Surat Pembaca

Pengalaman Tidak Menyenangkan di RS Hermina Kemayoran

Istri saya pada tanggal 10 Maret ada flek di usia kehamilan ke-2 di 35 minggu dan sesuai instruksi dari dokter kandungan istri saya disuruh ke rumah sakit, untuk segala jenis persiapan, antara harus bedrest di RS atau persiapan lahir. Tapi sayangnya pada saat itu tidak ada dokter yang handle kami dari awal, karena memang pada saat itu dokter lagi Cuti.

Dan istri saya stay sementara di ruang observasi. Pada saat dokter pengganti visit sore hari dicek air ketubannya sudah mulai berkurang. Dengan penuh pertimbangan akhirnya kami putuskan besoknya (tanggal 11 Maret) istri saya akan melakukan c-section pagi hari (maju 7 hari dari jadwal seharusnya).

Dan malamnya istri saya sudah boleh pindah ke ruangan dengan kondisi tetap terinfus pastinya. Kami putuskan dari awal akan mengambil VIP demi kenyamanan, keamanan dan ketenangan. Malam itu juga istri saya memutuskan untuk mandi dulu karena memang tidak nyaman dari pagi belum mandi, dan kami meminta disediakan handuk mandi. Di situ saya mulai merasa Hermina kekurangan orang, saya sering lihat di nurse station sering kosong, dan cukup lama bel bunyi tidak ada yang respon. Akhirnya kurang lebih 20 menit baru handuk tersebut datang, setelah saya lap kering menggunakan tissue karena terlalu lama menunggu. Itupun saya ada titip bantu minta lagi sama bagian cleaning service karena di nurse station itu kosong tidak ada orang.

Ok, pagi tanggal 11 Maret sekira pukul 7:30 pagi, istri saya masuk ruang persiapan untuk persalinan C-Section. Pukul 8 masuk ruang operasi. Saya dan keluarga lainnya menunggu di ruang tunggu pastinya dengan rasa takut bercampur bahagia, karena kehamilan ini istri saya ada flek, sempat ada pendarahan, dan kondisi plasenta di bawah.

Sekitar 10 menit menunggu ketakutan saya mencuat ketika dari speaker ada yang memanggil nama saya sebagai suami diharap masuk ke ruang persiapan tersebut. Saya dan keluarga dengan panik masuk ke ruang tersebut, dan di situ ada dokter ruangan yang menyampaikan sama saya:

“Pak saya mau konfirmasi istri bapak terkena virus Varicella ya pak?”

Sontak saya orang awam tidak tau bahasa tersebut, saya tanya itu apa? Dijawab itu cacar air pak.

Dalam shock tersebut saya bilang TIDAK MUNGKIN, karena setiap hari saya bantu pijat badan istri saya, dan dokter tersebut menanyakan kembali, apa tidak ada ruam dan demam istri bapak?? Saya jawab lagi TIDAK!

Akhirnya saya tanya dokter dapat data tersebut dari mana??? Dokter tersebut bilang dari buku medis, saya langsung patahkan saya bilang “tidak mungkin ada histori tersebut karena saya ke Hermina ini hanya 2 kali, sebelumnya saya di RS lain”. Akhirnya saya tembak langsung Dokter salah baca buku orang??? Dia masih membela diri bilang hanya konfirmasi, saya balikin lagi statement tersebut “TIDAK MUNGKIN SUSTER BISA KONFIRMASI tanpa ada data!! jawab saya kamu salah baca?!!” (Karena awalnya saya tidak tahu ternyata dia dokter).

Akhirnya dokter tersebut mengakui terjadi kesalahan baca. Bisa dibayangkan kalau saya atau keluarga tidak di lokasi? Kondisi istri saya sudah dibius? Dan bukan dokter biasa yang tahu rekam medis istri saya??? Dan YEYYYYY untungnya anak perempuan saya lahir normal sehat sempurna pada pukul 8:15.

Di ruang pemulihan saya tanya sama suster ruangan, “Sus, apa ada pasien yang kena Varicella?” Suster tersebut memberi tahu ada di pojokan cukup di pojokan ruangan dipisahkan. Jadi nama pasien tersebut adalah Melinda, dan nama Istri saya Fanny. Apa ada nalar yang bisa menerima human error tersebut?.

Siang menuju malam sesuai kebiasaan, ada beberapa tamu dari teman dan keluarga yang datang untuk menyambut kelahiran bayi perempuan saya. Dan tiba-tiba ada hal yang tidak menyenangkan terjadi lagi, Sekitar jam 3 subuh ada pengunjung yang masuk ke kamar istri tanpa ada pengawasan atau ditanya dahulu ke kamar, karena pada jam segitu kamar kami sudah gelap, karena istri saya juga dalam masa pemulihan, pas saat orang tersebut masuk. UNTUNGNYA istri saya pas terbangun, dan bisa menanyakan tujuannya apa??? Dijawab mau mengirim paket untuk Ibu Fanny. Istri saya menjawab tidak ada kiriman atau menunggu kiriman apapun! apa lagi pukul 3 subuh!! Akhirnya orang itu keluar pintu.

Pada siangnya saya tanyakan sama security dan suster, gimana ceritanya orang tersebut bisa masuk?? Karena ini kelas VIP ada security di pintu, begitu masuk langsung ada nurse station?? Saya tanyakan apa ada nama Fanny pada hari itu, untungnya suster kooperatif menjawab jujur pada saya bilang tidak ada nama Fanny di hari tersebut. BERARTI pemikiran saya, itu orang bisa masuk ke kamar istri saya, atas informasi nomor dari Suster atau security.

