Fenomena Kekerasan dalam Dunia Pendidikan

Oleh Rizky Pramudya

Pendidikan sejatinya merupakan sebuah proses pendewasaan yang harus dilalui oleh manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan. Tujuan dari proses pendidikan ini adalah untuk menghasilkan individu yang berkualitas serta memiliki karakter dan juga memiliki keterampilan yang dapat berguna untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat luas.

Oleh karena itulah, segala cara atau metode yang digunakan harus diusahakan seefektif mungkin untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Namun, bagaimana bila kekerasan ikut masuk ke dalam dunia pendidikan?

Bagaimana kekerasan di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan dapat Muncul?

Nyatanya, kekerasan ini muncul akibat adanya pelanggaran yang dilakukan yang mana akan memicu hukuman atau sanksi. Sebenarnya, hukuman atau sanksi atas sebuah tindakan pelanggaran adalah hal yang wajar, namun lain ceritanya apabila sanksi tersebut diberikan dengan cara yang melebihi batas sehingga tindakan kekerasan, baik secara psikis ataupun fisik.

Parahnya lagi, kekerasan tersebut muncul dari tradisi demi tradisi dan terjadi semacam “senioritas” di dalamnya sehingga kekerasan dalam dunia pendidikan ini sama halnya seperti sebuah ‘mata rantai’ yang entah kenapa sulit sekali untuk diputus. Ada banyak sekali contoh kekerasan yang terjadi di tanah air, seperti misalnya kekerasan yang terjadi di sebuah sekolah pelayaran di ibukota yang memicu keprihatinan seluruh masyarakat Indonesia. Sebuah sumber bahkan mengatakan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir saja sudah ada 6 kali tindak kekerasan yang terjadi di sana yang menimbulkan banyak korban berjatuhan hingga nyawa melayang.

Cara Memutus Mata Rantai Kekerasan di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

Sayangnya, memutus mata rantai kekerasan di lembaga pendidikan dan pelatihan tak semudah membalikkan telapak tangan. Semua pihak butuh untuk ikut bekerja sama memberantas kekerasan tersebut, mulai dari pihak sekolah, murid, orang tua, masyarakat hingga pemerintah. Namun setidaknya ada beberapa cara yang disampaikan oleh beberapa narasumber untuk memutus mata rantai kekerasan ini seperti:

  • Membuat sosok “panutan” yang dapat menjadi role model anak didik dimana sosok tersebut dapat menjadi tuntunan positif bagi mereka dan diatur untuk mampu mendengarkan keluh kesah anak dengan baik.
  • Membuat kesepakatan di dalam masyarakat atau lingkungan sekolah mengenai definisi kekerasan. Tindakan seperti apakah yang dimaksud dengan kekerasan dan seperti apa contoh nyatanya sehingga masyarakat pun dapat ikut mengamati dan melaporkan apabila tindak kekerasan di dunia pendidikan telah terjadi.
  • Memberikan efek jera bagi para pelaku tindak kekerasan hingga pengajar yang berwenang yang dianggap telah lalai dengan adanya tindak kekerasan tersebut. Beberapa hukuman dapat diberikan mulai dari teguran, skorsing, dikeluarkan dari sekolah, pemecatan, berurusan dengan hukum dan lain sebagainya. Bahkan di sekolah pelayaran ibukota pun, ketua instansi pendidikan tersebut sampai dipecat dari jabatannya akibat lalai hingga muncul tindakan kekerasan.

Segala sanksi diatas tentu harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan orang tua siswa.

Perlukah Kekerasan di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan?

Tentu kita semua setuju bahwa apapun jenis dan alasannya, kekerasan tidak perlu dan tidak boleh dilakukan di lembaga pendidikan dan pelatihan. Alasan apapun yang digunakan seperti untuk kedisiplinan, bukanlah sebuah pembenaran untuk membiarkan terjadinya kekerasan di sekolah. Untuk mendisiplinkan, alangkah baiknya jika senior atau pendidik memberikan peringatan untuk memberikan kesempatan berpikir bagi si pembuat kesalahan. Apabila anak didik telah sadar dengan apa yang dilakukannya, maka pendidik pun sudah sepatutnya menunjukkan sifat yang pemaaf sehingga atmosfer positif di dunia pendidikan akan selalu dirasakan.

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

3 komentar untuk “Fenomena Kekerasan dalam Dunia Pendidikan

  • 10 April 2018 - (14:33 WIB)
    Permalink

    Memang tidak perlu ada kekerasan, tp terkadang siswa sdh melampaui batas, sehingga perlu ditindak. Pengalaman saya sewaktu SD-SMP, hanya sekali terjadi siswa ditampar. Itupun terjadi setelah siswa (mencuri lembar jawaban) diberi peringatan tp tdk ada yg mengaku, akhirnya ketahuan dan ditampar. Jd sy pikir tdk perlu didramatisir, tp perlu klarifikasi terlebih dahulu,agar anak bisa disiplin & jujur

  • 10 April 2018 - (20:05 WIB)
    Permalink

    Di suatu lembaga dan pendidikan di benarkan dengan adanya suatu pembentukkan mental karna memang sudah di wajibkan suatu pendidikan dan pelatihan itu mempunyai jiwa yg keras dan
    Mental baja disertai ilmu . kerasnya dunia pendidikan di mata masyarakat memang bersifat negatif , tpi di sisi lain harus mengetahui bahwa pembekalan fisik itu di butuhkan oleh pendidikan dan pelatihan pelayaran maupun aparat pembela negara lainya . tpi hal itupun sebaiknya tidak di salah gunakan oleh orang yg merasa senior. Hukum memang harus di tegakkan.

  • 12 April 2018 - (15:09 WIB)
    Permalink

    Fenomena kekerasan dlm dunia pendidikan sdh menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat dlm hal ini kita sering melihat dilayar kaca yaitu STIP, korban kekerasan yg terus terjadi menambah catatan buruk dalam dunia pendidikan indonesia. Hal ini turut menjadi perhatian kusus bagi pemangku kebijikan yaitu pihak berwajib, yg harus ditindak bukan sistemnya tapi oknumnya yang menyalahgunakan senioritas dlm menjalankan pelatihan kekerasan dlm membentuk mental bagi calon siswa yang mengikuti orientasi sekolah. Fenimena ini sangat disayangkan apabila terjadi korban, akibatnya semakin negatif masyarakat dlm memahami pelatihan mental dlm dunia pendidikan. Namun, jika dikaitkan pada sudut pandang fositif, fenomena kekerasan dlm pelatihan siswa baru diSTIP adalah hal yang sangat penting dlm pembentukan mental, terlebih pada sekolah sekolah yang berbasis kedisiplinan yang sangat tinggi, dlm hal ini pelayaran dan kepolisian. Ijin share ? artikel yg sangat menarik unt dikenal publik.

 Apa Komentar Anda?

Ada 3 komentar sampai saat ini..

Fenomena Kekerasan dalam Dunia Pendidikan

oleh Rizky Pramudya dibaca dalam: 2 menit
3