Surat Pembaca

Penagihan Kartu Kredit Bank Mandiri Tidak Sesuai Aturan, Meneror Orang Sekitar dan Kasar

Perkenalkan nama saya Vania Veronica, umur 24 tahun. Baru-baru ini saya merasa takut dan kesal karena diteror terus menerus oleh DC Bank Mandiri. Saya sempat stress, setelah kantor saya diteror setiap hari dan berkali-kali. Saya langsung melaporkan ke pihak Bank Mandiri karena kantor saya terganggu.

Memang benar saya mempunyai tunggakan kartu kredit selama 8 bulan. Setelah saya melaporkan tersebut, saya dipanggil ke lantai 6 Bank Mandiri tower. Saya datang, saya bertemu dengan ibu berkerudung, tapi saya tidak tahu namanya. Nah di situ saya jelaskan bla bla bla tentang masalah saya dan keluarga, saya cerita kan semua kondisi saya keluarga dan bla bla bla jujur. Saya mengajukan permohonan keringanan pembayaran pokok saya dengan cara dicicil, saya juga sudah mengisi formulirnya.

Di sela-sela pembicaraan ibu itu bertanya kepada saya, bapak kerja di mana. Otomatis saya jawab di pabrik ini bla bla. Saya pikir ya cuman nanya biasa saja sesama manusia. Saya balik kerja eh tahunya 1 jam kemudian saya ditelepon orang rumah, katanya bapak saya pulang ke rumah marah-marah. Ternyata alasan di balik ibu tadi tanya kerjaan bapak saya gunanya untuk diteror sama pihak sana. Sampai bapak saya malu dan risih karena beberapa hari diteror terus sampai bapak gak mau kerja lagi.

Apakah itu cara penagihannya benar? Menagih ke orang tua saya yang gak tahu apa-apa dan karena itu saya berselisih paham dengan bapak saya. Apa yang saya ceritakan sama ibu tadi seperti bahan untuk ejekan mereka dan bahan untuk mengadu domba saya dengan bapak saya.

Sebelum kantor bapak saya, kantor saya terlebih dahulu yang diteror, meneror dengan telepon terus menerus ke tempat kerja saya. Setiap yang mengangkat teman saya, dikasih tahu semuanya kalau saya punya hutang di sana. Apakah itu masuk dalam aturan penagihan? Mencemarkan nama baik saya ke semua teman-teman saya. Apakah itu wajar dan masuk aturan? Mbaknya juga bicaranya kasar dan keras. Sempat saya bilang mbak itu meneror, tapi malah bilang “Iya itu memang tujuan neror-neror supaya anda dipecat, hutang Anda lunas “. Gila kan, tujuan mereka meneror agar saya dipecat, hutang lunas.

Memang saya salah punya hutang, tapi saya juga gak mau punya hutang kalau beban saya tidak seperti ini. Saya ceritakan masalah keluarga saya, aib keluarga itu bukan untuk dicaci maki karena memang benar-benar kondisi yang tidak mendukung untuk membayar. Saya tidak lari kok dari dulu, hanya saja saya beranikan diri sekarang ini karena dukungan dari grup WA yang saya ikuti dan orang-orang yang terkena serupa dengan masalah saya. Saya tetap akan bayar, saya hanya minta keringanan bayar pokok sesuai kemampuan saya.

Tentang keluhan saya perihal meneror kantor dan kantor bapak saya mohon segera ditindaklanjuti. Tolong yang mengerti hukum tentang penagihan kartu kredit, saya mohon bantuan dan bimbingannya untuk saya. Terima kasih.

Vania Veronica
Solo, Jawa Tengah

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank Mandiri atas Surat Pembaca Ibu Vania Veronica

Mohon maaf atas ketidaknyamanan Ibu Vania Veronica dan terimakasih atas masukannya. Sehubungan dengan pengaduan Ibu, pada tanggal 25 Agustus 2020...
Baca Selengkapnya

Komentar

    • Saya juga sama mbak vania. Kantor bapak saya di teror terus menerus sedangkan tidak ada kunjungan sama sekali ke rumah. Sampai bapak saya di buat malu.

