Surat Pembaca

Tagihan Kartu Kredit Bank Mega Terus Berjalan Walau Sudah Ditutup

Pada tahun 2014, saya menutup kartu kredit Bank Mega saya di kantor cabang Bank Mega Pondok Gede. Memang sebelumnya pihak Bank Mega pernah menawarkan untuk memberikan kartu tambahan atas nama suami, tapi karena kartu tak kunjung saya terima, jadi tak saya hiraukan lagi karena saya pikir tidak jadi.

Tahun 2019 saya mengajukan KPR Rumah di bank swasta lain. Ternyata waktu pengecekkan BI saya terkendala di status tagihan. Auditor bilang bahwa saya dan suami masih ada sangkutan di Bank Mega. Tagihan atas nama suami terhitung keterlambatan selama 165 hari.

Jelas saya bingung, karena saya tidak pernah terima kartu tambahan tersebut. Saya mencoba menghubungi call center Bank Mega untuk mengklarifikasi. Pada saat itu CS bilang tidak ada tagihan lagi atas nama saya maupun suami dan menjanjikan akan mengirimkan surat lunas via email.

Karena surat tidak kunjung tiba, saya putuskan untuk mendatangi kantor cabang terdekat. CS pun bilang tidak ada tagihan atas nama saya ataupun suami. CS menyarankan saya untuk pergi ke Bank Mega Card Center. Saya pun pergi ke sana.

Sampai di sana saya diarahkan ke basement, dimana ada beberapa ruangan yang sepertinya tempat untuk bernegoisasi. Saya pun akhirnya bertemu dengan staf penagihan. Mereka bertanya apakah saya datang karena ada telepon tagihan. Saya bilang bukan, tapi karena saya terhambat di pengajuan KPR. Lalu mereka melakukan pengecekan, ternyata saya ada tertera tagihan sebesar Rp1.2 juta kurang lebihnya.

Saya bingung, karena saya merasa tagihan sudah close pada saat saya close kartu di tahun 2014. Saya tanya, atas nama suami apakah ada tagihan? Mereka bilang tidak ada. Saya tanya kembali, ini tagihan atas apa? Transaksinya mana saja? Mereka bilang tidak bisa, karena harus minta ke pusat. Saya tanya lagi, kenapa minta ke pusat? Karena ini sudah card center, logikanya pasti data ada lengkap di sini. Mereka tidak mau kasih dan malah sedikit emosi menanggapi saya.

Lalu saya pamit pulang. Saya tidak mau bayar karena merasa sudah tidak ada sangkutan lagi. Lalu saya kembali menelepon call center karena surat lunas yang dijanjikan tidak kunjung tiba. Mereka bilang dalam 10 hari seperti yang dijanjikan sebelumnya. Pernyataan masih sama, sudah lunas dan tidak ada tagihan baik atas nama saya maupun suami.

Saya pun menelepon saudara saya yang kebetulan juga staf di Bank Mega, dan sekali lagi TIDAK ADA SANGKUTAN TAGIHAN ATAS NAMA SAYA DAN SUAMI. Namun sampai awal tahun 2021, surat lunas pun belum saya terima, sementara denda keterlambatan proses KPR terus berjalan.

Saya sangat kecewa dengan Bank Mega. Apakah memungkinkan saya ke OJK untuk mengklarifikasi hal ini? Saya sudah tunggu selama setahun untuk surat lunas saya, tetapi Bank Mega tidak kunjung memberikan surat tersebut.

Semoga pihak Bank Mega bersedia membantu saya atas masalah ini.

Angelika Vanesha M. Purba
Jakarta Utara

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank Mega atas Surat Ibu Angelika Vanesha

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Ibu Angelika Vanesha Manggiasih Purba di mediakonsumen.com (05/1), “Tagihan Kartu Kredit Bank Mega...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Udah datang ke card center, tapi rincian datanya gak ada. Trus harus ke mana lagi? ?

  • Hati hati kalau berurusan dengan bank Mega saya juga pernah mengalami ini
    Menurut saya sistem bank mega ini masih blum baik kebanyakan masih manual kali
    Saya pake kartu kredit belanja tas tp aneh di tagih 6 bulan kemudia pake colletion
    Padahal bulan sebelumnya saya tidak dapet billing tagihan ataupun telpon dari pihak bank mega
    Saya juga lupa kali belanja udah 6 bulan lalu belaja apa aja
    Jadi buat kali hati hati aja berurusan dengan bank mega
    Kejadian ini juga pernah dialami oleh temen temen sekitar saya
    Saya harap bank mega semoga bisa lebih baik lagi

  • Untung saja pengajuan saya ditolak. Ternyata cara kerjanya tidak profesional. Macam rentenir alias lintah darat. Data pun gak jelas dan harus minta ke pusat. Bukannya udah serba online. Emangnya ini zaman batu apa.