Petugas Collection Bank UOB Tidak Menggunakan Identitas dan Banyak Berjanji

Yth, Managemen Bank UOB Indonesia.

Sebelumnya perkenalkan nama saya Fajar Al Hakim nasabah KK (Kartu Kredit) dari Bank UOB dengan nomor KK 4219-20**-****-3562. Saya sudah menggunakan KK UOB dari Tahun 2018 yang dimana pada saat ini salah satu salesnya pernah datang ke kantor kami di daerah Jakarta Utara.

Dalam proses penggunaan KK UOB tersebut memang saya tidak ada kendala pembayaran. Pada awal 2019 saya beralih lokasi kerja dari Jakarta ke Site NTB (Nusa Tenggara Barat) tepatnya di Kabupaten Dompu. Dikarenakan lokasi kerja yang berada di pedalaman daerah dan kesulitan akan komunikasi (Sinyal GSM) di lokasi juga lokasi mesin ATM yang jauh dari lokasi kerja (10 Jam/PP) saya mulai mengalami kesulitan dalam proses pembayaran KK UOB tersebut. Permasalahan ini berlangsung sampai dengan akhir tahun 2019, karena pada akhir tahun 2019 saya bertepatan dengan cuti saya kembali melakukan komunikasi dengan UOB untuk menyelesaikan permasalahan pembayaran tersebut.

Di awal tahun 2020 saya kembali ke site (Lokasi kerja), dimana juga bertepatan dengan wabah Covid-19 mengakibatkan rotasi untuk pulang ke Jakarta/Bekasi ditunda sampai kondisi tidak normal (sesuai dengan Procedure Pemerintah Daerah dan Perusahaan). Pada saat ini kembali saya mengalami hal yang sama untuk melakukan Pembayaran dan berkomunikasi dengan pihak bank UOB. Kendala saya adalah lokasi untuk menuju mesin ATM yang jauh dari site dan sinyal GSM yang tidak terjangkau di lokasi sehingga saya tidak dapat berkomunikasi dengan pihak bank UOB, namun saya masih memantau Lembar Tagihan UOB saya melalui email yang dikirim oleh pihak UOB sampai dengan Maret 2020 (Sinyal Internet ada menggunakan Vsat Kantor).

Kemudian pada awal bulan September 2020 ini salah satu pihak yang mengaku bagian Collection dari UOB menghubungi saya melalui whatsapp chat atas nama Selly Chandranaya dengan nomor 0838-0783-57**. Komunikasi melalui media whatsapp tersebut kami mulai dari pemberitahuan mengenai total tagihan KK UOB saya, saya pun sampaikan bahwa saya ada itikad untuk dapat menyelesaikan masalah pembayaran KK UOB saya.

Dalam komunikasi dengan bagian Collection tersebut melalui whatsapp, saya juga ditawarkan program keringanan pembayaran KK UOB, dan saya pun meminta ybs untuk dapat menyampaikan programnya tersebut melalui email saya. Selanjutnya saya mencoba menawar nilai pembayarannya yang dilakukan setiap bulannya sesuai dengan kamampuan saya, hal ini saya sampaikan dalam kondisi permasalahan Covid-19 ini saya pribadi tidak bisa menjamin pembayaran dengan nominal yang besar, sehingga nilai pembayarannya saya sesuaikan dengan kemampuan saya.