    • Kenapa presiden dan Mentri Mentri nya membagi bagikan uang atau dana KPD mssyarakaat?artinya rakyat sedang susah sedang krisis masa sbg bank BUMN TDK mengerti apa artinya krisis akibat pandemi rosululloh mengajarkan maka tagihlah dengan baik dg etika dan yg ditagih bayarlah dg penuh tanggung jawab dan apabila setelah berusha membayar masih belum terbayar maka akulah yg akan menjadi penanggung KPD umatku yg bersungguh sungguh dlm membayar utang kata rosululloh

      • @Riksa
        “setelah berusha membayar masih belum terbayar maka akulah yg akan menjadi penanggung KPD umatku yg bersungguh sungguh dlm membayar utang kata rosululloh”

        Coba jelaskan, kalau memang seperti itu, kenapa jika yang berhutang telah tiada, maka yang meneruskan membayar cicilan hutang adalah keluarganya/ ahli warisnya.?

        Itu maknanya berusaha sampai tiada bukan berusaha sampai capek.,

  • Kalau tidak salah Bank Mandiri itu Bank Milik Negara.Sebagai Bank Milik Negara kalau tidak salah mestinya cara pandang terhadap nasabanya mestinya lebih baik.Membaca surat keluhan sdr Veronika kok aneh bank milik negara memperlakukan warga negaranya begitu.Bukankah ini jaman susah
    Kalau tidak salah mestinya bank milik negara harusnya paling paham soal kesusahan itu. Jangann jangan cara penagihan model begitu hanya improvisasi oknum yg gagal paham soal filosofi bank milik negara.Atau bank milik negara sudah ketularan cara bank lain yg bukan milik negara.Duhhhh....

    • Ada tata cara dc untuk menagih. Tp saar dc sdh melencang tdk pada aturan itu salah njeh pak, smpai orng yg diteror ditegur atasan pdhal gatau apa2 mskipun anak nya yg slah tp ga shrsnya bgtu meneror orng lain, sya sbnernya blm dewasa saya tau saya takut sya ga paham akan hukum tp saya tau aturan saat orng menagih utang

      • Laporkan saja ke OJK dan BI dengan melampirkan bukti penagihannya yg tidak etis mba, ada UU anti premanisme dan ada aturan BI untuk penagihan hutang apalagi di masa pandemi ini, di google ada alamat email layanan OJK dan BI. Mba buat pengaduan ke Bank Mandiri pusat dengan melampirkan bukti - bukti yang ada dan jangan lupa di cc kan ke OJK dan BI. Jika masih menagih secara kasar laporkan ke kepolisian terdekat dengan menunjukan bukti yang ada. Semoga bisa membantu dan ada jalan keluar dari permasalahan yang mba alami.

        • Syng kak buktnya waktu mbak nya bilang gtu ga sya rekam krna itu tlpon lewat kantor mb, sya nyesel pas itu ga tak rekam, tp bkti lain mngkin diwa yg bilang mau somasi kantor sya dn atasan saya, trus sma yg dr kantor bpk sya itu pasti mau jdi saksi , Tp sya mash nunggu perstujuan prmohonan sya smga sja disetujui dicicil semampu saya

  • Apakah itu cara penagihannya benar?
    Apakah itu masuk dalam aturan penagihan?
    Apakah itu wajar dan masuk aturan?

    Prihal benar atau tidaknya mereka, harus di sadari terlebih dahulu tentang benar atau tidaknya anda.?

    1. Apakah 8 bulan menunggak adalah hal yang wajar.?

    2. “saya hanya minta keringanan bayar pokok sesuai kemampuan saya”. Apakah permintaan anda wajar.?

    3. “Saya tidak lari kok dari dulu, hanya saja saya beranikan diri sekarang ini karena dukungan dari grup WA yang saya ikuti dan orang-orang yang terkena serupa dengan masalah saya.”

    Apakah pertanyaan pada point 2 itu merupakan saran dari grup WA yang anda ikuti.?

