Debt Collector Bank Mega Meneror ke Bukan Pemilik Hutang

Saya ingin melaporkan gangguan atas tindakan teror dari debt collector yang menimpa saya. Padahal bukan saya yang terlibat hutang yang dimaksud. Yang terlibat hutang di Bank Mega adalah kakak saya dan istri, an Ubaida Ibrahim, yang meneror ngakunya dari agency debt collector Rajawali atau Cakrawala bernama Lukas alias Antonius alias Petrus. Saya mendapatkan teror telepon dari debt collector karena alamat rumah yang saya tinggali adalah alamat yang sama yang digunakan oleh kakak saya. Saya tidak tahu darimana debt collector tersebut bisa mendapatkan nomor telepon kantor saya.

Saya mulai mendapatkan teror telepon sejak tanggal 19 Agustus 2019, sehari bisa berkali-kali meneror baik telepon ke kantor maupun ke handphone saya dan sudah sangat meresahkan dan mengganggu ketenangan dan kenyamanan saya dan orang-orang di kantor, terutama resepsionis yang menerima telepon juga diintimidasi, sehingga menjadi ketakutan jika menerima telepon dari peneror. Setiap menelpon selalu menekan saya agar kakak saya mau menghubungi Lukas. Saya sudah sampaikan ke kakak saya, dan kakak saya sudah beritikad baik dengan datang ke Bank Mega bertemu dengan pak Tori, kakak saya mengajukan pembayaran cicilan, tapi menurut info dari kakak saya itu pengajuan pembayaran cicilan tersebut ditolak, akibatnya si Lukas kembali meneror saya.

Dengan adanya teror telepon ke kantor saya tersebut saya mendapat teguran keras dari Kadiv Pengelola Gedung kantor saya, karena teror telepon tersebut sudah sangat-sangat mengganggu operasional kantor saya, lalu lintas (saluran telepon keluar dan masuk) jadi sangat-sangat terganggu. Kantor cabang komplain. Menurut info dari resepsionis, debt collector sudah menggunakan cara-cara membajak nomor telepon milik kantor cabang perusahaan saya untuk menelpon ke kantor saya.

Kepada Bank Mega saya mohon dengan sangat agar debt collectornya tidak lagi meneror saya, apabila masih meneror saya tidak akan segan-segan untuk melapor ke polisi dan OJK karena sudah mengganggu kenyamanan dan kententraman lingkungan kerja saya.

Kakak saya dan istri merupakan pribadi dewasa yang dapat bertanggung jawab atas tindakan dirinya sendiri, dia bukan tanggungan saya, yang harus minta izin ke saya waktu akan berhutang, dan kakak saya juga tidak mencantumkan nama saya sebagai referensinya. Sekali lagi saya mohon kepada Bank Mega untuk dapat mengembalikan kenyamanan dan ketentraman lingkungan kerja saya.

M. Imam Mulyono
Jakarta Selatan 12410

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Bank Mega atas Surat Bapak M. Imam Mulyono

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Bapak M. Imam Mulyono di mediakonsumen.com (28/9), “Debt Collector Bank Mega Meneror ke...
Baca Selengkapnya

19 komentar untuk “Debt Collector Bank Mega Meneror ke Bukan Pemilik Hutang

  • 28 September 2019 - (21:52 WIB)
    Permalink

    Jika masih punya kartu kredit bank mega. Lebih baik segera tutup aja selagi bisa. Jika kita kesulitan bayar dan sudah itikad baik utk minta keringanan suka di tolak mereka dan sudah banyak kejadian seperti ini. DC mereka juga kampungan cara nagih dan teror orang yang tidak berhutang kepada mereka. Bank mega bener bener sampah manajemen nya.

  • 29 September 2019 - (09:26 WIB)
    Permalink

    Saya juga sedang mengalami hal yang sama, kartu kredit punya Bapak saya menagih ke saya dan itu tagihan 2008. Dia pakai data kartu kredit bank Mega saya, dia tau nama ibu kandung, transaksi saya dan telepon kantor. Dia telepon berkali-kali ke kantor tempat saya kerja & saya sampai ditegur atasan. Saya juga sudah melaporkan ke bank Mega tapi belum ada tanggapan.

    • 29 September 2019 - (20:49 WIB)
      Permalink

      @m_imam_mulyono.
      Terkait kolektor yang ancam atau teror.
      1. Angkat teleponnya. Biarkan mereka marah2. Rekam semua percakapan. Bila perlu ajak teman 1 atau 2 orang mendengar percakapan. Hasil percakapan itu bisa bukti buat Laporan Polisi.

      Pihak bank mega berkali2 ancam saya. Pakai nama jhon key lah, nama mutilasi lah. Semua ketakutan kalau sm saya. Saya suruh kolektor datang ke rumah saya. Bahkan ada yg ancam.obrak abrik rumahku. Sampai suatu kali, manajer kolektor datang minta maaf ke saya. 4 orang tim kolektor bank mega datang.
      Saran saya, bagi teman2 yg punya masalah hutang. Tenang aja. Atau bisa wa ke saya. Nanti saya bantu komunikasi. 0822735050**. ( maaf, wa dulu yah. )

      • 1 Oktober 2019 - (14:05 WIB)
        Permalink

        sering saya angkat juga telponnya, tapi kadang-kadang suka saya diamkan juga, dc nya seperti bencong pak, diajak ketemuan gak pernah mau, jawabnya “kalo ketemu emang situ berani jamin hutang hutang kakakmu dibayar semua”, begitu terus jawabnya.
        lho saya kan bukan penanggungnya. saya hanya berdoa mudah-mudahan kakak saya cepet dapat solusi utk mengatasi masalah ini.