Setelah komunikasi tersebut berlangsung di media whatsapp, saya diarahkan untuk melakukan pembayaran pertama terlebih dahulu. Namun karena saya belum tahu detail tagihan KK UOB saya, dimana billing (lembar tagihan) saya hanya dikirim via email sampai dengan maret 2020, maka saya meminta terlebih dahulu lembar tagihan setelah bulan maret 2020 sampai bulan ini. Kemudian saya diarahkan untuk menghubungi Call center UOB jika berkaitan dengan Lembar Tagihan, dengan kondisi dimana sebelumnya saya jelaskan bahwa saya kesulitan komunikasi mengggunakan sinyal GSM di lokasi saya mencoba mengirim email ke uobcare@uob.co.id dengan nomor tiket id :

1. 201005102455_Fajar Al Hakim_Permohonan Pengiriman Lembar Tagihan
2. 200928116230 _Fajar Al Hakim_Lembar tagihan

Setelah itu komunikasi whatsapp masih dilanjutkan agar saya tetap melakukan pembayaran terlebih dahulu sambil menunggu Lembar Tagihan dikirmkan. Saya tetap menyampaikan bahwa saya akan melihat dahulu tagihan saya sebelum membayarkan KK tersebut.

Pada tanggal 30 September 2020 saya dihubungi melalui whatsapp call oleh bagian Collection tersebut, dengan informasi yang sama bahwa saya tetap membayarkan dahulu pembayaran pertamanya sambil menunggu Billing dan juga dalam pembicaraan tersebut ybs membawa-bawa atas nama Managemen Bank UOB Indonesia (Rekaman Audio tersimpan) dengan akan ada bantuan potongan dibulan depan, akhirnya saya melakukan pembayaran pertama melalui bantuan rekan saya di kota melalui Bank BRI.

Tanggal 1 s.d 6 Oktober 2020 saya selalu mengirim whatsapp kepada ybs bahwa saya masih belum mendapatkan lembar tagihannya. Karena saya merasa curiga, saya meminta identitas ybs (ID Card Karyawan UOB) kalau memang benar ybs adalah karyawan UOB, namun tidak ada tanggapan kembali pada wahstup chat.

Dari permasalahan dan kronologis tersebut, saya melalui media konsumen berharap dapat komunikasi langsung dengan managemen pihak Bank UOB, dimana:

  1. Cara komunikasi dengan nasabah yang dilakukan bagian collection melalui media whatsapp haruslah menyertakan identitas karyawan bank UOB nya atau identitas resmi.
  2. Penagihan kepada nasabah harus didasari oleh lembar tagihan (billing).

Dari 2 point tersebut saya rasa sudah ada didalam mekanisme Bank Indonesia dan juga OJK :

– PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14 / 2 / PBI / 2012
– SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 14 / 17 / DASP
– PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11 / 11 / PBI / 2009
– POJK 11 (RESTRUKTURISASI)

Kemudian perlu diketahui juga untuk Peraturan Perlindungan Konsumen pada peraturan :

– UU No. 8 Tahun 1999 (PERLINDUNGAN KONSUMEN)

Juga terkait hal tersebut dimana sampai sekarang saya masih belum mendapatkan identitas ybs juga lembar tagihan KK UOB saya hal ini bisa dikaitkan dengan pasal pidana (Penipuan). Untuk bukti capture chat whatsapp saya, email dan rekaman telephone sudah saya siapkan dan saya simpan.

Sebelum saya kembali ke Jakarta untuk membuat laporan tersebut kepada pihak berwajib, OJK, BI dan YLKI saya berharap komunikasi baik dari pihak managemen bank UOB atas permasalahan tersebut.

Terima kasih

Fajar Al Hakim
Bekasi, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

16 komentar untuk “Petugas Collection Bank UOB Tidak Menggunakan Identitas dan Banyak Berjanji

  • 9 Oktober 2020 - (10:33 WIB)
    Permalink

    maaf pak ada bbrp pertanyaan klo berkenan dijawab
    1. Awal tahun sampe akhir tahun 2019 apa sama sekali tidak pernah ke tempat yg agak “kota”an dikit gitu?
    2. Selama tahun 2019 itu apa sisa tagihan yg blm dibayar cuma yg waktu sebelum bpk pindah ke pedalaman itu? Apa selama anda di pedalaman anda sama sekali blm pernah pakai UOB nya?
    3. Ketika anda sempat kembali ke kota di akhir thn 2019, apa sudah dilunasi tunggakan pembayaran yang pending di awal tahun (kalau memang selama anda di pedalaman anda ga pernah pakai UOB nya)? Lalu kenapa ga ditutup aja pak kartunya, ntar kalo udah balik ke kota kan bisa apply lagi atau kalau sudah dilunasi dan ga mau ditutup, selama di pedalaman kartu nya jgn dipakai dulu aja, scr udah pasti klo bpk kembali ke pedalaman kan pasti ga bisa bayar lagi.
    4. ketika anda dihubungi pihak Collection, posisi bpk lagi dimana?

