Surat Pembaca

Nasabah Dipermalukan Penagih Bank Mega Sehingga Kehilangan Jabatan di Tempat Kerja

Sampai sekarang, saya jadi terjerat hutang kartu kredit selama 3 tahun terakhir ini. Juga dalam beberapa minggu ini desakan dan teror saat penagihan mulai berlangsung lagi setelah sempat terhenti, karena nomor telepon pribadi saya dengan terpaksa saya ganti (meski itu sangat merugikan saya karena channel/kontak saya jadi banyak yang terputus). Alasannya karena saya sangat terganggu bahkan ketakutan menghadapi para penagih yang tidak tahu waktu dan tempat, bahkan tidak beretika saat berbicara dengan ancaman dan hinaan.

Awalnya sekitar 5 tahun yang lalu pembayaran KK (kartu kredit) saya lancar-lancar saja karena penghasilan saya cukup untuk menutupi pembayaran. Karena selain gaji pokok, ada tunjangan-tunjangan yang saya dapatkan setiap bulannya. Ada juga bisnis kecil-kecilan, mengkreditkan barang kebutuhan rumah tangga ataupun pakaian. Suami pun meski bekerja serabutan ada penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Makanya pengajuan KK saya di-acc, bahkan beberapa bank menawarkan aplikasinya termasuk Bank Mega sampai 3 KK.

Namun nasib berbicara lain, tiba-tiba saya mendapat musibah kebanjiran, rumah porak poranda. Saya, suami, dan 2 anak saya terpaksa numpang di rumah orang tua dengan hanya menempati sebuah kamar hampir setahun, karena saya tidak ada dana untuk memperbaiki rumah saya tersebut. Sampai akhirnya saya memberanikan diri untuk mengajukan pinjaman ke sebuah bank, dengan sistem pembayaran pemotongan gaji langsung supaya dapat memperbaiki rumah. Namun dana tersebut tidak mencukupi untuk menuntaskan perbaikan rumah setidaknya sampai layak untuk ditempati. Sisanya saya mulai mencoba menarik dana dari KK yang saya punya, termasuk KK Bank Mega dengan perhitungan pembayarannya bisa dari tunjangan-tunjangan lainnya.

Namun seolah “sudah jatuh tertimpa tangga” salah satu andalan saya yaitu tunjangan yang biasa cair rutin, ternyata mulai terhambat. Penyebabnya karena perubahan sistem data dan kebetulan ada sedikit kesalahan tentang data saya, sehingga selama proses perbaikan tunjangan saya pun tidak dapat dicairkan selama setahun; dan tahun berikutnya pun begitu sampai datanya benar-benar beres. Tentu saja menimbulkan efek terhadap yang lainnya. Seperti terhambatnya pembayaran cicilan, pembayaran KK, terhentinya bisnis kecil saya karena modal jadi tidak berputar; dan lama kelamaan habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menutupi tunggakan-tunggakan. Serta penghasilan suami pun tidak bisa diandalkan karena orderan mulai berkurang.

Benar-benar tahun yang penuh cobaan, saya juga mengalami pendarahan karena diduga ada sesuatu penyakit dalam rahim dan disarankan untuk hamil lagi sebagai solusi untuk menghilangkannya. Alhamdulillah anak ketiga saya lahir, tetapi saya tidak bisa memberikan ASI dan diganti dengan susu formula selama 2 tahun yang terbayang mahal biayanya.

Dalam kondisi seperti itu saya harus tetap berjuang dan bekerja supaya tetap survive demi anak-anak. Tetapi para penagih terus mengganggu saya karena saya belum bisa melunasi tunggakan KK saya. Setiap hari menelepon baik ke HP, juga ke nomor saudara dan orang tua saya yang dulu pernah saya cantumkan saat mengisi aplikasi. Bahkan ke nomor kantor kalau saya tidak sempat menjawabnya, sehingga sangat menggangu situasi kerja dan membuat teman-teman saya kesal. Karena sangat meresahkan situasinya, akhirnya saya sempat beberapa kali ditegur oleh atasan saya karena mengganggu pekerjaan. Lama-lama tingkat kepercayaan mereka berkurang hingga saya diberhentikan dari beberapa jabatan tertentu.

