Penagihan Debt Collector Bank Mega Membuat Saya Kehilangan Rekan Bisnis

Dear Team Media Konsumen,

Saya ingin menceritakan pengalaman buruk saya selama menggunakan CC Bank Mega. Saya sangat menyesal pernah menjadi nasabah Bank Mega.

Dulu ketika kerja di jakarta, saya menggunakan 2 CC Bank Mega. 1 Carrefour dan 1 yang Gold. Hingga pada akhirnya saya terkena musibah bahwa saya sakit gagal ginjal dan harus kehilangan pekerjaan saya. Dari situ saya sadar diri sudah tidak ada pendapatan. Saya melunasi CC Mega Carrefour dan menutupnya. Sehingga saya hanya tinggal menggunakan 1 CC Gold Mega.

Dalam kondisi sakit saya masih berusaha dengan memulai jualan, dan saya masih menggunakan CC Gold Mega saya dan masih membayar. Hingga terjadilah pandemi covid-19, jualan saya sepi dan jauh sekali hingga saya tidak mampu lagi membayar cicilan CC Mega Gold saya. Saat itu juga saya mengirimkan e-mail kepada Bank Mega menyatakan untuk saat ini saya BELUM MAMPU BAYAR hingga kondisi ekonomi stabil. Saya bilang BELUM MAMPU BAYAR, bukan TIDAK AKAN BAYAR.

Setahun kemudian, dalam setahun kondisi sakit, pandemi, tidak punya pekerjaan dan pendapatan. Saya mendapatkan kesempatan bisnis, dimana saya ditawari tempat jualan di dekat sebuah hotel. Dan hotel berlangganan mengambil/membeli makanan untuk sarapan tamu mereka dari kedai saya.

Tapi baru beberapa bulan, saya mendapat telpon dan WA dari seorang debt collector yang mengaku bernama Alex, tapi dia tidak pernah benar-benar memberi informasi atau kartu tanda pengenal atau kartu pegawainya. Sejak dia menghubungi saya mulai dari bulan maret hinggal April 2021 saya mendapatkan terror dan ancaman.

Dengan kronologi sbb:

Dia meminta saya untuk melunasi semua tagihan saya hari itu juga. Dia telepon bagian hotel terus menerus, bahkan membentak dan mengancam manager hotel. Dengan bilang bahwa pimpinan hotel harus bertanggung jawab dan membayar hutang saya.

Padahal dalam etika menagih hutang ada poin “dilarang menagih pada yang bukan selain pemegang kartu”

Dari semua etika penagihan hutang debt collector Bank Mega melanggar semua poin itu. Dia mengancam akan terus mengganggu saya, dan akan membuat saya kehilangan pekerjaan.

Saya punya semua bukti WA nya ancaman dia, penekanan dia, dan hinaan dia.

Ancaman mengganggu hingga saya kehilangan pekerjaan
Ancaman mengganggu hingga saya kehilangan pekerjaan

Yang saya sesalkan pihak hotel terpengaruh dengan teror debt collector ini sehingga hubungan bisnis kami renggang.

Terus apakah saya tidak membayar hutang? Selama Bulan Maret saya mencicil dan berhasil membayar 3,6 juta. Saya meminta keringanan dan berjanji dalam 3 bulan hutang saya lunasi. Tapi dia beralasan sudah setting hanya boleh 2 bulan. Saya ngalah dan bilang saya usahakan. Dia terus-terusan meneror.

Hingga bulan April saya masih berusaha bayar. Limit CC saya 5 juta. Hingga bulan April ini pembayaran saya mungkin sudah sampai 5 juta. Tinggal bunganya 2,6 juta. Ya ampun diatas 50%! Saya mau meminta discount atau keringanan bunga sulit sekali. Bahkan minta tenggang waktu 1 bulan saja gak bisa.

Kenapa April ini pembayaran saya tidak seperti bulan Maret. Bulan April ini masih pandemi, bulan puasa juga. Saya sudah kehabisan kata-kata buat menjelaskan nya. Saya akan kirim e-mail ke tim redaksi untuk detail dan bukti-bukti SS.

Encep Nurjayana
Majalengka – Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Bank Mega atas Surat Bapak Encep Nurjayana

Kepada Yth. Redaksi mediakonsumen.com Sehubungan dengan surat Bapak Encep Nurjayana yang disampaikan melalui mediakonsumen.com pada Hari Jumat, Tanggal 30 April...
Baca Selengkapnya

23 komentar untuk “Penagihan Debt Collector Bank Mega Membuat Saya Kehilangan Rekan Bisnis

  • 1 Mei 2021 - (00:45 WIB)
    Permalink

    Sabar bang..banyak2 berdoa agar dapar kemudahan serta solusi dari masalah abang..kasian juga sampai rekan bisnis di hubungi gimana nasabahnya mau bayar utang..

    12
    • 3 April 2022 - (13:42 WIB)
      Permalink

      Saya sudah melunasinya sesuai Kesepakanan diberi waktu 2Bln. Alhmdulillah Surat lunas nya juga sudah ada. Cuma heran aja sekelas bank mega gitu kerja sama dengan debcolletornya preman gitu, saya sudah kehilangan rekan bisnis saya. Sudah gak melayani tamu hotel lagi.

