Kategori: Wawasan

Stroke (Cerebro Vascular Attack)

Oleh dr. Fathul Djannah, Sp.PA.

Stroke atau Cerebro Vascular Attack (CVA) adalah kondisi yang terjadi ketika terputusnya pasokan aliran darah ke otak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak.

Jenis-Jenis Stroke adalah:

1. Stroke Iskemik
Stroke Iskemik adalah di mana aliran darah ke otak tersumbat oleh gumpalan darah atau timbunan lemak yang disebut plak di lapisan pembuluh darah. Jenis Stroke Iskemik yang paling banyak terjadi yaitu mencapai sekitar 85%.

2. Stroke Hemorrhagic
Stroke hemorrhagic terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Karena pecah maka darah akan menumpuk dan menekan jaringan otak di sekitarnya.

3. Transient Ischemic Attack (TIA)
Atau “peringatan stroke” atau “mini-stroke” atau stroke ringan yang mengakibatkan tidak ada kerusakan permanen. Mengenali dan mengobati TIA segera mungkin dapat mengurangi risiko stroke berat.

Stroke baik TIA, Ischemia maupun Hemorrhagic dapat menyebabkan gangguan pada saraf motorik maupun sensorik. Saraf sensorik berpengaruh pada rasa nyeri, mempengaruhi organ indra sedangkan saraf motorik akan berpengaruh pada ucapan, perilaku, pikiran, memori dan emosi. Salah satu sisi tubuh  baik tangan atau kaki mungkin menjadi lemah atau lumpuh akibat stroke. Keluhan dengan senyuman yang jatuh pada satu sisi, lidah jatuh pada satu sisi dapat menjadi tanda dari TIA

Tanda-tanda dan gejala stroke yang paling sering, antara lain adalah:

  • Tiba-tiba mati rasa atau lumpuh atau kelemahan pada lengan, wajah, atau kaki.
  • Kebingungan mendadak
  • Kesulitan berbicara, bicara pelo, cedal atau sulit memahami kata-kata orang lain.
  • Gangguan penglihatan secara tiba-tiba pada satu atau kedua mata.
  • Pusing mendadak, kesulitan berjalan, atau kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
  • Mendadak sakit kepala parah dengan tidak diketahui penyebabnya.
  • Bibir miring sebelah

Faktor-Faktor Penyebab stroke antara lain adalah :

1. Faktor Risiko Tidak Terkendali

  • Usia

Semakin bertambah tua usia , semakin tinggi risikonya. Setelah berusia 55 tahun, risikonya berlipat ganda setiap kurun waktu sepuluh tahun. Dua pertiga dari semua serangan stroke terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa stroke hanya terjadi pada orang lanjut usia karena stroke dapat menyerang semua kelompok umur.

  • Jenis Kelamin

Pria lebih berisiko terkena stroke daripada wanita, tetapi pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahwa lebih banyak wanita yang meninggal karena stroke. Pria lebih beresiko terjadi serangan stroke di usia lebih muda sehingga tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi.

  • Riwayat stroke dalam keluarga

Faktor genetik yang menyebabkan stroke dapat lebih tinggi terjad pada orang orang dengan riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes dan cacat pada bentuk pembuluh darah. Gaya dan pola hidup suatu keluarga juga dapat mendukung risiko stroke.

2. Faktor Risiko Terkendali

  • Hipertensi
  • Penyakit jantung
  • Diabetes
  • Kadar kolestrol darah
  • Merokok
  • alkohol berlebih
  • obat-obatan terlarang
  • cedera kepala dan leher
  • infeksi

Terapi pada Pasien Stroke antara lain adalah :

  1. Stroke embolik dapat diterapi dengan antikoagulan .
  2. Stroke hemoragik diobati dengan penekanan pada penghentian perdarahan dan pencegahan kekambuhan mungkin diperlukan tindakan bedah.
  3. Semua stroke diterapi dengan tirah baring dan penurunan rangsangan eksternal untuk mengurangi kebutuhan oksigen di otak dan dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan tekanan dan pembengkakan di dalam kepala.
  4. Terapi Diet: Penyakit stroke berhubungan dengan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Terapi diet yang cukup gizi untuk pasien pasien stroke bertujuan antara lain :
  • untuk mencegah timbulnya stroke ulang.
  • untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi.
  • Memberikan makanan yang disesuaikan dengan faktor resiko penyebab stroke seperti menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dan membatasi kolesterol dan lemak, untuk menurunkan kandungan kolesterol/lemak dalam darah.
  • Mencegah atau memperlambat komplikasi lebih lanjut.
  1. Fisioterapi

Pencegahan adalah Kunci Utama

Pencegahan jauh lebih mudah dibandingkan pengobatan pada stroke. Pencegahan pada penyakit stroke antara lain adalah:

  • Hindari stress
  • Istirahat yang cukup
  • Olahraga teratur
  • Konsumsi makan bernutrisi
  • Kurangi rokok, alcohol
  • Kurangi makan berlemak
  • Kurangi gula
  • Kontrol dan cek rutin kadar gula, kolesterol dan tekanan darah pada pasien diabetes mellitus, kolesterol tinggi dan hipertensi
  • Kontrol berat badan dan lingkar perut serta pinggang
  • Hindari emosi berlebihan
Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan
Penulis
dr. Fathul Djannah, SpPA | Universitas Mataram