Ini ke-3 kalinya saya kirim pesan melalui Media Konsumen. Saya sangat lelah dengan teror dari HCI. Kali ini bukan lagi kondar yang diteror namun no. telepon yang ada di HP saya pun diteror.
Kali ini adik kandung saya sendiri diteror oleh pihak HCI, padahal sudah saya pesan jangan telepon terus. Jika saya ada uang saya bayar dan saya hanya mau bayar pokoknya saja. Karena saya telat bayar juga karena pihak HCI. Disaat bulan April tagihan saya menjadi RP 1.200.000 karena ada denda kwitansi, padahal sudah saya kirim tapi tidak ada tanggapan. Pada tanggal 10 Mei mau saya bayar tapi tagihan saya menjadi Rp 650.000 dengan alasan denda, padahal saya nunggak juga karena kalian terlalu bertele-tele.
Saya mohon jangan teror terus. Apakah ini cara kerja kalian? Di tanggal 10 Juni pasti saya bayar, tapi saya mau bayar sebesar RP 579.000. Jika di tanggal 10 Juni tidak berubah maka niat tersebut saya urungkan. Mohon pengertiannya pihak HCI.
Rahmawati
Palembang, Sumatera Selatan
Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:
Komentar
Saya tidak pernah melakukan hutang atau apapun pinjam meminjam di aplikasi maupun dimana pun. Tapi saya pernah ditelepon berkali-kali oleh HCI karena katanya nomor telpon saya dipakai sebagai kontak darurat peminjam yang saya tidak kenal siapa. Udah saya jelaskan saya tidak tahu menahu tentang masalah hutang dia ataupun orangnya. Tapi ya namanya DC, tetep aja nelpon 69x perhari.
Jadi memang untuk pelayanan dan sistem HCI masih bobrok, karena nomor telepon siapapun yang dicantumkan sebagai kontak darurat tanpa adanya konfirmasi, siap-siap aja mereka akan menghantui kalian.