Kategori: Wawasan

Radang Usus – Penyebab, Gejala dan Terapinya

Oleh dr. Fathul Djannah, Sp.PA.

Radang pada usus adalah radang pada kelenjar permukaan usus. Baik usus halus maupun usus besar memiliki struktur yang hampir sama sehingga bila terjadi radang maka baik usus halus maupun usus besar dapat mengalami pembengkakan pada jaringan permukaan atau mukosa usus bahkan radang dapat sampai ke lapisan ototnya sehingga dapat menyebabkan bocor atau pecahnya usus.

Serupa dengan appendicitis yang perforasi maka radang usus baik usus halus maupun usu besar yang pecah atau perforasi adalah salah satu keadaan bedah emergensi yang harus segera dioperasi.

Etiologi

Radang usus dapat disebabkan karena:

  • Infeksi atau radang baik karena virus, kuman, bakteri atau amuba: Infeksi Salmonella Thyposa, Entamoeba Hystolitica dan Mycobacterium tuberculosis adalah penyebab terbesar pada radang usus yang dapat menyebabkan perforasi pada usus
  • Tinja yang mengeras (fecolith)
  • Cacing
  • Trauma/Kecelakaan
  • Stress psikologis
  • Polip
  • Divertikel

Gejala

Gejala radang usus hampir serupa dengan radang pada usus buntu yaitu sering kali tidak spesifik pada anak. Pada anak gejalanya antara lain adalah:

  • Awalnya sering hanya rewel dan tidak mau makan.
  • Anak sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya.
  • Bila terjadi perforasi maka akan timbul muntah-muntah dan anak akan menjadi lemah.
  • Biasanya menghindari diri untuk bergerak dan cenderung untuk berbaring di tempat tidur dengan kadang – kadang lutut yang ditekuk

Pada orang yang lebih dewasa gejalanya antara lain adalah sebagai berikut:

  • Gangguan pencernaan adalah keluhan yang paling sering disampaikan baik keluhan diare ataupun konstipasi
  • BAB dengan darah
  • Berkurangnya nafsu makan
  • Lidah kotor
  • Demam lebih dari 7 hari
  • Nyeri perut yang tergantung lokasi usus yang terkena radang
  • Bila terjadi perforasi maka akan menyebabkan terjadinya peritonitis (infeksi pada rongga perut) yang ditandai dengan nyeri perut yang sangat (kolik), suhu melebihi 38.6C dan leukositosis > 14.000

Menegakkan diagnosis radang usus meliputi anamnesa (tanya jawab tentang keluhan dan riwayat penyakit penderita), pemeriksaan fisik yang ditandai dengan nyeri perut sebelah kanan atau kiri baik bawah atau atas tergantung lokasi usus mana yang terkena radang, serta didukung pemeriksaan penunjang yang terdiri dari pemeriksaan kimia darah untuk menilai jumlah darah putih yang meningkat, titer dari kuman Salmonella namun untuk menilai keberadaan Entamoeba Hystolitica dan Mycobacterium Tuberculosis  dibutuhkan pemeriksaan histopatologi.

Pemeriksaan radiologis yaitu USG perut dan CT-scan dibutuhkan bila dicurigai terjadi peritonitis, perforasi usus atau keganasan pada usus.

Terapi

Terapi pada radang usus adalah berdasarkan penyebabnya. Antibiotic dibutuhkan pada radang usus yang disebabkan oleh infeksi karena virus, bakteri dan kuman. Anti amuba dibutuhkan pada infeksi Entamoeba Hystolitica dan Obat anti Tuberculosis dibutuhkan pada infeksi kuman M. Tuberculosis.

Operasi dibutuhkan pada usus yang perforasi. Bila terjadi perforasi maka operasi akan menjadi lebih sulit dan lebih berisiko yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian antibiotika.

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada radang usus antara lain adalah pecahnya radang usus yang dapat menyebabkan kematian dan menjadi infiltrate yaitu massa yang terbentuk akibat mikro atau makro pecahnya dari radang usus yang meradang yang kemudian ditutupi oleh lemak atau radang usus yang dapat menyebabkan nyeri yang hilang timbul.

Preventive is the Key

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya radang usus adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan daya tahan tubuh
  • Meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan seperti cuci tangan sebelum tangan, keluar kamar mandi, datang dari tempat umum, batuk atau bersin yang ditutupi oleh tangan

Dengan cuci tangan yang benar maka akan sangat meminimalkan penularan Entamoeba Hystolitica dan Salmobella Thyposa

  • Bila batuk atau bersin tutup dengan sapu tangan atau lengan dalam.
  • Bila kondisi badan kurang fit maka gunakan masker saat keluar rumah untuk mencegah tertularnya kuman M. Tuberculosis.
  • Konsumsi banyak sayur dan buah terutama pada anak dan remaja untuk mencegah tinja yang keras (fecolith)
  • Minum obat cacing rutin terutama pada anak.
  • Kurangi stress.

*Artikel ini adalah wawasan populer. Jika Anda mengalami penyakit di atas, hubungi dokter untuk berkonsultasi lebih lanjut.

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan
Penulis
dr. Fathul Djannah, SpPA | Universitas Mataram