Prosedur Penagihan Pinjaman Online yang Gagal Bayar

Selamat sore saya merupakan debitur dari beberapa Pinjaman Online diantaranya PinjamanGo, Kredit Pintar, Rupiah Cepat, AdaKami, UKU, AdaPundi, Cairin dan Tunai Cepat. Semuanya saya sudah gagal bayar selama sebulan dikarenakan saya mengalami sakit infeksi otak dari tanggal 18 November 2020 yang menyebabkan saya mengalami lumpuh di sebagian tubuh dan tidak bisa berbicara. Akhirnya saya tidak bisa bekerja dan memiliki penghasilan.

Mereka sudah mengontak kontak darurat saya dan mereka sudah menjelaskan tentang kondisi saya, tapi jawabannya terkesan memaksa harus dibayar hari itu juga. Saya sudah beberapa kali meminjam dan track record saya bagus tapi kenapa cara penagihan seperti saya orang yang baru pertama kali meminjam.

Saya di awal-awal sakit memang tidak mengangkat telepon karna kondisi saya yang lumpuh dan tidak bisa berbicara. Bahkan saya dapat teror SMS dan WA tidak tahu darimana mau penggalangan dana bahkan merampas aset.

Ancaman DC
Ancaman Debt Collector Yang tidak jelas dari Pinjaman Online mana

Saya takutkan data saya sudah disebar ke banyak DC illegal. Saya juga sudah di WA data saya sudah diserahkan ke pihak ketiga, tapi bukannya dari OJK harus 90 hari dulu baru bisa di-blacklist?

Made Alit Sanjaya
Tabanan, Bali

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

22 komentar untuk “Prosedur Penagihan Pinjaman Online yang Gagal Bayar

  • 1 Februari 2021 - (13:49 WIB)
    Permalink

    Nasabah yang Baru sebulan menunggak belum termasuk Nasabah GaLbay.

    Nasabah Galbay adalah Nasabah telat bayar yang sudah ditagih selama 90 hari kerja, tapi tetap tidak bisa membayar.

    Jika Nasabah sudah berstatus GaLbay, maka, Fintech tidak boleh menagih lagi. Hutang anda di ganti dengan status Blacklist pada BI.

    Jika Nasabah mau membersihkan namanya di BI, maka wajib bayar Hutang di Fintech itu.

    Namun Jika Nasabah lebih memilih mending Blacklist di BI, ya tidak mengapa karena Fintech tidak mungkin Menagih Lagi.

    Status GalBay sangat sulit untuk didapatkan.

    Status GaLbay bisa anda peroleh jika,

    1. Saat jatuh tempo anda tidak bisa bayar. Keesokan harinya sampai hari ke 90 masa tagih itu, anda selalu ada, selalu standby mengangkat telepon dari DC, dan selalu memberi penjelasan dengan DC.

    2. Namun jika jatuh tempo anda tidak bisa bayar, dan keesokan harinya anda menghilangkan jejak dari DC, dan tiba tiba anda muncul kembali di hari ke 90. DC mengetahui kemunculan anda, dan menghubungi anda.

    Itu tidak masuk hitungan bahwa anda sudah melewati masa tagih 90 hari. Yang tertulis adalah masa tagih anda baru dihitung 1 hari saat anda muncul itu.

    Ini yang banyak dilakukan nasabah telat bayar yang ingin melewati masa tagih agar bisa dikatakan GaLbay. Namun mereka salah langkah.

    3. Dalam masa tagih 90 Hari Kerja. Fintech memberi banyak opsi agar bisa menemukan keringanan yang pas pada kewajiban terutang anda.

    Disini Nasabah harus bersikap Kooperatif dan mengindahkan opsi opsi yang diberikan. Karena opsi itu demi kebaikan Nasabah sendiri.

    4. Menonaktifkan hp/ menghilangkan jejak dari DC selama seminggu saja, sudah membuat perhitungan masa tagih menjadi kacau. Malah itu membuat lebih panjang masa tagih anda. Bisa dihitung mundur lagi.

    Misalkan masa tagih anda sudah terhitung 50 hari kerja, dihari ke 51 anda menghilang, maka status masa tagih anda akan dihitung ketika anda muncul kembali. Dan masa tagih 50 hari yang sudah berlalu dianggap 0.

    5. Sangat jarang Nasabah bisa mendapatkan status GaLbay. Karena di tengah tengah masa tagih, pasti Nasabah menemukan keringanan yang sangat ringan.

    Sehingga bisa melanjutkan pembayaran kewajiban terutangnya.

    Itu jika Nasabah Kooperatif.

    6. Untuk masalah keadaan Nasabah yang saat ini terdampak Musibah yang cukup serius. Mungkin bisa mengalihkan kewajiban sikap ‘Kooperatif itu’ pada pihak keluarga atau siapa saja yang bisa dipercayai.

