Ayu Debt Collector Bank Mega Bilang Bahwa Komplain Saya Kemana Pun Tidak Akan Mempan

Kronologis kejadian hari Selasa tanggal 9 Juni 2020 jam 10, saya mendapat WhatsApp dari admin perusahaan supplement yang mengontrak saya sebagai atlet dan brand ambassador. Admin tersebut memberitahu saya bahwa saya dicari oleh cewek bernama Ayu dari Bank Mega dengan marah-marah, bilang kalau ibu saya berhutang kepada Bank Mega. Padahal sudah dijelaskan saya tidak bekerja di tempat mereka tapi tetap saja meneror menelepon berkali-kali tiada henti, sangat mengganggu sekali.

Lalu pada hari Selasa tanggal 16 Juni 2020 jam 10, cewek yang sama juga bernama Ayu dari Bank Mega menelepon kantor saya, meneror berkali-kali marah-marah dan mengancam akan terus mengganggu sampai saya mau bicara dengan mereka; yang pada akhirnya saya ditegur oleh pihak finance saya agar ibu saya harusnya menyelesaikan permasalahannya dengan Bank, karena teman-teman kantor saya tidak nyaman dengan bentakan debt collector bernama Ayu dengan aksen Ba**knya ini.

Akhirnya saya dan Ibu saya memutuskan untuk menyelesaikan sekaligus melakukan negosiasi dengan Pak Robi S. selaku manager di collection Bank Mega di Mega Kuningan. Di sini kami melakukan negosiasi yang bilang Bank Mega tidak bisa memberikan program cicilan tiga kartu ibu saya yang masing-masing limitnya 15 juta, total tagihannya 50 Juta, karena ibu saya menunggak tiga kartu kredit selama 4 tahun. Pak Robi bilang seharusnya ibu saya melaporkan ke pihak bank kalau ibu saya sudah pensiun dari PNS agar pihak bank memberikan keringanan bukan lari, jadi pihak bank hanya bisa memberikan potongan 10 persen dengan total 45 juta.

Pada saat negosiasi seorang bapak yang mengaku koordinator lapangan bernama Fauzi datang. Dia berbicara agak keras lalu menanyakan kayak seperti menginterogasi saya dan Ibu, saya menyebutkan nama adik ipar ibu saya (tante saya) dan sepupu saya, lalu menyebutkan nama om saya dan Pak Fauzi mengakui tahu latar belakang om saya ini (adik bapak saya) seorang tokoh besar orang berada.

Yang anehnya adalah pak Fauzi ini bilang ke Pak Robi bahwa ibu saya dari keluarga berada, dan hutang ibu saya dibicarakan di group keluarga besar bapak saya. Pak Fauzi ini bahkan menyebutkan isi percakapan di group keluarga bapak saya secara detail yang menyebutkan bahwa om saya menyuruh mama saya untuk ke bank mengemis-ngemis dan rendah diri bilang minta keringanan.

Yang mau saya tanyakan apakah OJK, Bank Indonesia, dan Pemerintah mengijinkan pihak Bank untuk mencari tahu sedetail itu sampai ke group keluarga besar untuk menagih hutang debiturnya? Apakah diperbolehkan membocorkan percapakan pribadi di group WhatsApp keluarga besar untuk menagih hutang debiturnya? Apakah ini sudah SOP dari debt collector Bank Mega untuk mengakses informasi WHATSAPP?

Pada saat kesepakatan pembayaran 45 juta hutang ibu saya, Pak Fauzi menanyakan kapan ibu saya bisa membayar penuh hutangnya dan ibu saya meminta waktu sampai 30 Juni; karena saya bilang ke ibu, saya akan mencoba cari pinjaman dan butuh waktu karena tidak mungkin dalam waktu singkat bisa mendapatkan uang sebesar itu. Karena Pak Robi S. bilang Bank Mega sudah baik memberikan waktu 4 tahun ke ibu saya dan banyak kerugian membayarkan debt collector sebesar 3 juta untuk meneror ibu saya, saya, adek saya, kantor saya, bapak saya, dan perusahaan suplemen saya.

Akhirnya ibu saya menandatangani surat kesepakatan dengan materai 5000 yang sudah dituliskan oleh Pak Fauzi sendiri yang isinya ibu saya akan membayarkan sampai 30 Juni 2020. Tiba-tiba Pak Robi datang dan seenaknya mencoret dengan merevisi tahap kartu 1 sebesar 15 juta harus dibayarkan hari Jumat 19 Juni 2020, kartu kedua sebesar 16 juta, kartu ketiga sebesar 14 juta. Disitu gak ada jam yang jelas tapi kami diberitahukan hari ini harus bayar dengan batas waktu sampai jam 3. Kami disarankan oleh Pak Robi S. dan Pak Fauzi untuk meminjam dari keluarga kami atau menjual aset-aset kami.

Pada akhirnya hari ini tanggal 19 Juni 2020, akhirnya pihak bank bilang menyerahkan ke agency DEBT COLLECTOR mereka. Padahal saya dan ibu saya bilang bahwa surat itu dicoret sendiri oleh Pak Robi S. dan kami sudah bilang kesanggupan kami membayar batas waktu sampai 30 Juni. Karena kami masih berusaha mencari pinjaman. lalu akhirnya saya, ibu saya, bapak saya diteror oleh AYU, DEBT COLLECTOR BANK MEGA dengan nada premannya dan mengancam. Dia sempat mengkata-katain fisik saya “cuma menang badan gede tapi tidak berpendidikan suka pamer pantat besar, kamu makan anjing yah sampai besar dan berhutang, terus foto-foto pamer badan diposting di Instagram”.