  • 1 Mei 2021 - (02:05 WIB)
    Permalink

    “Dari situ saya sadar diri sudah tidak ada pendapatan. Saya melunasi CC Mega Carrefour dan menutupnya. Sehingga saya hanya tinggal menggunakan 1 CC Gold Mega”.

    Ini disebut “The Butterfly Effect”, kalau saja saat itu Anda juga melunasi dan menutup CC Gold Mega selagi mampu, maka ini tidak akan terjadi.

    Ini tidak ada cara lain selain dilunasi, entah pinjam talangan ke siapa pun asal jangan ke rentenir.

    6
    9
    • 1 Mei 2021 - (18:08 WIB)
      Permalink

      sy hanya bs bnt doa smga cepat ada jln keluar ya.. tetap semangat semakin kita lemah akan mengurangi produktivitas kita.. krn sy juga skrg mungkin tdk jauh beda dgn anda.. sabar aja.. msh ada masa depan yg lbh cerah

  • 1 Mei 2021 - (22:23 WIB)
    Permalink

    Jika anda sdh kehilangan pekerjaan,..d karenakan teror dri bank tersbt,..ya..gk usah di bayar,..lgi pula hal tersebut bsa d kategorikan perbuatan tidak menyenangkan,..laporkan jika anda merasa d ganggu dan d intimidasi,.aplgi d permalukan d depan publik atau suatu instansi

    • 3 April 2022 - (13:46 WIB)
      Permalink

      Sudah dilunasi Pak sesuai kesepakatan diberi waktu 2bln. Surat lunas sudah saya terima. Tadinya saya berniat melaporken ke pihak berwajib tapi saya mikirnya pasti pakai dana2 lagi. Sudah lunas aja alhamdulillah… Kelakuan debcollector itu saya Maafkan biar Tuhan yg bales mudah2ana anak cucu atau orang tua, sodara dan keluarganya terkena sakit gagal ginjal juga, dan di hilangkan pekerjaanya juga disempitkan pintu rejekinya. Karena dia sudah menghilangkan jalan saya mencari rejeki.

      • 19 November 2022 - (05:54 WIB)
        Permalink

        Saya setuju dgn komentar ini nih dan saya yakin dgn pihak kolektor yg baca ini akan menjadi hantu di kemudian hari. Aamiin … Semoga doa bapak dikabulkan

  • 2 Mei 2021 - (08:32 WIB)
    Permalink

    Sudahlah menyerah saja… Jangan dibayar jika tidak mampu… Bilang aja saya nyerah gitu… Terserah mau bagaimana juga…

    • 3 April 2022 - (13:50 WIB)
      Permalink

      Sudah dibayar pak dan dilunasi, Tepat 2bln sesuai kesepakatan. Cumasi debtcollectornya gak sabar dan ngancam2, padahal sudah saya jelaskan. Mas tenang aja, yang penting 2 bilan Lunas sesuai kesepakatan. Kalau saya 2 bulan tidak melunasi atau lewat 1 hari baru saya ditagih lagi. Ini lagi proses terus dibayar loh. Malah bikin kacau saya jadi kehilangan rekan bisnis. Ya kalau saya gak ada usaha gimana mau bayar hutang ke kalian? Pokonya kapok dan gak bakal recommendasikan bank mega ke sidara atau rekan bisnis.

  • 3 Mei 2021 - (14:17 WIB)
    Permalink

    jahat bgt ya mega…
    saya juga demikian. saya mempunyai cc mega yg tertunggak, pas di awal puasa, dimana kita baru berbuka,.fc datang ke rumah. saya menceritakan keadaan keuangan kami, dan solusi yg sedang kami upayakan yaitu menjual asset rumah (krna hutang kami bukan hanya di mega) dan proses penjualan rumah kami sudah masuk dalam tahap validasi pajak oleh notaris. kami tidak berjanji apa2,.krna dr sisi notarispun sedang mengusahakan proses berjalan cepat krna BPN kan WFH dan terhalang libur lebaran dan pelarangan mudik (krna asset yg d jual berada di luar kota) si FC meminta itikad baik kami untuk membayar dulu 500rb, pada saat itupun kami tidak menjanjikan krna memang kami tidak mempunyai dana lebih selain untuk sehari2 tentunya. namun, ketika akhir bulan suami mendapatkan THR prorate satu bulan gajinya (krna memang baru pindah kerja/kantor lamanya bangkrut) kami bayar lah seadanya 400rb ke kartu mega saya. dan luarr biasa memang si fc yg bernama mario2 itu entah siapa aslinya saya lupa namanya…malah menganggap saya mengulur2 waktu untuk pelunasan, pdhl saya tdk pernah berjanji apapun di hadapan beliau untuk KAPAN melakukan pelunasan. saya hanya menceritakan akan segera melunasi apabila semua proses jual beli telah selesai, dan saya akan datang langsung ke bank mega kuningan. rasanya sedih sekali, uang 400rb sbg itikad baik tidak dianggap beliau. padahal kalo lah proses jual beli rumah itu bs segera selesai buat apa kami mengulur ulur waktu buat melunasi riba kami. sungguh jahat bank mega.

