Penagihan Kartu Kredit BCA Kasar dan Kurang Ajar Terhadap Orang Tua Saya di Rumah

Saya pemilik kartu kredit BCA 5304 56** **** 6555. Hari ini saya komplain berat sama BCA. Hari ini ada yang datang dari BCA 2 orang laki-laki dan 2 perempuan, naik motor warna putih. Saya sudah komplain sebelumnya ya sama kalian pihak BCA, karena mereka tidak sopan. Hari ini mereka datang teriak-teriak di depan rumah; sudah saya bilang di rumah ada orang tua yang sedang sakit!

Ini bagaimana pihak BCA, gak ada respon mengenai keluhan saya? Mereka ancam akan datang lagi. Jika mereka menagih baik-baik saya pun baik-baik. Mereka sampai menunjuk-nunjuk ibu saya sampai bilang: “Awas lu ya!”.

Saya komplain berat atas caranya. Besok kalau sampai seperti itu lagi saya akan adukan ke pihak berwajib karena mengganggu. Mohon team BCA lakukan investigasi terhadap 2 orang ini. Apakah begini cara penagihan sekelas BCA? Saya ada rekaman tindakan mereka, saya suruh ibu saya untuk rekam untuk bukti.

Kalau mau tagih, langsung ke saya, bukan teriak-teriak di depan rumah. Saya akan laporkan ke OJK dan BI, buktiin kedua orang ini sudah kurang ajar terhadap orang tua saya. Sudah nunjuk-nunjuk orang tua tidak sopan. Kalian diawasi BI dan OJK, seharusnya menagihnya sesuai BI juga dan tidak kurang ajar seperti ini.

Saya tidak mau kejadian ini terulang lagi. Jika mereka besok datang lagi, saya akan laporkan ke pihak berwajib karena sudah mengganggu dan mempermalukan saya dengan cara berteriak-teriak. Sekelas BCA masa seperti ini? Saya kecewa!

Lolita Hermina
Jakarta Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan BCA atas Surat Ibu Lolita

Menanggapi keluhan Ibu Lolita Hermina Sianturi melalui Surat Pembaca di Media Konsumen tanggal 20 Oktober 2020 dengan judul “Penagihan Kartu...
Baca Selengkapnya

94 komentar untuk “Penagihan Kartu Kredit BCA Kasar dan Kurang Ajar Terhadap Orang Tua Saya di Rumah

    • 20 Oktober 2020 - (14:21 WIB)
      Permalink

      @Pemikir

      Dulu, ada Fenomena, Orang kaya baru disingkat OKB. Orang kaya baru jadi bahan omongan karena ulahnya yang nyeleneh.

      1. Urusan pelanggaran.

      Sok sok pinter tau hukum ini tau hukum itu. Bahkan menyebut nyebut pengacara.

      2. Menganggap dia sendiri yang paling KAYA di wilayahnya.

      3. Koar koar ke publik mengenai KEKAYAANnya. Agar semua orang tahu bahwa dia orang kaya yang harus di hargai.

      Jaman sekarang, Fenomena OKB berganti pada Fenomena Orang Miskin Baru (OMB). Yang nyelenehnya sama persis dengan OKB.

      Orang Miskin Baru (OMB).

      1. Urusan pelanggaran.

      Sok sok pinter tau hukum ini tau hukum itu. Bahkan menyebut nyebut pengacara.

      2. Menganggap dia sendiri yang paling MISKIN di wilayahnya.

      3. Koar koar ke publik mengenai KEMISKINANnya. Agar semua orang tahu bahwa dia orang MISKIN yang harus di kasihani.

      Ya, itulah Fenomena dunia. Manusia hanya sibuk dengan Harta. Apa apa dinilai dengan Harta. Yang kaya merasa ingin di hargai, yang miskin merasa ingin dikasihani.

      Padahal awal mula manusia tercipta bukan dari Harta, tapi semua dibangun dari rasa percaya.

      1. Sang pencipta mempercayai manusia untuk mendiami bumi. Agar mengutamakan beribadah sambil menahan menjauhi godaan.

      2. Pasangan anda mempercayai anda untuk membina rumah tangga bersama. Percaya pasangan selalu setia menemani.

      3. Orang tua mempercayai anaknya untuk melanjutkan belajar di perguruan tinggi di luar provinsi bahkan luar negeri. Percaya anak serius belajar.

      4. Begitupun urusan hutang piutang, adanya rasa percaya antara pemberi hutang dan yang berhutang.

      Jika rasa saling percaya hanya di ukur dari Harta. Kaya akan di sanjung sanjung. Miskin sudah pasti akan di injak injak.

      Untuk apa enaknya sanjungan.?
      Siapa yang suka di injak injak.?

      Kalau begitu, janganlah koar koar dengan kekayaan maupun koar koar dengan kemiskinan anda.

      Simpanlah semua itu rapat rapat. Sebelum hal itu akan merugikanmu sendiri.

      Tunjukanlah rasa percaya.

      Walaupun banyak orang orang yang tidak suka dengan apa yang saya bahas. Dan cuek.

      Namun saya tetap percaya bahwa di hari nanti semua akan sadar dengan sendirinya. Ketika sadar itu mereka akan teringat apa yang dia baca ini.

      Percayalah, kita manusia di ciptakan lebih berakal dari makhluk lain.

      Jangan kalian mudah tertipu daya setan. Setan semakin pintar membalut yang haram terlihat halal, yang keji terlihat nyaman.

      Jadilah manusia yang lebih tangguh darinya.

      22
      22
    • 20 Oktober 2020 - (14:20 WIB)
      Permalink

      Rekam & laporkan ke perbankan,OJK & pihak berwajib karena tata cara penagihan DC sudah diatur dalam surat edaran Bank Indonesia.

      9
      1
      • 20 Oktober 2020 - (18:47 WIB)
        Permalink

        Semua ada aturannya diindonesia…klu aku jd ibu langsng tak geret itu dc kekantor polisi…aku jamin itu dc bsknya tdk akan berani lagi kermh???itu dc 2bulan disembunyikan dl sama pihak teman2nya..emng kwrjaan mrka bgtu dengan wajah sangar dan preman..tapi klu kita berani dan tantang mrka iku nyalinya ciut bro…saya brani bilang gini krna saya sudh berulang kali berantem sama dc..

