yang menggunakan nama Sate Sapi Pak Kempleng, ada Sate Sapi Pak Kempleng (saja), Sate Sapi Pak Kempleng 1, Sate Sapi Pak Kempleng 2, dan Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini. Menurut pendapat penulis yang sudah membandingkan, Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini lah yang paling enak. Uniknya kalau melihat tempatnya, justru rumah makan Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini lah yang paling sederhana. Bertempat di sebuah warung sederhana dibandingkan dengan yang lainnya yang bertempat di ruko yang lebih megah. Menurut penuturan Ibu Hartini, Pak Kempleng ini adalah Mbah-nya (kakeknya) yang memulai usaha ini puluhan tahun lalu masih dengan cara dipikul. Dan rumah makan Sate Sapi Pak Kempleng lainnya dijalankan masih oleh keluarganya, dulu oleh pakde-pakde-nya (paman-pamannya) namun kini sudah diteruskan oleh anak-anaknya. Lukisan Pak Kempleng tergantung di dinding rumah makan Sate Sapi Pak Kempleng sendiri adalah sate yang dibuat dari daging sapi lalu kemudian direndam (marinated) dengan ramuan bumbu khusus sebelum kemudian dibakar. Rahasia kelezatannya terletak pada bumbu marinade itu. Setelah dibakar dan disajikan di atas piring, lidah kita akan segera bertemu dengan rasa sate yang khas ini, campuran antara rasa manis dan gurih. Dagingnya dipotong tipis melebar, dengan waktu pembakaran yang pas, sehingga rasa juicy daging sapinya masih terasa. Kalau dalam masakan steak ala Eropa, mungkin tingkat kematangannya “medium well“. Sehingga tekstur dagingnya masih terasa empuk dengan balutan bumbu gurih manisnya dijamin membuat selera kuliner kita terpuaskan dengan sempurna. Untuk menikmati sate ini tidak perlu ditambahkan bumbu lain, seperti kecap atau bumbu kacang, justru supaya rasanya yang khas tidak terganggu di lidah kita. Karena rasa satenya sendiri sudah sangat khas. Sekilas Sate Sapi Pak Kempleng ini mengingatkan penulis pada Sate Maranggi di Purwakarta – Jawa Barat atau Sate Rembiga di Mataram – NTB, meski dengan rasa bumbu yang berbeda. Namun meski satenya tidak butuh tambahan bumbu lagi, di Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini, bumbu kacang yang disediakan rasanya juga sangat istimewa. Penulis pernah mencoba bumbu kacang di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari ketoprak Jakarta dan Cirebon, lotek di Bandung, pecel di Madiun bahkan di Lombok, namun bumbu kacang yang disediakan di sini, adalah bumbu kacang terenak seindonesia atau mungkin sedunia yang pernah dirasakan oleh penulis. Agar tak mengganggu rasa sate sapinya, bumbu kacang tersebut sebaiknya dinikmati dengan nasi atau lontong saja. Sate sapi, tongseng sapi dan bumbu kacang yang istimewa Penulis pertama kali mencoba kelezatan Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini ini pada tahun 2007 diajak oleh kawan yang tinggal di Semarang. Namun pada tahun 2014 penulis sempat berputar-putar di Ungaran, kebingungan mencari Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini ini. Rupanya rumah makan ini pernah pindah tempat pada tahun 2012 dan baru kembali ke tempat lamanya di Ungaran ini baru sekitar empat bulan yang lalu (November 2017). Demikian dikatakan Bu Hartini yang pertama kali memulai rumah makannya sejak tahun 2003. Dibandingkan dengan tahun 2007, tempatnya masih sama, sebuah warung sederhana, dengan halaman parkir yang cukup luas. Sedikit yang membedakan sekarang warungnya sudah dilapisi lantai keramik dan dilengkapi mesin cash register. Sementara dulu warungnya masih berdinding kayu dan berlantaikan semen saja. Rumah makan ini terletak di jalan utama lintas Semarang – Solo, di Jl. Dipenogoro, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Bersama rekan penulis, tempat parkir ini dulunya masih berupa tanah Saat ditanya mengapa rasa antara rumah makan Sate Sapi Pak Kempleng yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, Bu Hartini menjawab sebenarnya resep dari Pak Kempleng-nya sama, hanya tentu dalam