Headline Wawasan Berkenalan dengan Alat Kontrasepsi, Bagian 2: Non Hormonal 18 April 201818 April 2018 dr. Fathul Djannah, SpPA | Universitas Mataram Beri komentar Alat KB tanpa hormon, IUD, Kesehatan, Kesehatan Wanita, Kondom, Tubektomi, Vasektomi Ikuti kami di Google Berita Oleh dr. Fathul Djannah, Sp.PA. Anak adalah anugerah pemberian Tuhan Yang Maha Kuasa, yang sangat berharga sebagai generasi penerus yang melanjutkan sejarah sebuah keluarga. Namun bila ternyata karena satu atau beberapa hal pertimbangan sehingga dibutuhkan alat untuk menunda kehamilan maka di bawah ini adalah beberapa alat dan cara sebagai pencegahan kehamilan atau kita sebut sebagai alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi dibagi menjadi Alat kontrasepsi hormon dan Alat Kontrasepsi Non Hormonal. Pada artikel sebelumnya sudah dibahas tentang Alat kontrasepsi hormon. Kali ini akan dibahas tentang Alat kontrasepsi non hormonal. Kontrasepsi Non hormonal dibagi menjadi alat kontrasepsi dan cara kontrasepsi yaitu: 1. Alat Kontrasepsi Non Hormonal yang terdiri dari Kondom dan IUD 2. Cara kontrasepsi permanen 3. Cara kontrasepsi alami 1. Alat Kontrasepsi Non Hormonal A. Kondom Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada saat melakukan hubungan suami istri. Kondom biasanya dibuat dari bahan karet lateks dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada sebelum melakukan hubungan suami istri. B. IUD (Intra-Uterine Device) Alat ini adalah perangkat plastik kecil berbentuk “T” yang dimasukkan ke dalam rahim wanita oleh perawat atau dokter yang terlatih. Beberapa jenis IUD hanya berbentuk plastik, beberapa jenis lainnya dibungkus dengan tembaga. Ada IUD yang mengandung hormon ada juga yang tidak. Jenis IUD dengan lilitan tembaga (via: fertilitypedia.org) Meskipun bentuk IUD mungkin terlihat berbeda mereka semua berfungsi mencegah kehamilan sama efektifnya! IUD secara statistik adalah metode pengendalian kelahiran yang paling efektif yang tersedia di pasaran saat ini! Salah satu alasan mengapa mereka sangat efektif adalah minimnya pemeliharaan yang dibutuhkan. Begitu seorang dokter memasukkan IUD, wanita dengan IUD tidak harus berbuat banyak untuk melindungi dirinya dari kehamilan yang tidak diinginkan selain memeriksa secara berkala untuk memastikan bahwa IUD masih diposisikan dengan benar. Cara kerja IUD adalah mencegah sperma bergabung dengan sel telur dengan menghalangi pergerakan sperma ke arah sel telur. IUD ini juga mengubah lapisan rahim. Secara teori, perubahan pada dinding uterus ini dapat menjaga sel telur yang telah dibuahi melekat pada dinding rahim, tetapi tidak ada bukti bahwa ini benar-benar terjadi. Untuk beberapa jenis IUD yang dilengkapi dengan hormon progestin (misal dengan merk Mirena IUD dan Skyla IUD), IUD juga dapat mencegah ovulasi terjadi. Progestin juga mengentalkan lendir serviks wanita, sehingga lendir yang tebal dapat menghalangi sperma untuk bergabung dengan telur. Kelebihan: IUD hanya memerlukan satu kali pemasangan oleh tenaga kesehatan, bidan, atau dokter spesialis kandungan. Tingkat efektivitasnya sampai 99,4 % dan dapat bertahan hingga 10 tahun, serta kontrol minimal sekali dalam 1 tahun. Kontrasepsi ini aman bagi ibu menyusui karena tidak memengaruhi produksi ASI, sekaligus mencegah kehamilan di luar rahim. Kekurangan: Dapat terjadi perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama, dan akan berkurang setelah 3 bulan. Darah haid bisa jadi akan keluar lebih lama dan lebih banyak. Kadang-kadang terjadi pendarahan (spotting) di antara masa menstruasi Beberapa pria juga mengeluhkan rasa sakit pada penis yang terkena sisa potongan benang dari IUD, ketika berhubungan seksual. 2. Cara Kontrasepsi Permanen Cara kontrasepsi permanen dilakukan bila diputusan untuk tidak memiliki anak lagi. Kontrasepsi permanen yang dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu: A. Vasektomi Vasektomi merupakan prosedur medis yang melibatkan penutupan saluran vas deferens/saluran sperma pada pria. Kekurangan dari metode ini adalah Melibatkan prosedur operasi. B. Tubektomi Tubektomi merupakan proses sterilisasi pada wanita yang melibatkan langkah pemotongan serta pengikatan saluran tuba falopi. Saat ini tubektomi banyak dengan cara pengikatan saja sehingga dapat dibuka kembali bila sudah tidak ingin melakukan penundaan kehamilan Kekurangannya adalah melibatkan prosedur operasi, berisiko menimbulkan infeksi dan pendarahan di dalam. C. Implan Tuba Implan tuba atau pemasangan implan yang terbuat dari logam atau silikon di bagian tuba falopi. Kekurangannya adalah biayanya yang mahal dan memicu ketidaknyamanan di area pinggul. 3. Cara Kontrasepsi Alami Beberapa pasangan tidak menggunakan metode kontrasepsi di atas dikarenakan berbagai faktor, seperti agama, budaya, atau keluarga atau bila tidak dapat menggunakan cara kontrasepsi yang lain yang telah disebut di atas. Cara kontrasepsi alami pilihan yang dapat dilakukan antara lain adalah: A. Metoda Sistem Kalender Metoda ini menggunakan penghitungan masa ovulasi atau masa subur wanita dan menghindari berhubungan seksual pada masa subur tersebut. Kelebihannya adalah : Tidak menggunakan alat atau hormon. Kekurangannya adalah: Kurang efektif dan kegagalan metode ini mencapai 20% pada tahun pertama B. Menyusui Pada ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif, pembuahan tidak dapat terjadi selama 10 minggu pertama, sehingga kehamilan dapat dicegah. Kelebihannya adalah: Tidak menggunakan alat atau hormon. Kekurangannya adalah kurang efektif karena pasangan yang menggunakan metode ini menunggu haid pertama setelah melahirkan untuk berhenti berhubungan seksual, padahal masa pembuahan terjadi sebelum adanya menstruasi. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan dari masing masing alat kontrasepsi maka dapat disesuaikan alat kontrasepsi yang dibutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisi. Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.