Tentu saja itu akan sangat mempengaruhi kondisi keuangan saya yang lagi melemah. Penghasilan saya semakin berkurang. Dari mana lagi saya harus membayar semua tagihan dan memenuhi kebutuhan harian yang semakin hari semakin membengkak ? Apalagi sekarang, penagih yang katanya agensi yang mewakili Bank Mega ( dengan nomor telepon +62-22-2100-1605/+62-22-2100-1063/+62-22-2100-1602/+62-22-2100-1606, yang pernah nelepon ke nomor telepon kantor ). Saat ditanya identitas malah balik mengancam. Katanya akan semakin mempermalukan saya, dengan menghubungi semua orang yang saya kenal untuk meminta sedekah untuk melunasi hutang saya.  Serta seorang wanita katanya bagian KK Bank Mega (dengan nomor WA +6288863673**) sama, tidak memberikan identitas yang jelas bahkan pernah beberapa kali langsung WA teman kerja saya entah tahu nomor. WA dari mana ( mungkin nge-hack atau semacamnya karena ada teman yg bilang katanya ada sistem seperti itu). Dia menganggap saya tidak kooperatif karena saya belum datang ke cabang bank yang dia tunjuk dan harus membawa uang pelunasan. Juga ada lagi dari Mandala Agency (nomor WA +629869668**).

Karena keadaan ini terulang lagi, saya pun mendapat teguran lagi dari atasan saya dan perasaan tidak enak terhadap teman-teman saya karena gangguan ini. Sedangkan saya belum bisa untuk melunasi sekaligus, meskipun mendapat keringanan yang entah seperti apa bentuknya. Yang jelas saya hanya dikasih waktu sampai hari ini, kalau tidak katanya mereka akan menagih ke rumah atau ke kantor dan memaksa saya untuk sekaligus melunasinya, meskipun saya sudah minta waktu untuk mengusahakannya entah dari mana jalannya. Bukan saya tidak ingin melunasi dan membereskan masalah ini, tapi keadaan dan kemampuan saya sekarang begini. Siapa sih yang mau terlilit hutang? Saya hanya butuh waktu untuk bangkit dan menyelesaikannya.

Untuk pembaca yang bisa memberikan solusi dan masukan kepada saya, yang pernah terbersit untuk menggugat perlakuan mereka sehingga saya seperti ini, mohon bantuannya. Saya merasa tertekan dan tidak nyaman dalam bekerja karena deadlinenya hari ini untuk membereskan masalah ini. Bagi Bank Mega yang merupakan perusahaan besar di negara ini, tidak adakah kebijakan yang lebih manusiawi terhadap orang seperti saya ? Business is business, tapi tidak harus menghilangkan rasa kemanusiaan. Pekerjaan atas nama profesionalitas tapi tidak harus menghilangkan etika. Semoga semuanya dimudahkan.

Mohon maaf dan terima kasih.

Rini Dian Pratiwi
Kab. Bandung Barat, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank Mega atas Surat Ibu Rini Dian Pratiwi

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Ibu Rini Dian Pratiwi di mediakonsumen.com (28/10), “Nasabah Dipermalukan Penagih Bank Mega Sehingga...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Mba Rini bnyk juga yg bermasalah dengan bank mega,saya pun juga telat 14hari sudah di datangin oleh bank mega ke kantor teriak teriak mncari bos saya mnta segera lunasin hutang saya,sms dan wa senin-minggu sangat mengganggu sekali bisa email k saya mba cahayasiswautami@yahoo.com,perbanyak istighfar ,zikir dan sholawat mba Inshaa Allah ,Allah akan melindungi hambanya dari orang orang jahat ga usah taukut mba perbanyak Dzikir,semua orang juga ga mau jatuh dalam hidupnya ,tapi kita niat u mlunasi hutangnya .cuma bank mega yg ga mau u mncari solusi u nasabahnya.