Ayu telepon ke ibu saya bilang mending jual diri sajalah, dan mengancam akan menagih hutang ibu saya ke kantor saya, padahal seharusnya dia menagih hutang ibu saya ke kantor Kementerian Perindustrian RI karena ibu saya PNS di tempat tersebut.

Mengatai almarhumah nenek saya dan memanggil bapak saya dengan sebutan almarhum. Lalu mengancam akan menelepon adek ipar ibu saya dan anaknya untuk menagih hutang ibu saya karena ibu saya mencatumkan nama mereka sebagai penjamin, yang jelas ini sudah bohong. Lalu, mereka juga mengancam akan meneror mantan saya seperti yang ada digambar yang saya upload sebagai bukti.

Saya sudah beberapa kali mengirimkan keluhan pelanggaran debt collector ke OJK, Bank Indonesia, bahkan ke Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN). Tapi sepertinya debt collector Bank Mega bernama Ayu ini tidak takut.

Lalu yang saya heran mereka bilang sudah rugi karena tunggakan ibu saya, apakah Pak Chairul Tanjung memberikan SOP penagihan hutang dengan cara apapun, sampai mengakses ke Instagram dan menyebarkan postingan saya ke orang-orang lain agar ibu saya melunasi hutangnya?

Tambahan per tanggal 25 Juni 2020, jam berapa 6.35, debt collector yang tidak berani menyebutkan namanya (masih perempuan yang sama yang mengaku bernama Ayu denga logat BA**KNYA) terus-terusan memaksa Ibu saya untuk membayar tunggakan. Dia bilang dia tahu kalau saya menuliskan complaint ke Media Konsumen, dan berpesan agar saya tidak bohong bahwa ibu saya menunggak 3 bulan bukan 4 tahun.

Saya bingung padahal diatas tertulis juga penjelasan kartu kredit ibu saya sudah 4 tahun. Sepertinya dari keluhan beberapa orang di Media Konsumen sebelumnya bahwa DEBT COLLECTOR BANK MEGA ini suka berbohong dan memutarbalikkan fakta, bisa dicek juga dari surat saya ke Bank Indonesia. Juga si Ayu perempuan Ba**k ini bilang kemana pun saya mengadu tidak akan mempan. Saya baru tahu ada debt collector yang mengatai saya, katanya saya berpendidikan padahal dia sendirinya tidak berpendidikan asal ngomong tanpa membaca dari atas.

Padahal sudah dijelaskan ibu saya lagi berusaha mencari jalan untuk bisa membayar karena tidak dikasih program cicilan dengan alasan Bank Mega sudah baik sudah memberikan kesempatan 4 tahun. Bahkan menyarankan ke Ibu saya agar saya anaknya untuk membayar. Saya pun kalau ada, saya akan bantu ibu saya; tapi ini kenapa memaksa yah? Banyak orang yang sudah menulis keluhan terror DEBT COLLECTOR BANK MEGA beserta tidak ada kebijakan cicilan, hanya BANK MEGA saja yang benar-benar memaksa untuk membayar tanpa ada rasa kasihan seperti memeras. Saya akan kirimkan juga surat ini ke Bank Indonesia dengan bukti rekaman telepon Ayu ke Ibu saya yang menuduh saya.

0855 920034** (AYU Bank Mega).
0811 8153 2** (AYU Bank Mega).

Terima kasih dan salam,

Klaudia Mere
Jakarta Selatan

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Bank Mega atas Surat Ibu Klaudia Mere

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Ibu Klaudia Mere di mediakonsumen.com (26/6), “Ayu Debt Collector Bank Mega Bilang Bahwa...
Baca Selengkapnya

73 komentar untuk “Ayu Debt Collector Bank Mega Bilang Bahwa Komplain Saya Kemana Pun Tidak Akan Mempan

  • 26 Juni 2020 - (17:57 WIB)
    Permalink

    Hai mba Klaudia.

    Saya yg baca tulisan mba ini ikut kesel sama bank Mega deh.
    Kok gt ya pnya agency yg ga pake mikir klo ngomong.

    saya ada tunggakan di D** dan pernah sampe ke bag agency tp DBS Alhmdllh agency nya tidak sampe berkata ngawur kayak DC bank mega itu.

    Di media konsumen ini kayaknya bank mega yg paling parah yaaaa….

    Sadis banget.merka kayak gt pada ga mikir yaa klo nanti pas lg marah marah gt tetiba darah tinggi terus stroke

    Syaa turut prihatin mba.smga mba selalu di lindungi Tuhan dan smoga segera terselesaikan ya mba

    • 26 Juni 2020 - (18:10 WIB)
      Permalink

      Hi mba Ayu, parah banget emang DC BANK MEGA ini ngawur banget neror bener2 ga pake otak, mereka neror sampai ke gym yg ga ada kaitannya sama sekali dengan hutang ibu saya. Dan memang sih Bank Mega ini sudah jelek sekali terkenal dengan Debt Collector yg ga pakai otak dan mereka berani sekali sampai mengakses kehidupan pribadi saya dan juga mereka mengakses data kontak dari media sosial facebook dan instagram, bahkan bagian collectornya bisa sampai menyadap pembicaraan di group whatsapp keluarga besar bapak saya yg jelas ini sudah melanggar UU ITE. Untung mba sudah selesai dgn DBS, pokoknya jangan pernah berhub dgn bank Mega yg dr teror DC sampai ada juga saya baca mau nutup cc dipersulit sengaja biar nasabah bayar trus ke mereka uang iuran tahunan. Dan mereka juga ga mau tau ga mau ada alasan pandemi ini mereka mau ibu saya bayar lunas sedangkan ibu saya ini memang ga ada, dan kalau saya bisa bantu ibu saya hanya bisa bantu bayarin cicilan tp mereka ga mau tau loh. Cuma dibank Mega aja dibank lain banyak nasabah yg mengalami nasib seperti ibu saya mengerti dan bisa mendapatkan program cicilan dan rescheduled pelunasan. Terima kasih yah mba Ayu atas doanya. semoga nasabah lainnya tidak mengalami seperti yg dialami oleh ibu saya.

