Surat Pembaca

Promo Bundling Indosat Postpaid di JD.id Tidak Sesuai

Hai pembaca perkenalkan nama saya Fian,

Ketika tanggal 1 Juli 2020 saya sedang membuka website JD.id, saya menemukan promo Bundling Indosat Super Plan 300rb/bulan dengan harga 1000 rupiah. Saya juga pernah beli Super Plan Bundling dulu di Gerai Indosat Purwokerto, saya cukup tertarik untuk membeli promo di JD.id tersebut.

Akhirnya pada tanggal 5 Juli 2020 saya membeli paket bundling tersebut. Saya membeli Handphone Samsung Galaxy M11 dengan Bundling Indosat Super Plan 300rb seharga 1.926.000. Singkat cerita tanggal 9 Juli 2020 saya menerima paket tersebut, di dalam box terdapat Handphone Samsung Galaxy M11 dan kartu Indosat Postpaid.

Ketika saya memasukkan kartu tersebut ke dalam handphone ternyata sinyal tidak keluar sama sekali. Saya ganti handphone jadul sama saja. Akhirnya pada hari tersebut saya putuskan untuk menghubungi Call Center JD.id, saya cukup kesal karena Call Center cukup susah dihubungi. Setelah ditelepon saya dialihkan ke email, dan disuruh menunggu karena menghubungi tim terkait.

Pada tanggal 10 Juli 2020 saya mendapatkan email dari Customer Service JD.id untuk menghubungi pihak Indosat terlebih dahulu, dan pada hari itu saya pergi ke Gerai Indosat Purwokerto dengan harapan kartu tersebut bisa digunakan. Dan saya mendapatkan jawaban dari Customer Service Indosat sebagai berikut;

Kami tidak bisa membantu mengaktifkan kartu tersebut karena SOP pembelian perdana Indosat Postpaid adalah pembeli melakukan deposit sejumlah uang yang sudah ditentukan (dalam hal ini Rp300 ribu x 12 bulan, tetapi karena promo harganya cuma 1.000 rupiah) dan Penjual mengaktifkan nomor tersebut. Karena bapak membeli kartu ini di JD.id maka pihak dari mereka yang harus mengaktifkan nomor kartu tersebut.

Setelah mendapatkan penjelasan dari CS Indosat saya menghubungi pihak JD.ID lewat email namun sampai surat ini ditulis saya belum mendapatkan balasan dari JD.id, saya meyakinkan diri mungkin saya mendapatkan kartu yang salah.

Balik lagi tanggal 9 Juli 2020 saya menjual handphone M11 tersebut dengan harga Rp1.850 ribu yang notabenenya rugi Rp75 ribu, dan membeli lagi paket tersebut untuk menyakinkan diri sendiri apakah benar saya mendapatkan kartu rusak atau memang JD.id melakukan penipuan.

Pada tanggal 13 Juli 2020 ketika surat ini ditulis benar saja nomor kartu dari paket kedua yang datang dari pembelian bundling di JD.id mengalami masalah yang sama. Saya benar benar kecewa karena saya merasa tertipu oleh JD.id dan mereka seolah-olah lepas tangan dari masalah tersebut.

Terima kasih.

Firgiawan Arif Nurrahman
Purbalingga, Jawa Tengah

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan JD.id atas Surat Pembaca Fian

Menanggapi surat keluhan yang ditujukan kepada kami oleh konsumen atas nama Fian pada hari Selasa, 14 Juli 2020 lalu di...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Hallo kak , Ada yang bisa di bantu mengenai kendala JDID kak? Ditunggu konfirmasinya ya kak :) *ST

    • Hi kak mohon dibalas dulu email saya, jangan tutup mata. Terimakasih

      • Terimakasih JD.id yang sudah mau koperatif membantu saya menyelesaikan masalah tersebut. Semoga tidak terjadi kesalahan yang sama di pesanan selanjutnya, terima kasih

  • Mantap, sampe beli lagi buat cari bukti...

    Berarti sudah terbukti bahwa yang gak beres marketplace nya ya.
    Terima kasih atas sharing-nya, yang bisa jadi peringatan buat saya untuk menghindari marketplace ybs.

    • Sekarang marketplace/e-commerce semakin menjadi-jadi, saya pernah mendapat voucher cashback 100% hingga 100ribu tapi minimal pembelian 500rb. Kan kalo dibaca secara baik-baik sebenarnya cuma cashback 20%, semoga pelayanan lebih baik dan lebih jujur untuk kedepannya.

      • O ya, sekarang lagi marak yang seperti ini. Banyak memang. Kalo gak salah bahkan online shop sekelas toko buku terbesar di Ind pun kasih promo diskon metode pembayaran tertentu dengan gaya seperti itu (ngomongnya 100%, padahal riil-nya yah gak mungkin 100% berhubung ada transaksi minimum).

        Susah mau diomong, karena REGULASI nya GAK ADA.
        Akhirnya rakyat mesti berjibaku sendiri pintar2an melawan silat lidah korporasi2 yang menghalalkan segala "perkataan/tulisan" demi meraup profit.