Surat Pembaca

Tokopedia Kembalikan Uang Saya!!!

Saya Maresa Adeline, saya berjualan di Tokopedia. saya mengalami kendala, yaitu saldo penghasilan saya dipotong senilai hampir Rp.400.000,- dengan tuduhan bahwa saya melakukan kecurangan yaitu kesamaan data pembeli.

Berikut adalah kronologis transaksi penjualan saya:

  1. Awalnya teman saya berinisial S menjual mie X, dan teman dekat saya yang tinggal di luar kota, tertarik untuk membelinya. Karena saya mengetahui bahwa Tokopedia memliliki promo gratis ongkir, saya memesankan mie tersebut dari akun penjual milik teman saya untuk dikirim ke teman saya yang diluar kota tersebut. Lalu, saya menghapus alamat teman saya yang diluar kota tersebut untuk menghindari salah alamat untuk melakukan transaksi selanjutnya
  2. Saya membuka akun di Tokopedia juga, karna saya pikir akan mendapatkan respon yang baik dari para pembeli toko pedia lainnya. tetapi ternyata, teman saya yang di luar kota tersebut, memesan berkali kali ke akun toko saya dengan alamat yang sama, tetapi akun yang berbeda.
  3. Akhirnya, tanpa ada kejelasan, akun saya di fraud oleh Tokopedia dengan tuduhan melakukan kecurangan yaitu kesamaan data pembeli, dan saldo penghasilan saya ditahan sekitar Rp. 400.000,-

berikut adalah laporan transaksi saya:
https://drive.google.com/drive/folders/1CTZCWGeDmn8uB7TXi4PR8iCoBXbVmaNB?usp=sharing

Saya mohon Tokopedia agar segera hubungi saya, saya tidak merasa bersalah karena:

  1. itu merupakan kecurangan pembeli bukan seller
  2. Jika itu merupakan pelanggaran, seharusnya Tokopedia memberi tahu sejak awal kepada buyer, sehingga tidak ada kecurangan dan tidak ada kerugian.
  3. Tokopedia lebih mengutamakan buyer daripada seller!!

saran saya, Tokopedia harus memperbaiki kebijakan tersebut, dan tolong kembalikan uang saya, karena bagaimanapun, itu hak saya, saya hanya berjualan. jika Tokopedia ingin memperoleh keuntungan, sebaiknya tidak dengan cara seperti itu, karena hal seperti itu dapat merusak reputasi Tokopedia, di mata seller yang lain. mungkin bagi anda, uang segitu tidak ada rasanya, tetapi buat saya itu sangatlah berharga karena itu merupakan hasil kerja keras saya untuk kuliah dan biaya hidup saya sebagai perantau. kurang-kurangi menjebak seller dan segera hubungi saya secepatnya!!

Maresa Adeline Girsang
Tangerang, Banten

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • Sebenarnya kalau sy baca dr SP ini, tidak ada yg salah dari Tokopedia. Pada prinsipnya 1 user ya 1 akun, lebih dari 1 akun ya sdh mencurigakan. Disini kata kuncinya 'teman': kok teman saya, teman ini, teman itu, teman sono, teman sini...katanya semua teman kok dibilang curang ya. Maaf ya mbak jgn tersinggung/baper, mau jualan dimana aja ya ini mencurigakan. Semua marketplace, apalagi sebesar Tokoped ya pasti ada sistem pengamannya, meskipun tdk bisa 100%. Marketplace seperti ini lebih ditujukan untuk seller profesional yg pembelinya 99% tidak dikenal.

    • Yaa saya kan menekankan, kalo memang gakbisa, batalkan dari awal. Kalo diaplikasi sebelah, ini merupakan pelanggaran buyernya, bagaimana pun yang menikmati gratis ongkir buyernya. Yaa memang teman saya, tapi karena kejadian ini ya saya kesal liat kebijakan Tokopedia nya. Yang menikmati gratis ongkir siapa yang tanggung jawab siapa, kalo curiga yauda ban aja akun pembelinya, kalo kek gini gimana org lain, kalo emg orang lain yg mungkin saya tidak kenal mau belanja sama saya sebanyak itu dan memanfaatkan gratis ongkir bagaimana?apa masih salah seller?

      • Ya semoga cepat balik modalnya kalau mmg begitu ya mbak. Saya nggk tau, mungkin sistem tokoped mengira ada pemanfaatan gratis ongkir dimanipulasi buat gratis kirim2 paket. Kalau memang tidak ada unsur penipuan, semoga investigasinya bisa cepat diselesaikan dan dana balik lg.

