Klarifikasi Surat Pembaca “Praktek Jual Beli Internet Ilegal”

Selamat Sore, Salam sejahtera bagi kita semua.

Kepada Yth Telekom Indonesia.

Sehubungan dengan Tulisan saya beberapa waktu yang lalu ( 18 April 2020) di Mediakonsumen.com dengan Judul “Praktek Jual Beli Internet ilegal” ada beberapa hal yang perlu saya klarifikasi tentang tulisan saya tersebut.

Pertama tentang Topik “Kami sudah beberapa kali melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Telkom di Kota Kraksaan, namun laporan kami sering diabaikan dengan sejuta alasan yang dibuat”, di paragraf ke 6 (enam). Maksud dari beberapa kali melaporkan adalah kami mencoba menghubungi nomor telkom yang kami dapatkan di media sosial yang menawarkan produk–produk Telkom menyampaikan keresahan kami tersebut dan kami mendapatkan jawaban yang tidak membuat kami merasa puas, yang menjadi kekeliruan kami adalah kami tidak mendatangi kantor Telkom dan juga tidak menghubungi layanan Telkom 147.

Yang kedua tentang Topik “Masyarakat disini menduga adanya permainan oknum tersebut dengan oknum Pihak Telkom Kota Kraksaan, karena setiap kami melapor kepada petugas di Telkom Kota Kraksaan, petugas Telkom seakan-akan melindungi kepentingan oknum penjual internet ilegal tersebut.” Yang berada di paragraf ke 7 (tujuh), Pemikiran kami menjadi liar ketika respon yang kami dapat tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan.

Setelah tulisan yang kami buat pada tanggal 18 April 2020 di mediakonsumen.com di atas, alhamdulillah Pihak Telkom Kraksaan dan Probolinggo langsung merespon dengan cepat. Pihak Telkom di Kraksaan dan Probolinggo yang dipimpin oleh pak Gatot dan tim langsung ke lokasi kami pada hari ini tanggal 19 April 2020 pukul 15.00 di Desa Bucor Wetan meminta penjalasan detail yang menjadi titik keluh kesah kami para pengguna IndiHome.

Kami dan pihak telkom berduskusi dan bermusyawarah tentang keluh kesah kami para pengguna IndiHome. Kamipun sangat puas dengan berbagai penjelasan yang disampaikan oleh pihak Telkom tersebut.

Semoga ini menjadi titik awal kebaikan bagi kami para pengguna IndiHome di desa kami. Kami mohon maaf yang sebesar–besarnya apa bila dalam tulisan kami di MediaKonsumen.com yang diposting pada tanggal 18 April 2020 tersebut terdapat kalimat yang kurang berkenan.

Terima kasih.

Ahmad
Probolinggo, Jawa Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

46 komentar untuk “Klarifikasi Surat Pembaca “Praktek Jual Beli Internet Ilegal”

    • 29 Juni 2020 - (04:39 WIB)
      Permalink

      Gua malah jual 35.000 per bulan ke 5 user truss lu mau apa !!! padahal gua beli dari telkom 410rb 20mbps lo tau untungnya dimana ? Saya kasih bocoran ya wkwkwk untungnya saya gak perlu bayar 410per bulan ada yg bantu kelima tetangga saya salam sejahtera untuk rt / rw net , hidup internet murah…. Kami dari rakyat untuk rakyat

      44
      1
    • 19 April 2021 - (10:22 WIB)
      Permalink

      Jika biaya pemeliharaan kabel laut & satelit tdk tercover oleh pendapatan ISP.. hasil nya.. yaa akhirnya resiko ditanggung semua penduduk

      1
      1
  • 21 April 2020 - (02:33 WIB)
    Permalink

    Mungkin TS kalah bersaing.. dan angkat bendera putih.. kemudian akhirnya melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan pesaingnya. ???

    16
    1
    • 24 Mei 2020 - (23:41 WIB)
      Permalink

      kata pak gatot
      ” ga apa apa …sampean aja yg bikin pusing sendiri. yg penting dia mbayar, anda mbayar ke telkom.
      ” paham..
      ” ya wes..mandi sana, trs tobat.

      10
      1
      • 22 September 2020 - (01:01 WIB)
        Permalink

        Mungkin yg di maksud kaya harta tapi miskin hati ya gini.
        Jangan gitu mas, gak semua orang mampu bayar indihome. Jujur saya juga pengguna wifi murah perbulan 100rb tp untuk sekeluarga dan kami sangat terbantu. Lah ente liat orang susah seneng dikit risih.

