Premanisme Debt Collector Terulang Lagi, Meskipun Sudah Ada Permintaan Maaf dari Bank Mega

Selamat siang,

Saya sudah beberapa bulan yang lalu melakukan komplain melalui Media Konsumen berkaitan dengan keluhan kami sebagai nasabah Bank Mega. Kami bersama dengan rekan kantor kami diteror oleh staf collection atau debt collector, berkaitan dengan tagihan kartu kredit yang bukan menjadi tanggung jawab kami, dengan kata kasar dan nada bicara yang tidak sopan serta membuat membuat semua rekan kerja tidak nyaman karena semua ditelepon. Dan syukurlah dengan cepat ada respon dari Bank Mega dengan jawaban email tertanggal 26 November yang isinya sebagai berikut:

Nasabah Bank Mega yang terhormat

Sebagai tindak lanjut atas pengaduan yang telah bapk/ibu sampaikan, maka kami akan menginformasikan nomor pengaduan bapak/ibu di no. telephone sesuai tertera di form pengaduan yang telah bapak/ibu cantumkan.

Kami mengucapkan terimakasih atas pengaduan yang telah bapak/ibu sampaikan karena hal ini merupakan masukan yang sangat berharga bagi perbaikan kinerja bank Mega.

ttd
customer care2

Saya pikir sudah selesai masalah ini. Namun ternyata bulan Desember 2019 kasus yang sama masih berulang. DI bulan Desember 2019 dengan gencar sdr Ber** Yosaf** Palpialy dengan nomor hp +62821252670** telepon terus dan sudah saya adukan lewat email customer care pada tanggal 28 Desember 2019. Meskipun belum ada tanggapan sampai sekarang, tetapi telepon sudah tidak ada lagi.

Pada bulan Januari 2020 ini, terjadi lagi teror dan ganti orang. Orang ini adalah orang yang melakukan teror sebelumnya, yang sudah diadukan juga sebelumnya lewat Mega Call sebanyak 3 kali dan juga lewat Media Konsumen sekali. Orang terkait dengan nama Rola** dengan nomor telepon 021-80682351, 08118566101, 08118566133, 08118566137, 08118566140, 08118566104, 08118566128, 08118566098, 08118566116, 08118566119, 08118566120, 08118566141, 08118566117, 08118566115, 0811856613, 08118566123, 08118566125, 08118566127. Yang bersangkutan suruhan bawahan Bapak Agu** sebagai pihak ketiga Bank Mega.

Mohon agar permintaan maaf Bank Mega dilakukan dengan tulus dan serius untuk perbaikan Bank Mega. Yang artinya minta maaf tetapi tidak ada tindakan sampai ke bawah. Sehingga permintaan maafnya tidak punya manfaat sama sekali, sementara teror yang tidak sopan, tidak tepat waktu dan tidak tepat tujuan terus terjadi.

Hal yang penting lagi, para debt collector ini punya nomor yang banyak sekali, sehingga kalau telepon bersamaan dan seharian bisa membuat membuat macet orang lain yang mau telepon ke kantor nasabah terkait, meskipun nasabah tersebut nggak ada kaitan dengan tagihan.

Semoga kedepan Bank Mega bisa lebih baik lagi.

Supriadi
Karawang, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Bank Mega atas Surat Bapak Supriadi

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Bapak Supriadi di mediakonsumen.com (9/1), “Premanisme Debt Collector Terulang Lagi, Meskipun Sudah Ada...
Baca Selengkapnya

21 komentar untuk “Premanisme Debt Collector Terulang Lagi, Meskipun Sudah Ada Permintaan Maaf dari Bank Mega

  • 9 Januari 2020 - (15:16 WIB)
    Permalink

    apakah bapak menjadi pihak yang berhutang? atau tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan hutang yang ada?

    • 10 Januari 2020 - (05:11 WIB)
      Permalink

      Selamat pagi
      Terimakasih tanggapannya.
      Saya bukan pihak yang terhutang, bukan juga emergency kontak.
      Tetapi kalau disangkutpautkan dengan hubungan kekeluargaan, tetap ada hubungan.

      Begitu penjelasan dari kami.

      Wassalam

      • 10 Januari 2020 - (09:33 WIB)
        Permalink

        Laporkan saja ke BI dan OJK, pak. Buat laporan pengaduan resmi. Kalau masih diteror, apalagi disertai ancaman, bapak rekam semua percakapan, laporkan kepada polisi.

