Tagihan Listrik Membengkak

Kepada Yth.
PT. PLN (Persero)
Distribusi Lampung

Surat ini saya tujukan kepada Pihak PT. PLN khususnya, dan juga pengguna PLN lain yang mungkin mengalami hal yang sama seperti saya.

Kejadian ini bermula pada saat saya ingin membayar tagihan listrik saya di awal bulan Juli. Saya kaget melihat tagihan listrik saya melonjak dari yang biasanya berkisar Rp100.000 s.d. Rp200.000, menjadi Rp782.000 di bulan Juli ini. Saya kaget melihat jumlah tagihan tersebut.

Lalu saya mencoba untuk mendatangi PLN ULP Talang Padang untuk konfirmasi perihal hal tersebut pada tanggal 06 Juli 2020 dengan membawa Foto Posisi KWH Meter 38.360.

Pihak PLN ULP yang saya temui mengatakan:

“Tagihan bapak sudah benar karena waktu di bulan Februari s/d Mei, Pihak PLN tidak memfoto meteran listrik bapak karena sedang dalam Kondisi Pandemi, maka tidak ada petugas yang memfoto meteran bapak”.

Lalu baru pada bulan Juni, tepatnya tanggal 27 Juni 2020, Pihak PLN baru bisa mengecek Meteran Listrik saya dengan jumlah 38.311 KwH Meter. Apabila dihitung dari tanggal 27 Juni 2020 sampai dengan tanggal 06 Juli 2020, itu baru berselang 10 hari. Bila dijumlahkan adalah (38.360 – 38.311 = 49 KwH) lalu dibagi selisih hari (49 Kwh / 10 Hari = 4,9 KwH Meter rata-rata perhari). Apabila dikalikan jumlah jumlah rata rata hari dalam 1 bulan (4,9 Kwh x 30 Hari = 147 Kwh Meter dalam sebulan). Sedangkan dari data yang saya terima dari Pihak PLN (terlampir) jumlah KwH meter yg saya pakai adalah 526 Kwh Meter terdapat selisih pemakaian yang 379 Kwh.

Mohon dijelaskan oleh Pihak PLN, ini alasan apa ya? Anda kan bergerak di bidang jasa, kalau anda tidak memfoto meteran saya, lalu tagihan listrik yang saya bayar di bulan yang lalu maksudnya tidak valid? Sebagai tambahan informasi, saya membayar tagihan PLN melalui e-commerce setiap bulan.

Logika saja, tagihan yang keluar melalui e-commerce, sudah pasti diterbitkan oleh PLN karena tidak mungkin pihak e-commerce mencatat penggunaan saya setiap bulan. Karena kesal, kami meminta si petugas mengecek kembali ke pusat, dan kembali lagi apabila sudah ada solusi.

Singkat cerita, petugas PLN ini pun tetap dengan alasan kenapa tagihan naik dikarenakan petugas tidak memfoto meteran selama 4 Bulan lalu, sehingga ada tagihan pada 4 bulan terakhir yang tidak terfoto dan terekam oleh mereka.

Cara mereka menghitung tagihannya adalah dilihat dari penggunaan rata-rata tagihan listrik saya bulan-bulan sebelumnya, lalu diambil rata-rata. Kekurangan itu lalu ditambahkan ke tagihan bulan Juli. Alasan ini cukup tidak masuk akal buat saya, kenapa kelalaian petugas menjadi tanggung jawab saya sebagai pengguna? Kami kecewa sekali dengan alasan ini.

Saya cukup bingung dengan logika ini, kenapa PLN tetap bersikukuh ada tagihan saya yang tidak terfoto oleh Mereka, dan saya harus bertanggung-jawab membayar atas kelalaian mereka. Saya juga bekerja di bidang jasa, dan saya paham betul kepuasaan konsumen seperti apa. Logika ini tidak masuk dalam nalar saya. Kalau memang petugas tidak bisa memfoto KwH Meter dalam beberapa bulan, lalu kenapa penagihannya dikeluarkan di Juli? Kenapa kelebihan pemakaian saya tidak keluar di bulan Juni ? Kenapa tidak ada petugas backup yang melakukan foto meteran tagihan?

Tolong berikan solusi yang baik ke konsumen. Si petugas PLN malah bilang tagihan saya bisa dibayar mengangsur. Saya tidak perlu diangsur! Saya mampu bayar! Tapi yang saya tidak paham adalah logika dari Anda yang menurut saya sangat mengada-ada!

