Saya mau mengeluhkan tentang harga obat yang dijual di apotek-apotek milik pribadi. Pada saat saya berobat rutin di rumah sakit biasanya saya beli obat hanya berkisaran Rp71.000. Namun pada suatu saat kunjungan saya rutin ke rumah sakit, stok obat mereka habis dan mereka memberikan saya resep untuk beli obat di apotek lain.
Mulailah saat itu saya mencari obat di apotek-apotek terdekat. Sudah 4 apotek saya tanyakan, stok mereka juga kosong. Lalu ada satu apotek yang belum saya tanyakan dan kebetulan stok mereka tersedia, tapi saya dibuat kaget dengan harga yang mereka berikan. Harganya lebih 2 kali lipat yang biasa saya beli rumah sakit, berkisar seharga Rp150.000. Wah yang benar aja, emang jual obat tidak ada aturannya? Saking mahalnya lalu saya tidak jadi beli.
Keesokan harinya saya ada dinas kerja ke luar kota, dan kebetulan saya melihat ada apotek BUMN (Kimia Farma), dan menanyakan resep obat yang saya cari. Kebetulan stok mereka tersedia, dan setelah saya bayar harganya ternyata Rp72.000. Wah murahnya.
Ketika saya melihat kemasan obatnya ternyata ada label HET (Harga Eceran Tertinggi) hanya Rp75.625. Kenapa di apotek milik pribadi harganya mahal sampai 2 kali lipat dari HET? Memangnya saat pemerintah memberikan izin ke apotek, apakah tidak ada aturan jual obat? Apakah mereka tidak kasihan sama orang-orang yang membutuhkan obat atau pertolongan? Padahal ini hanya obat GENERIK biasa, bukan obat paten ataupun obat generik berlogo.
Syahrul Ramadan
Batipuh, Tanah Datar
Sumatera Barat
Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:
Komentar
Ya tampaknya kurang pengawasan untuk penjualan obat, banyak apotek yg menjual harga diatas HET, terutama di daerah saya di balikpapan. Bahkan apotek kimia farma sekalipun