        • 11 Januari 2020 - (04:58 WIB)
          Permalink

          Selamat pagi sdr Yurika
          Terimakasih masukannya.
          Ada yang punya pengalaman kasus begini lapor ke BI dan OJK nggak ya… prosedur bagaimana dan penyelesaiannya berapa lama ? kita ingin penanganan yang cepat karena telephone tidak kemana mana dan terus menerus serta menganggu rekan kerja.

          wassalam

  • 10 Januari 2020 - (04:54 WIB)
    Permalink

    Suruh datang saja ke yg bersangkutan, atau suruh datang langsung ke kantor debt collectornya, tpi sebelumnya koordinasi dulu dgn pihak berwajib, klo bisa telepon nya direkam sebagai barang bukti. Klo ada bukti percakapan apalagi di sebut bank mega nya enak tuh bisa kena pasal perbuatan tdk menyenangkan. Dan debt collector itu menyalahi aturan dia hanya berhak menagih ke yg bersangkutan jdi klo ke teman ato kantor itu sdh melanggar aturan, laporkan saja ke polisi. Tdi siang juga saya gitu tpi ada bukti ya rekaman asal ada sebut bank mega saja sdh cukup lah, biasa bilang dri buana colab sama bank mega. Tpi klo sdh ada perbuatan tdk menyenangkan termasuk verbal, ato merusak nama baik itu pidana, hutang piutang itu perdata. Makanya mereka cuma berani lewat tlp. Coba suruh dtng dgn bukti bisa kena pidana nya klo mau. Yg nelp2 itu emang tugas mereka terlatih untuk mengintimidasi coba baca deh aturan debt collector. Biasa klo di intimidasi kan kita panik, rule no 1 dont panic, play smart kumpulkan bukti yg kuat langsung expose ke public biar public yg menilai

    • 10 Januari 2020 - (05:27 WIB)
      Permalink

      Selamat pagi.
      Terimakasih masukannya. Ada beberapa pertanyaan yang ingin kami tanyakan. Mau dan bisakah polisi menangkap debt collector dengan barang bukti rekaman kata kata kasar dan makian tadi tadi? Saya sudah konsultasi dengan rekan lawyer, informasi dari yang bersangkutan, pasal perbuatan tidak menyenangkan sudah dihilangkan sejak jaman pemerintahan gus dur. Jadi pasal itu sudah tidak dipakai lagi. Saya juga sudah beberapa kali mengadu megacall 1500010, responnya baik, bukti pengaduan ada, bahkan sudah diterima oleh pihak debt collector, tetapi yaitu tadi, sepertinya pihak customer complain dari bank mega ini hanya punya kemampuan menyampaikan kepada debt colector tanpa ada verifikasi apakah complain ini sudah diselesaikan belum. Karena selesai complain, terror ini masih terus terjadi. Saya sudah minta yang bersangkutan, ketemu saya langsung, saya minta bawa surat tugas dan juga tanda pengenal, tetapi jawaban mereka “anda menjebak saya ya”. Sebenarnya saya tidak panik, hanya saja karena telephone kantor kami tidak pakai operator, otomatis telephone dr debt collector ini langsung ke pesawat karyawan, dan debt collector ini telephone ke semua pesawat, sehingga telephone yang dituju ngacak ke semua karyawan. Ini yang bikin bener bener mengangggu. Image bank Mega jadi buruk dimata karyawan yang kebetulan di terror juga terus menerus. Hadeuh capai dech….

      sekali lagi terimakasih, sudah share informasi untuk kasus yang hamppir sama.

      Wassalam

      • 10 Januari 2020 - (10:56 WIB)
        Permalink

        Iya mereka itu kan ada yg intimidasi bagian telp ada yg bagian lapangan nah yg bagian lapangan ini ntr datang anda sdh siap2 minta bantuan polisi karena sudah menggangu ke nyamanan. Kalau sampai menelpon pihak lain berarti sdh masuk pencemaran nama baik. Ada aturan2 main debt collector salah satunya tdk boleh nelp berlebihan apalagi sampai mengganggu, apalagi klo ada ancaman verbal ato bentuk lain bisa lapor pasal 368 KUHP, googling deh bnyk kok info menghadapi debt collector..gk bisa share pic sih saya baru kasusin kmaren siang. Siapkan saja bukti2 rekaman intinya ada bukti dulu dan dlm rekaman disebut bank mega, biasa mereka cuma marah2 aja gk berani sebut nama bank nya. Pas nelp kasih no hp aja coba hubungi no ini nah pancing2 aja sampai dia sebut dri bank mega, mereka itu profesional dalam hal intimidasi jgn terpancing, alat bukti nanti bisa dipake rekan anda dalam bernegosiasi dgn pihak bank. Minta aja disc dri pokok 70% bisa trus minta cicil, klo ada bukti posisi bargaining anda kuat. Ingat hutang piutang itu pasal perdata tpi klo mereka sdh mengancam masuk ke pidana

