Surat Pembaca

Tuduhan dan Ancaman Kolektor Bank Mega terhadap Bukan Nasabah

Pada hari ini 11 Juli 2018, saya mendapatkan perlakuan yang tidak wajar oleh pihak debt collector Bank Mega. Sebelumnya pada tanggal 10 Juli 2018 ada seorang bapak yang menelepon ke kantor saya dengan mengaku dari Jamsostek atau PT Cakrawala. Kebetulan saat hari itu saya tidak dapat mengangkat telepon yang bersangkutan, dikarenakan keadaan telepon kantor saya yang baru diperbaiki dan saya banyak meeting sehingga tidak di meja.

Keesokan paginya saya dapat mengangkat panggilan tsb, saat menerima panggilan tsb saya penasaran ada urusan apa dengan saya karena sehari sebelumnya saya tidak tahu apa yang dikatakan bapak tsb ke rekan saya yang mengangkat telepon tsb.

Saat mengangkat telepon dari bapak tersebut masih baik-baik saja, karena saya kaget nama saya dimasukkan sebagai EMERGENCY CONTACT dari salah satu nasabah, yang mana nasabah tsb adalah teman dari teman saya. Jadi saya hanya kenal saja, tapi dalam 3 tahun saya sudah tidak pernah bertemu dan berhubungan. Saat menutup telepon dari debt collector tsb saya langsung mengonfirmasi ke teman saya yang kenal dengan nasabah tsb dan teman saya juga tidak tahu soal pencantuman  nama saya dalam emergency contact.

Kemudian saya telepon ke CS Bank Mega untuk menghapuskan nama saya dari emergency contact tsb dan saya dapat no pelaporan REV4987171 oleh CS atas nama RARA.

Siangnya pada 11 Juli 2018, pihak debt collector kembali menelepon saya dan saya masih dengan baik membalasnya, tetapi pihak debt collector malah bersikap kasar dan memaki saya dan memaksa saya untuk menghubungi nasabah agar menghubungi pihak Bank Mega. Saat itu sebelumnya saya sudah jelaskan kalau saya sudah tidak pernah bertemu dengan nasabah tersebut dan tidak tahu no teleponnya.

Yang saya sudah lakukan menghubungi temannya dari nasabah tersebut, saya sudah jelaskan ke debt collector tsb, tetapi dia makin marah dan memaki saya dengan teriak-teriak dan mengancam akan ke kantor saya dan teriak-teriak di kantor dan buat nama saya jelek. Bapak tersebut juga mengancam saya dengan menyudutkan saya akan melaporkan ke CFO dan atasan saya.

Saat itu saya masih bicarakan baik-baik untuk tidak mencampuradukan urursan dengan kantor saya, karena jujur bukan saya yang berbuat tapi kenapa jadi nama saya yang dijelekkan. Tetapi itu bapak masih marah-marah dan mengancam akan datang ke kantor dan tetap kekeh akan sebarkan ke semua extension telepon di kantor. Akhirnya saya tidak takut dan saya tantang untuk datang saja ke kantor dan saya akan panggil polisi sekalian karena saya merasa diancam. kemudian telepon saya langsung di putus.

Setelah pengancaman tsb saya kembali telepon ke CS bank Mega kembali untuk infokan kepada pihak collector-nya agar tidak mengganggu saya kembali dan saya akan bawa ke ranah hukum jika masih dihubungi kembali karena saya ada semua rekaman bapak tsb yang mengancam dan marah-marah kepada saya.

Tetapi beberapa menit kemudian bapak tsb kembali menelepon saya dan memaki saya kembali dengan memaksa saya untuk menghubungi nasabah yang melakukan penunggakan tsb, saya sudah jelaskan jika saya tidak ada kontak orangnya sama sekali dan bapak tsb masih marah-marah dan memaksa saya dan mengancam saya kembali dengan teriak-teriak. Bapak tsb mengaku bernama Rahar**** (0822-0822-0*** / 2953 999) dari Gedung Mega Card Center di Rasuna Said.

Yang saya keluhkan atas perlakuan bapak tsb yang memaksa saya untuk mencari keberadaan nasabah tsb dan akan menjelekkan nama baik saya di kantor. Karena secara tanggung jawab ini sudah di luar kemampuan saya dan kewajiban saya. Tolong pihak Bank Mega segera merespon surat ini, jika dalam 2 x 24 jam saya masih diteror, saya akan membawa kasus ini ke jalur hukum dan saya punya semua rekaman suara pak Rahar**** yang memaki-maki dan mengancam saya.

