Hati-hati Penipuan oleh Penjual di Tokopedia!

Saya sudah menjadi pelanggan Tokopedia kurang lebih 6 tahun. Selama 6 tahun itu tidak ada masalah, tetapi bulan lalu saya mengalami penipuan yang dilakukan oleh salah penjual Tokopedia.

Kronologinya sama persis seperti artikel berikut: Modus Penipuan oleh Penjual di Tokopedia

Singkatnya:

  1. Penjual login dengan nomor hp.
  2. Penjual meminta nomor OTP (mengatakan untuk voucher).
  3. Penjual komplain, lalu langsung dibatalkan (yang membuat sistem Tokopedia memutuskan pesanan TELAH SELESAI dengan pengiriman hanya 2 menit!).
  4. Penjual LANGSUNG mendapatkan uang.

Hal ini berarti modus penipuan tersebut SUDAH PERNAH TERJADI. Bahkan di kolom komentar pun banyak yang mengatakan pernah mengalami MODUS PENIPUAN YANG SAMA.

Akan tetapi APA yang Tokopedia LAKUKAN? TIDAK ADA. Sistem tetap sama, nomor OTP masih disebut “nomor untuk masuk”, bisa login dengan nomor hp yang SANGAT GAMPANG DIAKSES PENJUAL, komplain+batal= pesanan selesai TANPA MELIHAT JANGKA WAKTU PENGIRIMAN yang hanya 2 menit.

Saya sudah komplain ke customer care Tokopedia lewat pusat bantuan. Mereka mengatakan akan membantu melapor ke polisi, TAPI SUDAH 1 BULAN LEBIH BERKAS-BERKAS SAYA BELUM DISUSUN. Terlebih lagi, komplain saya sudah DITUTUP 4 KALI karena Tokopedia atau saya tidak membalas lebih dari 4 hari.

Jadi yang dapat saya simpulkan dari pengalaman saya: SISTEM Tokopedia SANGAT MEMBERATKAN PEMBELI/KONSUMEN.

Karena:

  1. Uang LANGSUNG diteruskan ke penjual ketika pesanan selasai TANPA MENUNGGU minimal beberapa jam.
  2. Komplain+batal= pesanan selesai TANPA MELIHAT JANGKA WAKTU PENGIRIMAN yang hanya 2 menit (ini membuat CELAH yang dapat dimanfaatkan PENJUAL UNTUK MENIPU)
  3. Tidak membalas 4 hari= KOMPLAIN DI PUSAT BANTUAN DITUTUP dan dianggap selesai (Tokopedia hanya membalas sekali dan mengharapkan kita membalas padahal seharusnya Tokopedia yang mengupdate status komplain kita).
  4. Pembelian yang lebih dari sebulan TIDAK BISA DIKOMPLAIN lewat pusat bantuan (padahal waktu penanganan bisa sampai 2-3 bulan lebih).
  5. Walaupun sudah banyak kejadian seperti ini (di link), tetapi SISTEM TIDAK DIUBAH SAMA SEKALI (berarti Tokopedia membiarkan ada celah untuk menipu pembeli).

Saya BENAR-BENAR KECEWA dengan Tokopedia.

Adeline
Jakarta Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

6 komentar untuk “Hati-hati Penipuan oleh Penjual di Tokopedia!

  • 11 Oktober 2019 - (18:16 WIB)
    Permalink

    Sebelumnya mohon maaf, saya bukan dari pihak yang yang terkait untuk menanggapi case diatas.

    Berdasarkan kronologi diatas dapat dilihat bahwa ada kekeliruan besar dari pembeli, yaitu memberikan kode OTP kepada pihak penjual / penipu sehingga si penipu bisa masuk ke akun pembeli. Padahal Tokopedia telah mengingatkan untuk tidak memberikan kode OTP kepada siapapun, termasuk Tokopedia.

    Untuk menjaga keamanan akun, Tokopedia telah menerapkan sistem keamanan berlapis, mulai dari passcode, PIN hingga autentikasi dua-faktor. Sehingga jika ada penjahat yang ingin membajak akun, sistem akan meminta nomor autentikasi meskipun kita telah terlanjur memberikan kode OTP.

    Seringkali kasus pembajakan rekening atau akun digital terjadi karena ketidak hati-hatian dari pemilik akun, tergoda oleh iming-iming hadiah voucher atau tawaran sesat dari si penipu. Seandainya kode OTP tidak diberikan kepada si penipu dan akun telah diamankan dengan autentikasi dua faktor maka si penipu tidak akan bisa mengobok-obok akun pembeli.

    Berhati-hatilah menggunakan akun digital, amankan rekening dan akun digital dengan passcode, PIN dan autentikasi dua faktor agar si penjahat tidak mudah membajak akun kita, meskipun mereka tahu nomor telepon tapi tidak bisa masuk ke akun tanpa kode masuk / OTP dan kode autentikasi dua faktor.