      • 1 Oktober 2020 - (01:18 WIB)
        Permalink

        Dear Mb klaudia dan rekan rekan korban dc bank mega

        saya juga mengalami hal yg sama apakah bisa kita bersama untuk membuat wa group utk para korban DC bank mega? bisa email ke saya di rinasimamora83@gmail.com bisa mencantumkan no tlpnya utk saya masukan ke wa group

        Semoga tindakan semenamena ini bisa dihilangkan.

    • 27 Juni 2020 - (15:22 WIB)
      Permalink

      Bawa semua data2 dan laporkan ke POLISI karna ini semua sudah kena pasal berlapis :
      Pencemaran nama baik
      Uu ite
      Intimidasi apalagi sampai ada ancaman.
      Selesaikan hutang piutang dalam kasus KUHPPerdata.biar hakim yg memutuskan.
      Bertindaklah bijak dan profesional.

      • 27 Juni 2020 - (19:52 WIB)
        Permalink

        sepertinya polisi juga ga bisa bantu meskipun sudah ada bukti screenshot dari DC yang menyebutkan satu2 nama orang yg ada di media sosial saya. Polisi pun sepertinya melindungi BANK MEGA kecuali kalo DC sampai nyentuh fisik saya ada bukti video baru bisa ditindak begitu katanya

    • 27 Juni 2020 - (15:34 WIB)
      Permalink

      DC bank mega memang meresahkan nasabah.. mohon pihak berwenang ditindak kelakuan DC bank mega yg malanggar hukum.. pihak berwenang dibayar dengan uang rakyat seharusnya melindungi rakyat yg terintimidasi.. jgan biarkan aksi preman DC mega dibiarkan..
      salam

  • 26 Juni 2020 - (21:57 WIB)
    Permalink

    Coba pak chairul tanjung dijawab donk,sy mao denger dr pak CT sendiri apa emang anak buahnya diatur supaya seperti itu?atau inisiatif anak buahnya saja?
    Jangan ibu christiana maria damanik mulu,kasian dia terus yg jawab

  • 26 Juni 2020 - (22:33 WIB)
    Permalink

    Hallo mba klaudia maaf sebelumnya, saya komentar utk DC yg bernama AYU dan temannya satu lagi?
    “Hei DC AYU besarta temannya,Bank Mega Kalau berani jangan teror lewat tlp KAU sini temuin gw kalo perlu panggil kelompok KAU DC itu udah gak boleh sama pemerintah..!! Jangan cuma berani gertak sama terror aja kalian..!! Temui kita orang, kita PECAHIN PALA Kalian.. Masih kurang puas kita deng kasus DC MEGA FINANCE di surabaya

    • 26 Juni 2020 - (22:44 WIB)
      Permalink

      Hi mas Suherlan, iyah mas DC BANK MEGA yang bernama Ayu (ga tau itu nama benar apa bukan) tp dari logat suaranya orang batak dan saya cek namanya di app getcontact “Ratna Ratu Queen Tobing” kelakuan preman tp pengecut bisanya ngatain saya di telepon ga berani ketemu saya langsung. Mas sendiri korbannya DC juga yah mas? Jangan takut mas lawan saja laporkan ke lembaga hukum kalau perlu ini mereka ga berani telp lagi setiap mereka telp saya rekam, saya langsung kirim ke email bank indonesia sampai ke kemenkoinfo juga saya cc

      • 26 Juni 2020 - (22:59 WIB)
        Permalink

        Saya tidak akan mau pakai CC BANK MEGA mba ibu saya yg pernah pake dr tahun 2005/2006 saya lupa, dan sampai akhirnya nunggak ditahun 2014. utk pembelajaran aja jangan pernah mau jadi nasabah bank Mega. Bapak saya aja langsung tutup cc nya dan itu pun mereka masih ajah ngasih alasan agar bapak saya trus bayar iuran tahunannya padahal sudah lunas. Bank Mega ini bobrok sistemnya

        • 27 Juni 2020 - (21:30 WIB)
          Permalink

          Hai mba..
          Aku baca postingan mba bkn yg pertama. Tahun2 dlu pernah aku baca mengenai hal serupa kang tagih dari bank mega yg ga sopan. Klo pengalam buruk saya. Waktu 2013 bka cc bank mega. Krena aku buka hanya untuk traveling. Jd ga traveling ya ga aku pakai. 2013 aku pakai. Smpai hmpir mau jatuh tempo perkiraan ku aku belum terima tagihan dari pihak bank mega. Tdk ada tagihan by email, tlpon atau tagihan fisik. Smpai aku tlpon ke CS di pantul2 sperti bola hanyak untuk tanya tagihan aku. Akhirnya di org ke 9 baru kasih nominal tagihan aku yg udah telat byar 5 hari, jd nya aku kena denda. Akhirnya aku bayar dri pda debat yg ga ada hasilnya.
          Smpai 2019 aku cek email lma aku. Ternyata ada tagihan admin dri bank mega sebesar 800rbuan. Stelah ku hitung by adminnya ada kenaikan. Tp tdk ada pemberitahuan dri pihak bank. Dan smpai lah 4 bln lalu aku memutuskan untuk tutup cc nya. Alhamdulilahnya by adminnya di tangguhkan. Jd waktu aku tutup cc bank mega free. Tp itu dpet email penutupannya jg lama bgt hampir 10 hari.
          Ribet bgt banget bank mega.