        • 15 Oktober 2019 - (16:20 WIB)
          Permalink

          Terus gimana pak imam,dr bank mega sudah ada solusinya,saya juga sdh 2 minggu telat bayar kaya teroris bank mega telpon satiap hari ,sms dan wa total bisa 7x sudah sy jelaskan lagi kesulitan uang tapi tetap aja neror,sy sudah telpon csnya minta reschedule katnay ga ada program,malah kmrn dcnya ancam sy mau sebarin data kontak sya kalo saya punya hutang di bank mega kalau kaya gini apa perlu sy lapor ojk ya

          • 7 Januari 2020 - (19:52 WIB)
            Permalink

            Pak Edwin bisa minta No WA nya / email nya Bpk?

      • 15 Oktober 2019 - (15:18 WIB)
        Permalink

        Boleh pak dibantu, saya juga diteror demikian padahal bukan saya yang berhutang. Saya sampai depresi masuk rumah sakit dan banyak bisnis saya terganggu dan bahkan kerjaan dicancel gara-gara ulah Bank Mega. Minta nomor WA lengkapnya pak kalau boleh

  • 29 September 2019 - (15:29 WIB)
    Permalink

    Sayapun sudah mengajukan itikad baik untuk progran cicilan katanya tetap tidak bisa. Padahal banyak komentar2 dan case yang sama bisa ada program cicilan. Sekarang saya sudah diamkan saja dc telepon tidak saya gubris, Insha Allah ada rejeki saya akan selesaikan dan langsung tutup. Hilang kepercayaan saya dengan bank mega. Harusnya bank mega mendengar itikad baik nasabahnya yang sedang kesusahan.

      • 1 Oktober 2019 - (14:12 WIB)
        Permalink

        Terima kasih pak. Saya sebenarnya sudah malas respon telpon atau wa dc bank mega bukan karena saya takut. Tapi buang-buang energi. Kalau mau ditemui saya berani saja, macam-macam saya juga bisa pakai kekerasan fisik. Mau dikasuskan silakan, lha wong sudah punya itikad baik malah ditekan.

  • 15 Oktober 2019 - (14:38 WIB)
    Permalink

    Saya juga senasib, saya tidak pernah punya hutang bahkan rekening di Bank Mega pun tidak punya, tapi hanya karena kenal dengan yang kreditnya macet jadi saya yang dicemarkan nama baiknya ke tempat kerja, diteror sampai tidak bisa pakai telepon, bahkan sampai stress masuk rumah sakit karena terancam banyak kehilangan pekerjaan. Boleh dibantu pak untuk nomor WA nya.

  • 22 Juni 2020 - (22:01 WIB)
    Permalink

    Saya jg merasa sangat terganggu dgn teror telpon dr DC Bank Mega. Pdhl sy bkn debiturnya, bukan pula nasabahnya.

    11 Juni 2020, awal teror bermula. Agency dr JKT terus2an telpon mnyuruh adik angkat sy spy menyelesaikan tanggungannya d Bank Mega. Pdhl sy sdh tdk ada komunikasi dgn ybs bertahun2. Contactnya tdk tau, tinggalnya jg tdk tau. Dia jg tdk save contact sy. Drmn agency bs tau sy bekerja d kantor tsb? Bs tau nama atasan sy? Bahkan bisa tau nomor HP sy (pdhl ybs malah tdk tau)?
    12 Juni 2020, teror menular ke kantor suami sy. Pdhl dia hanya ipar angkat. Kok bs tau kantor suami sy? No HP suami sy? Pdhl suami sy d kantor itu baru mulai bekerja di thn 2014. No HP suami sy jg sdh ganti bbrp kali. Kok bs dikaitkan dgn kejadian di thn 2010-2012?
    15 Juni 2020, sy sempatkan mencatat kurleb 40 nomor telpon yg meneror di hp sy. Di hp suami skitar 30an notelp. Blm yg di telpon kantor sy dan kantor suami sy.
    16 Juni 2020. Sy sdh dtg ke bank mega dgn membawa surat keberatan atas teror telpon di kantor sy & suami sy, dan meminta informasi apakah sy & suami sy (yg menerima teror) benar2 sbg emergency call dr suatu akad credit? Ternyata CS Bank Mega tdk dpt memberikan informasi tsb. Bahkan saat sy sampaikan Surat Keberatan dr kantor sy, Bank Mega tdk bs memprosesnya lebih lanjut dgn alasan krn bkn ybs (debiturnya) sendiri.
    LHA KALO BANK MEGA SDH TAU SY BUKAN DEBITURNYA MENGAPA SAYA YG DITEROR??

 Apa Komentar Anda mengenai Penagihan Kartu Kredit Bank Mega?

Ada 19 komentar sampai saat ini..

Debt Collector Bank Mega Meneror ke Bukan Pemilik Hutang

oleh m-imam_mulyono dibaca dalam: 1 menit
19