Hentikan Kebiasaan Meminjam Online Jika Hanya untuk Kebutuhan Konsumtif

Dear all,

Saya satu dari sekian banyak pengguna aplikasi pinjaman online yang akhirnya tersandung dalam proses pelunasan kewajiban atas pinjaman yang telah saya lakukan. Awalnya semua berjalan teratur hingga suatu saat ada kebutuhan keluarga yang mengharuskan saya memakai uang yang saya alokasikan untuk pelunasan. Bisa ditebak, saya yang hanya karyawan swasta yang mengandalkan gaji bulanan pasti tersendat untuk pelunasan dengan denda berjalan dan pastinya semakin menumpuk.

Saran saya, bijaklah jika ingin mengajukan pinjaman online via aplikasi, biar saya dan yang lain merasakan bagaimana pusingnya mencari dana kesana-sini untuk melunasi, jual barang pribadi untuk menutupi hutang aplikasi online yang terlanjur menumpuk. Saya hanya berharap, dengan itikad baik dan komunikasi positif dengan pihak penagih, dapat membantu diberikan solusi yang meringankan tanpa harus melibatkan orang lain (keluarga, kantor dan semua yang di daftar kontak kita).

Saya yakin pasti semua permasalahan akan ada jalan keluarnya. Bagi sahabat yang masih berjuang dalam pelunasan dan penutupan aplikasi seperti saya, SEMANGAT KAWAN!!!!

Agus P.
Depok, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

4 komentar untuk “Hentikan Kebiasaan Meminjam Online Jika Hanya untuk Kebutuhan Konsumtif

  • 8 Oktober 2018 - (13:30 WIB)
    Permalink

    hendaklah merencanakan dengan baik jika ingin melakukan pinjaman, seperti menyambung ongkos sampai gajian keluar agar ada kepastian membayar, paling tindak pinjaman online ini positifnya tidak perlu anda meminjam atau merepotkan saudara, pengajuannya pun cukup mudah.
    dan tidak lupa agar beritikad baik kepada pihak penagih apabila belum ada kesangupan membayar, datangilah kantor perusahaan tersebut.
    semoga masalah cepat selesai

    • 8 Oktober 2018 - (14:11 WIB)
      Permalink

      Siap Bang, saya baca2 komentar Bang Franz jadi semangat untuk terus berusaha agar bisa terlunasi dan terbayarkan hingga akhirnya bisa lepas dari beban yang saya akibatkan karena ketidakdisiplinan dalam memanage keuangan. Kuncinya ya hanya bisa beritikad baik dan membangun positif dengan pihak Management aplikasi yang bersangkutan dengan saya. Berusaha meyakinkan walaupun butuh mental baja. Terima kasih Bang

  • 17 Oktober 2018 - (18:58 WIB)
    Permalink

    Iya benar sekali hendaknya masyarakat juga harus sadar bahwa pinjaman online seperti ini bukan berarti bisa seenaknya diajukan untuk sekedar kebutuhan konsumtif tanpa perencanaan keuangan yang matang.

