Tomat untuk Pemutih Gigi

Oleh dr. Fathul Djannah, Sp.PA.

Diskolorasi gigi adalah perubahan pada warna gigi menjadi lebih gelap dari warna gigi asli dan diperberat dengan adanya penumpukan pewarnaan dari makanan dan minuman yang dapat diakibatkan dari bertambahnya usia. Perubahan warna dapat melibatkan pada satu gigi saja, satu tambalan saja ataupun pada beberapa gigi sekaligus dan juga dapat terjadi hanya pada bagian permukaan gigi saja, ataupun sampai ke dalam struktur gigi yang dalam. Setiap perubahan yang terjadi pada enamel, dentin ataupun struktur pulpa koronal dapat menyebabkan adanya perubahan transmisi cahaya pada warna gigi.

Faktor Penyebab

Warna gigi akan berubah bersama dengan proses penuaan yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik yang menjadi penyebab perubahan warna pada gigi adalah chromogens yang berasal dari asupan sumber diet, seperti : kopi, teh, wortel, coklat, tembakau, larutan kumur, atau plak pada permukaan gigi. Sedangkan faktor intrinsik yang menyebabkan perubahan warna gigi adalah faktor penyakit sistemik, faktor metabolisme, faktor genetik, serta faktor lokal. Perubahan warna pada gigi biasanya terjadi pada saat pembentukan maupun sesudah pembentukan dari email dan dentin. Perubahan warna pada gigi dapat disebabkan oleh :

a) Nekrosis/Matinya Pulpa Gigi
Iritasi pada pulpa yang disebabkan oleh adanya bakteri, proses mekanik, ataupun proses kimiawi dapat mangakibatkan adanya nekrosis. Keadaan ini dapat menyebabkan pelepasan pada produk disintegrasi jaringan. Senyawa-senyawa ini dapat menembus ke tubulus dentinalis sehingga terjadi pewarnaan pada dentin dan sekelilingnya.

b) Perdarahan di dalam pulpa
Perdarahan di dalam pulpa terjadi karena adanya cedera pada gigi yang berkontak sehingga terjadi terputusnya pembuluh darah pada mahkota dan terjadi lisisnya eritrosit. Produk pecahan dari darah yang diduga besi sulfida masuk ke dalam tubulus dentinalis sehingga terjadi pewarnaan pada dentin dan sekelilingnya.

c) Calcific Metamorphosis
Calcific metamorphosis adalah pembentukan dentin tersier (dentin sekunder ireguler) yang sangat luas di dalam kamar pulpa atau dinding saluran akar yang terjadi setelah adanya cedera tabrakan yang tidak mengakibatkan nekrosis pada pulpa. Pada keadaan ini, pasokan darah terputus sementara dan disertai adanya kerusakan sebagian pada odontoblas. Odontoblas yang rusak akan diganti oleh sel-sel yang secara cepat membentuk dentin ireguler pada dinding ruang pulpa. Akibatnya mahkota gigi lama kelamaan translusensinya akan menurun dan mengakibatkan perubahan warna menjadi kekuning kuningan atau coklat-kuning.

d) Usia
Pada pasien yang lebih tua, perubahan warna mahkota gigi terjadi secara fisiologis akibat adanya aposisi pada dentin secara berlebihan. Pada pasien yang lebih tua yang mempunyai restorasi yang mengalami degradasi juga dapat menambah adanya perubahan warna pada gigi.

e) Kelaianan pada perkembangan gigi
Perubahan warna dapat terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi atau karena adanya zat-zat yang masuk ke dalam email atau dentin pada saat pembentukan gigi, seperti halnya fluorosis endemik, obat-obatan sistemik (contoh : tetrasiklin pada anak-anak), defek dalam pembentukan gigi, dan kelainan darah serta faktor-faktor lain yang dapat merubah warna gigi.

Perubahan warna dapat juga disebabkan oleh adanya prosedur perawatan gigi. Perubahan warna pada gigi yang disebabkan oleh berbagai macam bahan kimia dan bahan yang dipakai di dalam kedokteran gigi biasanya dapat dihindari. Banyak perubahan warna gigi pada jenis ini yang sulit ditanggulangi dengan metode pemutihan gigi
Pemutihan Gigi (Bleaching) merupakan suatu prosedur pemutihan gigi yang sudah berubah warna mendekati warna asli dari gigi secara kimiawi yang bertujuan untuk mengembalikan estetika gigi seseorang.

Metoda Bleaching

Metode bleaching sudah mulai dikenal sejak abad ke-19. Metode bleaching yang paling sering dilakukan adalah yang dilakukan di klinik gigi (in office bleaching). Biasanya menggunakan bahan aktif yang biasa dipakai adalah karbamid peroksida atau hidrogen peroksida (30-35%). Bahan tersebut bersifat keras, sehingga dibutuhkan adanya pelindung mata atau diperlukan kehati-hatian dalam penggunaannya. Larutan berkadar tinggi ini harus dipakai secara hati-hati karena tidak stabil, kehilangan oksigen dengan cepat, dan bisa meledak apabila tidak disimpan dalam lemari es atau ditempat gelap.

Bahan ini juga bersifat kaustik dan dapat membakar jaringan jika berkontak dengannya. Hidrogen peroksida mempunyai fungsi yaitu dapat menghambat aktivitas enzim pulpa sehingga menyebabkan perubahan permanen pada pulpa dan mampu melepaskan radikal bebas sebagai racun. Dalam pemutihan gigi atau memutihkan gigi, hidrogen peroksida (H2O2) tidak dapat digunakan dengan dosis yang berlebihan karena dapat membahayakan tubuh manusia.