    • 27 Juni 2020 - (02:57 WIB)
      Permalink

      Terror melalui HP, mengancam tetapi tidak berani ketemu… Akses nmr HP orang, ngomng kasar…. Tidak perduli dengan kondisi saat ini… PENGECUT!!! SAMPAH!!! saya jga batak, saya punya tunggakan juga, datang kau collector bank Mega, ku tunggu kau! jgn kau jadi manusia sampah Dan pengencut…. Hey Ayu ban…t!! Datang kau sendiri kalau mau marah marah atau mau nagih jangan penegecut!! Awal manis manis menawarkan Kartu Kredit disaat orang Sudah terpuruk makin kau injak injak harga diri orang….OTaAk kau kemana bangs. T…. Manusia berhutang sudah berani beresiko klo pun Dia tidak membYar maka dosa Sudah siap ditanggung, Dan banyak yang berniat membayarnya hanya saja butuh waktu bukan mau lari….. B. Go!! dan kalian juga para pemberi kartu Kredit… Jangan kalian Anggap kalian tidak berdosa, Justru kalian yang paling banyak dosa nya Karena telah menjebak Dan menyiksa orang disaat kesulitan dengan bunga yang besar…. Silahkan bernyanyi Di atas pemberitaan orang lain, tetapi jangan kalian Anggap mati kalian satu satu Di anggap masuk surga….ini hanya waktu agar dapat membayarkan bukan mau lari?

      • 27 Juni 2020 - (20:04 WIB)
        Permalink

        Ibu saya sudah bilang dia saat ini pensiun dan saya akan bantu bayar tapi dengan membantu cicilan karena saya juga banyak kepentingan yg diurusin juga tp bank Mega nya tidak mau tau dan peduli. Hanya Bank Mega saja yg sistemnya bobrok, ibu teman saya berhutang sampai 90 juta di BNI tapi pihak BNI punya hati mereka memberikan diskon menghapus bunganya juga dan boleh nyicil sampai 5-6 tahun padahal ibunya pun sama menunggak bertahun. Debt Collector nya pun sopan. Ga kayak DEBT COLLECTOR BANK MEGA, dia perempuan tapi berhati Iblis bilang bapak saya almarhum coba dia digitukan, nyuruh ibu saya jual diri. Benar-benar perempuan berhati iblis binatang saja masih punya hati. Saya pun sudah suruh dia utk ketemu saya perempuan pengecut ngata2in fisik saya tp ga berani ketemu saya

    • 27 Juni 2020 - (18:28 WIB)
      Permalink

      Belajar dari kasus diatas:
      1. Jangan pernah BERHUTANG klo gak perlu2 banget
      2. Pilihlah Bank yang kredibel, jangan mudah percaya dgn janji2 manis marketing kartu kredit
      3. Kalo anda mengalami perlakuan tidak baik seperti teror, ancaman dari pihak DC laporkan kepada POLISI, tetapi ingat untuk kasus ini Polisi hanya memproses unsur pidananya saja, jadi bukan berarti dengan melaporkan ancaman dan teror tersebut HUTANG ANDA MENJADI LUNAS, tidak karena Hutang ya tetap hutang

      • 27 Juni 2020 - (20:09 WIB)
        Permalink

        Iyah saya mengerti disini ibu saya yang berhutang dan sebelumnya ibu saya melakukan pembayaran trus tapi kan ga tau ketika waktu itu akhirnya ibu saya kehilangan job2 sampingan sebagai auditor nya dan pensiun ditambah wktu itu kartu kredit digunakan utk keperluan kuliah anak2nya. Ibu saya juga berusaha menyelesaika dengan dtg ke collection minta keringanan dan program cicilan. Di bank lain seperti BNI saja bisa, orang yg hutang sampe 90 juta saja dan nunggak bertahun2 bisa mendapat kan keringan cicilan sampe 6 thn. dan mengerti kesusahan ekonomi orang. Ga semua orang selalu diatas bung. ini bank Mega tidak mau tau minta bayar sepenuhnya. Ibu saya hanya mampu membayar dgn menyicil

  • 26 Juni 2020 - (23:14 WIB)
    Permalink

    DC bank mega emang preman semua, jangan takut sama DC bank mega, tantangin balik aja dan semua yg pake kartu bank mega segera tutup dan kalo perlu jangan nabung lagi di bank mega sekalian, biar tau rasa bank meganya dan bangkrut

  • 26 Juni 2020 - (23:52 WIB)
    Permalink

    Bawa ke pengadilan, jangan mau ttd diatas materai lagi, di pengadilan anda akan dsuruh angsur semampunya.

    Mana berani Bank Mega tempuh jalur hukum, makanya mereka lebih baik bayar DC buat teror daripada slesai di pengadilan.

    Kenapa? Karena mereka dapat duit dari pembayaran Ibu, mereka peras Ibu buat perut mereka. Percayalah, mereka ga akan berani kalau bwa ke jalur hukum.