    1
    3
    • 10 Oktober 2020 - (06:29 WIB)
      Permalink

      Bu,

      Untuk masalah keterlambatan pembayaran sudah saya konfirmasi saya akan melakukan pembayaran pada pihak UOB, namun saya perlu tahu lembar tagihan saya sebelum saya melakukan pembayaran. Secara logika ibu belanja sesuatu ke toserba, ibu hanya mendapat total tagihan tanpa struk pembelajaannya, atau ibu mendapat total tagihan dengan nominal saja tanpa ada detail tagihannya. Dalam Mekanisme sebagai konsumen mengenai permintaan lembar tagihan itu adalah hak konsumen.
      Yang ke dua, permasalahannya adalah pihak UOB menghubungi saya tanpa menjelaskan identitas diri dari bank UOB nya. Hal ini pun sudah diatur dalam mekanisme penagihan dalam peraturan BI.

      Mengenai masalah tidak sempat saya menutup kartu dan tidak bs berkomunikasi atau mencoba komunikasi terlebih dahulu dengan pihak bank pda saat itu dalam kondisi saya fokus dengan pekerjaan saya di site.

      Mohon jangan di plintir untuk permasalahan utama saya sesuai dengan judul dan tema surat pembaca saya, adanya komunikasi yg saya lakukan saat ini dan sebelumnya dengan UOB mengartikan bahwa saya tidak lari dari Tanggung Jawab sebagai konsumen. Begitu pula seharusnya pihak UOB sebagai bank besar juga sudah dapat menerapkan mekanisme2 atau aturan nya kepada konsumen.

      Terima kasih

      3
      1
      • 13 Oktober 2020 - (11:12 WIB)
        Permalink

        maaf pak saya bukan buzzer pak.. saya emg agak bingung dengan masalah pembayarannya bapak.

        1. “..karena pada akhir tahun 2019 saya bertepatan dengan cuti saya kembali melakukan komunikasi dengan UOB untuk menyelesaikan permasalahan pembayaran tersebut.”
        Point ini kan bapak lagi cuti, dan sudah berkomunikasi dengan pihak UOB, pada posisi ini apa bpk sudah melunasi semua tagihan nya? Kalo sudah kan beres pak, dan tutup aja kartunya toh jika bpk memaksa tetap memakai nya, malah bapak yg kesulitan lagi kan? Lokasi ATM jauh, komunikasi jelek. Org bank mana mau tau pak kondisi nasabah nya, yg penting tagihan dibayar. Kita jgn berharap bank bs memahami kondisi kita.

        2. “Di awal tahun 2020 saya kembali ke site (Lokasi kerja),…
        Kemudian pada awal bulan September 2020 ini salah satu pihak yang mengaku bagian Collection dari UOB menghubungi saya melalui whatsapp…”
        “Pada tanggal 30 September 2020 saya dihubungi melalui whatsapp call oleh bagian Collection tersebut,…”
        “Tanggal 1 s.d 6 Oktober 2020 saya selalu mengirim whatsapp kepada ybs bahwa saya masih belum mendapatkan lembar tagihannya…”
        Ini saya bingung pak, kan info dr bpk ada di pedalaman yg sangat susah signal komunikasi nya, tp bpk masih bisa WA dengan collector nya? Maaf pak kalo saya gagal paham.