        • 11 Januari 2020 - (05:05 WIB)
          Permalink

          selamat pagi
          Terimakasih sharenya, dalam kasus saya ini debt collector mengaku pihak ketiga bank Mega atas nama PT….. saya lupa namanya tetapi ada.
          Sebenarnya saya sudah pakai jasa lawyer, dan lawyer juga sudah melakukan somasi ke bank mega…. somasi ini juga sudah nyampek ke pihak debt collector karena debt collector mengaku menerima informasi tersebut. Ajaibnya terror tetap dilakukan, lawyer kami sepertinya masih bersikukuh bahwa tidak ada pasal untuk menarik mereka ke polisi atau tanah hukumkarena nggak ada pasalnya, kecuali pasal perbuatan tidak menyenangkan yang telah dicabut.

          mengenai bukti rekaman kami cukup banyak.

          terimakasih sudah share dengan kami.

        • 16 Januari 2020 - (03:28 WIB)
          Permalink

          Saya juga beberapa hari ini dpt WA dari teman & saudara tentang tagihan CC Mega saya yg sudah lama, DC ini tidak ada dtng ke rumah saya malah tiba2 telp k teman & kantor saudara saya ( yg nggak pernh ketemu juga) dengan marah2.
          Yang kasihan kan mereka tidak tau apa2 malah d teror2.
          Saya sendiri juga kaget, kok tiba2 bisa hubungi mereka. Knapa mereka nggak datang ke rumah saya, karena dulu pernh ada DC yg dtng k rumah, sudah lama sekali.
          Tiba2 malah menghubungi teman & kantor saudara dengan marah2.
          Saran teman saya telp call center mega nya, tapi apakah akan selesai?
          Apa saya harus dtng k bank meganya langsung?
          Mohon sarannya,
          Terima kasih.

  • 10 Januari 2020 - (08:12 WIB)
    Permalink

    Bangsat emang debtfollecror mega cara nagihnya ampe bikin grup wa tentang utang dah gt masuk masukin temen di grup nya ini harus gimana mau tanya

    • 10 Januari 2020 - (11:12 WIB)
      Permalink

      Klo teman2 anda di bawa2 itu sdh merusak nama baik, bank hanya boleh menagih ke alamat penagihan dan kepada debitur saja klo sdh libatkan org lain, selamat jadikan bukti, mereka intimidasi kita fight back dgn bukti..

      • 11 Januari 2020 - (05:08 WIB)
        Permalink

        selmat pagi
        teman teman kami yang diganggu ada 3 orang yang mengadu ke Mega call bank mega dengan aduan Rev ….. belm sampai polisi karena belm tahu prosedurnya. pengaduan inipun sudah diketahui debt collector, karena mereka juga bicara “bapak mengadu ya” nggak ngaruh pak…
        aneh nggak? bank mega membuat jalur aduan mega call… tapi tidak dianggap sama debt collector.

        teima kasih masukannya

  • 10 Januari 2020 - (11:09 WIB)
    Permalink

    Kumpulkan bukti2 nya ini kan media online nanti masukkan media cetak. Saya ada teman jurnalis banyak. Skarang kalau complaint gk ada bukti susah. Ini bkn masalah uang lgi tpi kehormatan, org lapangan mereka datang minta bantuan polsek, suruh mereka dtng jgn lewat media tlp, klo mau selesai urusan suruh dia datang tatap muka.. polisi sdh siap. Gk perlu lapor sana sini lama. Ntr ya saya mau masukkan mereka ke media cetak dlm 3 hari ini ke beberapa media teman saya, nanti semua yg urusan dgn mega saya bantu buat kronologi cerita data anda, tpi disini gk boleh share data pribadi..hehhehe klo bnyk suara akan lbh kuat. Saya bnyk bukti rekaman nya mereka minta maaf lisan saya gk terima minta tertulis, dlm kondisi begini ingat mereka hanya bisa intimidasi anda,memancing emosi nah jgn terpancing apalagi pas dateng debt collector anda pukul itu yg dia mau anda yg kena pasal..makanya minta bantuan polisi

