Surat Pembaca

Kolektor FIF Tidak Sopan

Saya mengambil motor menggunakan FIF, berjalan baik-baik saja sebelumnya. Namun di bulan ini suami saya ditawarkan program relaksasi dengan tawaran angsuran bulan ini boleh dibayarkan pada bulan Juni 2020 nanti namun angsuran yang awalnya 35 kali menjadi 38 kali dan angsuran yang tadinya Rp 709.000 menjadi 600-an/bulan. Sehingga jika saya tenornya 35 kali menjadi 38 kali.

Pada akhirnya suami tidak menyetujui dan sudah bilang ke pihak kolektor (inisial RS), dikarenakan memang kami akan membayar 2 kali dalam bulan ini. Namun sangat disayangkan Bapak RS datang ke mama mertua saya marah-marah dan memaksa mama mertua saya untuk tanda tangan surat kontrak relaksasi dan meminta copy KTP, yang pada dasarnya kami sudah konfirmasi tidak mau mengikuti program tersebut.

Saat kembali saya telepon pihak kolektor tersebut alasannya hanya untuk jaga-jaga saja. Makanya mama mertua saya diminta (catat dia bilang diminta, sementara mama mertua saya cerita bapak RS ini marah-marah dan MEMAKSA minta tanda tangan). Saat saya konfirmasi ke pihak FIF Pusat awalnya hanya diminta untuk datang ke FIF cabang yang sangat tidak mungkin dikarenakan domisili saya di Depok sementara saya motor ambil di FIF cabang Soekarno Hatta Bandung.

Di sini yang sangat saya tidak suka adalah saya SUDAH KONFIRMASI bahwa tidak ingin ikut program relaksasi tersebut. Kenapa bapak RS seenaknya bilang untuk jaga-jaga dan memaksa mama mertua saya tanda tangan plus pakai marah-marah. Apakah bapak RS tidak pernah sekolah dan belajar etiket cara berbicara kepada orang yang lebih tua?? Apakah semua kolektor FIF seperti itu caranya??

Apalagi setelah saya buat laporan ke FIF pusat bapak RS dengan enaknya bilang bahwa laporan saya tidak akan ditanggapi karena angsuran saya per bulan ini belum dibayar? Apakah konfirmasi saya sebelumnya ke pak RS bahwa saya akan bayar 2 kali bulan ini tidak didengar?? Tulikah?

Klik untuk memperbesar

Sangat disayangkan pihak FIF seenaknya mengambil keputusan disaat saya sudah konfirmasi bahwa saya tidak mau ikut program tersebut. Semoga laporan ini ditanggapi dan jangan lagi terjadi kepada pihak konsumen lain dengan alasan untuk jaga-jaga. Dan terakhir SOPANlah jika berbicara kepada orang tua pak RS.

Terima kasih.

Merryana Christiani
Cicalengka Bandung

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • Iya bener gak sopan kolektornya. Apalagi kolektor yg namanya Adnan cabang bantargebang.