Hidrogen peroksida juga memiliki kelemahan yaitu bersifat tidak stabil dan pada konsentrasi sangat tinggi dapat bersifat mutagenik Namun ada juga leaching yang dilakukan di rumah (home bleaching). Bahan yang sering digunakan adalah gel carbamide peroxide 10- 15% dan splin lunak. Bahan ini dapat dipakai selama beberapa jam, misalnya 8 jam setiap hari dalam beberapa minggu (biasanya 2 minggu). Metode ini adalah metode yang lebih disukai dibandingkan dengan metode yang lain.

Tomat Sebagai Pemutih Alami untuk Gigi

Buah tomat merupakan salah satu tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia. Buah tomat ini biasanya sering digunakan sebagai bahan makanan yang ditambahkan disuatu masakan. Hampir semua orang setiap harinya mengonsumsi tomat. Tomat pertama kali diperkenalkan di Eropa yang tampaknya sudah ada dari Mexico. Negara Mexico mengenalnya dengan nama “Tomat” yang berasal dari bahasa Nahuatl (Mexico), Negara Perancis mengenalnya dengan nama “pomme d’amour” atau apel cinta dan Negara Italia dikenal sebagai “pomi di oro” atau apel emas.

Buah tomat termasuk ke dalam genus lycopersicum. Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1600 m dari permukaan laut. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Buah tomat memiliki bentuk bervariasi, tergantung pada jenisnya. Ada buah tomat berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buah tomat juga sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang berukuran besar memiliki berat sampai 180 gram. Buah tomat yang masih muda berwarna hijau muda, dan apabila buah tomat sudah matang warnanya menjadi merah.

Buah tomat banyak mengandung biji lunak berwarna putih kekuning-kuningan yang tersusun secara berkelompok dan dibatasi oleh daging buah. Buah tomat adalah komoditas multiguna yang dapat digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan (kaya akan mineral), minuman, bahan pewarna makanan, bahkan dapat dijadikan sebagai bahan kosmetik dan obat-obatan.

Buah tomat mempunyai banyak kandungan gizi dan kalori yang bermanfaat bagi tubuh. Kandungan gizi dan kalori tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : Buah tomat juga memberikan jumlah yang signifikan yang terkandung di dalamnya seperti kandungan β-karoten, provitamin A karotenoid, dan asam askorbat. Meskipun kepadatan asam askorbat dan βkaroten pada tomat termasuk sederhana dibandingkan dengan beberapa sayuran lainnya, namun tomat menjadi peringkat tinggi sebagai sumber vitamin A dan C yang bermanfaat bagi manusia karena dikonsumsi oleh semua orang di dunia Buah tomat yang sering dikonsumsi setelah makan sebagai buah pencuci mulut ini dapat membantu membersihkan gigi dan mulut dari kebiasaan-kebiasaan buruk para remaja yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan mulut.

Kandungan β-karoten dan asam askorbat juga berfungsi sebagai antioksidan. β-karoten berfungsi untuk membantu mencegah dan menetralisir reaksi radikal bebas. Asam askorbat atau vitamin C merupakan salah satu jenis antioksidan yang banyak terdapat pada berbagai jenis buah-buahan. Asam askorbat yang terkandung di dalam buah tomat merupakan antioksidan dan merupakan zat yang secara efektif mengandung superoksida, hidrogen peroksida, singlet oksigen dan radikal bebas lainnya.

Asam askorbat dapat mengurangi atau mencegah masuknya H2O2 peroksidasi lipid dan pembentukan OH-deoxyguanosine. Kandungan hidrogen peroksida pada tomat merupakan senyawa yang efektif untuk memutihkan gigi dengan cara berdifusi melalui email untuk menuju ke tubuli dentin. Hidrogen peroksida mampu merusak molekul-molekul zat warna sehingga mampu memberikan efek pemutih pada gigi. Kandungan peroksidase pada tomat juga dapat meningkatkan kecepatan hidrogen peroksida dalam mereduksi warna. Sehingga kandungan hidrogen peroksida dan peroksidase pada tomat dapat digunakan sebagai bahan alternatif untuk memutihkan gigi.

Pada beberapa penelitian membuktikan bahwa gigi yang sebelumnya direndam dengan teh selama 6 hari kemudian dilanjutkan dengan direndam tomat jenis cheery dengan konsentrat 30% atau 70 % atau 100% dapat efektif sebagai memutihkan gigi kembali. Sebagai aplikasi yang dapat dipergunakan sehari hari adalah tomat cherry baik konsentrat 100% atau ditambahkan air secukupnya diminum dalam bentuk juice setiap hari dapat membantu membuat gigi lebih putih.

Catatan redaksi: Meskipun artikel ini ditulis oleh tenaga medis profesional, konten ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Selalu mencari saran dari dokter Anda atau penyedia layanan kesehatan berkualifikasi lainnya atas kondisi medis yang sedang Anda alami. Jangan pernah mengabaikan nasihat medis profesional atau menunda dalam mencarinya karena sesuatu yang telah Anda baca di Situs Web ini.
Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Satu komentar untuk “Tomat untuk Pemutih Gigi

 Apa Komentar Anda?

Ada 1 komentar sampai saat ini..

Tomat untuk Pemutih Gigi

oleh dr. Fathul Djannah, SpPA | Universitas Mataram dibaca dalam: 5 menit
1