  • 12 Oktober 2019 - (12:59 WIB)
    Permalink

    Walaupun memang ada kelengahan pembeli, namun:
    1. Memang sudah nyata bahwa secara umum semua orang/lembaga/badan/perusahaan pasti LEBIH TERMOTIVASI terhadap kepentingan dirinya sendiri ketimbang hal-hal yang lain. Dalam kasus ini, Toped sangat rajin & proaktif dalam berusaha mengamankan dirinya sendiri (bisa dilihat dari segala peraturan serta s & k nya) tapi memang kurang optimal dalam mengamankan user-nya (karena ada “celah” yang tidak segera ditambal). Ini secara etis mungkin memang kurang terpuji, tapi tidak bisa juga dibilang 100% salah, apalagi karena ada faktor “kelengahan user” yang bisa selalu menjadi alasan Toped.

    2. Sebetulnya “kemudahan si penipu” untuk bisa beraksi juga akibat dari trend di dunia digital yang “membuat segala sesuatu lebih mudah & cepat,” dalam hal ini: memudahkan orang “berjualan” (buka toko) tanpa prinsip KYC (sehingga mau dilacak pun susah). Di zaman now: buka toko gampang, ambil kredit gampang, minjam duit gampang, cuma perlu nomor HP yang “pendaftaran SIM card” nya pun gampang diakali.
    Bandingkan dengan kalau mau buka toko secara offline, mau ambil kredit di bank offline, mau minjam duit di koperasi offline, pasti lebih sulit bukan bagi orang yang berniat menipu?

    Jadi salah siapa kondisi yang ada sekarang ini? Ya salah kita semua yang begitu mendewakan “gampang.” Kita sendiri juga senang bukan kalau secara instan bisa dapat pinjaman duit, tanpa perlu data macam2 kecuali nomor HP?

    Sudah saatnya “gampang, cepat, simpel” diseimbangkan dengan prinsip kehati-hatian. Mungkin agak menyulitkan kita-kita, tapi yang pasti juga bakal lebih menyulitkan orang-orang yang memang berniat melakukan penipuan.

  • 15 Oktober 2019 - (08:36 WIB)
    Permalink

    Menurut saya, jika sudah ada tindakan memberikan “kunci rumah” anda ke pihak lain, maka kesalahan sudah ada sepenuhnya di pihak anda. Anda sudah tidak bisa meminta tanggung jawab dari tokopedia ataupun marketplace/merchant lain.

    “Kunci rumah” yang saya maksud adalah :
    1. SMS
    2. Email
    3. OTP
    4. Chat di messenger (Whatsapp, FB, instagram, dll)

    Ini karena konten-konten yang diatas adalah rahasia pribadi. Ada chat dengan suami/istri di dalamnya kan? Apakah jika ada yang meminta anda mau memberikannya? Tentu tidak.
    Terima saja sebagai kekhilafan, semoga bisa dihindari jika ada permintaan OTP/SMS lain dari pihak lain.

    Satria
    -pernah diminta SMS dan OTP untuk CC dan Gopay

  • 10 November 2019 - (03:18 WIB)
    Permalink

    Maaf kalo ini memang salah pembeli yg memberi kode otp ke si penjual. Sudah dimana2 bahkan di sms otp pun ditulis jgn memberitahu kode otp ke siapapun termasuk ke pihak yg mengaku tokopedia. Kode otp ibarat kunci dari segalanya. Dan ini berlaku di semua marketplace ataupun aplikasi online lainnya bahkan transaksi internet banking pun skg pakai kode otp sebagai kunci. Jadi selama anda lengah memberi otp maka cuma masalah waktu aja sih akan terkena penipuan. Kebetulan aja ni terjadinya ketika pakai tokopedia.

    • 15 Juli 2020 - (16:23 WIB)
      Permalink

      Bener banget. Mau di marketplace apa aja sih kalo masalah OTP emang jadi kendali penuh buyer. Cuman saya agak kagetan pas baca bahwa Tokopedia bisa klik “Pesanan Diterima” dalam waktu 2 menit aja? Wah, baru ini yang parah. Di toko oranye minimal klik pesanan diterima kan 5 jam baru bisa. Gitu. Bagian ini yang harusnya ditinjau ulang pihak Tokopedia.

  • 15 Juli 2020 - (17:14 WIB)
    Permalink

    Saya belum pernah kena hack sih, karena selalu hati-hati, cuman kok pengalaman saya belanja di toko ijo konfirmasi penerimaan baru bisa dipencet setelah 24jam input resi. Bisa jadi ini resinya jg bodong, mungkin pakai no. resi paket yg sdh lama selesai. Jadi benar2 sudah diteliti celahnya si ijo. Sebenarnya semua market pasti ada celahnya, tetap berhati2lah dalam berinternet. Keamanan online sebagian besar tanggung jawab kita sendiri.

 Apa Komentar Anda mengenai Sistem Keamanan Tokopedia?

Ada 6 komentar sampai saat ini..

Hati-hati Penipuan oleh Penjual di Tokopedia!

oleh Adeline Aurelia Tan dibaca dalam: 1 menit
6