    • 3 April 2022 - (13:54 WIB)
      Permalink

      Saya kan bekerja sama dengan hotel itu, otomatis ikut mempromosikan supaya hotel itu ramai pengunjung. Agar saya pun pemasukanya. Nah dia stalking dari sosmed yang nge tag saya.

  • 6 Mei 2021 - (19:30 WIB)
    Permalink

    itu bank mega mmg terkenal paling jahanam sih…., usahakan saja tutup kartu nya, minta dihapus denda dan bunga, dan minta diskon 50% kalo ada rekam medis bisa 60%…., bank mega collection dan DC brengsek2

  • 7 Mei 2021 - (16:09 WIB)
    Permalink

    Samaa … Sampai skrg aku malah susha dpt kerja .. Karena mereka kalo trlp2 dan kirim WA harus lgs dijawab … Sampai2 nilai performa saya tidak pernah bagus dan saya tidak pernah jadi karyawan, mentok2 hanya 3 bulan percobaan doang … Lama2 memang saya nda ada uang utk bayar … Mau gimana lagi … Orang mereka yg buat saya nda dpt kerja …

  • 7 Mei 2021 - (16:56 WIB)
    Permalink

    Kronologinya hampir sama tetapi saya yang di telepon pada saat itu, saya tidak kenal dengan kakak dari teman saya tetapi kenapa saya yang di teror seakan-akan saya yang berhutang.

    Sampai pada akhirnya saya blok nomor yang tlp tetapi masih ada nomor lain yang menelpon saya, sangat menggangu pekerjaan saya karena saya harus menelpon atau menerima telepon dari client.

    saya sudah 2 kali lapor masalah ini ke OJK tetapi tidak ada perubahan sama sekali, saya bingung kenapa bank mega malah telepon ke saya bukan ke pemilik hutangnya.

  • 12 September 2021 - (14:13 WIB)
    Permalink

    Saya dengan ibu Siti…jujur saya merasa resah Minggu kemarin saya dpt tagihan dari colector bank Mega sampe tlp ke kantor saya dan saya di panggil HRD karena menepol berxx dan sangat menggangu pekerjaan orang lain..bahkan sampei tlp ke orang Jepang tmpat saya bekerja sangat tidak sopan… padahal saya sudah ada itikad baik untuk membayar dan mereka menyuruh bayar paksa dan harus lunas… mereka tlp saya terus ke kantor sampai saya di panggil HRD dan satu kantor tahu klo saya ada hutang bikin malu dan resah… padahal saya dan suami sudah terima kontak mereka tp pihak kantor dan orang lapangan bilng ke kantor saya klo saya TDK bisa di hubungi dan memblokir nomor mereka…saat suami di tlp dan depcolector minta ketemu dia tidak datang tp justru malah tlp ke PT saya terus menerus dan mengancam akan tlp ke orang Jepang nya.. padahal ini hutang saya bukan hutang perusahaan dan pihak lapangan tahu rmh saya dan sudah DTG
    ..OJK tp penagihan nya sangat mengganggu dan meresahkan…. colector bernama Charlie… Tolong klo bisa penagihan jgn seperti itu…sangat menggangu orang lain …mohon respon nya.. terima kasih

  • 19 November 2022 - (05:49 WIB)
    Permalink

    Salam kenal utk kang Encep N dari majalengka.
    Kebetulan kasus anda hampir sama dgn kasus yg saya alami, meskipun sy dan istri kehilangan pekerjaan atas ulah debt collector dari bank Mega, sy alhamdulillah bisa tenang dan tidak panik. Kenapa demikian?

    Saya kebetulan kerja di sebuah bank terkenal diatas mega, sedikit banyaknya saya paham SOP kolektor. Itulah yg membuat saya tenang, pasalnya kolektor yg menghubungi nasabah dgn cara bar bar itu adalah perusahaan vendor yg ditunjuk bank mega. Pikir simple sy adalah ga perlu dipikirkan berlarut larut apalagi sampai anda sakit karena ulah kolektor eksternal ini. Terima apapun yg terjadi kepada anda.
    Saran saya kepada bapak Encep, mulailah dgn usaha baru, kumpulkam semua bukti teror itu, abaikan segala urusan dgn bank mega maupun utusan (kolektornya). Bukti anda cukup kuat dgn adanya itikad baik membayar namun anda dihancurkan oleh tindak tanduk kolektor mega ini, jadikan kondisi dan bukti ini untuk anda menjadi status korban dari managemen buruk kolektor mega.

 Apa Komentar Anda mengenai Bank Mega?

Ada 23 komentar sampai saat ini..

Penagihan Debt Collector Bank Mega Membuat Saya Kehilangan Rekan Bisni…

oleh Encep Nurjayana dibaca dalam: 2 menit
23