    • 27 Juni 2020 - (20:11 WIB)
      Permalink

      Iyah apalagi seenaknya mencoret kertas perjanjian lalu batal, dan ibu saya juga sudah berusaha mencari pinjaman karena dalam keadan pandemi orang juga kesulitan ekonominya, ibu saya sudah minta program cicilan tp tidak dikasih karena sudah menunggak 4 tahun dan ga mau tau menyuruh ibu saya menjual aset2

  • 27 Juni 2020 - (00:00 WIB)
    Permalink

    Selamat atas bantuan 8,5 Triliun dana talangan pemerintah untuk Garuda yg juga dimiliki sebagian besar sahamnya oleh grup CT.
    Pas saham CT batuk2, negara hadir untuk memberi talangan dengan jumlah fantastis pake duit rakyat.
    Tapi kelakuan grup usaha CT terhadap rakyat begini amat?
    Sudah jelas-jelas melanggar aturan OJK & Kemenkeu terkait kebijakan keuangan dlm kondisi pandemi Covid 19. Kok negara ngga hadir? Jangan berharap diberi talangan negara, mediasi saja tidak hadir …
    Tutup saja itu email OJK dan BI sekalian tutup websitenya.
    Toh ngga ada bedanya, ada atau tidak ada saluran komunikasi, ngga direspon.
    Saya ingatkan, 8,5 Triliun dana talangan itu duit kami rakyat Indonesia, bukan duitnya menteri bumn

    • 27 Juni 2020 - (14:19 WIB)
      Permalink

      saya juga punya pengalaman tdk mengenakkan di Bank Mega, saya bingung apa pak CT tdk tahu atau biarin atau malah support SOP mereka seperti itu, yaitu operasi dengan penuh tricky..salah satu contoh rutin disaya yaitu, remind tagihan dilakukan setelah kena late charges, padahal berkali2 ku info bank lain selalu remind sebekum d day..berkali tapi tetap aja gak digubris n caro duit late charges, case yg lain..buaaaanyaak..kacauu nih bank.

    • 27 Juni 2020 - (20:16 WIB)
      Permalink

      hmmm mendapatkan bantuan 8,5 trilliun dari pemerintah yah? Trus collection bilang Ibu saya sudah merugikan bank Mega karena mereka harus menggaji DEBT COLLECTOR yang meneror kami dan orang-orang yg tidak berkaitan dengan ibu saya, membocorkan isi media sosial dengan menghina saya.

      https://m.merdeka.com/uang/per-maret-2020-laba-bank-mega-naik-38-persen-jadi-rp669-miliar.html

      Dalam berita ini bank Mega mengalami peningkata laba. Hmmmm..

      Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib menjelaskan, peningkatan laba bersih disumbang dari meningkatnya net interest income sebesar 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 terutama karena meningkatnya pendapatan bunga kredit akibat volume kredit yang meningkat signifikan sebesar Rp10,1 triliun atau tumbuh 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

      • 28 Juni 2020 - (15:59 WIB)
        Permalink

        Nama dirutnya bank Mega.. Pak kostaman tayib… Ada fbnya.. Tulis sj rame2 di situ.. Tanyakan dan complain apa mmng cara penagihan bank Mega spt itu? ?

  • 27 Juni 2020 - (00:11 WIB)
    Permalink

    Lagi-lagi bank Mega.
    Mega auto finance leasing juga sama menggunakan jasa DC lagi pandemi gini

    Tapi OJK seperti tutup mata,sudah banyak yg ngeluh.
    Yg di Surabaya juga sampai ada korban penusukan ulah DC bank Mega

    • 27 Juni 2020 - (20:23 WIB)
      Permalink

      Iyah mba Mila bagaimana menyelesaikan secara cepat ibu saya hanya mampu membayar cicil, dan Bank Mega tidak mau tau itu. Coba kalau mba berada diposisi ibu saya. Saya pun hanya bisa membantu membayarkan cicilannya. Teman saya ibunya juga ada hutang tunggakan kartu kredit 90 juta dan menunggak bertahun2 di Bank BNI dan debt collectornya sopan ga sampai meneror, dan mengerti keadaan ekonomi dan memberikan program cicilan. Sepertinya komen mba dengan menyuruh kami menyelesaikan dengan cepat biar masalah cepat selasai seakan gampang yah?

  • 27 Juni 2020 - (04:07 WIB)
    Permalink

    kelakuan DC nya bank Mega memang biadab!
    tapi ternyata terbukti efektif membuat nasabah dan orang terdekatnya yang menunggak pusing tujuh keliling. dan akhirnya mau nggak mau harus segera diselesaikan kalo gak mau tambah pusing.

    • 27 Juni 2020 - (20:25 WIB)
      Permalink

      iyah banyak debitur yang dibank Mega tidak dikasih program cicilan ini yg bikin susah yah mau gimana nyelesain kalo ibu saya tidak mampu bayar semuanya, kemampuan ibu saya utk bayar itu dgn menyicil

    • 8 Agustus 2020 - (17:09 WIB)
      Permalink

      iya kalo habis bayar lalu bener-bener masalahnya ditutup, oleh bank mega klo enggak ??? duit ilang kasus ga selesai, utang terus berjalan, karena sudah banyak kasus seperti itu salah satunya dimedia konsumen ini juga pernah diposting,

      kata korban bank mega harus bersatu itu jalan satu-satunya.

  • 27 Juni 2020 - (09:06 WIB)
    Permalink

    Teman kantor saya juga ada hutang sama Bank Mega. Bukan hanya kantor kita saja yg diteror tapi sampai grup perusahaan kita yg lain juga di teror.

    Bayangkan beda nama PT (perusahaan), beda management dan beda kota juga di teror padahal karyawan itu hanya (maaf) karyawan biasa dikantor kami.

    Dia ada beberapa kartu yg macet, tapi hanya Mega yg melakukan ini.

    Jadi ini bukan komplain tapi pujian utk DC Bank Mega yg terus menagih tanpa memikirkan apapun.

