Surat Pembaca

Hanya Ingin Melunasi Kartu Kredit Bank Mandiri

Nama saya Mohammad Saepudin, dengan nomor kartu kredit Bank Mandiri: 4137 1903 09** **87. Saya di sini hanya ingin didengar oleh direktur Bank Mandiri, khususnya bagian kartu kredit. Karena setelah ketemu dengan kolektor Bank Mandiri, tidak ada solusi untuk melunasi kartu kredit, apalagi di masa pandemi seperti ini.

Saya bukan tidak mau bayar, tapi permintaan dari kolektor terlalu tinggi sehingga saya tidak bisa bayar. Saya tetap melakukan pembayaran sesuai kemampuan saya. Tapi beberapa kali rekeningku dibekukan. Saya mohon dibukakan lagi, tapi mau gak mau saya harus mengikuti kemauan mereka. Sehingga saya kesulitan untuk menafkahi kelaurga.

Apa benar ketika saya bayar ke Mandiri itu merugikan pihak Mandiri? Limit saya Rp20 juta dan hutang saya semakin besar sehingga mencapai Rp34 juta. Saya ada itikad untuk membayarnya dengan cicilan sesuai kemampuan saya, sehingga saya bisa angsur tiap bulan dengan lancar dan nafkah buat keluarga juga tercukupi.

Saya sering bayar dengan minimal, malah di bawah minimal, sehingga makin besar tagihan yang ada. Saya mohon kepada bapak direktur dan jajarannya, mohon bantu saya mohon dengar suara saya. Saya mau bayar tapi sesuai keadaan saya, sehingga saya bisa lancar untuk bayar. Saya bukan tidak mau bayar, tapi permintaan dari kolektor saya tidak sanggup.

Dari sini pun saya belajar bagaimana saya harus atur keuangan dan berurusan dengan kartu kredit, khususnya yang di Bank Mandiri. Saya tidak akan kabur, apalagi mengganti nomor hp saya. Saya tetap angkat telepon dari pihak bank.

Bapak direktur dan jajarannya, tolong berikan solusi kepada kami, kami hanya seorang karyawan biasa. Berikan kesempatan saya untuk bisa melunasi. Saya tahu bank Mandiri bukanlah lembaga keuangan seperti lintah darat.

Terima kasih atas perhatiannya.

Mohammad Saepudin
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank Mandiri atas Surat Bapak Mohammad Saepudin

Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang Bapak alami dan terima kasih atas masukannya. Menindaklanjuti pengaduan Bapak perihal di atas, pada...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • @mandiricare Terima kasih atas informasi yang diberikan, perihal tersebut akan kami teruskan ke unit terkait. Tks~Gwen

  • Masa pandemi begini memang banyak orang dan keluarga yang susah akibat perekonomian ambruk.

    Semoga masalahnya cepat selesai dan mendapatkan jalan terbaik.

    Cuma sisa saldo anda di ATM mandiri berapa sampai mereka membekukan? Biasa sih diatas 1 jutaan mungkin saldo di dalamnya. Kenapa tidak di pindahin ke bank ATM lain? Karena bank tidak boleh ikut campur kalau kita ada uang di ATM lain. Kalau di bantu pasti bank tersebut akan kena masalah

  • Pak Saepudin,Bank Mandiri itu bank milik negara,bank BUMN. BUMN didirikan sebagai soko guru perekonomian nasional.Sekarang kondisi sedang susah
    Pemerintah sudah menyatakan kondisi luar biasa.Kota kota besar spt Jkt dan Surabaya berlalukan PSBB.
    Saya yakin Bank Mandiri akan menjadi bagian dari negara yang paling paham kondisi rakyatnya.Perlakuan Bank Mandiri terhadap nasabah cerminan perlakuan negara terhadap rakyatnya.Jadi kalau Bapak diperlakukan seperti itu pasti bukan Bank Mandiri mungkin Bank Mainadiri..Bank Main Menangnya Sendiri atau apa gitu Pak.

    • Gk usah jadi kompor. Bapak yang bersangkutan dan Bank Mandiri sudah berkomunikasi. Biarkan mereka menyelesaikan masalah itu. Bapak memang punya hak berpendapat tapi bapak gk bisa memvonis suatu lembaga berdasarkan pengalaman ketidaknyamanan bapak. Pengalaman bapak, bapaklah yang menciptakan, bukan Bank Mandiri. Bank tahu nya cuma kasih limit, terima pembayaran berdasarkan ketentuan. Lain kali kalau mau pakek sesuaikan dengan kemampuan, bukan sesuai kemauan biar gk nyusahin diri.