        14
        5
      • 21 Oktober 2020 - (08:02 WIB)
        Permalink

        kalau saya kasusnya beda . cc saya di bank H##C dibobol org, dr awal saya komplain sampe 3 bulan, saya diblg lalai update no hp, seakan2 cari kesalahan, setalah itu dioper ke bagian dc, saya datangin bagian dc, diakui iti dibobol, tp nga bs tutup ccnya, saya ditawarin disc 70%, krn saya tidak merasa melakukan transaksi itu saya tolak, sampe sekarang kasusnya nga jelas, digantung saja, gitu, jgn urusan sama bank dech..ribet, dan hati2 sama data dan no hp, selalu bisa disadap orang nga jelas, bank bank kita selalu kebobolan ama penjahat2 itu, lalu hukumnya lemah, system lemah, yg jadi korban customer, mau aman ya jangan pake semua cc or pinjaman dari bank…

        2
        1
    • 21 Oktober 2020 - (23:50 WIB)
      Permalink

      Klo situ bayarnya lancar bank juga gk bakal nagih sampai segitunya.maka nya jgn hutang,klo merasa hutang y bayar jgn mlah d tgih koar”.hidup lah semampu mu jgn semau mu.biar hidup gk ribet hutang

      3
      1
  • 20 Oktober 2020 - (09:39 WIB)
    Permalink

    #Gerakan Tutup RIBA
    Hidup tenang tanpa RIBA
    Bagi yg menganggap remeh tentang RIBA, search aja digoogle yah tentang Dosa orang yg mati membawa RIBA..
    Ngeri bgt klo tiba” kita mati masih membawa cicilan “RIBA” kartu kredit?

    17
    5
    • 20 Oktober 2020 - (18:52 WIB)
      Permalink

      Klu masyarakat yg pernh kerja diperbankan pasti tau semua bentuk perbankan semua diasuransikan…jd bgtu kita meninggl sdh asuransi yg bayar..tapi beda klu kita utang diteman,sanak saudara sampai mati ditagih klu yg ngutangin tdk ngihklasin.nggak mungkin semua perbankan minjemin tdk diasuransikan bisa 2 tahun itu perbankan tutup alias pailit???.

      4
      2
    • 20 Oktober 2020 - (11:45 WIB)
      Permalink

      Udah ga mau ka dan jangan deh pake CC bank manapun,ga bagus karena mereka awalnya saja baik menawarkan Hutang bahasanya manis banget Giliran nsb macet sedang kesulitan bukannya dikasih solusi yg membantu tp malah di teror dan diancam ga manusiawi

      4
      3
      • 20 Oktober 2020 - (18:52 WIB)
        Permalink

        Betul..tapi mrka itu cuma berani neror lewt tlp toh jg no yg mrka tlp selalu fiktif alias klu kita tlp balik itu no tdk bisa.

        2
        1
  • 20 Oktober 2020 - (11:53 WIB)
    Permalink

    Hidup tanpa hutang, tidur bisa nyenyak walaupun makan sama garam. Apalagi kalo ngutangnya buat cicialan HP. Kelar tuh hidup. Bagi keluarga, saudara, teman dan tetangga – jangan lupa keluarkan zakat, sedekah atau donasi bila ada yg kesusahan.

    • 20 Oktober 2020 - (18:54 WIB)
      Permalink

      Iya emang enak hidup tanpa utang…pasti setiap manusia ada pinginnya.tapi bgtu sdh pernh mengalamai dikejar2 dc dijamin enak tdk berhutang..

    • 20 Oktober 2020 - (20:32 WIB)
      Permalink

      Ya gampang kalau merasa utang ya di bayarin. Jgn selalu alasan ada duit baru bayar. Di balik aja gimana? Duitmu di pimjam ntr di jawab kalau ada duit baru bayar. Setau saya utang banyak di bank pun bs di cicil kok.

      4
      2
  • 20 Oktober 2020 - (11:56 WIB)
    Permalink

    Risiko berutang. Harusnya kalau gak mau diganggu anda luangkan waktu untuk bayarkan sedikit atau minta keringanan langsung ke pihak bank dijadikan cicilan berapa kali gitu kalau memang gak bisa dilunaskan seluruhnya.

    7
    1
    • 20 Oktober 2020 - (12:10 WIB)
      Permalink

      Pak Dimas,
      Maaf memangnya kalo kita sudah laporan ke bank nya langsung apakah dijamin tdk ada DC yang datang kerumah kita ya

      • 20 Oktober 2020 - (12:16 WIB)
        Permalink

        Kalau minta keringanan dan dijadikan cicilan asalkan tetap dibayar sesuai cicilan tersebut ya sudah pasti tidak akan datang penagih. Debt collector bank itu biasanya baru akan datang kalau udah macet hingga beberapa bulan. Sama kayak DC KPR. Jadi menurut saya solusi nya ya bukan lari dari utang tapi meminta keringanan sesuai kemampuan bayar.

        4
        1
          • 20 Oktober 2020 - (12:43 WIB)
            Permalink

            Baiknya telp ke Halo BCA dulu. Tanyakan bisa diajukan secara online atau mesti ke kantor cabang. Siapkan data pendukung seperti permohonan keringanan nya seperti apa, bukti penghasilan/pengurangan penghasilan akibat pandemi, jumlah tanggungan, dan alasannya. Karena setahu saya pemerintah masih memberikan kelonggaran kredit hingga Desember 2020. Dan bunga bank juga sudah diturunkan per tahunnya. Dan kalau ke cabang nanti ke cs dulu baru nanti ke bagian kredit analis. Asalkan data pendukung lengkap bank pasti akan mempertimbangkan.

          • 20 Oktober 2020 - (14:05 WIB)
            Permalink

            Saya nasabah yg jg macet pembayaran. Waktu itu saya tidak bayar hampir 1 tahun. Saya dihubungi DC yg bersangkutan dan minta keringanan. Dikirim formatnya dari mereka (jika mau, akan saya forward untuk formnya). Setelah itu dari mereka akan memberitahukan via email berapa yang akan disetujui per bulannya dan temponya berapa lama. Jika tidak sanggup dengan apa yang mereka ajukan, langsung saja bilang tidak sanggup. Jangan bilang sanggup di awal tapi endingnya malah tidak dibayarkan. Akhirnya berkas saya di lempar ke pihak ketiga mereka (agency) dan sudah mencapai kesepakatan sesuai kemampuan bayar saya. Sebenarnya DC BCA tidak semuanya kasar, asal dari kita ada itikad baik mencoba menghubungi dan melunasi walaupun dengan cara dicicil. Thanks

            2
            1
          • 20 Oktober 2020 - (18:37 WIB)
            Permalink

            Benar sekali kalau customer ada itikad baik gak mungkin kasar. Bank juga memberikan tempo 6 bulan sejak penagihan terakhir tapi tentunya dengan bunga berjalan. Kalau tidak mau bunga berbunga ya harus take action. Negosiasi dengan pihak bank. Saya yakin kok hampir yang komentar disini punya pengalaman serupa. Jadi sudah pasti paham cara dan sistem kerja bank dan DC. Kecuali dari awal tidak ada itikad baik ya apa mau dikata.

