Debt Collector Bank Mega Masih Terus Meneror Emergency Contact

Sebelumnya saya pernah menulis surat pembaca tentang kasus ini. Namun debt collector Bank Mega masih meneror saya dan meminta saya untuk terus menyampaikan pesan. Padahal saya sudah bilang kalau pesan sudah disampaikan, tapi mereka malah menjawab “MANA? MANA ORANGNYA KALAU SUDAH DISAMPAIKAN HARUSNYA ORANGNYA BAYAR!!”.

Sungguh mengganggu sekali karena mereka terus meneror kantor saya. Padahal saya tidak ada masalah tunggakan apa-apa kepada Bank Mega. Tolonglah kalau memang menagih ya dengan cara yang sesuai prosedur, bukan dengan meneror saya yang tidak ada tunggakan hutang kepada pihak Bank Mega. Saya juga punya pekerjaan sendiri dan sangat tidak nyaman kalau terus diganggu dengan telepon berkali-kali hanya untuk menyampaikan pesan yang seharusnya bisa mereka sendiri lakukan.

Saat saya bilang hubungi saja orangnya sendiri, mereka malah menyuruh saya untuk sampaikan berkali-kali. Tolong ya, saya juga punya pekerjaan sendiri dan bukan dibayar oleh Bank Mega. Kalau tidak bisa menyelesaikan pekerjaan Anda, tolong jangan seenaknya menyuruh orang lain melakukan pekerjaan Anda. Malah lebih baik lagi kalau debt collector itu tidak perlu ada sama sekali karena useless dan hanya menimbulkan keresahan saja.

Sampai saat ini juga belum ada tanggapan dari pihak Bank Mega mengenai keluhan saya sebagai salah satu nasabah yang merasa dirugikan. FYI, kakak saya juga sudah melaporkan kelakuan Bank Mega yang tidak punya etika ini kepada OJK.

Nadira Priastianda
Depok, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Bank Mega atas Surat Ibu Nadira Priastianda

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Bapak/Ibu Nadira Priastianda di mediakonsumen.com (1/1), “Debt Collector Bank Mega Terus Meneror Emergency...
Baca Selengkapnya

 Apa Komentar Anda mengenai Debt Collector Bank Mega?

Belum ada komentar.. Jadilah yang pertama!

Debt Collector Bank Mega Masih Terus Meneror Emergency Contact

oleh Nadira Priastianda dibaca dalam: 1 menit
0