    • Tentu tidak, sya hanya mngikuti saran yg tmn2 berikan krna sya takut dr awal dn akhirnha bru2 ini sya dtng kesana memberanikan diri , sbnrnya galbay sdh dr desember dn itu sdh bner2 ga ada uang untuk byr tp saat itu saya diam diam bkan brrrti tdk bekerja tp sya fokua dgn pkrjaan saya dn cr uang sana sini, sya sempat stres tp untun ada tmn dr wa yg kash smngt dn suport supaya berani mngmbil kputusan, krna sya sadar taguhan sya juga bukan pda cc itu tp banyak, bukan mau mnghindr atau lari atau ngikuti saran tmn2 tp sya ingin mslah ini cpt nemu titik terang nya sya tetap byr tp dgn kemampuan saya

      • sya jjur sya mmng tdk mngrti tdk paham stuasi sprti ini jd sya hanya bisa nya takut dan takut smpai i bulan inj sya ga tenang stres gegara mkr ini sya ga ada keberanian buat maju tp stlh diwa dberi dukungan dan baca2 panduan hukjm sdiki mngrti skrng dn mau brsha mmperbaiki smua nya

        • Cara penagihan yang tidak wajar adalah respon dari keseriusan nasabah dalam melakukan pembayaran.

          Kemungkinan besar memang anda telah dianggap lari dari kewajiban sehingga mereka melakukan prosedur pada level yang tidak biasa.

          Anda harus memakluminya karena anda tidak bisa meyakinkan mereka atas kejelasan tunggakan anda.

          Anggaplah masalah ini wajar.

          Ratusan bahkan ribuan orang memang sedang mengalami masa masa sulit seperti anda. Bukan hanya anda sendiri yang stres dibuatnya. Bukan anda sendiri yang malu beribu malu. Tapi hampir rata rata yang memiliki tanggungan hutang mengalami nasib apes ini.

          Tidak ada yang bisa menolong kecuali mengikuti aturan main bank.

          Sudah jelas dalam waktu dekat anda tidak mampu membayar, konsekuensinya anda akan terus terusan di desak dipermalukan di adu domba kan. Ikuti saja alurnya, latihlah kesabaran anda. Itu sudah resiko itu sudah takdir anda.

          Jika memang anda butuh keringanan cicilan atas tunggakan anda. Terimalah pilihan keringanan yang ditawarkan oleh bank, ikuti aturan main bank. Dan patuhi.

          Jangan lagi bersedih hati, jangan lagi beribu malu, jangan pula menyalahi keluarga anda yang kecewa karena anda.

          Orang lain bisa melalui ini dengan tenang.

          Karena disekeliling anda sebenarnya juga mengalami hal serupa tapi mereka pandai menyembunyikannya karena mereka tak berdaya. Mereka sadar tidak bisa berbuat banyak kecuali melunasi hutang. Menunggu ekonomi membaik.

          Dan sembari menunggu, mereka melatih rasa malu, rasa gelisah, rasa takut itu, dengan bekerja lebih giat lagi dan lagi untuk melunasi hutang. Dan ketika hutang itu lunas. Anda akan dengan sendirinya sadar. Kartu Kredit tidak cocok untuk anda, tidak baik untuk anda. Dan bahkan lebih jauh lagi anda akan menasehati orang di sekitar anda untuk menjauhi perkara hutang seperti ini. Karena ini begitu menyakitkan.

  • Kalau sya lari, sya tdak akam peenha mmbyr 1 sen pun, kalau sya jhat, krna musibah tdk tau kpn dtangnya makanya akirnya sya berhnti menyicil krna bner2 kndisi mmburuk, dn smpai skrng, mmng sya tdk baik tp sya mncoba jdi lbh baik , sya tdk malu krna hutang, krna sya berhutang bukan untuk brsennag2 melainkan untuk kbthan

  • 8 bulan nunggak,...
    Tapi masih makan kan.
    Isi paket kan.

    Sebelum anda berbuat hitung dulu gaji kamu.
    Jgn ter ikut ikut gaya.
    Dalam bank tak ada teloransi, rumah ku pernah di sita bank karena usaha saya hancur.
    Tapi tidak seperti rengekanmu,tidak malu kamu buka aib mu di media ini.
    Apa yg kau ambil pulangkan.
    Jangan minta di kasihani.