Saya tidak ada menambah daya, tidak ada menambah alat elektronik, selalu bayar tagihan listrik di awal. Yang kami dapat di sini malah sering ada pemadaman listrik, dan sekarang ada lonjakan tagihan listrik yang diakibatkan oleh kelalaian petugas PLN. Aneh!

Saya tunggu itikad baik dari PLN untuk menuntaskan persoalan ini.

Kurniawan
Talang Padang, Kab. Tanggamus
Lampung

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

12 komentar untuk “Tagihan Listrik Membengkak

  • 10 Juli 2020 - (08:24 WIB)
    Permalink

    Bukan cuma bapk yang ngalamin hal seperti itu. Hampir semua pengguna PLN. Tagihannya membengkak selama pandemi. Alasannya sdh seperti yg bpk utarakan tadi. Petugas tdk memotret meteran tapi merata2kan pemakaian dengan perhitungan seenak2nya menaikan angka. Ini sngt keterlaluan. PLN tidak bersimpati pada rakyat yg lagi susah akibat Corona. Tidak semua pelanggan PLN dapat gratis. Kasihan yang daya 900 Ke atas. Sy berasumsi sengaja dinaikan untuk menutupi biaya subsidi yg digratiskan bagi pelanggan daya 900 ke bawah…kurang adilah…

  • 10 Juli 2020 - (10:58 WIB)
    Permalink

    kalau saya baca tagihannya sudah betul sesuai meter anda. pada bulan2 sebelumnya pln menagihnya yang kurang sehingga menumpuk pada bulan juli. Jadi anda bayar pada bulan2 sebelumnya terlalu murah.
    Kebalikannya milik saya, rata2 saya bayar 500rban (listrik 2200), pada bulan maret,april, mei bayarnya jadi 800-900. bulan juni hanya bayar 100 lebih karena bulan sebelumnya lebih bayar bayar. bulan juli normal lagi 500an.
    Menurut pln mereka tidak menfoto meteran karena masa pandemi covid 19 jadi beberapa bulan tidak difoto.

    • 10 Juli 2020 - (16:08 WIB)
      Permalink

      Yg jadi permasalahan saya adalah ini kan kelalaian dari pihak PLN, tapi mengapa saya selaku konsumen yg harus menanggung konsekuensi nya,, apabila di rata2 kan pemakaian perbulan dari beberapa bulan yg lalu pemakaian saya tidak pernah lebih dari 150 kWh meter,, kalo pembayaran dari 500 ribuan naik sampai 800 – 900 ribuan itu hanya 2x lipat nya,, sedangkan saya dari pembarayan rata2 100-200 ribua, langsung melejit sampai 800 ribuan,, pemakaian saya normal karena pekerjaan saya tidak bisa di lakukan di rumah selama pandemi,, jadi bisa di asumsi kan pemakaian saya tidak ada peningkatan selama pandemi,,

  • 10 Juli 2020 - (16:44 WIB)
    Permalink

    Saya sama sekali gak bela PLN, bahkan saya sepanjang beberapa bulan terakhir ini sempat naik turun fluktuatif 2xx, 3xx, 4xx ribu. Tapi memang kalau dilihat secara keseluruhan dari awal sampe akhir, yah memang rasanya kira2 pas. Jadi waktu saya bayar 2xx itu “terlalu murah” entah apa pun alasannya (salah baca, salah foto, petugas malas, gara2 covid dll) padahal memang pemakaian saya seharusnya 3xx ribu.
    Sebaliknya ketika saya ditagih 4xx ribu itu 100% juga “terlalu mahal” karena pemakaian riil saya 3xx ribu. Tapi nominal 4xx ribu itu ya GARA2 saya pernah ditagih 2xx ribu tersebut.

    Nah kalau saya lihat histori-nya, kan rata2 Anda bayar > 170 ribu, bahkan kadang pernah > 200 ribu. Berarti waktu ditagih < 100 ribu, & bahkan < 70 ribu, itu "kesalahan" alias "terlalu murah."
    Nah memang itu kesalahan PLN seperti yang sudah saya tuliskan contoh saya di paragraf paling atas.
    Jadi intinya memang Anda kekurangan bayar ke PLN.
    Tapi memang DALAM PROSES MENUJU ke nominal yang benar tersebut PLN caranya semau sendiri, sehingga bisa tiba2 naik jadi 700 ribu.
    Yah cuma kan Anda kemarin2 juga sempat bayar cuma 70 ribu juga, padahal normalnya kan rata2 kurleb 170 ribu/bulan…

    Jadi kalau hanya sekedar dilihat kenaikan dari tagihan BULAN LALU, ya memang naiknya fantastis. Tapi kalau dilihat Oktober 2019, yah totalnya kan pas.
    Kalau saya lihat sih itu bukan melulu gara2 covid, tapi sejak Oktober itu ada yang gak beres dalam pencatatan meter nya.