        12
  • 21 April 2020 - (15:30 WIB)
    Permalink

    klarifikasi apa ? yg komplain 1 rt/rw kah ? anda cuman berjasa mengumpulkan org biar jaringan bisa di desa tsb bisa masuk ! laaah kok malah kekesalan di limpahkan ke penggiat rt/rw ? jgn2 anda org irih dg usaha org utk meringankan pembayaran internet secara patungan ? jgn2 anda mau monopli yaaaa ?

  • 15 Mei 2020 - (01:01 WIB)
    Permalink

    ko aneh ya. awal bingung akses inet. skarang ada inet murah masuk entah dr penyedia apa. la kok sewot. mayoritas masyarakat antusias karena merasa harga terjangkau n merakyat. mmg smua bs beli mahal spt bp/ibu ini? sbenernya ini mikir org lain jg ha ya? ko terkesan mikir diri sendiri aja

    5
    1
    • 25 Mei 2020 - (01:17 WIB)
      Permalink

      Yg ts curiga awalnya ada oknum yg menjual kembali layanan internet telkom. Klo mmg terbukti, itu bisa kena masalah krn end user tidak diperkenankan menjual kembali layanan internet dari telkom. Terus yg dikesalkan dgn ts adalah, ts sdh melaporkan ke telkom, namun telkom tidak menggubris laporan hingga ts bikin surat ke media konsumen.

      Sy sih tidak menyalahkan TS. udah capek2 berjuang biar telkom bisa masuk di desa situ, malah ada penyalahgunaan dengan menjual kembali layanan telkom. Itu bisa menurunkan kualitas internet yang mungkin TS alami akibat dampak penyalahgunaan diatas. Apalagi jika layanan internet yg dijual kembali jauh lebih murah, tentu ts jg ngeluh!

      Mudah-mudahan bukan seperti itu kejadiannya, krn telkom sudah klarifikasi.

      6
      11
  • 31 Mei 2020 - (13:14 WIB)
    Permalink

    Anda terlalu berlebihan, harusnya bijak untuk menyimpulkan..!!!
    Telkom sama sekali tidak dirugikan atas praktek jual beli tersebut, malah sebaliknya oknum tersebut justru membantu Telkom agar masyarakat yang berpenghasilan kecil juga dapat ikut menikmati penggunaan koneksi internet, tentunya dengan harga yang jauh lebih murah.
    Artinya oknum tersebut membeli paket speed yang besar dari Telkom, kemudian disalurkan lagi kepada masyarakat yang hanya mampu membeli paket dengan harga 100rb, atau paket murah seperti yang Anda sebutkan sebelumnya..
    Jangan berlebihan, masyarakat juga bayar pajak diwakili sama oknum tersebut.

    Telkom IndiHome dengan kebijakan Fair Usage Policy (FUP), sama sekali tidak dirugikan.
    Jutru Telkom IndiHome yang merugikan masyarakat dengan kebijakan Fair Usage Policy (FUP) tersebut.

    Mereka justru membantu Telkom, bukan merugikan.

    18
    2
    • 23 Agustus 2020 - (08:03 WIB)
      Permalink

      betul mas Q pengiat rt/rw, karna semua masrakat,gak semauanya mampu beli speet ke telkom,karna stiap kk cuma 2 orang yg hp/labtop

      5
      1
      • 14 September 2020 - (05:16 WIB)
        Permalink

        Biarkan RT RW NET berjaya karna hanya mereka yg bisa memberi internet murah ke masyarakat.. Jgn kau ikut campur urusan orang.. Anak sekolah skrg wajib online. Kamu mau nanggung biaya bulanan inet 450rb??? Justru RT RW NET itu pahlawan jaringan jgn sakiti dia…

        15
        1
  • 26 Juni 2020 - (23:50 WIB)
    Permalink

    Itu sih syirik aja atau jangan2 ts ini marketing telkom juga yg lagi sepi konsumen jadi gak ada komisi

    7
    1
  • 30 Juni 2020 - (01:01 WIB)
    Permalink

    ha ha ha ha

    ini pasar bebas mas, pak, dek, cak, cok

    beli tiang juga engga, mau monopoli. emang elu siapa……….

    • 24 Agustus 2020 - (12:54 WIB)
      Permalink

      Karakter pelapor adalah orang yg suka iri … hidupnya pasti susah kalo melihat orang lain hidup bahagia?

  • 14 Juli 2020 - (21:53 WIB)
    Permalink

    jangan berpikir saya atau kami… tapi lihatlah mereka yang menginginkan internet tapi penghasilan mereka cuma cukup buat beli beras, sementara mereka punya anak yang memiliki hak yang sama untuk menikmati layanan internet. seharusnya berterimakasih kepada penyedia internet murah yang telah membantu pemerintah melayani hak masyarakatnya yang tidak memiliki income lebih seperti ts.