            2
            1
          • 20 Oktober 2020 - (22:11 WIB)
            Permalink

            Buat mba lolita yg sabar ya mba…sy jg pasti akan marah jika orang tua sy sampai di perlakukan seperti itu,kalau mbak lolita punya bukti laporkan sj kepolisi atas dasar perbuatan tidak menyenangkan,dan buat bang Dimas sarannya jg oke,namun sy rasa yg di curhatin mbak lolita bukan tagihannya namun cara atau sikap DC nya yg tidak elegan,terlebih bank sekelas BCA harusnya DC nya bisa bersikap asertif dan di bekali dgn win win solusi.

      • 20 Oktober 2020 - (12:27 WIB)
        Permalink

        Tetep ka dtg,dan jika kita laporkan dan dari pihak banknya blm menyetujui pengajuan keringanan kita,kita bs apa,Mau bayar pake apa?cuma kan disini saya menyayangkan caranya,siapapun ga akan mau mengalami hal ini,apalagi menjadikan ortu sebagai tameng?klo saya bs bayar mah saya bayar kalii,dan semua kan ada peraturan SOP nya,,masnya spertinya menggampangkan smoga mas ga mengalaminya yaa terimakasih atas komentarnya

        2
        5
        • 20 Oktober 2020 - (12:31 WIB)
          Permalink

          Doa yang jelek biasanya berbalik. Disini saya hanya memberi saran tapi anda malah menyumpahi saya. Haha. Mudah-mudahan kelar deh hidup anda dari utang. Ingat ya utang itu dibawa mati. Di akhirat juga ditanya utang anda gimana. Dikasih solusi dan saran malah sumpah serapah ke orang lain.

          6
          1
          • 20 Oktober 2020 - (12:41 WIB)
            Permalink

            Lho mas apakah disini saya ada statement tidak mau bayar atau kabur dari hutang??monggo dibaca..kan mas jg blm tau apakah nsb tsb sudah mengajukan keringanan?kesulitan keuangan nsb nya,nah mksd mas disni apa Jg menggunakan ortu sbagai tameng?fungsinya apa kan mas statementnya?ga nyambung

            2
            6
          • 20 Oktober 2020 - (12:45 WIB)
            Permalink

            Terus maksudnya apa saya kasih saran anda malah menyumpahi saya? Kasian banget ya hidup anda. Mau berutang tapi gak ada usaha. Dikasi solusi malah marah2. Pas gesek kartu masih sehat? Sadar itu duit utang bukan tabungan?

            5
            1
          • 20 Oktober 2020 - (14:15 WIB)
            Permalink

            udah pernah ke akhirat pak dimas? tau aje pertanyaan diakhirat nanyai utang hahaha….

            7
            3
          • 20 Oktober 2020 - (16:38 WIB)
            Permalink

            Dedek Irawan, s3tan tidak pernah belajar.agama sih saya maklum.

            4
            1
        • 20 Oktober 2020 - (12:48 WIB)
          Permalink

          Pak Dimas,
          Kalo kita sudah minta keringan belum tentu langsung di acc atau bagaimana
          Terus kalo kita sudah tdk bekerja dan tdk ada penghasilan juga bagaimana yah apa akan berbelit belit prosesnya

          • 20 Oktober 2020 - (12:56 WIB)
            Permalink

            Maka dari itu ada baiknya sebelum datang DC ke rumah sudah harus ajukan dulu keringanan. Saran saya kalau sudah tidak bekerja entah karena di PHK atau semacamnya langsung ke kantor cabang saja. Nanti langsung minta diarahkan ke bagian kredit. Dibawa aja kelengkapan data. Kalau ada surat keterangan pemutusan kerja dibawa aja sekalian sebagai bukti penguat dan bahan pertimbangan. Memang butuh proses tapi dari pada tidak ada usaha sama sekali. Bank bisa menilai dari track record pembayaran.

      • 20 Oktober 2020 - (18:56 WIB)
        Permalink

        Sebnrnya dc itu pihak ke 3..bukan bank atau perbankan….krna dc itu mrka punya semua link perbankan…coba bpk kebank bilang nama dc siapa saya jamin orng banknya nggak kenal.bahkan mrka bisa bilang kita tdk tau menahu masalh dc itu….

    • 20 Oktober 2020 - (12:12 WIB)
      Permalink

      Smoga mas tidak merasakan yg saat ini saya alami di masa pandemi ini,,semoga lancar2 ya mas hidupnya..??

      4
      1
      • 20 Oktober 2020 - (12:14 WIB)
        Permalink

        Maaf, namanya berutang pasti wajib dibayar. Cuma ada keringanan. Kalau kayak gini seolah olah orang tua anda malah jadi tameng. Memang semua orang sulit di masa kayak gini. Tapi berhubung ini bank pasti bisa minta keringanan asalkan ada keinginan untuk menyelesaikan. Saya juga udah mengalaminya. Sekian.

        • 20 Oktober 2020 - (12:47 WIB)
          Permalink

          Maaf sebelumnya dengan segala hormat. Saya orang penagihan dan teman saya sendiri mengalami didatangi orang lapangan. Saya sebagai penagih yang profesional tidak memyangkut pautkan agama tuhanndan sebagainya krna saya sadar pekerjaan saya sendiri bagian dari riba. Dan memang yang sudah terjadi itu diluar SOP, dengan teriak teriak diluar sampai terdengar orang lain atau mengancam baik pihak tertanggung atau apalagi yang bukan sbg tertanggung sudah salah. Ini semua cma bisnis dan target. Diluar itu itu manusianya. jika dipermasalahkan sudah pasti pihak lapamgan tersebut akan terkema sanksi baik dri pihak BCA ataupin Ramah hukum yamg berlaku. Karma ancaman, pencemaran nama baik, dan penyebaran data privasi secara tidak langsung

          • 20 Oktober 2020 - (16:53 WIB)
            Permalink

            Saya rasa komunikasi adalah jalan terbaik. Bank dalam hal ini pasti akan memberikan keringanan jika yang berutang mau diajak kerja sama. Kenapa DC bisa datang? Ya karena bisa jadi, yang berutang menolak untuk dihubungi dan tidak ada itikad baik. Makanya sampai didatangi ke rumah. Lalu membuat surat terbuka seolah jadi korban. Jangankan bank, orang biasa pun kalau punya uang yang dipinjamin gak dibayar pasti ngamuk. Apalagi di masa kayak gini.