    • 27 Juni 2020 - (20:28 WIB)
      Permalink

      DC BANK MEGA menghalal dgn cara apapun bahkan ga pake otak, masa gym tempat saya olahraga di teror trus bilang ke ibu saya kenapa saya harus ngegym drpd bayar gym bayarin hutang ibu saya. wah pinter bgt nih DC BANK MEGA perempuan dg logat batak ini kayaknya lulusan kebun binatang ngomong ga dipikir lagipula itu bukan urusan dia saya pun juga akan bantu ibu saya tp kami hanya bisa membayar kan dgn menyicil

    • 27 Juni 2020 - (20:52 WIB)
      Permalink

      Mudah mudahan bank Mega cepet bangkrut. . Aminnnnn.
      Saya ada 2 kartu dan lagi mau saya tutup..
      Ga mau lagi deh berurusan sama bank ini.

      • 27 Juni 2020 - (21:02 WIB)
        Permalink

        Amin mba, buru2 ditutup mba, BANK MEGA terkenal dengan usahanya membujuk nasabahnya utk tidak menutup dgn berbagai alasan contohnya bapak saya yg sudah melunasi hutangnya masih ditagih iuran tahunan bayar print dsb smpe berbunga bapak saya g peduli ga mau bayar. Nanti kalau mba digituin mba bentak2 saja itu CSnya.

  • 27 Juni 2020 - (11:14 WIB)
    Permalink

    Saran saya, mintalah bantuan ke Bapak Hotman Paris di tempat para pengacara berkumpul di Kopi Joni. Ceritakan kronologis, buat laporan lengkap beserta bukti2 yg. Ini sudah urusan tindak pidana yg bakal kena pasal berlapis. Apalagi instansi bank swasta. Utang 45 juta jadikan tender utk pengacara supaya bisa jadi 45 milyar mereka harus bayar. Saya jamin somasi akan keluar paling lama 1 minggu dan minta pemecatan para staf yg terlibat dan blacklist nama mereka di Bank Indonesia. Sudah ada beberapa orang yg melakukannya. Siapkan mental, ingat jgn mau negoisasi sebab anda sendiri negoisasi dibuat seperti binatang kan? Menghajar orang lebih bukan secara fisik namun secara hukuman sosial.

    • 27 Juni 2020 - (20:34 WIB)
      Permalink

      Terima kasih bung Daniel atas sarannya, kami akan coba ke Bapak Hotman Paris dan menceritakan kronologisnya. Bank Mega ini sudah kebal hukum dan mendapatkan beckingan dari aparatur negara sehingga mereka tidak takut lgi sampai bisa mengakses percakapan di group whatsapp, media sosial saya dan sampai laporan saya di Bank Indonesia mereka pun tidak takut.

      • 28 Juni 2020 - (03:31 WIB)
        Permalink

        Mereka tdk takut sebab mereka anggap mbak orang biasa, buktinya diteror ketakutan ga ada laporan apa2. Itu biasa dari sisi psikologis yg punya utang, emosi itu yg mereka mainkan. Mereka swasta, mereka buka usaha di negara ini harus tunduk peraturan. Kasus mbak itu sudah murni PIDANA! Ada ancaman, UU ITE, pelecehan, manipulasi dan penipuan data. Jgn kasi mundur. Ujung2nya pasti ada “Golden Shake Hand” nah disitu mainkan tender tadi. Pengacara udh tau kok istilah tersebut. Bayar gugatan Bank Mega terhadap nasabah plus hukuman penjara bagi pelaku kriminalnya. Potong kuping saya, jadi buronan pastinya mereka. Kalau ga takut kenapa jadi buronan kan? ?
        O ya 1 lagi, sebelum lapor ke Pak Hotman, buat laporan dulu deh ke Ombudsman. Jadi mbak diliat positif, ada usaha bukan menghindar dari tanggung jawab. Pasti dibantu.

  • 27 Juni 2020 - (15:12 WIB)
    Permalink

    Saran saya, lebih baik tempuh jalur hukum saja mbak. Setau saya masalah hutang piutang itu masuk ke perdata. Nanti mak bisa menuntut balik atas pasal pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan. Tetap semangat mbak

  • 27 Juni 2020 - (15:48 WIB)
    Permalink

    saran untuk smua nasabah
    1. Kreditur, tahan pembayaran kalo bisa diemin aja semua
    2. nasabah, tarik semua tabungan dan deposito biar kering dana

  • 27 Juni 2020 - (18:33 WIB)
    Permalink

    cma saling mengingat kan..negara kta ini aneh,OJK pun seperti memihak kepada mereka.. kta bsa apa..baiknya sebarkan agar tidak ada lg yg memakai cc bank mega..

    • 27 Juni 2020 - (20:37 WIB)
      Permalink

      Benar mas Deni, banyak komplain dan keluhan mengenai perlakuan Debt Collector bank Mega di media konsumen ini. Debt Collector yg meneror saya juga sampai tau kalo saya tulis ini. saya tidak takut smakin bagus saya sengaja bilang kalau dpt telp dari perempuan yg mengaku bernama Ayu dengan logat batak nya hajar saja dia benar2 berhati iblis menyuruh ibu saya jual diri.

  • 27 Juni 2020 - (19:18 WIB)
    Permalink

    Sepertinya bank mega sudah di lindungi oleh pemerintah dan sudah kebal hukum, banyak nasabah bank mega yang sudah di kecewakan , di caci maki , di intimidasi tapi B I , OJK , pemerintah sekalipun tak ada yang merespon sedikitpun keluhan2 dari warganya , apa musti kami dari korban2 bank mega akan buat demo besar2ran agar keluhan2 kami dapat di tindak lanjuti ????

