Surat Pembaca

Sudah Melakukan Pelunasan Kartu Kredit Bank Mandiri, Masih Ditagih Lagi melalui Email

Pada pertengahan bulan Januari, saya a.n. Bapak Agus Purnama pemilik kartu kredit Mandiri dengan nomer 4137 **** **** **40 mendapatkan teror dari bagian penagihan Bank Mandiri. Selama satu hari full telepon ke kantor saya dengan kasar dan tanpa berhenti. Tiap telepon, ditutup, telepon lagi, begitu seterusnya. Sampai mengancam “Kalau tidak bayar, Pak Agus bakal mati”.

Kebetulan pada saat itu yang terima telepon adalah manager dan manager tsb juga dikata-katai kasar, didoakan mati kalau tidak menyampaikan pesan dari Bank Mandiri, dan kalau menutup-nutupi Pak Agus.

Karena satu kantor merasa tidak nyaman, sore itu juga (posisi saya masih di luar kota) saya minta tolong saudara saya sebagai perwakilan keluarga saya telepon ke kantor cabang Bank Mandiri Semarang, ketemu dengan Bapak Irfan yang terhormat. Di situ saudara saya negosiasi, sampai keesokan harinya saudara saya dengan itikad baik menemui Bapak Irfan ke kantor Bank Mandiri cabang Gelatik. Di situ disarankan mengajukan kemampuan saya untuk membayar berapa, dari tagihan Rp7 juta sekian.

Keesokan harinya saya ajukan surat permohonan tsb, saya kirim via WA. Tidak sampai 1 jam, surat permohonan keringanan tsb keluar keputusan bahwa pengajuan saya ditolak dan diharuskan melunasi sebesar Rp6 juta. Setelah saya negosiasi untuk tanggal pembayaran, ditetapkan tanggal 28 Januari 2021 harus membayar.

Tepat pada tanggal 28 Januari 2021 saya membayar via ATM Mandiri dan ada bukti transfer saya kirim ke WA Mandiri yang menghubungi saya. Setelah beberapa jam, saya di-WA dan dikabari bahwa surat pelunasan sudah terbit. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa sudah tidak ada penagihan lagi.

Namun pada tanggal 4 Februari 2021 saya mendapatkan email berupa reminder tagihan sebesar Rp7 juta sekian. Yang saya pertanyakan, untuk apa diterbitkan surat pelunasan kalau pada akhirnya ditagih kembali (yang katanya tidak akan mungkin ada penagihan lagi karena sistem sudah online)?

Untuk Bapak Irfan yang saya hormati, saya mau meminta pertanggungjawaban anda soal ini, karena bapak selalu bilang sama saya, dipastikan tidak akan ada lagi orang yang menagih via telepon atau datang dan tidak akan ada email tagihan lagi. Mohon kejelasan dari Bank Mandiri Cabang Gelatik Semarang. Jangan cuma manis di depan saja, karena untuk membayar tagihan Bank Mandiri tsb saya harus menjual motor dan barang lain agar tidak mendapat teror dari pihak kolektor Anda yang sangat-sangat rusak mulutnya.

Saya tunggu klarifikasinya, karena saya sudah WA tapi tidak mendapat tanggapan. Dengan amat terpaksa saya menulis di Media Konsumen ini, karena saya punya bukti-bukti kuat. Saya tunggu itikad baiknya.

Agus Purnama
Semarang, Jawa Tengah

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Belum Ada Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pihak yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Komentar

  • Kalau sudah lunas, sekalian tutup aja kartunya. Jangan gunakan lagi.
    Ini mungkin juga pengaruh dari NPL mandiri yang saat ini sdh tinggi di atas 3 koma sekian persen. Artinya banyak kredit macet di bank ini. Sehingga orng menagih mulai kasar kasar.

    • Kartu sdh diblokir dr pihak mandiri karena sudah menunggak pembayaran lbh dr 3bln dan ditagih tlp ktr scr tdk sopan itu. Dan dr pihak bpk irfan jg sdh ksh info bahwa kartu tdk akan bisa diblokir. Waktu sy komplain via wa jwbnya enteng krn mmg pembayaran saya hanya 6jt dan tagihan 7jt lbh maka ada kekurangan byr di sistem makanya ditagih lg via email. Dan lbh menjengkelkan jwbanya yg penting mandiri sdh keluarkan surat lunas. Saya nulis ini krn dr jwban via wa itu krn jml byr sy tdk sama.dgn jml tagihan makanya di email ttp ditagih krn sy tdk mau kejadian penagihan kasar via tlp ke kantor saya krn sy sdh lapor ke kantor kalau sy sdh melunasi. Sy sdh berusaha menanyakan hal ini malah mendapatkan tanggapan yg seolah2 mengentengkan sedangkan klo ada kolektor naguh kasar aja pihak mandiri tdk mengakui klo itu kolektor pihan mandiri.

  • Sama kasus nya dengan saya :
    - Sudah kirim photo KK yang di potong
    - Membuat surat pernyataan tutup Kartu Kredit dan
    - Terakhir sudah dapat bukti berupa surat Pelunasan Mandiri Kartu Kredit dari Bank Mandiri Medan, tapi tetap di tagih.
    Waktu itu saya telepon Mandiri Medan mereka bilang diamkan saja e-mail tagihan nya nanti otomatis tutup sendiri (itu tahun 2018) tapi sampai saat ini saya masih di tagih lewat e-mail, dengan kalimat "agar terhindar dari daftar kredit bermasalah".