  • 15 Juli 2020 - (00:25 WIB)
    Permalink

    Masyarakat rendah pendapatan juga butuh internet, apalagi di masa pandemi ini, banyak yang harus di kerjakan di rumah. Bijaklah dalam berhubungan dengan masyarakat sekitar. Masyarakat yang lebih melek informasi dan teknologi juga akan memberi keuntungan secara tidak langsung kepada anda. Untuk keluarga kecil dan rendah pendapatan paket indihome yang termurah saja internetnya mungkin hanya kepake 10-20%, wajar jika beberapa rumah sharing, dari pada rugi.

  • 4 Agustus 2020 - (21:57 WIB)
    Permalink

    Ya Allah, anda harusnya bersyukur banyak orang bisa menikmati internet murah….kok malah anda ribut.. apa anda mau dibilang mampu…mas sadar mas..ini untuk kepentingan bersama….

    • 29 Desember 2021 - (10:00 WIB)
      Permalink

      Misal saya beli paket data 300 Giga aktif 1 bulan, kalau dipakai sendiri nggak habis, tapi bila dalam 1 bulan nggak habis itu misal sisa paket data akan hangus karna sudah lewat waktu, jadi jalan satusatunya ya di jual ke orang lain dengan cara di hotspot bila tidak ya tekor. Demikian dengan misal kita pasang wifi, nah dari penyedianya mengharuskan bayar bulanan wajib sekian ratus ribu ntah itu dipakai atau tidak dipakai dan bila tidak dipakai pun bila telat telat di denda. Lha inilah yg menjadi alasan mengapa orang padang wifi dijual lagi. Lha kecuali wifi itu seperti listrik PLN pakai srdikit bayar sedikit pakai banyak bayar banyak dan nggak mbayar bila ndak pakai baru orang seperti Anda boleh protes, tapi meski demikian biasanya orang pasang wifi itu niatnya memang untuk dipakai bersama orang banyak supaya ringan dalam baik peralatan ataupun iuran karna tidak semua orang mampu pasang wifi. Ya seperti PLN aja walaupun peraturannya nggak boleh disalurkan ketetangga namun misal ada dalam 1 desa yg mampu punya spidometer 300 KK padahal jumlah KK 700, terus berarti yg tidak mampu 400 KK, terus nyalur dari yg 300, secara UU katanya ini melanggar tapi secara keadilan khan setiap warga berhak atas segala pelayanan dari negara. Kalau yg lain boleh pakai listrik berarti semua juga boleh pakai listrik bahkan yg semestinya bila yg belum terjamah oleh listrik mesti dipikirkan supaya dapat karna sama sama warga Indonesia, Demikian juga Internet bagi yg belum terjamah atau belum mampu ya dibantu agar ikut dapat. Dan termasuk misal siaran TV analog katanya mau diganti ke Digital ya maka bila ada masyarakat yg nggak mampu beli STB ya bisa saja 1STB disalur ke tetangga lain dengan cara diparalel. Apakah ini nanti juga dianggap melanggar UU. Cobalah bijak. Sebab manusia itu hendaknya saling bekerja sama dan saling meringankan beban.

  • 10 Agustus 2020 - (04:01 WIB)
    Permalink

    kalian mah sok pinter semua klo dari salah satu kalian udah di ciduk PALING MINTA Maaf ,.,.,., yang merasa RTRWNET ga bayar pajak BHO dll dan tidak punya izin mejual beli ,, udah diem jangan sok sok an lah, udah SALAH NGOTOT

    2
    12
  • 10 Agustus 2020 - (08:25 WIB)
    Permalink

    Dajjal emng ini orang !! Susah liat orang senang ! Senang liat orang susahh… emng di pikir semua orang di daerahnya mampu langgangan internet yg mahall itu !!!

  • 12 Agustus 2020 - (18:18 WIB)
    Permalink

    Lucunya negeriku ini! Indonesia sampai kapanpun tak akan bisa maju! Ini bukan masalah berpihak pada masyarakat tidak mampu atau tidak, tapi masalah aturan yg harus dipatuhi. Dalam hal ini telkom menjadi pihak yang harus bertanggungjawab atas permasalahan ini. Sampai sekarang aturan tersebut tidak boleh, namun praktek dilapangan sharing ini menjadi altrenatif yang efektif untuk masyarakat kurang mampu! Telkom harus tegas, kalau diperbolehkan, buat dan revisi aturannya yg bisa sama win-win solution! Kalau memang tidak boleh ya tidak boleh jangan memperbolehkan secara ambigu. Pak ahmad tidak salah, karena beliau memperjuangkan hak nya untuk menyampaikan masalah pelanggaran aturan! Masyarakat yg kurang mampu juga tidak salah karena pihak telkom sendiri merasa tidak keberatan! Telkom harus tegas! Boleh atau tidak, jagan seperti ini membuat perdebatan dan hujatan!

