Surat Pembaca

Praktek Jual Beli Internet Ilegal

Selamat siang, salam sejahtera bagi kita semua

Kepada Yth Pimpinan Telkom Indonesia,

Saya mewakili pengguna layanan internet Telkom (IndiHome) yang ada di Desa Bucor Wetan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo – Jawa Timur, ingin menyampaikan beberapa hal yang menjadi keresahan kami dengan adanya praktek jual beli layanan internet secara ilegal yang dilakukan oleh oknum masyarakat di daerah sini.

Kami pada awalnya berjuang dengan sangat keras untuk dapat menghadirkan layanan kabel internet agar dapat masuk ke desa kami, butuh waktu berbulan-bulan bagi kami agar bisa disetujui oleh pihak Telkom di Kota Kraksaan dengan berbagai persyaratan yang harus kami penuhi.

Dengan proses yang sangat panjang tersebut akhirnya kami menerima kabar bahwa pengajuan administrasi kami disetujui oleh pihak Telkom dan segera akan dilakukan penarikan kabel dan pemasangan tiang ke desa kami. Alhamdulillah setelah butuh proses kurang lebih 1 bulan, akhirnya internet di Desa kami menyala.

Namun seiring dengan masuknya kabel tersebut ke desa kami, ada pihak atau oknum masyarakat yang masih bermain menjual layanan internet personal kepada masyarakat di desa kami. Ada 2 (dua) tipe dalam menjual internet tersebut. Yang pertama menggunakan Antena (dengan sistem tembak jaringan jarak jauh). Kedua dengan cara menarik kabel fiber optik dari si rumah oknum tersebut kepada rumah konsumen yang akan berlangganan.

Secara kabel internet sudah masuk, seharusnya permainan jual beli yang demikian sudah tidak terjadi lagi di desa andai pihak Telkom mempunyai sikap yang tegas akan tetapi ini malah sebaliknya. Banyaknya masyarakat di desa kami yang antusias untuk beli layanan internet kepada oknum tersebut, karena harga yang ditawarkan sangatlah murah yakni dengan harga mulai 100 ribu-an. Sedangkan perbandingan harga dengan pihak Telkom sangatlah jauh (lebih mahal produk Telkom) meski secara speed juga berbeda.

Kami sudah beberapa kali melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Telkom di Kota Kraksaan, namun laporan kami sering diabaikan dengan sejuta alasan yang dibuat. Sampai saat ini kami masih patuh untuk tetap menggunakan layanan resmi dari pihak Telkom karena kami sebagai warga negara rela membayar harga mahal karena ada pajak untuk masuk ke KAS negara, sedangkan mereka tidak membayar pajak apapun terkait dengan penggunaan internet tersebut.

Pihak Telkom sangat dirugikan di desa kami dan juga kami yang menggunakan layanan resmi dari Telkom merasa sangat dirugikan serta beberapa desa di sekitar desa kami karena ulah oknum tersebut. Dan yang menjadi kekecewaan kami ketika laporan kami tidak digubris oleh pihak Telkom di Kota Kraksaan. Masyarakat disini menduga adanya permainan oknum tersebut dengan oknum Pihak Telkom Kota Kraksaan, karena setiap kami melapor kepada petugas di Telkom Kota Kraksaan, petugas Telkom seakan-akan melindungi kepentingan oknum penjual internet ilegal tersebut.

Mohon dengan hormat kepada pimpinan Telkom Pusat untuk menertibkan oknum penjual beli internet secara ilegal ini.

Kami berada di:

Desa: Bucor Wetan
Kec: Pakuniran
Kab: Probolinggo
Provinsi: Jawa Timur

Ahmad
Probolinggo, Jawa Timur


Catatan redaksi (diperbarui 20/4/2020). Surat ini diklarifikasi oleh penulis dalam surat berikut:

 

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • Si Ts orangnya sangat iri, yg di maksud ts itu usaha rt/rw net, sharing internet dgn biaya murah. Bisa jd alternatif akses internet murah buat kalangan menengah kebawah. Ts emg dh yakin klo yg di laporkan mengunakan indihome ? Lagian usaha rt/rw net yg mengunakan indihome udh banyak, dh jd rahasia umum, kaan ada fup dr indihome buat pembatasan. Lagian skalanya itu gk bakalan sampe perkabupaten. se luar rt/rw aja, lbh2 paling 1 desa .
    Ngapain harus nunggu fiberoptic sebulan . Kan bisa ptp ke penyedia yg ada. Pajak ?.. Bayar indihome ada ppn nya 10% ..