            3
            1
        • 20 Oktober 2020 - (12:58 WIB)
          Permalink

          @Ria Natalia selama ini track record pembayaran nya baik? Kalau track record nya baik biasanya lebih cepat disetujui. Tapi kalau suka bayar minimal tagihan agak susah. Datang ke kantor cabang aja langsung jelaskan ke pihak bank biar dibuatkan permohonan agar bisa dijadikan cicilan lebih ringan sesuai kemampuan bayar.

          • 20 Oktober 2020 - (13:16 WIB)
            Permalink

            Pak Dimas
            Selama ini saya lancar, cuman tagihan bulan depan udah pasti gak kebayar tabungan udah habis Pak.
            Yang saya takutkan skrg kan saya lagi gak kerja apa pihak bank setujuin permohonan saya yah
            Pak Dimas apa saya boleh tanya2 ke bapak, bisa ngobrol via apa yah enaknya ?

          • 20 Oktober 2020 - (13:25 WIB)
            Permalink

            Waduh kalau itu wewenang pihak bank sih. Saya disini cuma kasih saran aja. Seperti yang saya bilang tadi, sebelum DC datang tagih, langsung ke kantor cabang dulu minta keringanan. Sertakan saja rekening koran tiga bulan terakhir sebagai bukti kalau tabungan menipis dan penghasilan tidak ada. Nanti akan dibuatkan pengajuan. Asalkan ada usaha pasti ada jalan. Beda dengan pinjaman online yang memberatkan. Kalau bank pasti akan ada keringanan meskipun prosedur akan panjang dan berbelit. Sementara ini, bayar dulu tagihan minimal. Setelah itu langsung ke cabang.

        • 20 Oktober 2020 - (16:40 WIB)
          Permalink

          Pembuat artikel disini tidak menjelaskan kronologi awal kenapa DC bisa sampe teriak teriak. Kenapa bisa sampe DC datang ke rumah. Adakah pihak bank menelepon tapi tidak diangkat? Saya kasih saran aja belum apa-apa dia udah marah2 dan sumpah serapah.

          • 20 Oktober 2020 - (16:49 WIB)
            Permalink

            Mohon maaf saya tidak sumpah serapah disini,saya mendoakan agar mas tidak mengalami hal yg sama..apakah itu bisa dikatakan sumpah serapah?dan saya pun tidak perlu menjelaskan secara lengkapnya kronologis apalagi ke mas,disini saya hanya mengeluhkan dan tidak meminta saran dari siapapun toh..Pernyataan mas yg memberikan saran td itu yg blg bahwa orang tua saya dijadikan tameng?setega itu saya sama orang tua saya?apakah saya juga hrus menceritakan detil kesulitan keuangan saya?dan menjelaskan apa saja yg udah saya lakukan ke bank2 tsb? Jika saya blg saya sudah mengajukan ke bank dan tetap didatangi,apakah anda bisa membantu juga?
            Ini saya tulis artike karna tidak ada respon dari pihak bank yah,dan ini sudah saya buat laporan via email ke pihak bank,jd jika mas tidak paham tidak perlu komentar yg merasa diri mas benar..
            Saya sudah malas dari tadi komentar dan menghindari debat yg ga berguna..

            Terima kasih

            1
            2
        • 20 Oktober 2020 - (19:04 WIB)
          Permalink

          Semua masyarakat maulah menyicil.tapi menyicil itu uang drmn..kerja sdh tidk makan pun sdh tdk bisa..ini saya alami sendiri…mendingan kita mikirin keluarga kita dl khn drpda mikirin byr taghn..toh mrka mana mikir kita…yg mrka tau kita kudu byr..pdhl byr drmn…bhkn mrka menyuruh kita pinjam kesaudara atau teman…khn sama aja kita gali lubang tutup lubang…intinya klu emng nggk bisa byr jangan dipaksakan mbak..jangan takut emng kita nggak ada uang…..emng riba dan utang dibw mati…tapi kita sendiri aja kesusahan buat makan ataupun byr utang minjem jg…

          2
          1
      • 20 Oktober 2020 - (17:01 WIB)
        Permalink

        Minta bayarin sama Dimas aja tuh bu. Buat dimas..kaga bagus tong maen tembak begitu. Ini nasabahnya kan cuma ga terima cara2 dc nya nagih krmh. Dia bukan nyumpahin lu tong..jstru dia ga mw kejadian ini dirasain sm yg lain..lu kan kaga tahu permasalahan sebenarnya knp ini nasabah bisa ditagih krmh. Berobat dulu ya dimas…

        3
        3
        • 20 Oktober 2020 - (17:09 WIB)
          Permalink

          Kronologi gak jelas gitu kok bisa dipercaya? DC gak mungkin datang ke rumah kalau yang punya utang bisa dihubungi dan dijelaskan persoalan dari awal. Apalagi bank sekelas BCA. Lagian bank gak memaksa pengguna cc menggesek kartu kredit. Itu dikasih limit kredit bukan pinjaman KTA.

          5
          2
        • 20 Oktober 2020 - (17:24 WIB)
          Permalink

          Haduh mas utang ya harus dibayar. Jangankan ke bank. Utang ke saudara atau kawan aja bisa jadi masalah hukum. Apalagi ini menyangkut ke bank. Bank memberikan tenggang waktu 6 bulan sejak jatuh tempo untuk pelunasan secara keseluruhan. Harusnya kalau misalnya gak sanggup bayar, langsung datangi dan negosiasi dengan pihak bank. Dan debt collector itu adalah pihak ketiga yang ditunjuk oleh pihak bank alias bukan dari BCA itu langsung. DC baru datang ketika customer TIDAK bisa dihubungi, mangkir atau mengabaikan surat peringatan. Maka dari itu perlu kontrol dalam penggunaan limit cc. Jangan pas digesek aja enak tapi pahitnya dibelakang. Harus ada manajemen keuangan yang pas dan cermat. Para komentator disini juga kebanyakan memberi saran.