    5
    1
  • 22 Agustus 2020 - (17:36 WIB)
    Permalink

    bilang aj lo jual ke tetangga lebih mahal dari saigan lo…???… jd tetangga lo gx mau beli ama lo…kasian

  • 2 September 2020 - (11:44 WIB)
    Permalink

    waduuuh,..seru kayaknya nih,..
    saya juga pelaku rt rw Net,..
    saya beli ke bandwith telkom tidak nyolong/gratisan,..
    saya salurkan ke tetangga2 dibawah paket telkom,…
    dan saya bukan menjual, tetapi tetangga yang minta, sehingga timbullah patungan bersama, adapun ada kelebihan dr patungan wajarlah sebagai pengelola dan gak ratusan juta juga kelebihannya……
    tujuannya juga membantu tetangga yg belum bisa membeli ISP Telkom,
    baik karena ekonomi maupun tidak ada jaringan dr telkom / penuh…
    apa lagi anak2nya pd daring untuk keperluan pendidikan dan sekolah,..
    saya salurkan hanya ke rumah tangga TIDAK menyalurkan untuk corporate/perusahaan bisnis..
    saya ingin membantu tetangga2 yg kita anggap saudara untuk lancar dalam mengikuti pendidikan anak sekolahnya dan sebagai jendela informasi dunia..

    kesimpulannya semua yg saya salurkan internet atas permintaan dari mereka sendiri dan mau patungan bersama ada yg semampunya juga,..
    tidak termasuk jual beli, tidak ada penawaran baik paket2 banwidth maupun durai tidak ada promo2, tidak mengikat…

    kenapa
    KOQ masih disalahkan dan diributkan????
    itu juga belum tentu semua lancar bulanannya dalam patungan bersama,

    toh mereka butuh speed lebih tinggi ya monggo langsung saja ke TELKOM, tidak ada ikatan dgn kita harus gabung selama waktu yg ditentukan,…

    marilah berbagi pada yg membutuhkan….
    dan membantu mencerdaskan warga.

    • 16 Februari 2022 - (03:02 WIB)
      Permalink

      Ya allah kok ada ya masyarakat model kayak gini ( pelapor)? Menurutmu yg boleh menggunakan internet hnya yg bisa pajak perbulan 300rban sprti kmu itu? Yg menengah kebawah tdk boleh pakai wifi gt krn gk bisa pajak per bulan? Orang kok egois nya minta ampun. Dasar KURANG KERJAAN, nguras emosi orang aja ..NOL bgt mit amit punya tetangga kaya gt

  • 4 September 2020 - (14:05 WIB)
    Permalink

    Ilegalnya dimana, merugikan konsumen dimana? Saya sendiri kelola jaringan kantor dan semua karyawan termasuk yang harian dan keluarganya gratis, terutama di luar jam kantor. Lain kali bikin TS yang cerdas

    2
    1
  • 12 September 2020 - (12:18 WIB)
    Permalink

    Saya malah bersyukur ada penggiat wifi murah, masa pandemi gini, usaha susah, sekolah onlen boros kuota.
    Alhamdulillah mas ada yg mau repot2 nyediain wifi murah, 2rebu sehari semalem, kalo libur atau ga da tugas sekolah ga usah beli vocher, di rumah sy juga di titipin wifinya, di gantung samping rumah, sekeliling rumah alhamdulillah pada bisa ngirit pengeluaran.

  • 9 November 2020 - (13:32 WIB)
    Permalink

    Iya sih sebenernya penggiat RT RW net bukan 100% bisnis, mungkin ada juga keprihatinan orang kecil dan peduli akan hal itu, di karenakan tidak bisa bayar internet ke ISP maka dari itu penggiat RT RW net menjembatani untuk yang tidak mampu berlangganan pun bisa menikmati Internet pada jaman sekarang.

    kalo masalah keuntungan saya yakin tidak seberapa toh alat dan modal nyapun besar untuk membangun RT RW net semacam itu. tapi d balik itu saya harapkan Pemerintah mendukung orang orang kreatif seperti penggiat RT RW net dan ada wadah sehingga bisa legal dan di akui setidaknya statusnya jelas seperti UMKM dan tidak jadi persoalan di kemudian hari.

 Apa Komentar Anda?

Ada 46 komentar sampai saat ini..

Klarifikasi Surat Pembaca “Praktek Jual Beli Internet IlegalR…

oleh ahmad m dibaca dalam: 1 menit
46