        Saya setuju pak, klo tidak ada tagihan dll dsb, tdk etis cara UOB menagih, saya juga tidak akan membayar klo saya tidak terima tagihan.
        Tetapi maaf sebelumnya pak, kalau memang bpk berniat melunasi segala tunggakan/tagihan nya, kalo saya di posisi bpk, ketika bpk cuti akhir tahun, saya akan segera membereskan urusan dengan bank. Jikalau bapak msh berkenan menggunakan UOB, sebaiknya bapak bisa mengatur dengan keluarga, rekan, sahabat untuk membantu membayar jika ada tagihan. Tapi jika bpk tidak berkenan melanjutkan penggunaan UOB seharusnya bpk tutup kartu saja.
        Katakanlah bpk tetap mau menggunakan UOB tsb, dan bpk sudah tau pasti kalau dipedalaman bpk akan kesulitan signal dan tdk bisa membayar tagihan krn lokasi nya jauh, seharusnya sudah dipikirkan segala kesulitan tsb wkt bapak cuti. Misal:
        -Ketika ada tagihan tp tdk terima email, apa yang bpk hrs lakukan?
        mungkin bisa dicek via call center UOB (entah bpk yg telp atau keluarga)
        -Katakanlah terima tagihan tapi kesulitan bayar bukan krn ga ada duit tp lbh ke lokasi jauh nya ATM, apa yg bapak hrs lakukan?
        mgkn bisa komunikasi via sms ke rekan/kerabat yang sudah diminta bantuan saat bapak cuti.
        Jika segala kemungkinan diatas tdk bisa bpk lakukan dan tdk direncanakan , sebaiknya dr awal bapak cuti itu segera ditutup kartu nya pak, supaya ga menyulitkan di kemudian hari.

        Maaf jika ada salah kata, karena kalau saya lihat sih masalah awal nya ada di cara bapak menangani masalahnya (dalam hal pembayaran). Sudah tau tempat bpk bekerja itu susah komunikasi dan susah utk melakukan pembayaran, tp bpk msh tetap pakai kartu itu.

        • 13 Oktober 2020 - (12:00 WIB)
          Permalink

          Terima kasih bu atas masukannya dan akan saya lakukan saran-saran baiknya.

    • 10 Oktober 2020 - (21:16 WIB)
      Permalink

      BOOM!! Si mba Thiti nanyanya pinter. Om fajar ini cuma nyari celah aja buat menghindar dari kewajibannya, tapi dibikin drama dulu. Sayangnya dramanya basi malah keliatan begonya hehehe

      3
      4
      • 11 Oktober 2020 - (13:04 WIB)
        Permalink

        Iya mas.. Saya memang dibuka sama UOB… Hehehehe
        Saya heran ya mas, kenapa sampai skrng tidak ada konfirmasi dr piha UOB nya ke saya, padahal sudah 2 tiket saa buat melalui call center.. Eh malah banyak buzer2 bayaran UOB yg bermunculan.. Hehehehe

        1
        1
        • 11 Oktober 2020 - (13:13 WIB)
          Permalink

          Kasian Pak fajar.. Yang komentar malah akun dari pihak bayaran banknya.. Dilanjutkan saja pak ke ranah hukum biar kapok dan jera atau dinaikkan lagi ke seluruh media termasuk jejaring sosial.. Sudah jelas cara menagih bank tanpa disertakan tagihan detail nya itu melanggar aturan apalagi pihak yang menagih tidak menyertakan id jelas dari pihak bank.. Semangat pak

          2
          2
    • 11 Oktober 2020 - (14:11 WIB)
      Permalink

      @Thiti

      Nasabah ini terlihat sangat teliti dalam berbagai hal. Dia ingin meyakinkan bahwa orang yang menghubunginya selama ini adalah benar benar orang dari pihak UOB yang di telah di tugaskan untuk menangani tagihannya.

      Karena memang jaman krisis seperti ini banyak sekali penyalahgunaan wewenang.