          5
          1
        • 20 Oktober 2020 - (17:31 WIB)
          Permalink

          Udah mas case closed,disini malah isinya menyudutkan padahal ga tau apapun,dan sesuai yg saya blg,mau ada konfirmasi atau tidak,mau saya bisa dihubungi atau tidak,saya bukan mempermasalahkan mereka kerumahnya,silakan kerumah dengan cara yg baik2,saya mempermasalahkan caranya mereka yg tidak beretika,ini malah smpe dibilang saya buat orang tua jadi tameng lah,saya lari dari hutang lah,ga mau bayar lah,yg punya hutang kemana lah,wow luar biasa netizen ini klo komentar..

          3
          5
          • 20 Oktober 2020 - (17:34 WIB)
            Permalink

            Yg sabar bu..sy yakin ibu ada itikad baik mw byr tp krn kondisi blm mmgkinkan. Yg lain cuma bisa nyinyir dan memojokan ibu tp ga bisa kasih saran terbaik.

            2
            4
          • 20 Oktober 2020 - (17:49 WIB)
            Permalink

            Sok sok an mau lapor polisi, sok sok an mau sewa pengacara. Ada duit gak lu? Dikira lapor polisi gak pake duit? Sewa pengacara gak pakai duit? Utang aja gak bisa bayar, sok sok an pakai pengacara hahaha…
            Mau “say no to riba bla bla bla” boleh. Tapi bayar dulu utangnya ya… Jangan ngutang, ga bisa bayar, trua ngeluhnya riba. Lucu sekali

            8
            3
          • 20 Oktober 2020 - (18:33 WIB)
            Permalink

            Anda bikin surat terbuka ya risiko dinyinyirin netizen. Ada pro pasti ada kontra. Sama seperti anda berutang pasti sudah paham dengan segala risiko yang ada. Jangankan berutang, pekerjaan pun ada risiko.

            6
            1
          • 21 Oktober 2020 - (13:08 WIB)
            Permalink

            Kak, ngapain ngurusin etiket dc. Harusnya kakak duluan tau etiket berhutang. Ribet amat kak mempermasalahkan dc yang datang. Kalau gak sanggup melunasi hutang ya baik-baiklah kakak datang ke pihak bank mohon diberi keringanan untuk melunasinya, ceritakan kondisi kakak kenapa gak bisa melunasinya. Pasti bank kasih solusi. Memangnya dengan kakak permasalahkan cara dc yang datang ke rumah bisa bikin hutang kakak lunas? Ingat kak, kakak yang bermasalah dengan hutang, bukan dc.

            3
            1
        • 20 Oktober 2020 - (19:06 WIB)
          Permalink

          Betul….semua dc itu cuma berani ditlp dll..klu langsng datang paling tukaran sekali aku jamin nggak akan berani nongol meneh

      • 20 Oktober 2020 - (16:58 WIB)
        Permalink

        Iya ga nyambung, cuma ya kali sekelas BCA langsung terjunin DC buat nagih tanpa hubungin anda dulu.. semua orang mungkin tau kalo dapetin CC BCA tu agak susah bukan kaya CC yg lain.. massa iya cara penagihan nya tau2 langsung nyamperin ke rumah ?

  • 20 Oktober 2020 - (12:41 WIB)
    Permalink

    Saya rasa paling baik jika komunikaai lgsung dg kantor cabang tempat buka rekg, mengajukan perpanjangan dan keringanan, cara2 penagihan yg tidak baik, sangat disesalkan.Apalagi teriak2, Saya pernah sbagai pemberi utang, maupun penghutang, sbg pemberi utang sy merasakan stres krn uang sy hilang 30% pra pandemi, mgkin yg setelah pandemi lebih besar, setara hrga mobil baru,saya kapok mmberi hutang, sbg pnghutang sy merasakan beratnya nyicil, krn itu sy hanya berhutang utk hal2 y pokok.

    • 20 Oktober 2020 - (13:29 WIB)
      Permalink

      Saya juga sedang dalam penanganan DC BCA, hanya saat awal memang dc tsb galak tapi saya tegaskan kita negosiasi sampai dapat, ceritakan semua kejadian yg buat anda gbsa bayar/macet minta pihak DC bahwa anda akan mengajukan relaksasi atau keringanan ke pihak BCA, dan konfirmasi kan saja kelanjutannya kepada dc tsb, hutang memang tidak baik saya pun kapok, tapi kalau bisa diselesaikan dengan baik knp nggak?. Ini memang salah kita, takut memang saat menghadapi penagih dsb tapi kita harus terbuka, kalau memang petugas tsb masih kasar baru lah naikkan kasus tsb jika anda merasa dipermalukan dsb. mungkin pengalaman saya bisa berguna dan semoga hutang kita lunas dan bisa berlanjut tanpa hutang di kemudian hari.
      Semangat!!

      • 20 Oktober 2020 - (16:36 WIB)
        Permalink

        Nah makanya itu. Berani berutang harus ambil risiko. Pasti ada penyelesaiannya. Gak serta merta itu penagih datang dan teriak kalau yang punya utang tidak menghindar atau menolak dihubungi oleh pihak bank.

        4
        1
      • 20 Oktober 2020 - (19:08 WIB)
        Permalink

        Iya saya setuju….tapi kita jg harus tau pendapatan kita jg.jgn memaksakan menyicil pdhl tiap bulan kita kekurangan..

    • 20 Oktober 2020 - (16:54 WIB)
      Permalink

      Ya ini jalan terbaik. Pengalaman bebeerapa teman yang terlilit utang juga gitu dan bisa dijadikan cicilan agar dapat dilunaskan. Asal ada keinginan untuk kerja sama. Ini kan bank bukan pinjol.

  • 20 Oktober 2020 - (12:45 WIB)
    Permalink

    Kalo sampai mengnncam atau gebrak2 gk bisa diajk ngomong baik2,teriakin maling aja kewarga,klo sampai mukul laporkan kepolisi,klo gk mau dibentak2 tidak usah ngutang!!!!

  • 20 Oktober 2020 - (12:59 WIB)
    Permalink

    Mgkn anda gak bs di hubngi mknya nagih ke rmh .. kl gak mau ribet jual aset lunasi .. pst gak ada yg neror2 lg .. semoga cepat beres ..

