Surat Pembaca

Penipuan Pada Kartu Kredit UOB

Kejadian terjadi pada tanggal 1 Desember 2020. Saat itu telepon berbunyi, kemudian entah kenapa saat itu saya langsung angkat tanpa memeriksa di Google terlebih dahulu. Kemudian setelah saya angkat, ternyata dari pihak UOB yang sempat menelpon pada hari Minggu juga, tapi saya sedang berada di luar dan ditelepon kembali tanggal 1 Desember 2021 hari Selasa.

Penelepon adalah seorang wanita dengan nomor telepon: 021 2918 2943. Awalnya dia konfirmasi terkait hadiah dari pengajuan kartu kredit berupa travel bag, apakah sudah didapatkan? Berhubung marketing yang menawarkan kartu kredit kepada saya berjanji akan memberikan hadiah, saya pun percaya dan menjawabnya belum dapat hadiahnya. Kemudian ditanyalah alamat kantor saya untuk dikirimkan hadiahnya.

Kemudian lanjut ke pertanyaan kartu kredit saya apakah sudah aktif? Saya menjawab “Belum bu”. Kemudian penelepon pun membantu mengaktifkannya. Semakin saya percaya kalau ini benar dari pihak UOB kartu kredit yang sedang mengajukan tawaran kepada nasabahnya. Kemudian mulailah dia memberikan iming-iming atau promo-promo, seperti diskon atas tagihan kartu kredit dan bisa tarik tunai dengan bunga rendah.

Setelah itu saya diminta menunggu oleh penelepon itu dan kemudian dia info “Untuk mendapatkan promonya, ibu sebutkan kode antri yang ada di kartu ya bu, seperti kode aktivasi kartu kredit yang sebelumnya”. Kemudian saya terkecoh dengan bahasa kode antri tersebut dan saya memberikannya. Kemudian setelah itu dia meminta kode lagi yang ada di SMS untuk mengetahui jumlah maksimal yang akan mendapatkan diskon.

Tanpa sadar saya masih memberikannya, sampai saya kaget menerima notifikasi transaksi 15 juta tercatat di JD.ID. Penelepon bilang itu adalah batas maksimal dan JD.ID salah satu merchant yang mewakili online shop lainnya. Saya mulai curiga dan saat saya melihat kalimat “HATI-HATI JANGAN BERIKAN KODE INI KE SIAPAPUN ATAU PIHAK BANK”. Saya langsung kaget dan matikan telepon.

Saya sedih sekali, kenapa bisa-bisanya saya tidak sadar. Kemudian saya berpikir, apakah itu kebetulan penipunya dapat saya dan dia mengatakan kondisinya sesuai dengan keadaan saya? Seperti dia tahu saya baru apply, dia tahu nomor kartu kredit saya, dia tahu masa expire kartu saya. Kemudian ternyata setelah saya blokir kartu dan ganti kartu lagi (yang baru dikirimkan kembali oleh pihak UOB), selang 1 hari saya menerimanya, ditelepon kembali oleh penipu dan berkata “Halo Ibu, Apakah kartu barunya sudah diterima kembali Ibu?”. Sontak saya kaget. Ini bukan kebetulan namanya, kok dia bisa tahu saya sudah dapat kartu baru?

Saya benar-benar kecewa dengan Bank UOB karena keamanannya kurang terjaga. Saya sudah lakukan investigasi ke Pihak Bank UOB, kemudian menunggu 3 bulan dan hasilnya tetap saya yang menanggung. Saat ini saya sedang mengajukan keringanan untuk diubah cicilan, karena saya tidak mampu membayar langsung.

Kemudian ada lagi telepon dari nomor 021 2926 4600 yang mengaku kembali dari pihak UOB yang memberi info terkait pengajuan keringanan pada tagihan penipuan saya. Kemudian setelah ditelepon saya cek Google atas nomor ini ada beberapa review yang buruk. Kemudian saya tanya lewat aplikasi TMRW, dikatakan tidak ada nomor telepon terkait. Namun saya cek, saya pernah tanya ke Facebook UOB terkait penipuan ini dan saya akan ditelepon, yang menelpon saya adalah nomor 021-2926-4600. Benar-benar aneh memang ini UOB.

Tolong UOB, kalau UOB bank yang membantu nasabahnya, tolong dibantu atas kerugian yang menimpa saya ini agar tidak dibebankan kepada saya semuanya. Karena saya pun jadi curiga dengan orang-orang yang ada di dalam Bank UOB.

Terima kasih.