      4
      1
  • 9 Oktober 2020 - (20:36 WIB)
    Permalink

    Keluar dari inti permasalahan. Yg dimana intinya anda punya tunggakan CC dan gak mau bayar. Tapi meluber kemana2.
    Solusinya gampang kok, bayar tagihan sudah selesai. Saya yakin gertakan anda untuk lapor OJK lah lapor BI lah itu cuma omong kosong.

    3
    6
    • 10 Oktober 2020 - (12:05 WIB)
      Permalink

      Siang mas buzer UOB,

      Saya sudah melakukan pembayaran dan disilahkan dichek ke pihak UOB.. Sekarang bagaimana saya tahu bunga dan denda juga tagihan saya brp lama dan apa saja? Kalau yg diinformasikan hanya total tagihan saja tanpa ada billing atau lembar tagihan?. Coba anda belanja ke toko berbagai macam belanjaan anda tanpa di beritahu struk belanja anda hanya dibilang secara lisan oleh Kasir secara lisan totalnya?. Ini bank loh mas bukan toko kelontong.

      Masalah saya akan lanjutkan ke ojk dan bi sudah pasti mas, selesai tugas saya di site saya kembali ke Jakarta dan sudah saya siapkan bukti2 rekaman juga whatsup nya. Terima kasih

      6
      1
  • 10 Oktober 2020 - (12:10 WIB)
    Permalink

    Banyak aturan dan mekanisme penagihan itu yg salah dilakukan mas. Naikan saja berkas pengaduan ke YLKI, OJK dan Bi. Kalau perlu ke pihak berwajib kalau benar2 mas dirugikan dalam penagihannya. Biar jadi pelajaran buat bagian penagihan lainnya.

    2
    1
    • 10 Oktober 2020 - (12:25 WIB)
      Permalink

      Terima kasih.
      Saya tetap akan membayar tunggakan dan tagihan saya tiap bulannya, namun tetap akan saya laporkan permasalahan ini.

  • 10 Oktober 2020 - (12:21 WIB)
    Permalink

    Wah banyak yah sekarang bujer nya bagian collec bank yg ikut-ikutan komentar, sudah seperti politik saja. Mas fajar sudah melakukan pembayaran tagihan namun masih belum ada billing tagihan nya yah?. Bawa saja ke pengaduan konsumen mas, ini bank kok tidak ada billing tagihan ke konsumennya sama saja penipuan dan pembodohan kepada konsumen loh!!

    5
    2
    • 10 Oktober 2020 - (12:38 WIB)
      Permalink

      Betul bu.. Sudah 2 kali saya melakukan pembayaran setelah saya 2 kali mendapatkan penawaran program keringanan dari UOB. Yang pertama akhir tahun lalu, kemudian bulan september kemarin. Namun lembar tagihan yang biasa dikirimkan melalui email kepada saya tidak ada (terakhir bulan maret 2020). Kemudian awal bulan september 2020 kemarin tiba2 saya dihubungi lagi oleh UOB dengan menginformasikan total tagihan saya, kemudian saya meminta lembar tagihan saya walau sudah saya bayarkan juga sesuka kesepakatan. Kemudian yg menghubungi saya pun tidak menyertakan identitas nya.

      4
      1
    • 11 Oktober 2020 - (15:37 WIB)
      Permalink

      Saran : Lapor langsung ke pihak kepolisian kalau ada bukti percakapan dan lainnya.. Kalau ke OJK sama BI mah gak akan direspon pak, lembaga yg di gaji oleh uang rakyat tahu sendiri kinerja nya.. Dan agar lebih kuat untuk berhadapan hukum bapak ke Lbh dulu untuk meminta pendampingan hukum. Semangat pak

 Apa Komentar Anda?

Ada 16 komentar sampai saat ini..

Petugas Collection Bank UOB Tidak Menggunakan Identitas dan Banyak Ber…

oleh Fajar dibaca dalam: 3 menit
16