    10
    • 20 Oktober 2020 - (13:10 WIB)
      Permalink

      Nah ini dia yang tidak diceritakan jelas oleh penulis. Awal penagihan gimana? Pinjol aja kalau sebelum jatuh tempo akan ditelp dulu untuk pengingat. Kalau tidak bisa dihubungi entah itu gak sanggup bayar, mau menghindar, dll barulah DC datang ke rumah untuk menagih. Apalagi sekelas bank. Pasti akan ada pihak bank yang menelepon dulu untuk pelunasan tagihan. Kalau memang saat itu tidak sanggup ya langsung ke cabang minta keringanan. Jangan sampai tunggu DC datang ke rumah. Itu biasanya udah gak bisa dihubungi makanya disamperin ke rumah.

  • 20 Oktober 2020 - (13:15 WIB)
    Permalink

    Kronologi awal gimana? Anda dihubungi dulu tidak oleh pihak bank? Biasanya DC baru datang ke rumah kalau yang berutang tidak bisa dihubungi sama sekali. Bank juga ada prosedur nya kok. Gak mungkin tiba-tiba datang debt collector sebelum ditelp pihak bank. Kalau memang gak mau ribet, jual aset lunasi. Kalau masih berat jual aset, ya segera mungkin datang ke cabang minta keringanan.

    • 20 Oktober 2020 - (17:12 WIB)
      Permalink

      Menurut pengalaman saya ya kalau nunggak jartu kredit itu pasti akan dikirimi surat tertulis dan dihubungi pihak bank untuk dilunaskan atau gimana. Masa iya, tanpa peringatan langsung datang DC marah2?? Nomor anda bisa dihubungi gak? Dan saya rasa kalau udah ada surat pembaca kayak gini biasanya bank akan responsif telp ke pihak yang bersangkutan. Pastikan nomor anda aktif biar bisa dihubungi dan jelaskan kesusahan anda.
      Kalau anda menolak untuk di telp ya siap siap aja DC datang lagi.

  • 20 Oktober 2020 - (13:23 WIB)
    Permalink

    Kl gak bs di hub ya siap2 dc datang lg .. org2 di rmh tetangga dll akn tahu kl ada dc datang sambil teriak2 .. krn niat dan tujuanya untuk nagih dan mmpermalukan kita .. angkt tlp nya jelasin masalahnya .. knp gak bayar trs minta solusi .. gak mgkn ujug2 dc datang nagih.. jual aset lah .. kl gak yg di jual ya minta keringanan ..

  • 20 Oktober 2020 - (14:02 WIB)
    Permalink

    Saran saya tlp halo BCA dahulu, minta keringanan dan pembayaran dijadikan cicilan tetap. Stau saya pasti dikabulkan yg penting ada itikad baik dari kita.

    Dulu tunggakan cc bri saya bisa dijadikan cicilan tetap, dan setelah lunas CC otomatis ditutup oleh pihak bank

  • 20 Oktober 2020 - (14:28 WIB)
    Permalink

    Kak Lusiani Lusiani

    Maaf sebelumnya kakak bilang dalam setahun gak ada pembayaran, apa orang dc nya gak datang kerumah atau tlpon2 kakak?

    Boleh dong kak dishare form keringanannya

    Pihak agency ituh diluar dr pihak bank atau bagaimana yah

    • 20 Oktober 2020 - (17:14 WIB)
      Permalink

      Agency itu diluar pihak bank alias tangan ke tiga,,, dan biasanya ada tenggat waktu 6 bulan dari waktu jatuh tempo pertama, barulah pihak ketiga ini ditugaskan oleh bank terkait untuk penagihan karna dalam aturan ojk seharusnya sudah masuk peradilan perdata silahkan baca2 peraturan perundangan hutang piutang, itulah makanya kalo bisa kita yg datang duluan, nego kasih alasannya biar kedua belah pihak sama2 enak, kalo ga nemu juga solusinya, maju ke meja hijau untuk sidang kasus perdata.

      • 20 Oktober 2020 - (17:19 WIB)
        Permalink

        Seandainya komentar ini bisa di up…. Biar banyak yang paham. Intinya kalau yang berutang punya itikad baik pasti ada solusi dan jalan. Berhubung ini masalah utang piutang. Bukan menggurui ya tapi memberi solusi agar terbebas dari utang.

    • 20 Oktober 2020 - (19:15 WIB)
      Permalink

      Biasamya pihak dc kermh satu kali aja..klu kita mau bgini tapi pihak perbankan tdk setuju mrka tdk akan datang lagi..contoh…khn dc perbankan kermh kita buat nagih dan negoisasi,utang kita kartu kredit cuma 13jt krna tdk byr selama 2tahun jadi 16jt krna bunga dan denda…kita stuju mau nyicil 16jt yg mrka tentukan tiap bulan 500rb,tapi krna kita menyicil angkanya yg kita cicil bukan 16jt lg tapi dikenakan bunga 2.5persn jd 18,5jt y otomatis saya nggak maulah..wong utang semula cuma 13jt krna tdk byr selama 2 tahun dikenakan denda dan bunga jd 16jt eh krna nyicil dikenakan lg jd 18.5jt…saya bilang saya tdk mau…saya bilang mrka anda walaupn dtng saya tetap mau nticil diangka 16jt…stlh kejadian itu sdh berlangsng 2 tahun tdk pwrnh datang kermh lagi..tapi mrka meneror lwt tlp dan kesaudara2…

      • 20 Oktober 2020 - (19:41 WIB)
        Permalink

        Ya kasian yang jadi keluarga dan saudara karena ulah anda. Udah berutang gak mau dibayar dengan segala risiko yang ada. Itu sudah pasti kena BI checking dan kena blacklist BI.

      • 21 Oktober 2020 - (04:10 WIB)
        Permalink

        Belajar berhitung makanya om, jangan pas ngutang aja lancar, kewajiban bunga dll harus di pelajarin jangan manggut2 aja pas di approve pinjamannya, itu duit ente dari 16jt jadi 18jt karna bunga dan denda selama 2 taun, kalo detik itu juga ente bayar ya ente hanya perlu bayar pokok + bunga selama 2 taun dan denda karna telat bayar yaitu 18juta. karna ente mengajukan cicilan lagi, ya ada bunganya lagi lah masbro masbro, kalo gamau nambah lagi bunganya ya bayar detik itu juga, capedeeee… Ngutang lancar ditagih ngomel

  • 20 Oktober 2020 - (15:09 WIB)
    Permalink

    Masalah riba atau ga, yang salah bukan kartu kreditnya tapi yang menggunakan jika tidak bijak. Jika memang perencanaan sudah matang di awal maka tidak akan ada kendala. Intinya adalah gunakan secara bijak. Entah hutang ke bank atau tetangga atau teman, semua akan bertindak tegas jika uang yang dipinjamkan tidak segera dikembalikan.