Akhirnya hari itu ada beberapa staf Hermina yang nanya ke saya kronologisnya. Beberapa kali juga saya harus cerita mengenai Varicella dan Kejadian subuh tersebut, beberapa Staff mengakui memang kekurangan orang, KARENA pas lihat CCTV pas saat itu security lagi muter jadi tidak menjaga pintu masuk, sehingga orang tersebut diarahkan ke kamar oleh suster (saya masih belum dapat jawaban siapa yang salah dengan memberi nomor kamar istri saya ke orang tersebut), dan beberapa staff ada menanyakan hal yang pada saat itu tidak terpikir sama saya, “Bapak ada musuh gak pak? Ada yang beda gak pak di kamar, takut ada melempar sesuatu” dll, DAN UNTUNGNYA bayi saya lagi saya titip di ruang bayi. Karena pukul 3 subuh tersebut, harusnya istri saya masih dibawah obat tahan sakit yang resiko ada bikin kantuk dan malam tersebut saya juga minum obat alergi karena alergi saya kambuh karena debu jadi sayapun kondisi kantuk. Jadi spekulasi di kepala saya sangat banyak. Akhirnya kami meminta pulang secepat mungkin, karena kelas VIP ini tidak membuat istri saya nyaman tenang dan aman, tapi belum bisa pulang hari itu juga, musti tunggu besok (tanggal 13 Maret).

Dan untuk keluhan saya ini saya hanya berkoordinasi dengan Marketing Hermina Ibu Kristine, dia coba menjelaskan masalah Varicella tersebut dan masalah pengunjung gelap. Untuk CCTV memang ada human error. Yang buat saya FATAL sebagai dokter bisa melakukan kesalahan tersebut. dan untuk pengunjung gelap, Ibu Kristin menyampaikan orang tersebut benar pengunjung yang mau mengirim obat untuk pasien yang lagi di ruang observasi. Terus saya tanya “Emangnya namanya Fanny?? karena saya tanya suster lanti tersebut TIDAK ada yang namanya Fanny”, Ibu Kristine bilang bukan namanya Fanny, tapi Fanny itu nama lain dari orang tersebut. Yang buat saya makin mikir seberapa lemahnya keamanan apalagi untuk kamar VIP bisa salah nama tapi diarahkan ke kamar istri saya. Karena saya yakin SOP suster kalau ada yang nanya kamar seharusnya dengan nama lengkap, dan saya yakin juga pengunjung gelap tersebut TIDAK tahu nama lengkap istri saya.

Pada saat itu saya hanya tegasakan kepada Ibu Kristine saya mengambil kelas VIP ini tanpa ada perjanjian kekurangan staff, jadi saya sebagai customer hanya minta hak saya untuk mendapatkan hak saya tersebut. Dengan segala jenis kejadian yang tidak menyenangkan tersebut Saya meminta untuk kompensasi mengenai kerugian saya ini, Setelah sebulan (16 April), saya menanyakan hal tersebut ke bagian terkait. Jawaban ini yang saya dapat:

[10:00, 4/16/2019] Rs Hermina Kristine: Pagi bapak…..
[10:01, 4/16/2019] Rs Hermina Kristine: Segala sesuatunya kami selesaikan dengan baik bapak
[10:01, 4/16/2019] Rs Hermina Kristine: Kami berikan hak bapak dikelas vip
[10:02, 4/16/2019] Rs Hermina Kristine: Terimakasih.

Semoga pengalaman hak saya di VIP bisa jadi bahan pembelajaran.

Ferdinal Chandra
Jakarta Utara

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

    • Mirip dengan yg istri saya alami, hanya istri saya kamar vip karena terpapar, dan sama pasien gelap bisa tidur bersama sampai 5 hari sudah komplen pun, perawat lebih membela pasien gelap. Ini toh pelayanan hermina yg kliatan bagus towernya saja. Isinya sangat tidak bermutu dan sangat tidak berkualitas

  • itu yang jadi bahan pertanyaan saya, hingga surat ini di layangkanpun, belum ada pihak hermina yang menghubungi. sayang sekali untuk RS sebesar hermina tidak bisa menjaga mutu.

    malah minggu lalu temen saya lahiran di situ di VIP juga, di lorong ada tukang yang ngecat pakai cat semprot. bayangin gak bau satu lorong kaya apa???

    • Saya lahiran disana oct 2016. Nga lama RS itu dibuka . Saya lahiran juga operasi . Dan mengalami hal yg luar biasa . Dengan kondisi masih belum bisa berdiri. Baby lagi sama saya . Dan menangis karena asi saya belum keluar. Ternyata popoknya basah. Saya pencet bell panggil suster sampai Berjam jam nga datang2 . Mana diruangan hanya saya sendiri. Akhirnya saya tlp ke call center RS Hermina saya sangat marah karena saya sedang tidak ada yg jaga . Bagaimana bisa tidak ada suster jaga yg datang Berjam jam. Tapi waktu itu saya berpikir mungkin karena terkendala kekurangan tenaga medis. Namun sungguh berbahaya jika pasien yg membutuhkan pertolongan tidak tau mau harus teriak kemana . Tahun depan saya akan lahiran lagi. Saya nyaman dengan profesional dokternya . Tp agak khawatir dengan fasilitas nya. Semoga lebih baik..walau agak galau mau kesana lagi. Trauma nya masih berasa .