      • 11 Januari 2020 - (05:13 WIB)
        Permalink

        selamat pagi …
        saya sudah marahin,… anda ini sekolah dimana? goblok banget… bicara ngacau. yang di omongin itu lagi itu lagi. telephone sana sama yang bersangkutan. yng hutang siapa yang ditagih siapa…. memang tujuan dia hanya ganggu, ya tetap saya telephone terus…
        masih sharenya yaaa

    • 11 Januari 2020 - (04:23 WIB)
      Permalink

      Saya bagi2 kisah saya yah sama debt collector mega sambil nunggu media konsumen tayang..klo ini sebetulnya buat ntr di media cetak, sekalian edukasi

      Debt collector bank mega diluar batas kewenangan nya dan diluar etika

      Kronologi dimulai pada tanggal 31 desember 2019, secara tiba2 kawan saya mengirimkan pesan melalui whatsapp, yang intinya dia mengeluh karena ada telepon terus menerus dari bank mega yang memberitahukan saya berhutang dan mempertanyakan kenapa saya memberikan no telp nya kepada org bank mega, setelah mendapat kabar itu saya meminta maaf kepada kawan saya lalu meminta no telp yang menghubungi beliau, setelah saya coba hubungi nomor tersebut ternyata nomor itu tidak bisa dihubungi. Tidak berhenti sampai disitu selang beberapa jam 2 teman saya yang lain pun meberikan laporan yang sama mereka di telponin bank mega bilang saya ada hutang. Dari berita2 ini saja saya sudah merasa dirugikan secara moril akhirnya saya meminta teman2 saya ini merekam percakapan nya dengan bank mega ( bukti percakapan ada sudah saya sampaikan pada pihak berwajib). Aturan Bank Indonesia dalam penagihan dilarang dilakukan dengan cara ancaman,kekerasan dan mempermalukan. Dalam hal ini saya sdh dipermalukan. Aturan berikutnya penagihan tunggakan nasabah oleh debt collector hanya boleh dilakukan kepada nasabah secara langsung bukan kepada keluarga atau yang lainnya, ini sdh melibatkan teman2 saya jelas melanggar dan darimana mereka mendapatkan no telp teman2 saya yg bahkan sudah belasan tahun tidak pernah ketemu.
      Aturan bank Indonesia yang bank mega langgar selain itu adalah Debt collector dilarang menagih dengan menggunakan media komunikasi secara berlebihan yang mengganggu nasabah maupun keluarga dan lingkungannya, bahkan mereka memposting hal buruk di medsos teman saya (bukti dan saksi ada)
      Berikut nya dalam alamat penagihan adalah kantor saya yang mana jelas saya setiap hari ada disana. Anehnya mereka mendatangi rumah saya sambil menggedor2 dan teriak2. Hal ini pun sudah melanggar aturan Bank Indonesia, debt collector dalam menagih nasabah harus dilakukan sesuai dengan alamat penagihan bukan di tempat lain yang berpotensi menimbulkan gangguan ketertiban umum. (Ini ada bukti foto yang sudah di akui debt collector sendiri ketika di interogasi polis)
      Nah 1 hal lagi yang membuat saya melihat bahwa penagihan debt collector ini sangat fatal dan membahayakan, mereka menelpon sekolah anak saya dan menceritakan hal2 bohong ( bukti ada karena saya meminta percakapan di rekam)
      Secara moril saya sangat merasa dirugikan saya meminta bank mega memberikan data berapa banyak teman saya yang mereka hubungi dan bersihkan nama baik saya. Karena urusan ini antara saya dan bank mega. Permintaan maaf harus dalam bentuk pernyataan tertulis, ini harus dilakukan bank mega sebelum saya menyelesaikan kewajiban saya karena bank mega sudah merusak nama baik saya. Jangan hanya menuntut kewajiban saya kepada bank mega saja tapi bersihkan dulu nama baik saya baru saya selesaikan kewajiban saya kepada pihak bank mega. Saya membuat surat pembaca ini bukan hanya kisah cerita karangan tapi saya memiliki bukti2 rekaman percakapan yang jelas meyebut atas perintah bank mega dan bukti foto. Tgl 9/1/2020 saya di damping oleh 3 orang polisi dari polsek tempat perkara menghadapi debt kolektor dari bank mega. Pihak polisi dan saya sangat mengetahui bahwa petugas lapangan bank mega ini tidak tahu apa2 karena perintah pasti dari atasan nya. Saya ingin yang bertanggung jawab penuh atas hal ini mendatangi saya.
      Untuk teman2 pembaca yang mengalami hal yang sama seperti saya jangan mau terintimidasi dan tidak bersikap panik dalam menghadapi para debt collector terutama dari bank mega. Kumpulkan bukti yang cukup dan sampaikan kepada pihak berwajib, biar nanti pihak yang berwenang yang bisa menentukan apakah hal ini sudah cukup untuk masuk ke ranah pidana nya. Ingat hutang piutang adalah hukum perdata kalau bank mega mau maka gunakan cara2 yang benar silahkan bawa ke ranah pengadilan perdata tidak perlu menteror teman2 saya bahkan institusi sekolah. Saya siap menghadapi bank mega di pengadilan perdata maka masalah selesai. Terima kasih pada pihak media yang sudi menampilkan surat keluhan saya. Untuk bank mega ajukan somasi perdata pada saya dan anda pulihkan nama baik saya.