    • Iya mba Cahya trimaksih dukungannya..Insyaalloh saya akan selalu perbanyak doa dan berusaha terus supaya masalahnya cepat selesai meskipun saya sekarang jatuh sakit lagi. Kata temen hari ini pun tetap penagih menelpon terus k kantor.. mengganggu suasana kerja. Kalau begini terus,gimana nasabah bisa ngeberesin hutang karena sumber nafkahnya diganggu.

  • mba rini bisa email ke aku no wa nya kita bisa sharing,sy juga usaha jatuh dan skrg bekerja setahun ini.kita harus sehat dan kuat untuk masalah cc macet ga boleh lemah,kita ga kabur ko niat bayar dengan di cicicl,sy juga bekerja d datangin k kantor kalo sudah mengganggu laporin aja k satpam gedung kalau sudah meresahkan dan buat onar,Jauh jauh skrg dr cc mba ini pengalaman juga u saya dan semuanya,syafakillah u mba rini

    • Makasih mba ircha, Sekarang inipun saAt saya sedang membalas ini pun, DC terus nelpon dan wa saya supaya saya segera bayar. Saya sangat terganggu, Gimana saya bisa bekerja dengan tenang untuk ngumpulin uang supaya bisa bayar kalo terus seperti ini. Bank Mega tolong lebih bijak lagi dan beri kesempatan kepada orang seperti saya ini, bukan malah neror terus..

      • Memang terkadang kita geram/kesal terhadap pihak tagihan apapun....disatu sisi kita mempunyai kewajiban itu tapi disatu sisi seakan akan kita terindikasi dibilangnya ingin kabur atau lepas dari tanggung jawab.
        Kalau ada telpon ya silahkan diabgkat saja di tanggapi mereka bicara apa n kita kasih penjelasan kalau kita belum bisa membayar.....
        Kalaupun dalam hati dan niat kita ingin membayar atau nantinya menjadi gagal bayar....
        Jangan pernah kita untuk berjanji akan membayar kapan dan jumlahnya tapi kita tetap ingin membayar,,,,syukur" kita bisa bikin perjanjian hitam diatas putih dengan bermaksud agar pihak konsumen juga merasa tidak keberatan dengan tagihan yang mungkin tidak bisa untuk dilunasi sekaligus.
        Dan pihak dc juga bisa mendapatkan kembali uangnya.
        Dibicarakan baik" dan di negosiasikan,,,tapi apabila tidak menemui titik terang silahkan searching di google silahkan bertanya kepada KOFIN n LAW

        • No name, kita nasabah sudah berniat baik dengan mendatangi collection bank mega, utk negosiasi agar bisa dijadikan cicilan ringan.tapi spertinya mereka tidak mau mengerti masalah nasabah.bahkan ada debtcollector yang mulai mengancam akan eksekusi kerumah dan marah2. bahkan debtcollectornya nantangin,ibu mau ajukan ke direksi sekalipun tdk bakal bisa dijadikan cicilan ringan.dan ada lagi debtcollector yg telp kalo mereka tdk berhasil menagih maka akan dipecat.kesimpulan saya,memang manajemen bank mega ini sudah melanggar aturan.mereka menekan debtcollector dan juga nasabah yang sedang kesusahan.jadi menurut saya jawaban ibu Christiana ini hanya formalitas saja.buktinya kelakuan debtcollectornya sampai saat ini masih liar dan tdk berprikemanusiaan.biarkan Tuhan yg akan menghancurkan bank ini.

  • Yang sabar ya mba rini, suami sy pun mengalami hal yg sama, cuma bank mega yg kelakuan nya kyk preman. Di YLKI byk pengaduan terkait penagihan premanisme dr bank mega, klo mau kita ramai2 laporkan bank mega ini biar kena tegur. Mrka sewa preman buat nagih ke nasabah yg macet kyk nya, hrs nya bank ybs dgn dc nya sdh mempunyai sertifikat asosiasi jd penagihan tdk menyimpang & tahu aturan. Lapor polisi aja mba klo sdh premanisme, krn info polisi tdk ada ruang utk premanisme.

