Jebakan Paket Bundling Indosat Ooredoo saat Membeli Ponsel

Surat terbuka untuk Indosat Ooredoo

Pada 7 Januari 2021, saya mendapatkan surat dari PT. Perkasa Abadi Perdana. Benak saya tidak mampu mengenal tentang apa surat tersebut ditujukan kepada saya. Tanpa curiga apapun, saya buka surat tersebut dan menemukan 2 (dua) lembar kertas yang berisi: (i) Surat Peringatan yang berisi campuran tulisan ketik dan tulisan tangan; dan (ii) Informasi Tunggakan Tagihan Pascabayar Indosat sebesar Rp. 645.807. Saya merasa terkejut dan heran akan surat tersebut. Terkejut karena saya mendapat surat peringatan dan tagihan dari debt collector. Heran karena saya tidak pernah merasa memiliki dan registrasi nomor Indosat manapun.

Surat dari debt collector dan kartu Indosat yang belum terpakai
Surat dari debt collector dan kartu Indosat yang belum terpakai dan Kartu Indosat masih tersegel tanpa pernah terpakai

Pikiran saya langsung melayang ke Bulan Agustus 2019 saat saya melakukan pembelian ponsel S*msung G*laxy Note 10 Plus saat event di Mall Kota K*sablanca. Saat itu, saya terus ditawari oleh seorang salesman laki-laki terkait paket bundling untuk pembelian ponsel tersebut. Sempat MENOLAK SEBANYAK 3 (TIGA) KALI karena memang tidak akan terpakai, salesman ini KUKUH dan tetap MEMAKSAKAN untuk mengambil paket bundling tersebut.

Selama saya berbaris di antrean, salesman tersebut terus mengikuti saya. Akhirnya, saya terpaksa mengambilnya dengan minta jaminan bahwa saya tidak akan mendapat tagihan apapun terkait nomor ini. Pada saat itu, si salesman mengatakan kalau nomor tersebut adalah GRATIS berisi kuota untuk satu tahun. Hanya perlu pinjam KTP untuk mengisi data diri. Sesuai dengan tolakan saya saat itu, kartu Indosat ini memang TIDAK PERNAH SAYA PAKAI/REGISTRASI dan MASIH BERADA DI DALAM SEGELNYA sampai saat ini (lihat gambar).

Heran terhadap tagihan tersebut, saya mencoba menghubungi customer service Indosat melalui telepon. Tidak tanggung-tanggung saya sampai menelepon customer service (CS) sebanyak 6 (enam) kali di tanggal 7, 9, 10, 12, 13, dan 14 Januari 2021. Pada kontak pertama pada 7 Januari 2021, saya diminta untuk menunggu 3×24 Jam dan akan dihubungi. Merasa tidak dihubungi saya kembali kontak (CS) Indosat pada 9 Januari 2020 dengan tanggapan bahwa laporan saya akan dilakukan percepatan. Tidak dihubungi juga, saya kembali mengontak pada 10 Januari 2020 dengan diminta menunggu 1 hingga 5×24 jam.

Mulai muak menunggu, saya kembali menghubungi CS Indosat pada 12 Januari 2021 dengan tanggapan “laporan telah selesai” dan saya tetap harus membayar tagihan. Saya kembali menyatakan bahwa saya minta dihubungi oleh tim Indosat (bukan CS) untuk penjelasan, CS mengonfirmasi bahwa saya akan dihubungi dalam waktu 1×24 jam.

Tidak dihubungi juga, saya kembali menghubungi CS Indosat pada 13 Januari 2021. Kali ini, saya tekankan kembali poin saya di hari sebelumnya. CS hanya mengatakan bahwa akan dilakukan percepatan akan laporan saya. Masih belum dihubungi juga, saya kembali mengontak CS di 14 Januari 2021 yang menyatakan kembali bahwa laporan “laporan telah selesai” dan saya tetap harus membayar tagihan.

Tidak puas, saya kembali menekankan bahwa saya ingin berbicara dengan tim Indosat yang dapat mengambil keputusan dan bukan hanya mendengar bahwa laporan saya telah selesai. Hal ini menunjukkan problem solving dari Indosat Ooredoo terhadap masalah pelapor sangat terbatas dan kepuasan pelapor bukan menjadi hal yang utama.

Merasa geram, tidak puas dan tertipu, saya mulai mencari di mesin pencari G*ogle terkait hal ini. Hasil pencarian pertama saya adalah surat dari Ibu Lisgumantika terkait masalah yang sama. Tidak lama, saya juga menemukan surat dari Bapak Thomas dan Bapak Albert dengan situasi yang mirip dengan yang saya alami. Melihat ada tanggapan yang lebih serius dan professional dari pihak Indosat Ooredoo terkait surat tersebut, saya mengambil keputusan untuk juga menulis surat terbuka ini dengan harapan ada penyelesaian terhadap kasus saya.

Hasil pencarian saya di media sosial juga tidak kalah seru. Ternyata kasus ini tidak sedikit. Begitu banyak keluhan terkait isu yang persis saya alami, yaitu dapat nomor saat beli ponsel, kemudian nomor tersebut tidak digunakan dan berbulan-bulan kemudian dapat surat dari debt collector. Kalau sebanyak ini orang yang terjebak, apakah ini memang sudah program dari Indosat Ooredoo? Yang jelas, kepercayaan saya terhadap Indosat Ooredoo sudah benar-benar hilang.