      • 11 Januari 2020 - (05:11 WIB)
        Permalink

        selamat pagi
        terimakasih sharenya.
        kondisi anda tidak jauh berbeda dengan saya.
        kalua saya yang di ganggu termasuk management dan juga para expatriate yang merupakan kolega kerja saya.

        tetap semangat yaa
        kalau tyang dimedianya segera yaaa

        • 11 Januari 2020 - (05:43 WIB)
          Permalink

          Segera saya kasih batas waktu 3 hari. Tpi semenjak DC itu dtng ada polisi 3 dri polsek gk ada telp lgi tuh, gk ush pake lawyer buang2 uang. Nanti saya share deh cara2 efektif dgn bank mega, baca aja permintaan maaf nya juga copy paste.. tpi klo kata teman2 saya yg di jurnalis wartawan media cetak lbh efektif.katanya sih besok boss nya mau dtng sayang gk bisa share pic, pas si DC dtng langsung polisi 3 masuk mukanya panik telp atasannya kedengeran sama saya suaranya, itukan tugas kamu di lapangan jdi lempar2 an. Pihak ke 3 itu yg mereka pakai pt buana di surabaya..ntr saya share deh progress yg saya gmn biar rekan2 bisa coba. Skarang saya wa malah DC nya yg menghindar, saran saja jgn bayar sampai ada tertulis permintaan maaf , nah dri situ juga sebetulnya kita bisa minta discount 50% tpi klo sdh sejauh ini 80% aja dri pokok ya, karena bunga denda keterlamabatan sdh tdk relevant. Klo yg sdh lbh limit nih hitungan nya dri limit ya disc 80% dri limit minta cicil 3-4x bisa karena sdh dirugikan secara moril bargaining power kita lbh kuat. Ini urusan hutangnya ya hutang tetap harus di bayar, tpi kerugian moril ini juga harus jalan terus mega harus tertulis minta maaf, ke saya sih lisan sdh minta maaf tpi saya mau tertulis ato media cetak terbit..ingat jgn dibayar full disc 80% bisa ntr saya share klo bisa. Terus dpt surat lunas beres deh waktu.

        • 11 Januari 2020 - (05:59 WIB)
          Permalink

          Saya share lgi ya kenapa mega DC nya berbeda dgn bank lain, jdi gini ketika anda diberikan CC dan macet, katakan total 1M bank mega akan menjual piutang ini ke pihak ke 3 ya itu pt buana di surabaya katakan dgn harga 300jt..jdi negosiasi jgn mau bayar full, dlm bargaining power posisi nasabah kuat mereka itu cuma intimidasi lewat tlp aja berani nya klo dtng mah ciut, bilang aja saya sanggup sekian ok tdk klo gk ok ya sdh bank lain akan ok tpi mega karena mereka jual piutang ini pihak ke 3 nya lbh brutal. Ingat ketika bank memberikan cc itu mereka sdh ada risk management dan klo ada gagal bayar sdh di asuransikan. Jdi kaya HSBC disc 50% mereka ok, klo mega saya mau selesaika tpi gaya nagihnya kaya gini gk akan saya bayar sampai mereka minta maaf..

  • 23 Januari 2020 - (11:44 WIB)
    Permalink

    Bank mega,, merasa udh kebal hukum,,, gw juga pernah diginiin semua extension telp kantor di telp,,, security gw di maki maki,, udh lapor CS juga percuma,, cuma dibuat laporan tanpa ada tindak lanjut…. dia ga mikir apa ya,, kalo ampe kita dipecat dari kantor gmna caranya mau bayar hutang.

 Apa Komentar Anda mengenai Bank Mega?

Ada 21 komentar sampai saat ini..

Premanisme Debt Collector Terulang Lagi, Meskipun Sudah Ada Permintaan…

oleh Supriadi Anda dibaca dalam: 1 menit
21