    • 27 Juni 2020 - (20:40 WIB)
      Permalink

      Kayaknya emang benar korban2 dari bank Mega ini harus bersatu deh, bank Mega ini ga bisa dibiarkan mereka kebal hukum krn punya becking OJK bilang malah bagus adanya debt collector utk menghindari kredit macet trus kalau emang lgi ada mau bayar pake apa? jual bulu2, debitur nya disuruh ngerampok? iya kalau punya aset kalau ga?

  • 27 Juni 2020 - (21:50 WIB)
    Permalink

    Betul yg mba klaudia sampaikan, sepertinya yg mendapatkan perlakuan intimidasi dari bank mega harus bersatu, membuat gugatan untuk menuntut. Dan sepertinya para DC perbankan cara menagihnya mengikuti cara penagihan seperti DC pinjaman online illegal ya?.kenapa OJK diam saja yah?. Lapor saja mba ke pihak berwajib dengan membawa alat bukti.

    • 29 Juni 2020 - (21:43 WIB)
      Permalink

      Hi mas Syarief, ga ngaruh ngadu ke polisi mereka seperti melindungi Debt Collector bank Mega saya sudah pernah telp melaporkan trus malah dinasehatin rembukan keluarga bagaimana cara membayar jual2in aset atau gimana. Trus mereka baru bisa bertindak kalo debt collector melakukan kekerasan ancaman dengan menyentuh saya tp harus ada bukti video. Saya ingin banget korban2 teror debt collector bank Mega bersatu utk ngelawan. bank Mega ini ga mau rugi mau meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan menindas debitur yg tidak mampu. Kalau memang bank ini bank bagus yah mereka pasti akan memberikan program keringanan cicilan bukan menekan dgn membayar penuh.

      https://www.cnbcindonesia.com/market/20200422120116-17-153613/terungkap-ini-faktor-laba-bank-mega-bisa-melesat-384

  • 28 Juni 2020 - (21:44 WIB)
    Permalink

    Bukannya setiap tagihan cc maka semua nasabah sudah termasuk ada kewajiban bayar asuransi credit shield ya? Artinya kalau ada masalah tunggakan, nilai tsb sudah dilindungi asuransi shg bagi pihak bank penerbit cc tidak ada masalah bila terjadi tunggakan karena bisa mencairkan asuransi tsb?
    Kalau pihak DC gencar mengejar, karena mereka “hidup” dari hasil tagihan tsb.
    Sepengetahuan saya sih seperti itu.
    Dan kalau memang tidak ketemu kesepakatan, apakah sebaiknya bawa aja ke ranah hukum?
    Saran saya sih, bisa konsultasikan dulu dengan pihak yg kompeten spt lawyer agar mbak dan ibu bisa mendapatkan solusi terbaik dan tidak mendapatkan tekanan seperti ini. Apalagi sudah ada itikad baik untuk menyelesaikan…

    • 28 Juni 2020 - (23:12 WIB)
      Permalink

      Asuransi tagihan KK itu tidak wajib.
      Selain itu, asuransi itu fungsinya apabila nasabah meninggal dunia ataupun mengalami musibah2 tertentu.
      Jadi, kalaupun nasabah mengikuti asuransi tersebut (yang saya asumsikan kemungkinan besar 99,99% penulis tidak ikut asuransi tersebut), bukan berarti asuransi tersebut dapat membebaskan nasabah dari kewajibannya.

      Btw, bank PASTI sudah punya asuransi DI LUAR PREMI ASURANSI YANG (mungkin) DIBAYARKAN NASABAH untuk meng-cover kredit macet. Jadi masalah DC mengejar-ngejar penulis (dkk yang lain) *BUKAN* melulu hanya gara2 bank butuh duitnya. Bank-nya sih gak bakalan tutup/bangkrut, duitnya tetap banyak aja…

    • 22 April 2021 - (17:20 WIB)
      Permalink

      Saya jg mengalaminya, baru bulan kemarin saya ditlp seseorang wanita yg bernama ayu. Si mba ayu ini mnt saya untuk membayar hutang dan dikasih keringanan, tp saya bilang saya tidak sanggup, dan saya hanya sanggu dengan mencicil sesuai dengan kesanggupan saya. Pake mengancam kenal dengan bos saya dan mau ke temu bosnya saya….saya jawab aja silakan klo mau ketemu…akhirnya dengan perdebatan panjang, mba ayu ini akhirnya mau jg saya bayar 500rb, dan lsg saya transfer saat itu jg, karena kebetulan ada duitnya. Ayo buat grup wa, kita kawan para debt collet bank.mega yg meresahkan.

  • 15 Juli 2020 - (20:23 WIB)
    Permalink

    Mba Klaudia, terimakasih buat ceritanya. Saya banyak belajar. Semoga cepat selesai ya masalahnya.

    Hari ini saya didatangi DC Mega untuk masalah hutang CC di tahun 2016-2017 karena penipuan. Bukan saya yang pakai uangnya. Saya bermasalah dengan beberapa bank & memang DC Mega paling kasar & tidak tahu etika.
    Yang saya bingung, 2019 lalu adem ayem, baru sejak awal tahun 2020 ini DC Mega muncul kembali.
    Kemudian di masa PSBB kemarin mereka tidak ada yang mengganggu lagi, tapi tiba-tiba hari ini muncul 6 orang DC ke rumah saya. Awalnya 2 orang, lalu panggil teman2nya. Kelakuan sudah seperti preman, teriak-teriak, merapat ke pagar, beberapa tidak pakai masker pula. Bukannya melanggar etika DC & protokol covid ya kalau seperti ini? Ga habis pikir saya.