  • Itung²an bloon. Misalnya yg upto 100Mbps 500rb/bln, sharing ke 5 rumah @100rb/bln, klo cuma pake router + access point pas rame masih upto 20Mbps, klo sepi ya full speed, kecuali ada setting mikrotik dan sejenisnya. Sharing internet, bayar ny jg patungan kan jd lebih ekonomis
    Daripada langganan individu upto 20Mbps mungkin sktr 200rb+/bln

  • Jangan jadi kompeni di daerah/komplek sendiri om. Syukur2 klo ente mau berubah jadi sipitungnya. Percuma laporan juga, yg komen akhirnya banyak yg ngejudge k ente orang yg Iri hati.. walaupun ada komen ente di atas tidak menjual kembali, tapi dimari laporan ente seolah olah pengen ente aja yg menukmati fasilitas Internet, dan yg lain ga boleh. Kan lucu jadinya, kayak yg masih labil pemikirannya.

  • Selama tidak merugikan.
    Laporan ente tidak masuk akal
    Perbaiki hati perbanyak sosialisasi dengan Warga sekitar

  • Dari pihak telkom sendiri sepertinya sudah menjadi rahasia umum hal semcam ini, buktinya dengan diberlakukannya FUP, dan sudah ada add ons tambahan untuk pelanggan yang sudah mencapai FUP artinya keluar biaya lebih dari biaya bulanan pelanggan normal. kalo TS bicara soal pajak, bukankah oknum juga dikenakan biaya pajak. Jadi TS dirugikannya disebelah mana?

    Mas dolanmu kurang adoh, mikirmu kurang jeru, kreatifitasmu kurang lumrah, jiwa sosialmu meh sekarat :)

  • Ohh gini.. Jadi TS yang mengusahakan jaringan Telkom bisa masuk ke Desanya adalah TS. Terus TS merasa kecewa karena apa yang dia usahakan justru orang lain yang mengambil keuntungan lebih yaitu dengan menjual dan pelanggannya membayar dengan biaya murah.

    Saran saya.. TS gausah iri atau kecewa.. Jadikan apa yang TS lakukan dengan memasukan jaringan telkom ke desa tersebut sebagai ladang amal. Yang kayak gini udah banyak terjadi di tempat lain.

    Telkom justru akan ambil keuntungan tersebut.. Dibiarkan seperti itu supaya terbentuk habit menggunakan internet.. Nantinya kalau kebutuhan pelanggan yang menggunakan sharing tersebut semakin meningkat makan pelanggan tersebut pasti akan langganan sendiri...

    Salam..

  • Yg saya tangkap :

    1. Mungkin dia merasa rugi karena harus bayar lebih mahal dari tetangganya yg langganan rt rw net.

    2. Mungkin dia rugi kalau lihat orang lain untung :D

    Kok masih ada ya orang macam ini di era 4.0.

    Sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama tong. Si Oknum mah udah ngasih manfaat ke orang banyak dengan menyediakan kebutuhan (internet) yang murah. ente sendiri sudah lakukan apa untuk orang banyak?

    kalau toh ternyata si oknum dapet untung dari usahanya ya wajar lah...

    Saya paham mungkin ini efek #diamdirumah, :D sabar tong semua orang memang sedang kesulitan dalam pekerjaannya, tapi mbok ya jangan ngrecokin kerjaan / hidup orang lain gitu... #TepokJidatGw hadeuh..

  • Kalo ente dengki sama si oknum, artinya ente akan berhadapan dengan pelanggan (yng notabene menikmati manfaat RT RW Net) hati hati dengan doa orang banyak.

  • salam dari Rt Rw net sukabumi buat pelapor semoga rejeki pelapor di mudah kan di Beri kesehatan keluarganya
    membangun rt rw net gak mudah ganunyuk modal aja kdang kita pnjem ke bank ngumpulin dri yg pake jringan kita bahkan kita kerja sampe mlm mlm hujan hujan di atas genteng org rela gk di byar demi kelancaran konsumen blum lg pas kena petir kdang konsumen ngk mau tau nikmat mana lagi yg kau dustakan ?

    • Wkwk salam juga dari Jember Jatim om.
      Bener om
      Biaya untuk server sama alat aja bisa buat beli YA**HA NM*X ya om.
      Tapi demi memenuhi kebutuhan Internet masyarakat ya mau gimana lagi ya om?
      Munkin ts hanya memikirkan perut.nya sendiri om