    • Alo mba ircha salam kenal ya kalau ada email info ya kita sharing seputar dc bank mega yang premanisme yang gak ada hati sebagai manusia..
      Untuk kofin dan lawa itu adalah lembaga yang membantu masyarakat dalam hal financial seperti skrg ini. Dia badan lembaga pelindung seperti ylki dan lbh.. saya tgu email ya bu bisa add saya yulialee891@gmail.com

      • assalamu'allaikum
        wah ternyata banyak yg seperti saya ya mbak, saya skrg juga mengalami hal yang sama, ibu saya sudah jd nasabh bank mega selama krang lebih 8tahunan dan sudah mencpai limit yg lumayan besar, dan sudah 8bulan ini kami menunggak di karnakan ibu saya sakit parah dan tidak bs mengembalikan ekonomi keluarga, kami punya usaha salon kecil2an, tp sejak ibu saya sakit, semuanya menurun termasuk pendapatan.. karna ibu saya sakit, saya yg berkontribusi terhadap tagihan bank mega, saya benar2 dibuatnya malu, rekan kerja, tetangga, konsumen salon, bos d tempt saya bekerja, sampai calon suami beserta keluarga, semuanya dihubungi ntah dapat drmn semua kontaknya.. bahkan caci makian, ancaman akan dibuat malu, serta semua kata2 kasar di ucapkan.. bahkan mereka fitnah bahwa saya yg memberikan kontak2 org2 yg mereka hbungi, sampai2 saya menghadapi org2 yg datang ke rumah saya karna marah dihubungi pihak bank mega. saya fikir hanya saya yg mengalami, ada terniat ingun ganti nmr, tp terkesan seakan saya akan lari dari penagih, sedangkan untuk melunasi dan membayar saya blm punya uang, saya bingung harus apa, ternyata banyak yg nengalami hal serupa, semoga qt bs sedikit bs berbagi ya..
        terimakasih.

  • wah ternyata banyak sekali komplain atas kinerja bank mega, semoga semua penulis komen dan ts bisa segera keluar dr permasalahan ini, sypun mengalami hal yg sama, bahkan gangguan sampai ke teman2 putra saya, kebetulan sy memang wiraswata, jd ga punya atasan.
    awal permasalahan sy memang situasi yg tidak baik untuk sy karena stelah istri meninggal sy hilang semangat, saat itu penagih ucapkan akan tagih ke makam istri, benar2 biadab ucapan mereka, krn sy sadar ini urusan perdata maka sy usahakan untuk kirim ke rekening yg card sy semampunya, tp ini tidak menghentikan gangguan, surat terakhir dr berkop surat bank mega yg mereka bawa menyatakan sy akn mereka somasi krn tidak ada pembayaran sementara nilai tagihannya sudah berkurang lebih dr separuh tagihan awal jd seakan kolektor dan bank adalah lembaga terpisah krn kolektor jelas tidak melihat grafik rekening sy mereka hanya ingin sy membayar tunai seperti mau mereka, bukan niat pembayaran sy.
    lengkap sudah hal yg mengesalkan dr kinerja bank mega setelah membaca komplain nasabah lainnya, sy sampaikan jg ke lingkungan sy bahwa sy siap untuk di somasi dan selesikan lwt pengadilan saja klu ingin pembayaran lunas sekaligus dr sy, mengingat pinjaman dr cc jg kan sedikit2

  • hai , saya juga punya kasus yang sama . saya gunakan kk mega untuk keperluan modal. awalnya lancar.. sebelum covid. setelah covid usaha saya bangkrut suami saya tidak lagi ada kerjaan.limit yang diberikan 50 juta , 1 tidak lama ada reconstruksi kk saya boleh cicil sekitar 400 rbu perbulan selama 1 thun. lancar. abis setelah itu saya dsuruh bayar 2 juta perbulan , posisi saya saat itu belum bangkit dari covid. blum ada pemasukan tetap. akhirnya macet selama 7 bulan , baru kemarin ini ada debt collector nagih lagi . di totalin jadi 75 juta. harus lunas sedangkan saya gak punya uang segitu. kalau saya gak lunasin bakal dipermalukan katanya. saya jadi pusing, saya bahkan berpikiran untuk jual ginjal. tiap hari saya deg degan.

    ada kah tips menghadapi ancaman debt collector seperti ini.