    Mereka memaksa pihak kami untuk datang ke kantor dan nego, hingga harus tanda tangan surat ketersediaan dengan materai baru mereka mau pergi, Kalau dari cerita Mba Klaudia, meski datang ke kantor pun ternyata tidak selesai ya, malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan.

    Sekalian saya numpang tanya disini, barangkali ada yang bisa membantu..
    Apa ini sebaiknya dilaporkan lewat jalur hukum saja ya? Gimana ya prosedur penyelesaian yang terbaik? Terima kasih

    • 30 Juni 2021 - (17:47 WIB)
      Permalink

      Pengalaman serupa mba Shanty,
      Di awal Juni 2021, saya tiba-tiba ditagihkan 2 tagihan kartu kredit yaitu 1 CC Mega Carrefour dan 1 CC Mega Visa, dimana nama lengkap di data tersebut tidak sepenuhnya benar nama saya.
      Pertama kali saya di telpon oleh Rolan Timoti (+62 822-8181-7500) dan diinfokan kalau saya punya tagihan 2 CC dari tahun 2015, saya sampaikan bahwa saya tidak pernah menjadi nasabah bank Mega dan ybs mengarahkan saya utk menghubungi Pak Roby/Ibu Rusti di nomor 08041500010, saat itu saya coba menghubungi nomor tsb namun tidak tersambung.
      Karena saya curiga dan kahwatir data saya disalahgunakan oleh oknum saya mencari tau kemungkinan-kemunginan yg bisa terjadi dan bagaimana data saya / CC tsb digunakan tanpa sepengetahuan saya.
      Dalam prosesnya Rolan tdk pernah berhenti menelepon ke kantor di no tlp unit yang bukan unit saya bekerja, tp mereka tdk punya nomor HP saya (nomor HP sudah digunakan sejak lama) pada saat mereka minta no HP saya tidak memberikan.
      DC Rolan tidak berhenti meneror tlp kantor terus berlanjut sampai dengan sekarang, hampir setiap hari lebih dari 30 panggilan sehingga mengganggu aktifitas kantor.
      DC Rolan mengintimidasi recepsionis, berbicara yang meresahkan dan mengatakan saya beritikad buruk dengan mengancam petugas lapangan mereka yang datang dengan ambon-ambon.

      Tadinya saya beritikad baik datang ke kantor Bank Mega Kuningan mencoba menyelesaikan masalah ini baik-baik, namun setelah saya membaca banyak keluhan mengenai sistem Bank Mega saya jadi mengurungkan niat saya. Khawatir niat baik malah dimanfaatkan dengan tidak baik seperti kasus mba Klaudia dan lainnya.

      Mohon info bagiamana bila menempuh jalur hukum perdata & bagiamana prosedur penyelesaian yang terbaik?
      Semoga ada yg bisa membantu…
      Terima kasih

  • 8 Agustus 2020 - (16:55 WIB)
    Permalink

    Mengutip kata-kata mbak claudia : ” Saya ingin banget korban2 teror debt collector bank Mega bersatu utk ngelawan”. demen banget saya, yuuuk bersatu biar negeri ini tidak dipenuhi preman-preman DC Bank Mega tsb. kapan dan dimana untuk bisa bersatu ???…….

  • 14 Oktober 2020 - (09:40 WIB)
    Permalink

    Ayu DC bank Mega. Itu nama samaran. Gw ada foto aslinya dia . Dan gw tau orangnya yg mana ???
    Orangnya kurus rambutnya pirang
    Jangankan dia pacarnya aja gw tau. .
    ???
    Samperin apa

  • 17 November 2020 - (19:38 WIB)
    Permalink

    Saya may banget kalo d buat grup untuk melawan bank mega. Karna sy salah 1 nasabah yg teman2 sy d telpon oleh kolektor bank mega

  • 3 Januari 2021 - (00:37 WIB)
    Permalink

    Saya pernah baca artikel bahwa ada pengacara juga diteror sama DC Mega padahal dia tidak menggunakan CC tapi temannya. Mungkin kita bisa konsultasi disana karena dalam kondisi ekonomi saat ini bank mega juga tidak perduli. apakah tidak ada jalan keluar bagi rekan2 termasuk saya untuk mendapatkan solusinya, kalo sampai tidak ada maka hukum sendiri saja yang diberlakukan karena tertutup saya lihat solusinya dr artikel ini. Banyak rekan2 yang diluar sana tidak mengetahui bagaimana solusinya apalagi akibat pandemi ekonomi sangat sulit banyak rekan2 yang dikeluarkan dari kerjaan dan banyak yang stress. kumpulin saja di group WA korban intoleran dari DC bank mage. Saya mau bergabung dan akan menginfokan rekan2 yang bernasib sama…

  • 31 Maret 2021 - (21:42 WIB)
    Permalink

    saya sendiri masih belum ngerti kenapa sampe ada istilah kontak ‘kesedot’, mungkin dari pihak kominfo bisa menyelidiki hal ini karena sudah jelas itu melanggar otoritas penggunaan dan kewenangan data.
    dan kebanyakan pinjol yang ‘nakal’ tidak terdaftar di OJK biasanya kurang sopan untuk urusan menagih.
    untuk yang mau baca baca artikel terkait pinjaman bisa ke https://bpkb-ku.com/

 Apa Komentar Anda mengenai Bank Mega?

Ada 73 komentar sampai saat ini..

Ayu Debt Collector Bank Mega Bilang Bahwa Komplain Saya Kemana Pun Tid…

oleh Klaudia dibaca dalam: 4 menit
73