        • Aminn, bantu doa nya ya mas. Iya mgkin si buyer yang memanfaatkan tersebut, tapi bukan seller kan? Jadi menurut saya ini buka. Tanggung jawab seller

      • Haii kak, qpqkah sampai saat ini sudah dikembalikan yg dana terpotong oleh tokopedia?? Soalnya ini juga kejadian disaya baru ini.

    • Seller ga baca kebijakan.
      Ada kebijakannya.
      Baca dan pelajari.
      Menggunakan berarti setuju.

      • Saya sudah baca. Tapi menurut saya kebijakan tersebut harus segera diperbaiki. Karna bagaimanapun akan banyak buyer2 nakal yang memanfaatkan gratis ongkir tersebut. Kalau yg kena fraud sellernya, lalu si buyer tersebut akan terus mengulangi hal yang sama tanpa rasa jera, sedangkan seller lain yang dirugikan

        • Bukan cuma baca..
          Menggunakan berarti setuju..
          Kl ga setuju jgn menggunakan..
          Simple..
          Gitu aja repot

          • Komen kok gak pake otak , enak ngomong bilng simple . Orang berusaha kerja keras buat dapetin uang tapi di gituin persaannya kaya gimana ,malah ngomog gak pake otak lu. Kalau kau ngerasain di posisi dia dan lu di gituin sama orang palingan nangis !!

  • Terlepas dari esensi isi SP ini, saya cuma ingin kasih komentar tentang "seharusnya memberitahu sejak awal..."

    Nah, setahu saya, memang begitulah MO (atau mungkin bahkan sudah dimasukkan ke SOP) online shop yang 1 ini.
    Perkara apakah ini termasuk kesengajaan untuk bisa mendapatkan profit, entah lah. Karena tidak mungkin saya ataupun orang2 luar yang lain bisa punya bukti, & tanpa bukti pasti entar dimasukkan ke pencemaran.
    Tapi yang jelas, memang tidak pernah ada ceritanya ada pemberitahuan/peringatan/warning *sebelum* memberikan hukuman. Yang ada adalah memberikan hukuman duluan, bahkan kadang tanpa benar2 memberikan alasan yang transparan ataupun masuk akal.

    Ya memang begitulah kondisi di online shop yang ini.
    Silakan para user HARUS MAU menerimanya.
    Atau dengan kata lain: bagi user yang punya itikad kurang baik, mungkin kondisi ini yah boleh dibilang termasuk "resiko pekerjaan," jadi "harus pintar2an dengan sistem."
    Sedangkan bagi user yang sebenarnya sungguh2 tidak ada niat buruk, tetap "harus pintar2an dengan sistem" pula, karena "sistem" mereka mendeteksi kesamaan alamat, rekening, kartu dll & gak mungkin kan "sistem" mereka mendeteksi "niat baik" ataupun "niat buruk." Jadi yah semua dianggap sama saja.

    Jadi kesimpulannya: yah semua user gak boleh kalah pintar dengan "sistem" mereka LOL.

    Kalau soal lebih mengutamakan seller atau buyer, pendapat saya sih sama aja. Yang penting jangan sampe kalah dengan "sistem" mereka.

    • Oke, tapi tokped harus adil juga dong. Kalo memang salah sebaiknya dibatalkan dari awal. Lagi pula memang teman saya, tpi saya niatnya juga ingin berjualan dengan yang lain. Tetapi nyatanya, teman saya banyak mesan diakun saya. Dia yang gonta ganti akun. Apa saya tolak semua pesanannya? Dan masalah banyak akun itu juga buka rencana saya, dia sendiri yang berinisiatif seperti itu. Apapun itu masalahnya, seller ya hanya menjual, kalo buyer yang memanfaatkan gratis ongkir. Ya salahkan Buyrr dong

      • Semoga jadi pelajaran ya bro. Seharusnya lo sebagai seller menolak semua pesanan temen lo. Karena secara langsung lo ikut andil dalam pemanfaatan gratis ongkir tsb. Jgn dibutakan profit. Harus jeli sama transaksi aneh.
        Masih untung itu temen lo yg transaksi. Masih ketauan siapa2 nya. Kalau yg transaksi saingan bisnis lo yg sengaja njebak biar lo kena fraud gmn?
        Kalau mau komplain ke temen lo aja. Dia yg enak2 lo yg kena blokir. Jgn komplain ke toped