  • 19 Oktober 2018 - (09:22 WIB)
    Permalink

    Inilah kurang lebihnya suka dukanya pinjaman onlen.
    Dan berikut adalah dukanya pinjaman onlen menurut saya.
    Jujur saja mungkin kebanyakan peminjam tidak mau (malas) membaca syarat dan ketentuannya dan hanya berasumsi paling aturannya sama, telat ya denda dan lain sebagainya. Padahal tidak sedikit kasus kasusnya bertebaran di surat kabar, instagram dan internet. Entah tidak tau, entah malas membaca atau berpikir kasus tersebut tidak akan terjadi pada diri kita krna kita terlalu menganggap enteng bahkan mungkin berpikir “halah pinjeman cuma sejuta aja, paling kalo telat bayar berapa sih dendanya. ah gampanglah.”
    Disitulah letak kesalahan awal kita sebagai peminjam dan tidak berpikir bahwa hal itu akan berdampak amat fatal.
    Pernah berpikir tidak kenapa pinjaman onlen saat ini menjamur dan berani ambil risiko gagal bayar oleh para peminjamnya?
    Apakah mereka dengan bodohnya asal-asalan mendirikan pinjol tanpa perhitungan yang matang?
    Mungkin saja ada benarnya jika dikatakan mereka memiliki senjata ampuh yaitu menghubungi daftar kontak di dalam hape anda jika anda mangkir bayar tagihan. Bisa dibayangkan tidak mereka bisa saja dan sanggup melihat semua isi jeroan hp anda dalam sekejap dan dengan bebasnya? Tapi ingat tidak bahwa hal itu terjadi karena persetujuan awal perjanjian dengan anda?
    Dan namanya senjata ya digunakan pasti saat keadaan memaksa. nah itulah mengapa mereka menelepon kontak-kontak yang ada di hape anda saat anda gagal bayar.
    Kemudian, seringnya kita tidak sadar jika pinjaman onlen itu tidak ada yang tidak memberikan bunga harian.
    Palagi kalo sudah telat, selain bunga harian juga terkena denda. Dan tidak main main loh, denda sehari itu rata-rata 2%. Jika anda pinjam 1 juta, denda sehari itu mencapai 20rb. Belum itu bunga hariannya. Dan kalo anda telat 5 hari, tinggal hitung saja jadinya berapa.
    Anehnya saat kita tidak bisa membayar sejumlah yang sesuai perjanjian, kita sebagai peminjam seringnya ngeles dengan segala macam alasan. Entah alasan dengan kondisi sebenarnya karena kesulitan keuangan atau memang mau menghindar dari penagihan.
    Serta merta yang jelas para debt collector mulai beraksi ini dan itu dan kita mulai gerah dengan aksi mereka yang kita anggap melanggar privacy krna menghubungi daftar kontak di hp kita baik dengan cara menelepon, sms atau whatsapp.
    Nah selanjutnya bisa dibayangkan tidak setelah itu pasti tinggal adu kuat-kuatan mental antara kita sebagai peminjam dan para debt collector.
    Dan apakah kita tidak pernah dengar bahwa yang namanya debt collector itu hanyalah petugas yang bekerja digaji untuk menjalankan tugas yang diperintahkan oleh perusahaan?? Secara pribadi mungkin mereka bisa saja simpatik bahkan empati terhadap kondisi kita yang gagal bayar (jika alasannya memang kita kesulitan membayar krna musibah). Tapi secara pfofesional, apa iya mereka yang digaji itu tidak menjalankan tuganya untuk menagih anda? Dan kita sebagai peminjam pasti mana mau perduli jika mereka pun dikejar target penagihan kan?
    Dan kalo dipikir-pikir kan kondisi kesulitan yang anda alami itu awalnya adalah sebenar-benarnya adalah masalah anda, bukan mereka pada debt coll. Bener ga ya?
    Cuma memang tidak sedikit debt collector yang dianggap melewati batas dalam cara menagihnya. Itu pasti kita sudah sering dengar atau tau juga bukan?
    Nah saya cuma bisa berpesan buat yang mau mengambil pinjaman onlen.
    HATI-HATILAH DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN.
    Termasuk keputusan meminjam pinjaman onlen.
    Jika kita mau uangnya, mau tidak mau, suka tidak suka, kita terikat dengan aturan dari pinjaman onlen tersebut. Ingat bahwa mereka buka perusahaan social, perusahaan amal atau sejenisnya. Mereka adalah PELAKU BISNIS.
    JANGAN MUDAH TERGIUR, karena JIKA TANPA PERHITUNGAN KESANGGUPAN BAYAR, akan SANGAT TIDAK SEPADAN dengan perlakuan yang akan anda terima saat anda gagal bayar beneran dari aksi-aksi para debt collector pinjol itu dibanding dengan jumlah uang yang anda terima pertama kali. Berpikirlah yang TERBURUK seandainya anda benar-benar tidak bisa membayar nantinya, apakah ada solusi yang ditawarkan pinjol seperti yang ditawarkan sebuah Bank jika ada debiturnya yang gagal bayar semacam reschedule? Jika tidak ada, berarti ANDA NEKAT JIKA MASIH MAU MEMINJAMNYA yang berarti RISIKO DITANGGUNG SENDIRI. Bener tidak?
    BIASAKAN BERPIKIR JIKA ANDA GAGAL BAYAR TIDAK ADA SEORANG PUN YANG BISA MEMBANTU HUTANG ANDA.
    Karena ujung-ujungnya anda tetap harus mempertanggungjawabkan keputusan anda pada akhirnya.
    Menurut saya, tetap lebih baik berhutang kepada keluarga atau orang yang anda kenal baik drpd pinjol.
    Ingat bahwa pinjol itu adalah BISNIS. Mereka mencari keuntungan. Dan seharusnya memang kita wajib tunduk dengan syaratnya jika kita sudah memutuskan setuju dari awal.
    Jika tidak sanggup dengan syarat pinjaman pinjol, lebih baik tidak usah meminjam, toh mereka juga tidak memaksa kita kan?
    Yang terakhir adalah: INGAT BAHWA INI ADALAH KEPUTUSAN KITA. Jadi kita harus SECERDAS MUNGKIN dalam mengambil keputusan.
    Buat apa dapat pinjaman kecil, tenor pendek, syarat dokumen banyak, syarat ketentuan menyentuh area privacy dan ujung-ujungnya buat susah keluarga dan orang lain.
    THINK SMART GUYS. SALAM BEBAS HUTANG!

 Apa Komentar Anda?

Ada 4 komentar sampai saat ini..

Hentikan Kebiasaan Meminjam Online Jika Hanya untuk Kebutuhan Konsumti…

oleh ABe Dimas dibaca dalam: 1 menit
4