Surat Pembaca

Transfer Melalui Aplikasi DANA, Sampai Sekarang Status Masih Pending

Pada tanggal 31 Mei 2021, saya melakukan transfer melalui aplikasi DANA ke Rekening BCA. Namun tidak seperti biasanya, saat itu status pending. Sampai akhirnya saya melakukan pelaporan melalui email ke help@dana.id, kemudian diberi nomer tiket: 7846104,

Namun saya merasa tidak puas karena hanya diberi nomer tiket. Akhirnya saya melakukan pelaporan melalui WA DANA Care, dan diberi nomer tiket baru dengan nomer: 2168938 dan dijelaskan untuk prosesnya estimasi 5×24 jam hari kerja.

Saya tunggu sampai dengan tanggal 7 Juni 2021, statusnya masih saja pending. Hingga saya telepon customer service DANA dan hanya diberi nomer pelaporan kembali dengan nomer: 7862951. Sampai saat ini artikel ini saya tulis, status transfer saya masih pending.

Tolong pihak DANA agar memproses pelaporan saya. Jujur saya sudah sejak lama menggunakan DANA dan sering mengendapkan uang saya di sana untuk keperluan pembayaran BPJS, internet dll. Namun sekarang dibuat kecewa oleh kejadian ini.

Engga Mela Permata
Bogor, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Bagikan

Tanggapan Atas Surat Pembaca Ini

Tanggapan DANA terhadap Keluhan Ibu Engga Mela Permata

Kepada Yth. Redaksi Media Konsumen Di Tempat Perihal: Tanggapan terhadap Keluhan Ibu Engga Mela Permata di Media Konsumen, “Transfer Melalui...
Baca Selengkapnya

Komentar

  • Merasa berdosa gak sih, kalau apa apa yang di larang agama, tidak boleh dilakukan, eh malah dilakukan, bahkan diperjuangkan agar nyaman?

    Sudah jelas, semua dompet digital dilarang agama karena Riba’. Banyak ulama yang menjelaskan hal itu, ditulisan online, bahkan pada seminar tatap muka. Kurang apalagi?

    Beda harga sedikit tapi Riba’. Bisa hemat sedikit tapi Riba’, tidak berkah.

    Agama melarang itu demi menyelamatkanmu, melindungimu, agar terhindar dari kerugian seperti kasus ini.

    Prinsip Riba’ di dompet digital sudah jelas.

    Umpamanya:
    1. Saya tinggal di desa, di desa saya warganya berjumlah 500 orang.

    2. Saya mengajak mereka menaruh uang pada saya masing masing sebanyak 1 juta saja.

    3. Terkumpul deh 500 Juta.

    4. Uang itu tidak saya taruh dirumah, tapi saya simpan di Bank. Saya simpan atas nama saya sendiri. Atas nama satu orang, yaitu saya sendiri.

    5. Bank hanya tahu bahwa uang 500 juta itu uang saya sendiri, dan bank memberikan bunga pada saya.

    6. Saya membuat aplikasi Dompet Digital dengan bantuan programmer (lulusan SMK sudah bisa buatnya).

    7. Saya mendatangi warung warung yang ada disekitar desa saya. Warung sembako, warung tradisional, anggap saja semua tempat belanja di desa itu.

    8. Saya bilang pada setiap yang punya warung.

    Saya : Pak, nanti kalau ada orang yang belanja di warung ini, trus menyebut nama saya, maka harga barang yang bapak jual di diskon ya pak jadi 80% !!!!

    Penjual warung : Maksudnya gimana pak? Saya kan tidak sedang diskon!!! Kok bapak ngatur saya?

    Saya : Tenang aja pak!!! 20% nya lagi, saya yang akan bayar. Jadi bapak tetap dapat bayaran 100%. Ini biar seolah olah nama saya sangat bermanfaat. Bisa membuat murah semua harga transaksi. Nantinya warung bapak juga akan laris manis karena warga disini akan saya beritahu agar mereka belanja disini. Nanti warung bapak saya kasih foto saya ya pak. Mereka akan bayar pakai Aplikasi pak. Nanti bapak juga akan saya daftarin di Aplikasi ya pak.

    Penjual warung : Oh gitu pak, oke deh.

    9. Saya membayar kekurangan 20% itu memakai Bunga Bank.

    10. Agar tabungan saya 500 juta selalu stabil, saya menyarankan agar setiap warga desa untuk rajin Top Up.

    Dari sini jelas, setiap warga hanya taruh uang 1 juta tapi mendapat manfaat Bunga Bank setara tabungan 500 Juta.

    11. Apakah Bank tidak rugi membayar bunga saya? Tidak. Bank malah untung juga. Uang 500 juta itu di pinjamkan pada Cukong. Cukong itu bisnis Pinjol. Nasabah pinjol teriak tercekik karena bunganya selangit tapi warga saya kesenangan karena belanja lebih murah.

    • please pak, kalo tidak bisa membantu, sebaiknya ga usah komen.
      ini mediakonsumen, bukan situs agama/rohani.

      • bukannya dia membantu kesehatan iman orang tersebut?
        kalau sesuatu bukan sesuai mau mu / suka mu bukan berarti hal tersebut salah.

        emang komen km yang ini membantu apa? ini situs media konsumen bukan situs komenin komen orang lain saja, kalo tidak bisa membantu ya diem saja, ga usah komen

        tuh, suka digitu in? ya bebas kan orang mau komen apa, aneh

        • sah2 saja situ bilang gitu. sy gapapa, no problem sama sekali.
          sy hanya memosisikan diri sbg pembuat surat.
          sedang galau menunggu uang masuk, tapi komentar yg didapat penceramah agama.
          useless banget sih itu. mending kalo ga bisa membantu, diam lebih baik.
          sy perhatikan pengguna dgn nama Umur selalu komentar seperti ini di setiap topik uang digital. shame on you

    • Pengguna aplikasi sebanyak 6 juta orang. Setiap orang memiliki saldo 100 ribu saja. Sudah 600 Miliar.

      Belum lagi banyak akun yang dibekukan. Akun penipu, akun yang penggunanya lupa cara login, dll. Itu duitnya masih ada dan masih mengendap.

      Satu orang Ada yang Top Up sampai 10 Juta. Berapa triliuan Uangnya. Berapa Miliar Bunganya. Riba’ yang Dahsyat Banget.