        • Memang betul, tapi saya kan disini hanya penjual, dan ini adalah pertama kalinya saya buka toko dan berjualan di tokped. Selama ini, di aplikasi sebelah kalo ada transaksi SPT ini, buyernya yang kena fraud. Dan sekali lagi saya tekankan, lebih baik dari awal tidak bisa dilakukan transaksi tersebut. Saya tidak menerima peringatan sama sekali, bahkan di riwayat saldo saya gakada penjelasan saya kena fraud. Setelah saya hub. Tokped carenya, saya dikasih laporan sebenarnya dan saya kena fraud.kalo dari awal dikasi tau kena fraud kan saya gak lanjutin lagi

          • Buyer kan bisa fiktif jg bu, fraud kan macam2, bisa jadi sistem Toped menduga tidak ada penjualan yg bener2, hanya sekelompok org cari gratis kirim paketan. Untuk fraud/penipuan sendiri hanya bisa terdeteksi setelah transaksi, sebelum ada transaksi ya tidak bisa ketauan ada fraud. Semua marketplace ada aturan sendiri bu, nggk bisa komplain kalo soal itu. Saya kira masalah utamanya disini adalah pemanfaatan gratis ongkir, karena pembeli adalah kenalan yang pakai banyak akun. Selalu dibilang 'be a smart buyer' tapi juga berlaku 'be a smart seller', selalu ingat anda dikasih pilihan terima apa tolak setiap ada order masuk. Semoga dananya balik ya bu..., tapi kalau nggk ya silahkan ditagih ke teman buyer itu jg bu.

          • Gimana sih, kalo dia pesen sampe 10x, saya tolak 10 10nya peforma saya jelek. Kalo saya terima syaa buntung. Makanya saya blg, kebijakannya tolong perbaiki. Kalo gakbisa ya batalin dari awal.

          • Coba buka statistik toko yang ada : Nilai Kualitas Produk, Statistik Kepuasan (30 Hari Terakhir), Kecepatan Proses (30 Hari Terakhir), Transaksi Sukses. Jadi mau tolak 1jt kali jg nggk masalah.

          • Skrg saya mau uang saya kembali dulu itu aja sih, karna bagaimana pun susah untuk anak perantau kayak saya apalagi di tengah pandemi ini . Saya yang mati2an ngurus jualan, malah seenaknya aja dipotong gitu. Saya minta pengertiannya aja, mau abis ini toko saya ditutup juga gapapa yang penting itu uang saya kembali dulu aja. Setidaknya balik modal lah, kapok saya juga kalo kekgini. Baru kali ini, dulu saya jualan juga tapi gakpernah kekgini sih. Baru pertama kali ditokped , langsung kekgini.

          • Berarti pernah nyoba transaksi fiktif di toko sebelah nih maksudnya? Krn di toped ga dibatalkan di awal jadi ngerasa aman2 aja gitu?
            Ni ibarat KPK nunggu ada transaksi dulu biar bisa OTT

      • Yg saya tau, Tokped hanya menahan sebagian dana, tidak sepenuhnya.

        Boleh tau ga transaksinya berapa dan menggunakan pembayaran apa?

        • Pokoknya ada 10x lebih lah kayaknya transaksi saya yang di tahan. Pembayaran menggunakan apapun saya kurang tau

          • Klo motif nya cuma gratis ongkir, agak aneh ya.. Knapa harus 10x, sekali pesan juga bisa nganter 10 mie doang mah..

            Sepertinya ngincer cashback new user tokped.. Karena pesanan dari akun beda2.

            Ya bener toko akan di moderasi, tapi ga langsung.. Pasti ada beberapa transaksi yang sukses dulu.

            Aneh sih.. Tapi Masih Untung cuma 400rb, daripada urusan sama polisi

          • Bukan 10 pesanan,tpi 10 transaksi. Artinya ada 100 pcs lebih dia beli. Saya gakada dapat cashback sedikit pun dari tokped. Mau urus sama polisi bagaimana? Tolong ya kalo kamu ada relasi dengan Tokopedia. Pikirkan baik2, saya hanya menjual. Ntah pembeli itu mau beli berapa pcs, ntah dia mau dapatin gratis ongkir, atau cashback, itu semua kan keuntungan buat si buyer bukan seller. Kenapa seller tanggung jawab?