Saya berharap dengan menulis surat ini, akan ada penyelesaian dari pihak Indosat Ooredoo. Hal ini juga saya harapkan dapat menjadi pembelajaran bagi pihak lain supaya lebih berhati-hati dalam membeli sesuatu, terlebih apabila ada paket bundling di dalamnya.

Rendy Primrizqi
Jakarta

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Indosat Ooredoo untuk Bapak Rendy Primrizqi

Dengan Hormat, Terkait dengan keluhan yang disampaikan oleh Bapak Rendy, seperti yang dimuat di mediakonsumen.com tanggal 16 Januari 2021 terkait...
Baca Selengkapnya

15 komentar untuk “Jebakan Paket Bundling Indosat Ooredoo saat Membeli Ponsel

  • 16 Januari 2021 - (14:49 WIB)
    Permalink

    cara jualannya payah banget ya Indosat.
    orang beli HP dikasih no pasca bayar, ditipu dengan iming-iming gratis.
    trus orang ganti simcard di Galeri Indosat, karena simcard hilang atau rusak, dipaksa juga harus pakai nomer pascabayar baru. kalo gak mau, gak bakal dilayani ganti simcardnya.

  • 16 Januari 2021 - (17:20 WIB)
    Permalink

    Potret buram marketing yang menghalalkan segala cara utk mendongkrak hasil.. Sy mulai berpikir untuk pindah provider anak anak sy sdh mulai besar dan sekarng semuanya tidak ada yang mau memakai indosat/IM3 tapi sy dan istri mencoba untuk setia indosat semoga indosat mendengar keluhan pelanggan agar tidak semakin ditinggalkan… ? ? ?

  • 16 Januari 2021 - (23:12 WIB)
    Permalink

    Hadehhh, operator ini lagi. Sering bgt baca disini kalau operator iniamg ga beres. Suka maksa beli bundling berujung tagihan siluman, pkus kalau ganti kartu suka maksa suruh beli nomer lagi.

    Berkali2 surat komplain, berkali kali pula tanggapan dengan tulisan : Kami mengucapkan terima kasih untuk masukan Ibu/Bapak …. dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kami kepada pelanggan.

    Tapi tidak pernah diperbaiki #Geleng

  • 16 Januari 2021 - (23:20 WIB)
    Permalink

    Btw, baca surat ini saya jadi ingat. Beberapa bulan yg lalu saya beli hp di salah satu toko di Rox* dan mendapat bundling kartu. Masnya mengatakan gratis internet blablabla, katanya bonus pembelian. Saya bilang saya ga butuh kartu perdana karena saya punya modem dan nomer yang dibayarkan tagihanya oleh kantor suami. Tapi masnya bilang ini sepaket dengan hapenya. Ya sudah, saya terima saja, tapi tidak saya pakai atau aktifkan dan masih tersegel rapi. Saya harus gimana yah -_-

      • 17 Januari 2021 - (13:01 WIB)
        Permalink

        Yah, saya ndak mau daat surat cinta dari PT itu -_-” kira kira kalau saya tlp cs nya minta dinonaktifkan atau apa bisa kan yah?

        • 18 Januari 2021 - (05:35 WIB)
          Permalink

          bundlingnya didalam box hp pasti jenis prabayar, cukup buang aja, soalnya kalo yang pascabayar butuh ktp dan mengisi formulir dan biasanya ada salesnya sendiri ?

    • 19 Januari 2021 - (15:56 WIB)
      Permalink

      Izin membalas, saran saya adalah segera hubungi pihak provider bundling kartu tersebut dan minta untuk di-nonaktif-kan sesegera mungkin sebelum batas waktu habis agar tidak melalui mekanisme yang macam-macam di kemudian hari.

      Selain itu, kalau bisa tetap simpan segala bukti bahwa kartu perdana tersebut tidak digunakan, bukti bahwa tidak ada penjelasan lebih lanjut oleh salesman mengenai status kartu setelah masa gratis habis, dan segala bukti lainnya.

      Semoga dapat membantu. Terima kasih.

      • 6 Desember 2021 - (19:33 WIB)
        Permalink

        Maaf kak mau tanya kalau sudah registrasi saja yaitu mengisi no nik KTP dan KK sj,dan belum mengisi pulsa +daftar paket freedom apakah masih kemungkinan ada tagihan?

  • 19 Januari 2021 - (15:52 WIB)
    Permalink

    Update: 19 Januari 2021

    Saya telah menghubungi pihak Indosat dengan melampirkan tautan (link) surat terbuka di media konsumen via DM Twitter dan akhirnya permasalahan ini bisa diselesaikan dengan tuntas setelah melalui proses yang panjang.

    Menurut DM Twitter yang saya terima dari CS Indosat Ooredoo (Fizi dan Sugeng) pada 19 Januari 2021 pukul 14.33 dan 15.10, tagihan sudah dihapuskan dan nomor tersebut sudah di-nonaktif-kan.

    Terima kasih media konsumen yang telah telah menyediakan media untuk menyuarakan sehingga mendukung penyelesaian kasus ini. Terima kasih juga semuanya.

    Semoga hal ini dapat menjadi pembelajaran agar kita dapat menjadi konsumen yang lebih bijak dan tidak mudah meng-iya-kan apapun tawaran dari salesman tanpa berpikir panjang di kemudian hari.

    Salam.

 Apa Komentar Anda mengenai Indosat Ooredoo?

Ada 15 komentar sampai saat ini..

Jebakan Paket Bundling Indosat Ooredoo saat Membeli Ponsel

oleh Rendy dibaca dalam: 3 menit
15