    • 11 Juli 2020 - (15:48 WIB)
      Permalink

      Sebelum nya sekedar info tambahan, sejak September sampai dengan awal Januari rumah dalam keadaan tidak di tunggu, dikarenakan sedang dalam proses Rehab,, baru pertengahan bulan Januari 2020 rumah sudah mulai saya huni,,

    • 11 Juli 2020 - (15:49 WIB)
      Permalink

      Itu pun sudah saya jelaskan ke pihak PLN pada tanggal 06 Juli 2020, dengan datang langsung ke kantornya,,

      • 12 Juli 2020 - (10:44 WIB)
        Permalink

        buat pemerintah pusat..
        tolong di perhatikan lah..
        perusahaan2 BUMN yg melayani kebutuhan publik..
        yg masih pake system gaya lama di reformasi lah…
        mereka – mereka yg belum siap jadi melayani masyarakat di pensiun kan aja..
        banyak generasi generasi baru yg siap bekerja…

  • 11 Juli 2020 - (06:27 WIB)
    Permalink

    Saya mengalami hal yang sama. Padahal saya baru bulan maret ini menempati rumah yang baru dibuat. Total kwh berapa (kan tertera di meteran) lalu tagihan berapa… Waktu itu total kwh di meteran baru 360kwh (karena rumah baru) lalu tagihan saya total 1,2jt. Hitung aja sendiri.
    Lalu saya lapor ke PLN. Disana setelah harus berdebat hampir 1jam. Akhirnya kasus saya drop karena petugas membela terus dengan logika yang saya tidak mengerti. Saya kan s1 arsitektur univ di jkt tapi kepala saya pusing mendengar penjelasan si petugas.
    Saya bilang saja.. “Saya tidak mengerti penjelasan mas tapu saya ikhlasin saja”
    Saya pulang.

  • 11 Juli 2020 - (07:23 WIB)
    Permalink

    saya juga mengalami hal sama..
    untuk wilayah indramayu jawabarat.. saya pakai token..
    dengan no ID 14023916217
    biasanya cukup buat 2minggu semenjak pandemi 1minggu sdh habis..
    bukan dapet kompensasi malah naik 100%.. saya harap pemerintah turun tangan ada apa dengan PLN .
    masyarakat kelas bawah jangan beban nya di tambah di saat seperti ini..
    klo pake paskah bayar mungkin bisa pakai alasan di atas..
    tp untuk pengguna pra bayar apa alasan nya…
    yg mengerti cara menghitung nya kebapa bisa bengkak begini tolong bantu kasih penjelasan…..
    karena pengguanaan listrik saya sama seperti biasa..
    saya pake yg 900

    • 11 Juli 2020 - (10:31 WIB)
      Permalink

      Na, memang kalau yang token terus kwh yang muncul di display berkurang, itu di akal saya juga gak bisa masuk. Entah gimana njawabnya.
      Di internet/medsos kan banyak juga prabayar yang ngomong seperti mas nya.
      Tapi di sisi pihak yang lain, banyak juga yang ngakunya sama aja kwh yang muncul dari dulu s.d. sekarang.

      Kalau berkaca dari SP kemarin yang ngomong bahwa meterannya bisa di-atur2, mulai dari bypass dll, jangan2 memang ada setelan nya supaya nominal kwh nya nambah atau berkurang, cepat atau lambat muternya. Entah sengaja atau tidak sengaja, entah pemilik atau petugas, entah oknum, entah alatnya yang rewel/rusak/malfungsi, pusing ribet ruwet.

      Susah dah.
      Makanya, kalau ada kasus2 beginian, sekarang mending yang pra atau yang pasca, coba LOL

  • 1 September 2020 - (18:16 WIB)
    Permalink

    Betul pak kasus bapak sama seperti saya sama persis jawaban pln seperti itu
    Hmm seandainya ada perusahaan listrik swasta saya langsung berhenti menjadi pelanggan PLN.

 Apa Komentar Anda mengenai PLN?

Ada 12 komentar sampai saat ini..

Tagihan Listrik Membengkak

oleh Wawan Wawan dibaca dalam: 2 menit
12