  • Kalau Mas Okky pegawe bank sungguh menyedihkan pemahaman soal perbankan cuma segitu. Mengutip pernyataanya " Bank tahunya kasih limit dan menerima pembayaran sesuai ketentuan...".Semoga anda bukan pegawi bank.Sebab kalau ya...waduhh..

    • Gk usah kejauahan ngurusin pegawai banj pak. Fokus aja bijak menggunaan kartu kredit. Semua orang juga gk akan tahu akan terjadi pandemi corona yang menghancurkan ekonomi baik yang kaya maupun yang miskin. Corona membuka mata setiap orang tentang cara menggunakan uang. Percuma bapak, saga pribadi atau lainnya ngomel ngomel kalau gk ada kesadaran diri dalam menggunakan kartu kredit. Jangan berpikir kartu kredit itu uang gratisan. Kartu krediy itu pakai ya bayar. Gk perlu bawa bawa BUMN vs Swasta. Bank manapun gk akan mau rugi. Bank bukan punya nenek moyang. Sekarang balik lagi cara menggunakan kartu kredit. Kalau besar pasak daripada tiang ya gk jauh beda sama negara terus terusan ngutang.

  • Kartu kredit, untuk dapetin limit pakai permohonan... Untuk bayar juga pakai permohonan... Limit saya aja ga ada yang dua digit, tapi untung juga sih jadi pembayarannya masih bisa dilunasin 2x gajian... Limit 20 juta dipake semua, saya ga akan ngerti gimana lunasinnya... Tapi bener, money management itu perlu.

    • *Seharusnya* kan limit besar disertai pendapatan yang besar pula (sesuai peraturan BI). Tapi ya memang kadang ada yang "canggih," pendapatan kurang tapi sukses dapat limit besar.

      Selain itu memang money-management itu mutlak.
      Contoh: limit besar, pendapatan besar/"cukup" tapi ngepas dengan limit, gak ada aset/tabungan dana darurat, eh aji-mumpung punya limit besar, setiap bulan dipake maksimum (merasa toh bulanan cukup buat bayar - walaupun ngepas pas2an). Tiba2 kena musibah (perlu pengeluaran ekstra karena ada yang sakit/kecelakaan, gara2 covid pendapatan dipotong, dll).
      Langsung puyeng.

      Kalau menurut saya, yang terlilit hutang KK pasti (pernah) kurang bagus money-management-nya. Karena pada awalnya dia apply KK & mendapatkan limit sekian, pasti pada waktu tersebut kondisi keuangan jelas mencukupi/sesuai dengan limit tersebut. (Kecuali kalau "canggih" tersebut di atas. Tapi kalau memang limit tidak/kurang cocok dengan pendapatan asli, harusnya yah jangan di gas pol penggunaannya, istilahnya "nyadar" kalau dapat limit gede hanya gara2 "canggih" tersebut hehehe.)
      Jadi menurut saya agak beda kalau dibandingkan dengan yang terlilit hutang pinjol/lembaga pembiayaan lain selain KK.
      Atau KK nya habis limitnya karena dibuat ambil tunai? Wah kalau ini mah ya mirip jadinya dengan pinjol...

  • Saya pengguna kredit dengan limit puluhan juta. Tp saya selalu pakai sebagai CC sbg utang produktif. Untuk bantu Cashflow usaha. Tetap bijak menggunakan kartu kredit ya jgn ikutin gaya hidup. Pakai sesuai kemampuan bayar. Trik saya sih klo dh gk mampu lagi mending macetin total. Resikonya nanti diteror terus sama DC. Setelah ada uangnya. Baru ajukan negosiasi potongan bunga 100% ke bank. Inget ya ajukannya negosiasi klo dh punya duit... Dibikin kolek 5 aja dulu.

  • Semua itu tidak ada yg mau rugi ..pihak bank juga ga mau rugi .kami
    Ada ponjaman juga .dan ini sedang dalam penangguhan akan tetapi penaguhan
    Bunga tetap berjalan bunga itu di bayarkan stelah penangguhan berahir
    Penangguhan selama 6bulan bunga terkumpul 5jt lebh .tapo londisi makin ga jelas ..solosinya juga lagi bingung ...tidak dapat bantuan..apalagi bakalan tidak bisa tokup lagi karna adanya korona ini .....