    Intinya.

    Anda masih berstatus Nasabah Telat Bayar, bukan Nasabah GaLbay.

    Jika GaLbay, Fintech tidak mungkin menagih lagi. Anda akan senang karena sudah tidak diganggu DC namun anda pun was was karena susahnya menghapus jeleknya nama anda di BI Checking.

    7. Mengenai kalimat ini,

    “Saya takutkan data saya sudah disebar ke banyak DC illegal.”

    Ya itu pasti terjadi.

    Jangan khawatir tentang keraguan anda di permalukan atau tidak. Itu 100% pasti terjadi, sebagus apapun track record pembayaran anda, itu tidak jadi bahan pertimbangan mereka. Anda dianggap sama saja seperti Nasabah telat bayar lainnya.

    8. Nasabah Fintech jangan menganggap dirinya sama dengan orang orang yang Anti Fintech.

    Kalian beda. Privasi kalian sudah tak suci lagi. Dipermalukan dan Harga diri yang terinjak injak akan menjadi makanan anda sehari hari.

    Itu Takdir bagi siapa saja yang menganggap yang Haram adalah cerita Dongeng jaman Nabi. Yang tidak berlaku di Jaman Modern.

    Kalian yang berprinsip,
    Yang Haram akan Halal jika kepepet, mendesak.
    Yang Haram akan diMaklumi jika sedang Miskin.
    Riba’ tidak perlu ditakuti karena ada pemerintah yang akan menolong. Ada OJK yang bisa di andalkan.

    9. Fintech mengubah Dunia Anda.

    Orang orang korban Fintech pasti pernah terlintas dalam hati, menganggap Dunia ini sudah berubah.

    Tapi sesungguhnya Dunia ini dari dulu sama. Cuma ini.

    Tapi Dunia anda sendiri yang berubah. Anda sudah masuk dalam Dunia Fintech.

    Ketika berada dalam Dunia Fintech, Kamus anda sudah berisi tentang DC, OJK, Hukum Perdata, Cara menghapus kontak HP, Grup Korban PinjoL. Yang semua itu telah mengubah Dunia anda.

    Anda Berubah. Keluarga anda pun menganggap anda sudah berubah, teman teman anda menganggap anda sudah berubah, sehingga secara otomatis mereka semua itu mengubah sikapnya pada anda.

    10. Ajaran tentang Larangan Riba’ saja sudah bisa mengubah Dunia anda, apalagi tentang ajaran lainnya.

    Riba’, hanya terdiri dari 4 huruf.

    Ini jadi bahan renungan bagi orang orang yang beriman.

    45
    2
  • 2 Februari 2021 - (04:14 WIB)
    Permalink

    Biarkan aja dulu
    nanti kalau sudah menywbarkan data tolong laporkan saja dgn pelanggaran UU ITE
    kan lumayan bisa tuntut balik

    3
    2
    • 2 Februari 2021 - (06:36 WIB)
      Permalink

      @Danny : ngakak bacanya. Tuntut balik. Caranya gimana? Biayanya berapa? Sewa pengacara berapa? Ini orang sakit otak, lumpuh gbs apa2, ga bisa kerja, ga punya duit. Nuntutnya gimana? Uang darimana buat sewa ini itu?
      Hahah
      Uu ITE, tuntat tuntut aja ga punya duit..

    • 2 Februari 2021 - (08:44 WIB)
      Permalink

      Bro… pinter dikit2 aja, gak usah banyak2. Kebanyakan baca medsos yang main tuntut ini dan tuntut itu. Dikira nuntut itu gak pake biaya.

      Untuk Bapak penulis: saya doakan cepat sembuh dan urusannya cepat selesai.

  • 2 Februari 2021 - (06:38 WIB)
    Permalink

    Saya suka bertanya tanya, emang nominal berapa yg pinjol kasih ke kreditur seehhh, ( pinjol ini ngasih utang ke konsumen berapa, apakah di atas 1 JT atau bisa lebih) saya pribadi sering dapat keluhan dari temen2 tapi saya pribadi gak tahu mekanisme hutang pinjol…cairnya berapa, bayarnya brp…saya rasa KL pinjol legal dan di bawah 1 JT, misal hutang 600 ribu …saya rasa gak begitu ngotot lah,, pertanyaan saya kok bisa yaaa pinjam berjuta juta di pinjol…apakah gak di baca pas perjanjian, sebab akibat, dll

  • 2 Februari 2021 - (10:11 WIB)
    Permalink

    @Angga
    ente lah yg smart
    semua ada aturan nya
    ente sering2 baca internet
    jgn cuma melihat masalah dri satu sisi
    lihat dari berbagai sisi
    semua ada aturan nya
    kalo masalah tuntut banyak LBH GRATISAN coy…..