Widya Darman
Jakarta Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan Bank UOB Indonesia atas Surat Ibu Widya Darman

Dengan hormat, Terima kasih atas perhatian Mediakonsumen.com kepada PT Bank UOB Indonesia melalui surat pembaca yang disampaikan oleh Ibu Widya...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Saya turut perihatin atas masalah yang menimpa bapak. Sebaiknya kedepan lebih berhati hati terutama dengan OTP. Jangan sampai diberi tahu ke orang lain apapun alasannya. Untuk kasus ini sepertinya UOB mustahil menyetujui jika bapak menyanggah transaksi itu karena di sms OTP ada notif agar tidak diberi tahu orang lain. Kalau untuk diubah menjadi cicilan kemungkinan bisa sebagai keringanan. Lain cerita kalau ada transaksi tapi kita tidak menerima OTP, kemungkinan untuk tidak dibebankan ke kita sangat besar karena saya pernah menyanggah transaksi yang tidak pernah saya lakukan dan memang tidak ada OTP yang saya terima. Akhirnya saya dibebaskan dari transaksi tersebut setelah mengirim surat pernyataan sanggahan. Prosesnya memang 3 bulan tapi bisa lebih cepat tergantung kasusnya. Kedepannya hati hati jaga OTP, jangan mau pengajuan kartu kredit via whatsapp, via telp yang bukan fix line. Terlalu bahaya jika dokumen dibagi disitu. Lebih aman pengajuan di mall mall atau online.

  • Memang ada unsur kelalaian nasabah yg memberikan OTP ke penipu. Tapi OTP aja tanpa tahu nomor kartu, nomor CVV dll, tidak mungkin bisa transaksi. Pertanyaannya dari mana si penipu dapat data2 tsb?

    Ada satu keanehan lagi, penipu tsb mengaktifkan nomor PIN kartu sebelum melakukan transaksi fraud. Pihak bank tinggal cek aja, PIN-nya diaktifkan melalui call center, aplikasi, atau apa? Tolong audit lagi sistem dan orang2 yg handle bagian kartu kreditnya. Ngeri juga kalo data2 nasabah (dia tahu nomor telepon nasabah dan pengiriman kartu kredit pengganti) bisa bocor kek gini. ?

    • Anehnya lagi ya coba cek no 021 2926 4600 di Tellows, review no telp ada yang diminta security code padahal itu no bank UOB setelah saya mendapatkan balesan langsung dari email UOBCare nya juga. Slogannya akan melindungi nasabahnya mana? aduhhh buat kalian yg baca jgn pernah mengngkat telpon dri bank, dll kecuali telpon dari HRD perusahaan dan anda sedang mencari pekerjaan. Kalau dr bank langsung matiin saja.

  • Lebih aman ad. Kalau kita ada urusan sm bank, kita yg menghubungi bank dg no. Yg sudah jelas. Tidak menerima tlp dr no. Gak disave di hp kita ( saya sdh lama gak mau terima tlp dr no. Lain yg gak jelas. Kalo ada no. Baru teman/ klrg sy minta sms ato wa dulu) mengaktifkan kk bisa melalui sms ato hub. Lgs ke call center.. apalg urusan dg bank itu kl ada masalah repot sekali menguras waktu & energi...

  • saya juga pernah mengalami upaya penipuan yang serupa (bank UOB dan M*****da)
    pasti ada oknum & kebocoran sistem keamanan data di bank2 tersebut.

  • Ini mah orang dalam juga,masa tau semuanya,kayaknya bukan kebetulan bu,saya juga pernah hampir kena tipu,tapi dari bank BRI,saya ditelpon hampir 1 jam,tau nama asli saya,tau alamat saya,semuanya di sebutkan dengan detail,tp pas dia nanya no KTP saya langsung curiga,setelah itu saya tanya ke satpam bri esok harinya,kata satpam untung saya tidak menyebutkan no ktp,coba klu saya sebutin........entahlah,tau rekening habis/buat pinjaman uang,skrng klu ada telpon masalah bank saya bilang salah sambung(tutup telpon)

  • Jamn sekarang semua serba susah, makin banyak oknum-oknum dalam bank yg semakin berani dan liar dalam mengakses data nasabah kemudian melakukan penipuan.
    Dan celakanya pihak management bank terkesan tutup mata. Di luar negeri kebijakan kartu kredit lebih memihak konsumen. Ada sanggahan, ada bukti, langsung dibatalkan/dana kembali.
    Kalau di sini sebodo amat, tidak peduli.

    • wahh di luar negeri bagus dong ya pak. Kalau transaksi bukan punya dia meski sudah memberikan kode tetap dikembalikan. Lebih memihak ke konsumen ini namanya gak cuma slogan aja.

  • Kalau banyak yang mengalami seperti ini saya akan mencoba untuk sampaikan kepada lembaga2 yang bersangkutan karena ini tidak bisa cuma masyarakat yang harus berhati-hati, tetapi harusnya pihak kepolisian bagian cyber harus mencari cara agar kejahatan cyber ini tidak terjadi lagi atau berkurang, harusnya nomor2 yang kita laporkan dari penipuan ini ditindaklanjuti jangan malah dibiarin aja gitu, sebenernya ini kan membantu pihak bank atau pihak polisi untuk bisa menangani kejahatan ini dengan kita melaporkan seperti ini.