Lyana
Jakarta Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank Mega atas Surat Ibu Lyana

Kepada Yth Redaksi mediakonsumen.com, Sehubungan dengan surat Ibu Lyana di mediakonsumen.com (12/7), “Tuduhan dan Ancaman Kolektor Bank Mega terhadap Bukan Nasabah”,...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Mba Lyana, saya punya pengalaman yang sama persis. Dan yang saya bisa pastikan karena teman sekantor saya dan saya kesamaannya adalah kita cantumkan alamat kantor yang sama dan sama2 punya kartu kredit bank mega. Coba minta bank mega buka data nya orang yang berutang tersebut, kemungkinan besar bukan nama dan nomor telp anda yang dicantumkan di emergency contact. Saya punya pengalaman buruk dengan collector bank mega dan berencana mau menutup kartu kredit saya di bank mega aja, berharap dengan begitu data saya gak bisa diakses lagi.

    • iya mba, menurut saya dc tsb mengambil data saya dr media sosial karena dc tsb hanya tau no tlp kantor saya, dan mereka mengincar orang yg kerja di kantor2 karena lbh mudah menyudutkan kita dan akan membuat kita berusaha mencari keberadaan nasabah yg melakukan penunggakan tsb

  • Mba Lyana, saya juga punya dapat perlakuan seperti anda. Saya tidak tahu menahu soal teman saya berhutang kepada bank mega dan macet, tapi karena no saya yang dicantumkan maka DC terus menerus meneror ke saya. Saya sudah bicara baik-baik dan mengajaknya untuk mendatangi rumah nasabah tetapi mereka tidak mau dan menyerahkan ke saya untuk menyelesaikannya dengan nasabah tersebut. Mereka juga mengancam jika nasabah tersebut tidak mau dipaksa, maka saya yang akan dipaksa atau keluarga saya, sedangkan saya tidak tahu menahu masalahnya

    • iy pak pas saya baca2 trnyata bnyk yg kena oleh dc bank mega, pdhal saya pny kartu ny saja tidak. awalnya saya takut dengan ancaman dc tsb, tp pas saya baca2 memang cara mreka bgtu dengan menakut2in org yg tidak ada hubungan ny dan kemudian memaksa kita sbg korban untuk mencari nasabah yg menungak itu

  • jago kandang doang tuh DC, tapi emang modalnya bacot doang sih ya
    abis ngebacot, org yg dijadiin sasaran takut, dpt komisi deh
    modal bacotnya pake cara kotor lg, buset deh, makin byk nih korban kejahanaman bacot DC, viralkan

  • Saya bukan nasabah Bank Mega dan saya pun mendapat terror yang sama. Penelepon mengaku bernama suci dari Bank Mega Kuningan. Saya yakin itu adalah nama palsu, karena ketika saya minta ID, ybs menolak memberitahu.

    Pagi ini, Suci kembali memaksa saya memberikan no telepon pemegang kartu kredit, tetapi tidak saya tanggapi. Lalu iblis ini marah dan mengatai saya babu yang dibayar sehingga tidak mau memberikan nomer telepon. Iblis ini bahkan mengancam akan menculik saya untuk diperkerjakan di karaoke.

    Dear Bank Mega, 1000x maaf sekalipun tidak akan menghapus sakit hati saya. Dan perlu diketahui, data orang lain bukan hak kita untuk diberikan kepada orang tidak dikenal. Saya merekam percakapan terakhir dan sudah bersiap untuk melaporkan ke Polisi, supaya tidak ada orang lain yang akan menjadi korban seperti saya.

    Terimakasih Media Konsumen.

  • Saya beberapa hari terakhir ini juga dihubungi, bahkan saya dituduh menggunakan kartu kredit bank mega yang bahkan bukan punya saya. Saya dan rekan-rekan di kantor pun ikut terseret masalah ini karena pada saat penagih menelepon, saya sedang tidak ditempat dan yang mengangkat rekan saya. Penagih berbicara kasar kepada saya dan operator telepon kantor saya. Penagih ngatain operator saya dongo, pembantu baru, binatang, jongos, jablay dan saya punya rekaman pembicaraan penagih tsb.
    Sangat disayangkan, saya juga nasabah bank Mega dan status kredit saya lancar, namun saya malah dituduh menggunakan kartu kredit orang lain dan menelepon saya terus menerus seakan-akan saya yang berhutang.

  • Mba liana.. saya jg mengalami hal tersebut hari ini.. bagaimana caranya saya bisa lepas dr kejaran dept collector itu ? Saya ga tau lg caranya hrs gmn, padahal bukan saya yg berhutang. Yang berhutang temen dari teman saya.. saya cape dan malu bgt krn di tlpninnya ke kantor.. gmn caranya mba ?