praktiknya racikan bumbu tiap orang tentu berbeda. Lain tangan, lain rasa demikian jawabnya. Bu Hartini dan juga para pelayan yang ada di sana sangat ramah melayani dan jika diajak mengobrol, juga terhadap penulis yang banyak bertanya. Bu Hartini, pemilik rumah makan sekaligus chef peracik bumbu istimewa Sejak kepindahannya kembali ke tempat lama, Bu Hartini juga menambahkan beberapa tambahan menu seperti sup iga, iga gongso, gule dan sate kambing. Di kesempatan ini penulis juga mencoba mencicipi sate kambingnya, namun sejujurnya tidak terlalu istimewa. Mungkin karena bukan spesialisasinya. Karena itu kalau ke sana, lebih baik nikmati sate sapi yang sangat khas itu. Untuk sate kambing lebih baik di tempat lain yang memang mengkhususkan dan sudah terkenal. Selain sate sapi, tongseng sapi juga sangat enak sebagai pelengkap makanan berkuahnya. Dapur tempat makanan disiapkan Untuk harganya, cukup bersahabat meski tidak bisa dibilang murah juga, berikut daftar harga menu pada tanggal 1 Maret 2018: Sate Sapi – Rp55 ribu (most recommended) Sate Kambing – Rp45 ribu Sate Ayam – Rp15 ribu Gule Sapi – Rp20 ribu Gule Kambing – Rp20 ribu Tongseng Sapi – Rp45 ribu (recommended) Tongseng Kambing – Rp55 ribu Sup Iga – Rp30 ribu Iga Gongso – Rp40 ribu Nasi/Lontong – Rp5 ribu Selamat menikmati kuliner Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini, jangan lupa share juga pengalaman kuliner Anda. ? Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya. Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini 8.5 Nilai Total Rasa 10/10 Harga 6/10 Pelayanan 9/10 Lokasi 9/10 Parkir 9/10 Kelebihan Rasa sate sapi yang khas Harga cukup bersahabat Pelayanan super ramah Kebersihan baik Penyajian cepat Kekurangan Tidak ada cabang di kota lain KesimpulanHampir tidak ada kekurangan di tempat makan ini, selain bahwa tidak ada cabang di kota lain. Tapi mungkin ini cara Bu Hartini menjaga kualitas rasa masakannya. Kafe dan RestoranKulinerKuliner SemarangRumah MakanSate Sapi Pak KemplengWisata Catatan Redaksi Ulasan dan penilaian mengenai Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini di atas adalah berdasarkan pengalaman pribadi penulisnya dan bukan merupakan iklan (advertorial). Punya pendapat tentang Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini? Berikan ulasan dan penilaian berdasarkan pengalaman anda melalui form komentar di bawah ini. 3 komentar untuk “Wisata Kuliner Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini Ungaran” Fathul Djannah5 Maret 2018 - (04:03 WIB)Permalink Ulasannya kereen?…jadi pengen coba dan bandingkan dengan sate andalan kami di Lombok yaitu sate Rembiga yang sangat mirip dilihat dari fotonya? Salah satu tempat yang akan dikunjungi bila berada di semarang.. Terima kasih atas sharing infonya? Log masuk untuk Membalas yusuf bin lemir6 Maret 2018 - (12:22 WIB)Permalink Waaah…ini mah memancing keluarnya ilmu “kudu” saya, alias…”kudu” mampir… hahaha, terimakasih sudah berbagi informasi pengalaman kulinernya. Log masuk untuk Membalas Januar Saputra20 Maret 2018 - (10:38 WIB)Permalink Membaca artikel ini jadi membangkitkan kenangan lama nih pak, jadi pingin ke semarang lagi ? Log masuk untuk Membalas Apa Komentar Anda? Batalkan balasan Ada 3 komentar sampai saat ini..
Fathul Djannah5 Maret 2018 - (04:03 WIB)Permalink Ulasannya kereen?…jadi pengen coba dan bandingkan dengan sate andalan kami di Lombok yaitu sate Rembiga yang sangat mirip dilihat dari fotonya? Salah satu tempat yang akan dikunjungi bila berada di semarang.. Terima kasih atas sharing infonya? Log masuk untuk Membalas
yusuf bin lemir6 Maret 2018 - (12:22 WIB)Permalink Waaah…ini mah memancing keluarnya ilmu “kudu” saya, alias…”kudu” mampir… hahaha, terimakasih sudah berbagi informasi pengalaman kulinernya. Log masuk untuk Membalas
Januar Saputra20 Maret 2018 - (10:38 WIB)Permalink Membaca artikel ini jadi membangkitkan kenangan lama nih pak, jadi pingin ke semarang lagi ? Log masuk untuk Membalas