  • Jadi ini sbnrnya konspirasi jual beli antar teman demi gratis ongkir dan cashback new user?klu mau marah,coba marahin dlu tmn yg beli itu minta ganti rugi dlu

  • Saya turut prihatin kak ya semoga cepat selesai masalah kak ini. Ada baiknya coba chat ke C's tokopedia di FB. Minta dia hub HP kak dengan kak kasih no hp kak ke C's toped. Cuma dicoba aja ya biasanya C's toped akan telep HP kak. Emang sistem toped gitu berdasarkan term of kebijakannya itu kalo Ada banyak akun berbeda tapi alamat penerimanya itu sama maka sistem toped akan curiga apalagi Ada Indikasi fraud. Cuma resikonya kena dipenjual karna barang sdh diterima. Oleh karna itu sebagai seller harus teliti Dan smart terhadap transaksi Yang dia terima. Semoga casenya cepet selesai

  • Mbak, apakah mengetahui kalau pesanan bolak-balik dari akun yang berbeda-beda itu dari teman anda satu orang ini?
    Kalau akun berbeda-beda tapi dari orang yang sama, seharusnya bisa langsung tahu karena alamat penerima atau nomor telepon sama dengan transaksi-transaksi sebelumnya. Di sini seller dituntut kebijaksanaannya karena seller berhak menolak transaksi apapun yang diduga mencurigakan, atau untuk keuntungan pribadi yang di luar batas wajar, atau yang akan merugikan marketplace.

    Nah, perkara bahwa tidak adanya peringatan dari Tokopedia, atau perkara bahwa mbak adalah seller baru di market place ini sehingga kurang memahami bagaimana sistemnya bekerja, maka hal ini tidak bisa dijadikan pembenaran.
    Mari kita coba misalkan terlebih dulu. Apakah mbak pernah mendengar istilah ini?
    “Semua orang dianggap tahu hukum, sehingga tiada yang dapat medalilkan bahwa dirinya dapat lolos dari ancaman sanksi hukum karena tidak mengetahui hukumnya.”

    Nah ini salah satu kutipan dari penerapan bagaimana hukum di Indonesia bekerja. Semua orang yang sudah memasuki usia dewasa (17 tahun) maka dianggap cakap dan telah dianggap mengerti akan hukum. Hal ini dikarenakan agar tidak ada pelanggar hukum yang berdalih bahwa ia tidak mengetahui ia telah melanggar hukum karena ia tidak tahu tentang hukum itu sendiri.
    Jadi meskipun tidak semua orang berusia di atas 17 tahun telah membaca dan memahami seluruh hukum yang berlaku di negeri ini, hukum akan tetap berlaku baginya apapun alasannya. Tidak memandang orang tersebut sudah tahu aturan hukumnya atau belum, karena semua dianggap telah memahami.

    Nah, sama dengan kasus mbak ini. Meskipun mbak berdalih bahwa mbak tidak tahu akan aturan/SOP/sistem tersebut berlaku di Tokopedia, hukum tetaplah hukum.
    Semua orang yang bergabung menjadi seller ataupun pembeli, dianggap telah memahami semua hukum dan aturan yang berlaku di Tokopedia, tanpa terkecuali.

    Kemudian tentang pernyataan nomor 3 mbak: Tokopedia lebih mementingkan buyer daripada seller, saya rasa ini juga bisa dianulir.
    Karena berdasarkan pengalaman, saya sendiri sebagai buyer pernah mendapat penalti dari Tokopedia karena kesalahan saya sendiri, dan pihak seller tidak dikenakan penalti apapun. Dari sana saya belajar, oh ternyata seperti itu “hukum” yang berlaku di Tokopedia.

    Terlepas dari ini semua, saya berharap semoga kasus ini terselesaikan dengan baik. Dan semoga ada kebijaksanaan juga dari Tokopedia untuk mencairkan dana yang ditahan.
    Dan semoga saja ini bisa menjadi pembelajaran agar ke depan kita jauh lebih hati-hati dengan segala hal yang berpotensi mencurigakan.
    Salam.

  • Kasihan, malah disalahin yg nulis.
    Ya emng yg salah penulis/penjual.
    Gw sebagai penjual jg biasanya transaksi ini utk menaikkan reputasi toko dgn curang, manfaatkan cashback new user.
    Udah jelas salah itu, klo gw sih malu udah salah ngotot pula...

Penulis
Marsella