    • 20 Oktober 2020 - (16:47 WIB)
      Permalink

      Betul…… Banm cuma memberikan limit kredit tidak dipaksa untuk pakai. Sewaktu digunakan pengguna juga udah sadar dan paham akan syarat dan ketentuannya. Kronologi awal gimana aja gak jelas. Masa iya sekelas BCA tidak ada kirim surat peringatan atau gimana langsung kirim DC?

    • 20 Oktober 2020 - (19:21 WIB)
      Permalink

      Y sama aja dong pinjem lagi kebank atau saudara nggak menyelesaikan maslh malah tambh masalh..mangkanya selalu ikuti pakar2 kartu kredit gmn mrka bilang..bgtu kita nggak bisa byr STOP bayar dengan nyicil.mendingan uangnya disimpan dl klu sdh cukup langsng datang kebank lakukan pelunasan dengan minta nego pengurangan hbs…umpama utang 12jt kita minta byr 8.5jt klu nggak mau kita tantang mrka saya tdk akan byr selamanya…saya jamin mrka pasti mau….krna saya sdh mengalaminya sendiri…kenapa mrka mau krna sbnrnya bgtu kita pailit atau tdk byr sbnrnya sdh dicover asuransi…uang yg dc tagh itu klu dpt y dibagi2 dc sama banknya….mangkanya kita selalu ditawarin klu byr lunas dpt potongan 50persn….

      1
      3
  • 20 Oktober 2020 - (17:16 WIB)
    Permalink

    Sebelumnya ada dihubungi oleh pihak bank gak? Kemungkinan besar bank mengirimkan DC ke rumah karena nomor anda tidak bisa dihubungi. Gak mungkin tiba-tiba datang penagih kalau nomor anda bisa dihubungi dan minta keringanan.

    • 20 Oktober 2020 - (18:31 WIB)
      Permalink

      Biasanya sih kalau ada yang tidak disampaikan, berarti ada “sesuatu” hehehe.
      Kalau tidak, kenapa tidak disampaikan aja secara terang benderang, apa yang sudah dilakukan, kalau perlu sekalian juga sampaikan bahwa “bank tidak kooperatif” (KALAU BENAR YA).
      Toh banyak juga surat yang menyatakan demikian (tapi setahu saya nama bank nya bukan bank yang di surat ini).

      Bagi pembaca, harap membaca dengan kepala dingin & bijaksana.

      Sekedar fyi & sekilas info, di MK ini juga pernah ada surat2 yang tidak jujur. 2 contoh yang saya ingat:
      1. Mengeluhkan surat jaminan kredit yang dibilang “dihilangkan oleh bank.”
      Sudah ada konfirmasi dari penulis maupun bank ybs bahwa isi surat tersebut tidak sesuai dengan kenyataan.

      2. Mengeluhkan 1 asuransi plus2 yang “cukup terkenal” di MK ini. Topiknya mirip2 dengan bejibun surat yang ada, yaitu “tidak nyadar & tidak diterangkan bahwa ini produk asuransi & bukan sekedar menyimpan duit.”
      Sudah ditanggapi oleh perusahaan ybs, bahwa ternyata penulis pernah melakukan klaim & sudah menerima dana hasil klaim tersebut. Penulisnya sendiri sih kemudian sudah diam seribu basa…

      • 20 Oktober 2020 - (19:42 WIB)
        Permalink

        Betul. Harusnya MK ini agak selektif dalam memuat surat pembaca. Minimal ada beberapa dokumen pendukung dalam bentuk gambar yang memberatkan satu pihak baru dimuat. Ini seperti dongeng tanpa ada keterangan kok bisa bisanya dimuat.

  • 21 Oktober 2020 - (00:06 WIB)
    Permalink

    sy nasabah bca jg.

    Mbak lolita maaf sy bantu biar lurus dikit , sblmnya apa mbak lolita tahu ilmu hukum sblmnya ? sy sih tdk mengatakn sy sarjana hukum tdk ,cuma bgini mbak ,dlm perikatan itu ada klausula diawal prjanjian syarat dan ketentuan berlaku pasti kan krn syp pun pnya kartu kredit kartu plastik tsb di percayakan ke mbak lolita contohnya dan mengaktipkannya itu hrs si nasabah disitulah syarat ketentuan berlaku mulai. kartu hilang, disalah gunakan org lain dll,trmasuk gagal byr . mk dg itu jgn bangga pke limit kartu kredit sekiranya tdk mampu byr atw resiko gagal byr, utang dimn pun pasti hrs byr sesuai ketentuan pemberi kredit.

    depkolektor datang ke rumah bisa jg bkn depkolektor bca lngsung bisa jg pihak ke tiga , krn devisi bagian penagihan itu biasanya hnya via telepone sj di kntor dan yg datang ke rumah atw kntor pihak ke tiga vendor . soal kasar tdk nya itu hak di karakter org nya yg pnting tdk kriminal perbuatan melawan hukum biasa dimn mn depkolektor kasar bhs nya pedas itu biasa sj. klu mo di laporkan ke berwajib berarti kpolisian donk krn yg ranah nya kamtibmas ada di polri. tetapi nihh lagi lagi ini wanprestasi utang piutang jd bkn pidana lg tp perikatan / perdata . mbak loli alfa dg lalai byr tagihan yg brujung ditagih hehe, aib kok di sebarkan klu bisa di tutup2pin biar org lain tdk tahu yg tahu Tuhan pihak bank dan mbak loli sendiri ,dosa di Tangan Tuhan utang ga byr suruh bayar koar koar ga pnya uang. kartu kredit itu sistem mesin bunga brbunga klu lalai byr perlu diingat per jam 00:00 mlm terus berbunga ,

    jd klu mau lapor klu ada tindkn kriminal dan ataw prbuatan melawan hukum pidana nya. mo buat laporan hnya cape saja mbak polisi tdk mau proses nap nya, krn perikatan perdata. buat ongkos ke polsek/polres sj butuh biaya sdh klyar biaya dan sia², ribuan org melapor dari dulu blm ada yurisprodensi di terima oleh polri kan, bkn ranahnya dan gmn utang kartu kreditnya sj ga mampu bayar kok mo bs ongkos ke pelaporan berwajib.