  • Kasihan dengar cerita Ibu Vania. Memang umur 24 diakui kebutuhannya sangat banyak. Semoga hal ini bisa diselesaikan dengan kekeluargaan.

      • Hahaha ... Kalau dibaca ulang terdengar seperti nyindir ya. Tapi ya memang benar sih umur 24 kebutuhannya banyak belum lagi buat perempuan. Kalau dibanding laki-laki masihlah bisa nabung. Jujur sebagai laki-laki kebutuhan saya juga banyak. Serta mungkin, Ibu Vania tidak punya saudara banyak yang bisa diutangin. Tapi ya faktor di sini itu kasihan nama baik Ibu Vania jadi tercemar karena perilaku DC Mandiri. Mungkin kalau DC nya sopan santun ketika menagih uang setelah 8 bulan, ya Ibu Vania tidak akan bikin Surat Pembaca. Ini bukan nyindir ya, soalnya ibuku juga punya kartu kredit mandiri, jadi kalau suatu saat lupa bayar atau kebutuhan mendesak ya semoga tidak pencemaran nama baik karena ulah DC Mandiri.

        Tapi ya punya motto sebelum membeli kebutuhan, kalau tidak punya pendapatan bulan depan maka tidak memakai kartu kredit bulan ini. Kalau bisa tunai, kenapa harus kredit.

        Semoga kasus ini bisa ditanggapi pihak mandiri dengan baik.

  • Ya.mesti.disisihkan sedikit dari gaji untuk bayar.kan masih kerja.kecuali sudah tidak bekerja.

  • Ngapunten minta maaf krna ga stiap orng tau kluarga dn khdpan orng masing2 mas nya gatau apa sya foya2 atau gaya hidup mewah atau gmna kan gatau, tlong jgn ngejust dlu, sya ga akan pnjang lbr krna ga prlu dcritain jg keorang2 ttg mslah dikeluarga sya, ya mmng hutang itu aib, tp sya berhutang krna mmng bner untuk hal pnting dn mendesak, stiap orng jg pgn ga ada hutang bbas tp mmgn keadaan yg menhruskan itu, maaf krna sya crta dsni bukan mksd apa2 hnya agar pkran sya plong, hutng mmgn hrs dbyrkan entah itu smpai kapan. Oya untuk menyisihkan uang maaf sya tdk mmpu krna mmgn gajinya ga sberapa Krna gaji tdk sesuai umr dn dbwah rata2 mash kebawah tp aya ttp bersyukur berapapun yg sya dpt . lmgsung hbs. Paketan pun sya ga beli sya netring kok. Udh gtU aja sih, Maaf jika cerita sya tdk berkenan sya mnta maaf,

  • Ada yang memperhatikan bahwa Klaim ini aneh sekali tidak sih ?
    Di Awal kita membaca "Perkenalkan nama saya Vania Veronica" untuk orang normal pasti kita semua akan berasumsi bahwa penulis SP adalah seorang perempuan. Di Paragraf ketiga Penulis menuliskan "Di sela-sela pembicaraan ibu itu bertanya kepada saya, BAPAK kerja di mana" ?

    Akunnya memakai nama perempuan, tetapi pembicaraan yang di quote "Di sela-sela pembicaraan ibu itu bertanya kepada saya, BAPAK kerja di mana"

    Apalagi penulis menyatakan "lantai 6 Bank Mandiri tower. Saya datang, saya bertemu dengan ibu berkerudung" yang "Dia Tidak Tahu Namanya" menjelaskan “Iya itu memang tujuan neror-neror supaya anda dipecat, hutang Anda lunas “

    Pegawai Bank dengan name tag tertera jelas di Seragam, tidak akan berkata seperti itu. Menurut saya SP seperti ini justru bisa membawa penulis berhadapan dengan hukum.

    • Maksud dari pertanyaan itu bapak-nya Vania kerja dimana? dijelaskan kerja di pabrik. Makanya ketika Vania pulang bapak-nya marah-marah karena bagian penagihan kartu kredit sampai neror bapak-nya ke tempat kerja dia, jadi bapaknya ikutan malu. Jadi Vania itu yang memang perempuan, dan bapak yang dimaksud, ayah (orang tua) dari Vania.