      • 2 Februari 2021 - (21:56 WIB)
        Permalink

        @Firman
        ente lah yg belajar
        baca dulu permasalahan nya
        di situ dia bilang diancam dan diteror akan disebar data diri nya
        itu berarti udah ada pasal nya
        dalam hal piutang ada aturan dasar hukum nya

        1
        1
  • 2 Februari 2021 - (21:18 WIB)
    Permalink

    @Danny : owalah mas.. masih percaya sama yang gratisan? Pernah punya pengalaman ngga pakai LBH? Apakah bener2 gratis..tis..? Kalau ngga punya pengalaman beneran pakai, atau cuma baca di media doang, mending ngga usah nyocot deh mas. Hihi.. Pengalaman saya, minimal Anda harus siap 5 juta buat tetek bengek. Nih, saya kasih tau, buat pake LBH, Anda harus bikin surat keterangan RT, RW, Kepala Desa, surat keterangan tidak mampu, dan dokumen2 lain. Anda kira bikin itu semua ngga bayar? Belum lagi ngantrii, LBH itu punya prioritas kasus. Ada aturannya, yang kasus2 parah2 didahulukan (atau lebih tepatnya yang lebih banyak duitnya, atau lebih naikin nama LBH nya). Baru bertahun2 kemudian berkas Anda dibaca, sementara bunga pinjol makin melangit, dan DC makin gencar terornya. Dan kalau menang kasusnya syukur, kalau kalah ya anda tetep bayar haha

    Saya kasih contoh lain: Jokowi menginstruksikan relaksasi kredit selama x bulan. Media gembar gembor. Tapi apa kenyataannya? Masyarakat tetep ditagih juga. Baik dari bank maupun leasing.

    Jokowi bilang ada perpanjangan periode registrasi sim selama x bulan. Sim saya mati, telat beberapa hari. Pas ke kantor polisi, tau apa yg terjadi? Tetep bayar, bikin baru. Alasannya? Belum ada surat resmi lah, bla bla bla..

    Bikin kK KTP gratis, di lapangan gimana? Tetep bayar, atau anda dikasih tau “Blanko habis”. Bayar STNK plat B katanya bisa online, lewat aplikasi, lewat bank, lewat indomaret. Pas nginstal aplikasi SAMOLNAS apa munculnya, “Maaf sistem sedang dalam perbaikan, pembayaran bisa dilakukan d kantor samsat”. Ya udah kalau dari aplikasi ga bisa ya ke bank gbs, ke indimaret gbs, wong kode bayarnya kita dpt dari aplikasi. Ujung2nya harus bayar calo juga buat ke samsat.

    Jadi buat masnya, lebih sering liat lingkungan sekitar ya, jangan cuma baca media. Di media itu semuanya gampang, bisa online, LBH gratis, dll tapi di kenyataan, jauh panggang dari api.

    • 3 Februari 2021 - (08:16 WIB)
      Permalink

      @Angga
      LBH GRATIS itu ada
      surat tereangan tidak mampu bisa minta tolong ke RT nya aja (krna lagi struk pasti RT bantuin orang sakit)
      nah itu ente tau ada program perpanjangangan penangguhan nya
      disini yg di bahasa masalah pelanggaran nya dan saya bilang ada aturan main nya
      jadi simak lah permasalahan nya terlebih dahulu
      baru selesai kan
      kalo orang malas ini itu dianggap nya susah
      hidup itu penuh perjuangan.

      1
      4
  • 3 Februari 2021 - (09:40 WIB)
    Permalink

    @Danny : mohon dijawab pertanyaan saya dulu mas. “anda pernah pakai jasa LBH atau tidak?” Itu dulu 🙂

  • 4 Februari 2021 - (23:20 WIB)
    Permalink

    Saya ada pengalaman dengan LBH. Tetap saja bayar, walau tidak sebesar yang dikira. LBH bisa diandalkan untuk DC yang kelewatan atau melanggar hukum. Namun untuk Fintech, tetap harus diselesaikan, direschedule atau dibayarkan sesuai prosedur. Reschedule ulang, minta keringanan yang penting bayar. Cari solusi untuk bayar dengan pihak fintech. Bayar pokok, kalo tidak, bayar dengan cicilan yang diperoanjang tanpa bunga. Diurus dengan pihak fintechnya langsung. Bawa bukti-bukti yang menunjukan bahwa memang peminjam termasuk kategori kredit macet. Alias kolektif 5. Jika tidak ada solusi dr pihak fintech, peminjam bisa lapor OJK atas perlakuan fintech yang tidak ada solusi, tentu saja setelah peminjam menunjukan usahanya dan bukti bahwa kredit macet.

 Apa Komentar Anda?

Ada 22 komentar sampai saat ini..

Prosedur Penagihan Pinjaman Online yang Gagal Bayar

oleh Alit dibaca dalam: 1 menit
22