    Saran sy segera hub bca cell center 24 jam dan ke devisi kartu kredit tp setelah ada uang di tangan dan nego cocok byr jgn nunggu akn byr krn klu akn byr pd jam 00:00 mlm akn berubah ke semula kmbali. resiko pke uang yg bkn miliknya sendiri ya bgtu dosa kpd Tuhan dan hidup jd bermasalah , mau pke tp berat byr utang nya dg dalih seribu alasan itu hal biasa tdk kaget dlm dunia kredit .

    bljr utk tahu dan bljr utk tangg jawab atas kepercayaan yg di berikanya , termasuk tggjawabkn akn tindakn yg dilanggarnya .demikian smg brmnfaat

    • 21 Oktober 2020 - (00:28 WIB)
      Permalink

      Terlepas dari ada penagihan atau belum sebelumnya yang namanya mengganggu ketertiban umum adalah tindak pidana, laporkan ke polisi, itu terbaik,

      1
      4
      • 21 Oktober 2020 - (17:42 WIB)
        Permalink

        Kalau sampai DC datang tagih itu berarti udah ada tanda mangkir dari pihak penunggak. Lagipula kalau tindakan DC cuma sekedar ancaman atau berkata kasar itu tidak termasuk ranah pidana. Kecuali ada unsur kontak fisik seperti pengeroyokan, pemukulan atau tindakan fisik lainnya. Saya sendiri sudah pernah melaporkan tindakan pengancaman dan pihak kepolisian menolak karena itu tidak termasuk dalam klausul pidana. Artinya pengancaman itu hanya berupa verbal belum ada bukti tindakan fisik. Laporan baru akan diproses kalau ada bukti yang memberatkan. Sekian.

  • 21 Oktober 2020 - (04:03 WIB)
    Permalink

    Hanya di indonesia giliran ngutang, pas ditagih marah balik, logika aja mba, orang sampe nyamperin ke rumah artinya lu udah di tagih bandel gamau bayar, kalo lu bayar ga akan sampe segitunya. Ngutangnya baek2, pas ditagih play victim, tugas debt collector itu menagih kewajiban ente mbaaa, bukan malak duit ente.
    Besok2 keluar lagi video “ternyata begini cara debt collector menagih via telpon”, terus videonya nunjukin DC lagi marah2, ngancem2, ya iya dia marah, duit dia lu pake ga lu balikin wajarlahhhhh dia marah bambanggggg

    • 21 Oktober 2020 - (17:48 WIB)
      Permalink

      Mbak sepertinya harus belajar tentang hukum. Pertama, pihak anda yang menunggak jelas DC marah. Kedua, mau anda rekam ribuan video pengancaman pun atau DC yang berkata kasar itu tidak akan diproses oleh kepolisian karena ini kasus perdata.

      Kecuali, kecuali ya ada tindakan kasar kontak fisik misalnya rumah anda digembok, dirusak atau tindakan lain hingga menimbulkan korban, baru itu termasuk ranah pidana.

      Jadi dari pada berhubungan dengan polisi yang ujubg2nya menambah biaya perkara, lebih baik anda selesaikan kewajiban anda dengan meminta keringanan ke pihak bank.

      Media konsumen sepertinya harus selektif dalam memuat surat pembaca dengan kronologi tidak lengkap.

  • 21 Oktober 2020 - (17:50 WIB)
    Permalink

    Mbak ini sepertinya harus belajar tentang hukum. Pertama, pihak anda yang menunggak jelas DC marah. Kedua, mau anda rekam ribuan video pengancaman pun atau DC yang berkata kasar itu tidak akan diproses oleh kepolisian karena ini kasus perdata.

    Kecuali, kecuali ya ada tindakan kasar kontak fisik misalnya rumah anda digembok, dirusak atau tindakan lain hingga menimbulkan korban, baru itu termasuk ranah pidana.

    Jadi dari pada berhubungan dengan polisi yang ujubg2nya menambah biaya perkara, lebih baik anda selesaikan kewajiban anda dengan meminta keringanan ke pihak bank.

    Media konsumen sepertinya harus selektif dalam memuat surat pembaca dengan kronologi tidak lengkap.

  • 25 Oktober 2020 - (07:30 WIB)
    Permalink

    Dear Mbak Lolita,

    Setahu saya BCA ada program keringanan CC berupa cicilan tetap selama 24 bulan saat pandemi ini. Coba dibicarakan saja dulu dengan pihak bank untuk opsi keringanan lainnya seperti penangguhan. OJK juga sudah memberitahukan bahwa stimulus keringanan ditambah 1 tahun lagi. Mudah-mudahan ada solusinya.
    Untuk masalah DC, sepertinya berbeda-beda perlakuannya tiap bank. Ada yang sudah ditelp DC tiap hari tapi masih didatangi FC juga tiap bulannya. Jadi memang tidak selalu jadi patokan, orang yang tidak bisa dihubungi itu yang akan didatangi FC. Bisa dihubungi saja akan diturunkan FC. Tapi kalau memang seperti itu sistem penagihannya dihadapi saja. Bicarakan baik-baik mengenai kondisi keuangan dan coba negokan, karena mereka tugasnya memang seperti itu. Kalau ada tindakan kasar, silahkan laporkan ke pihak bank dan ojk. Bagaimanapun sudah ada rulesnya mengenai penagihan yang baik.

  • 14 Februari 2021 - (07:48 WIB)
    Permalink

    iyaa kejadian ini saya juga mengalami
    kenapa DC BCA malah marah” kalau penagihan seharusnya kan dia lebih sopan dan baik karna dia kan di awasi oleh OJK dan BI ini datang ga bawa bukti surat penagihan nyaa
    karna aku jga nunggak di apk akulaku dan DC nya itu sopan tidak marah” dan saya ada bukti surat penagihan nya
    dan hari ini aku lagi nunggu DC BCA dateng lagi ke rmh untuk ke 3x nya

 Apa Komentar Anda mengenai Penagihan Bank BCA?

Ada 94 komentar sampai saat ini..

Penagihan Kartu Kredit BCA Kasar dan Kurang Ajar Terhadap Orang Tua Sa…

oleh Lolita Sianturi dibaca dalam: 1 menit
94